Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BAKTERIOLOGI KLINIK

INFEKSI SALURAN KEMIH

( Klebsiella,Proteus, Pseudomonas aeroginosa )

Dosen pengampu : Maria Tuntun Siregar, S.Pd.,M.Biomed

Disusun oleh :

Alfitriana Khoirunnisa / 1913453007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini . Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah bakteriologi klinik tepat waktu.

Makalah bakteriologi klinik disusun guna memenuhi tugas Ibu Maria tuntun Siregar,S.Pd.,M.
Biomed pada bidang studi Bakteriologi Klinik di Poltekkes Tanjung Karang.Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata kuliah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bandarlampung. 4 Desember 2020

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar …………………………………………………………

Daftar Pustaka …………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..

1.1. Latar Belakang ……………………………………………….


1.2. Rumusan Makalah ……………………………………………
1.3. Tujuan Makalah ………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………..

2.1. Klebsiella ………………………………………………...


2.2. Proteus …………………………………………………….
2.3. Pseudomonaas auroginosa ………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………..

1.1. Kesimpulan………………………………………………………
1.2. Saran…………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita. Infeksi ini biasanya
terjadi pada kandung kemih atau uretra, sedangkan infeksi yang lebih serius
memengaruhi ginjal. Infeksi kandung kemih dapat menyebabkan nyeri panggul,
meningkatkan dorongan buang air kecil, nyeri saat buang air kecil, dan ada darah
dalam urine. Infeksi ginjal dapat menyebabkan sakit punggung, mual, muntah, dan
demam. Penanganan yang umum adalah dengan antibiotik. Perempuan menjadi lebih
rentan karena memiliki saluran kemih (urethra) yang relatif lebih pendek
dibandingkan pria. Bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi saluran kemih
adalah E. coli, sedangkan jenis bakteri lainnya meliputi Klebsiella, Pseudomonas, dan
Proteus.

Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar
luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada
yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan makhluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme
uniseluler dan prokariot serta umumnya Tidak memiliki klorofil dan berukuran renik
atau mikroskopik.

Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu


terlihat dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan
menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian.
Mikroorganisme juga dapat mencemari makanan dan menimbulkan perubahan-
perubahan kimiawi di dalamnya, membuat makanan tersebut tidak dapat dikonsumsi
atau bahkan beracun.
Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia
maka dilakukan suatu langkah Identifikasi dan isolasi terhadap spesimen yang
diperoleh dari tubuh manusia yang didiagnosa terinvasi oleh bakteri. Spesimen yang
biasa digunakan sebagai bahan pemeriksaan dapat berupa sputum, feses, urine, dan
sisa-sisa bahan makanan, eksudat atau pus dari abses, dan darah.
2.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi bakteri Klebsiella .
2. Mengidentifikasi bakteri Proteus.
3. Mengidentifikasi bakteri Pseudomonas auroginosa.

3.3. TUJUAN MAKALAH


1. Agar dapat mengetahui dan memahami cirri dan sifat bakteri Klebsiella.
2. Agar dapat mengetahui dan memahami cirri dan sifat bakteri Proteus.
3. Agar dapat mengetahui dan memahami cirri dan sifat bakteri Pseudomonas
auroginosa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KLEBSIELLA
Klebsiella pneumonia adalah salah satu bakteri yang termasuk gram negatif,
bakteri yang non motil, fakultatif Anaerob, melakukan fermentasi laktosa dan tidak
tertutup oleh selubung, memiliki polisakarida yang besar, biasanya memberi hasil
positif pada tes dekarboksilase lisin dan sitrat. Koloni klebsiella besar sangat mukoid
dan cenderung bersatu bila lama dieramkan. Bakteri ini berasal dari famili
enterobacteriaceae. Pertama kali diteliti dan diberi nama oleh bakteriologist Jerman
yang bernama Edwin Klebs (1834-1913).
Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini antara lain adalah
bronkopneumoniae dan pneumonia bakteri gram negatif. Klebsiella Pneumonia
terdapat dalam saluran nafas dan feses sekitar 5% orang normal dan dapat
menyebabkan Pneumonia bakterial. Morfologi khas dari klebsiella dapat dilihat
pertumbuhan padat invitro tetapi morfologinya sangat bervariasi dalam bahan klinik.
Biasanya klebsiella simpai nya besar dan teratur.
Anggota dari genus klebsiella memiliki struktur antigen yang kompleks. Lebih
khususnya, jenis klebsiella memiliki dua tipe antigen pada permukaan sel titik yang
pertama adalah antigen O yang merupakan bagian terluar dari lipopolisakarida
dinding sel dan terdiri atas unit polisakarida yang berulang. Beberapa polisakarida o-
spesifik mengandung gula yang unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alkohol
yang biasanya dideteksi dengan aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O
terutama adalah IgM. Yang kedua adalah antigen K. Antigen K ini berada diluar
antigen O dan merupakan suatu kapsular polisakarida. Antigen K dapat mengganggu
aglutinasi melalui antiserum O dan berhubungan dengan virulensi. Klebsiella
mempunyai simpai besar yang terdiri atas polisakarida (antigen K) yang menutupi
antigen somatic (O atau H) dan dapat dikenal dengan pembengkakan simpai melalui
tes pembengkakan simpai dengan antiserum khusus. Infeksi pada saluran napas
manusia disebabkan terutama oleh jenis simpai 1 dan 2, pada saluran kemih terutama
disebabkan oleh jenis simpai 8,9, 10, dan 24.
KLASIFIKASI
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Spesies : Klebsiella pneumonia

SIFAT PERTUMBUHAN BAKTERI


1. Morfologi secara mikroskopis
a. Pewarnaan : Gram
b. Bentuk : Basil
c. Warna : Merah
d. Susunan : Menyebar
e. Gram : Negatif (-)
2. Sifat pertumbuhan Klebsiella pneumonia pada media agar plate
a. Media blood agar plate : koloni besar, berwarna abu abu, smooth,
cembung, mucoid atau tidak, anhemolisa.

b. Media Mac Conccey : koloni besar, smooth, mucoid, cembung,


berwarna merah muda – merah bata.

c. Media Eosin Methylen Blue : koloni besar, smooth, keeping,


cembung,sedikit mengkilat seperti logam.
d. Media Endo Agar : koloni besar, smooth, keeping,
cembung , berwarna merah muda – rose.

3. Sifat pertumbuhan Klebsiella pneumonia pada media biokimia


a. Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Pertumbuhan bakteri pada media TSIA
L/D : K/K
Bakteri mampu memfermentasi glukosa, lactose, dan maltosa
Gas : Negatif (-)
Bakteri tidak menfermentasi H2 dan CO2
H2S : Negatif (-)
Bakteri tidak dapat menguraikan asam amino yang mengandung sulfur.
b. Media SIM ( Sulfur Indole Motility )
H2S : Negatif (-)
Bakteri tidak mampu melepaskan H2S (oleh kerja enzim ) dari
suatu asam amino yang mengandung belerang.
Indole : Negatif ( -)
Bakteri tidak menghasilkan indole dari triptofan sebagai
sumber karbon.
Motility : Negatif (-)
Bakteri tidak bergerak karena tidak memiliki flagel.

c. Media Simmon Cytrat


Memiliki hasil : Positif (+ )
Bakteri dapat menggunakan cytrat sebagai sumber
karbon untuk metabolisme dengan menghasilkan pH
basa.
d. Media Urea
Memiliki hasil : (+) lambat
Bakteri mampu memecah urea dengan membentuk dua
molekul ammonia dengan keaktifan enzim urease akan
tetapi dengan waktu yang cukup lama.

e. Media MrVp ( Methyl Red Voges Proskauer)


Mr : (+/-)
Jika positif bakteri mampu menghasilkan dan mempertahakan hasil
akhir asam yang stabil dari hasil fermentasi glukosa dan mengatasi
system buffer dari perbenihan. Dan sebaliknya jika hasil negatif.

Vp : (+)

Bakteri mampu menghasilkan produk akhir yang netral ( asetif


methyl karbinol ) dari fermentasi glukosa.
f. Media gula – gula
- Glukosa : Positif/gas (+/g)
Bakteri dapat menfermentasi glukosa dan membentuk
asam ditandai dengan terbentuknya gas.
- Laktosa : Positif (+)
Bakteri dapat menfermentasi glukosa dan tidak dapat
membentuk asam
- Maltosa : Positif (+)
Bakteri dapat menfermentasi glukosa dan tidak dapat
membentuk asam
- Manitol : Positif (+)
Bakteri dapat menfermentasi glukosa dan tidak dapat
membentuk asam
- Sukrosa : Positif (+)
Bakteri dapat menfermentasi glukosa dan tidak dapat
membentuk asam
2.2. PROTEUS

Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu


terlihat dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan , tumbuhan , dan
menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian.
Mikroorganisme juga dapat mencemari makanan, dan menimbulkan perubahan
perubahan kimiawi di dalamnya, membuat makanan tersebut tidak dapat dikonsumsi
atau bahkan beracun.

Kuman yang termasuk jenis proteus tumbuh secara aerob berbentuk batang
pendek atau panjang berpasangan atau berantai yang bersifat gram negatif (mengikat
warna merah dari fuchsin) , ada yang coccobacilli, polymorph, tidak mempunyai
spora, tidak berkapsul serta bergerak aktif dengan flagela pertrika.

Proteus ini terdapat di alam bebas seperti air, sampah, dan tinja (Proteus
vulgaris). Proteus sp menimbulkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri keluar
dari saluran cerna. Organisme ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan
menimbulkan bakteremia, pneumonia, dan infeksi fokal pada pasien yang lemah atau
pada pasien menerima infus intravena. Proteus marganii dan protein rettgeri dapat
menyebabkan infeksi nosokomial (hospital-ecquired) dan Proteus morganii
menyebabkan diare pada anak-anak terutama di musim panas spesies proteus
menyebabkan infeksi pada manusia ketika bakteri meninggalkan saluran usus. Mereka
ditemukan dalam infeksi sistem di saluran kencing dan menyebabkan bakterimia,
pneumonia, dan Lesi fokal pada pasien yang lemah atau mereka yang menerima
transfuse melalui pembuluh darah. Proteus mirabilis menyebabkan infeksi sistem
saluran kencing dan infeksi lain. Proteus vulgaris dan Proteus morganella merupakan
patogen nosokomial.

Spesies proteus memproduksi urease, menghidrolisis urea dengan


membebaskan amonia. Dengan demikian, dalam infeksi sistem saluran kencing
dengan proteus, urine menjadi alkalin,membentuk batu dan tidak mungkin
menimbulkan suasana asam titik gerak spontan proteus dapat berpengaruh pada inflasi
sistem saluran kencing.
Strain proteus yang bergerak dengan spontan berisikan antigen H dan
penambahannya dengan antigen O. Strain tertentu mempunyai polisakarida spesifik
yang sama dengan beberapa rickettsia dan mengadakan aglutinasi dengan serum dari
pasien dengan penyakit Rickettsial. Strain proteus beragam kepekaannya terhadap
antibiotik. proteus mirabilis sering dihambat oleh penisilin antibiotik yang paling
efektif diantaranya adalah anggota aminoglikosida dan cephalosphorin.

KLASIFIKASI

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proeobacteria

Class : Gamma proteobacteria

Ordo : Enterobacterieales

Family : Enterobactericeae

Genus : Proteus

Speises : Proteus vulgaris

Proteus mirabilis

Proteus rittgeri

Proteus morganii
SIFAT PERTUMBUHAN BAKTERI PROTEUS

1. Morfologi secara mikroskpis


a. Pewarnaan : Gram
b. Bentuk : Basil
c. Warna : Merah
d. Susunan : Menyebar
e. Gram : Negatif (-)
f. Lain – lain : Memiliki flagel

2. Sifat pertumbuhan Proteus pada media agar plate


a. Media Blood Agar Plate ( BAP)
- Koloni sedang – besar ,berwarna abu – abu ,smooth, keping, ada
yang terdapat swarming ada yang tidak terdapat swarming,
anhemolisa.
b. Media mac conccay
- Koloni sedang – besar , tidak berwarna atau merah muda, mucoid,
smooth, permukaan koloni kasar , ada yang terdapat swarming ada
yang tidak terdapat swarming.

3. Sifat pertumbuhan Proteus pada media biokimia


a. Media TSIA ( Triple Sugar Iron Agar )
- Tujuannya : untuk menentukan kemampuan organisme memakan
suatu karbohidrat yang tergabung dalam perbenihan basal, dengan
atau tanpa pembentukan gas, disertai kemungkinan terbentuknya
H2S.
- Pertumbuhan bakteri pada media TSIA

L/D : M/K
Bakteri hanya dapat menfermentadi glukosa

Gas : Negatif (-)


Bakteri tidak dapat menfermentasikan H2 dan CO2

H2S : Negatif (-)


Bakteri tidak mampu menguraikan asam amino yang
mengandung sulfur.
b. Media SIM ( Sulfur Indole Motility )
H2S : Positf (+)
Bakteri mampu melepaskan H2S ( oleh kerja enzim ) dari suatu
asam amino yang mengandung belerang.
Indole : Positif/Negstif (+/-)
Jika positif bakteri mampu menghasilkan indole dari triptofan
sebagai sumber karbon. Dan sebaliknya jika hasilnya negatif.
Motility : Positif (+)
Bakteri bergerak karna memiliki flagel

c. Media Simmons Cytrat (SC)


Memiliki hasil : (+/-)
Jika positif bakteri dapat menggunakan citrat sebagai
sumber karbon untuk metabolisme sebagai pH basa.
Dan sebaliknya jika hasilnya negatif.
d. Media urea
Mendapatkan hasil :Positif (+)
Bakteri mampu memecah urea membentuk dua
molekul ammonia dengan keaktifan enzim
urease.

e. MrVp (Methyl Red Voges Proskauer )


Mr : Positif (+)
Bakteri mampu menghasilkan dan mempertahankan hasil akhir
asam yang stabil dari fermentasi glukosa dan mengatasi system
buffer dari perbenihan.
Vp : Negatif (-)
Bakteri tidak mampu menghasilkan produk akhir yang nertal
(asetil methyl karbinol) dan fermentasi glukosa.

f. Media gula – gula


- Glukosa : Positif/Negatif (+/-)
Bakteri dapat menfermentasi glukosa dan membentuk
asam yang di tandai dengan adanya gas.
- Laktosa : Positif/Negatif (+/-)
Jika positif bakteri dapat menfermentasi laktosa.
Sebaliknya jika hasilnya negatif. Bakteri tidak dapat
membentuk asam.
- Maltosa : Positif/Negatif (+/-)
Jika positif bakteri dapat menfermentasi laktosa.
Sebaliknya jika hasilnya negatif. Bakteri tidak dapat
membentuk asam.
- Manitol : Negatif (-)
Bakteri tidak dapat menfermentasi manitol dan tidak
dapat membentuk asam.
- Sukrosa : Positif/Negatif (+/-)
Jika positif bakteri dapat menfermentasi sukrosa.
Sebaliknya jika hasilnya negatif. Bakteri tidak dapat
membentuk asam.
2.3. Pseudomonas aeroginosa

Jenis pseudomonas terdiri dari jumlah kuman batang negatif gram yang tidak meragi
karbohidrat, hidup aerob di tanah dan air.

Dalam habitat alam tersebar luas dan memegang peranan penting dalam
pembusukan zat organik bergerak dengan flagel polar, satu atau lebih. Beberapa di
antaranya adalah fakultatif khemolitotrof, dapat memakai H2O atau sebagai sumber
karbon katalase positif.

Ada yang patogen bagi binatang atau tanaman dan ada yang patogen bagi
kedua-duanya. Kebanyakan spesies pseudomonas tidak menyebabkan infeksi pada
manusia, tetapi hal ini penting karena bersifat oportunis patogen, dapat menyebabkan
infeksi pada individu dengan ketahanan tubuh yang menurun. infeksinya biasanya
gawat, biasanya sulit diobati dan biasanya merupakan infeksi nosokomial. Genus
pseudomonas mempunyai spesies paling sedikit 10 - 12 yang penting dalam klinik.
Kuman ini juga dapat menyebabkan saluran infeksi pada saluran pernapasan bagian
bawah, saluran kemih, mata dan lain-lainnya.

Pseudomonas aeruginosa merupakan organisme yang sangat mudah


beradaptasi dan dapat memakai gugus organik yang berbeda untuk pertumbuhannya
dan amonia sebagai sumber nitrogen.

Dapat tumbuh pada perbenihan yang digunakan sebagai isolasi kuman


enterobacteriaceae dan mempunyai kemampuan untuk mentolerir keadaan alkalis,
dapat tumbuh pada perbenihan kuman vibrio. Meskipun pseudomonas merupakan
organisme aerob, tapi ia dapat menggunakan nitrat dan arginin sebagai akseptor
elektron dan tumbuh secara anaerob.

Suhu pertumbuhan optimum ialah 35°C tetapi dapat juga tumbuh pada 42°C,
hasil isolasi bahan klinik sering memberikan beta hemolisis pada agar darah.
Pseudomonas aeruginosa adalah spesies yang satu-satunya spesies yang
menghasilkan:

1. Piosianin, suatu pigmen yang larut dalam kloroform strain lainnya menghasilkan
pigmen fenazin pemilihan pseudomonas agar pembentukan pigmen akan bertambah.
2. Fluoresen, suatu pigmen yang larut dalam air. beberapa strain menghasilkan pigmen
warna merah.

Pseudomonas aeruginosa lebih resisten terhadap desinfektan daripada kuman lain,


kuman ini menyenangi hidup dalam suasana lembab seperti pada kamar mandi,
peralatan pernafasan, air dingin, bedpan, lantai, tempat air dan lain-lain. Kebanyakan
antibiotika dan anti mikroba tidak efektif dalam kuman ini pernah diisolasi dari
gugusan NH4 sabun heksakhlorofen. Fenol dan beta-glutaraldehid biasanya
merupakan disinfektan yang efektif. Air mendidih dapat membunuh kuman ini.

Antigen atau antigen somatik digunakan untuk menggolongkan berbagai strain


dalam tujuan epidemiologi. pemeriksaan dengan bakteriofaga dan piosin perlu
dilakukan untuk melengkapi sifat-sifat dari strain yang di isolasi selama epidemic titik
juga lapisan ender bersifat immunigenetik dan memegang peranan dalam proteksi sel
kuman terhadap fagositosis imunisasi aktif dan pasif terhadap lender ini dapat
mencegah efek dari toksin dan kuman-kuman hidup pada tikus

KLASIFIKASI
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadeceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas auroginosa

SIFAT PERTUMBUHAN BAKTERI


1. Morfologi secara mikroskopis
a. Pewarnaan : Gram
b. Bentuk : Basil lurus dan bengkok
c. Warna : Merah
d. Susunan : Menyebar
e. Gram : Negatif (-)
f. Lain – lain : Memiliki flagella

2. Media pertumbuhan Pseudomonas aroginosa pada media plate


a. Media Blood Agar Plate (BAP)
 Koloni besar, berwarna putih abu-abu ,smooth/rough, keeping,
hemolytic/anhaemoliytis, ada yang membuat pigmen hijau – biru

b. Media Mac Conccey (MC)


 Koloni sedang, jernih/keruh, smooth, kadang kadang sedikit kehijauan,
keping tepinya tidak rata, tidak menguraikan gula laktosa.
c. Media Nutrient Agar Plate (NAP)
 Tumbuh pigmen hijau – biru

3. Media pertumbuhan Pseudomonas auroginosa pada media biokimia


a. Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
 Tujuan : untuk menentukan kemampuan organisme memakan sesuatu
karbohidrat yang tergabung dalam perbenihan basal, dengan atau tanpa
pembentukan gas, disertai penentuan kemungkinan terbentuknya H2S.
 Pertumbuhan bakteri pada media TSIA
L/D : M/M
Bakteri tidak mampu memfermentasikan semua gula – gula
Gas : Negatif (-)
Bakteri tidak memfermentasikan H2 dan CO2
H2S : Positif (+)
Bakteri enzim desulfurase yang di gunakan untuk menguraikan
asam amino yang mengandung sulfur.
b. Media SIM (Sulfur Indole Motility)
H2S : Positif (+)
Bakteri mampu melepaskan H2S (oleh kerja enzim ) dari suatu
asam amino yang mengandung belerang.
Indole : Negatif (-)
Bakteri tidak mampu menghasilkan indole dari triptofan
sebagai sumber karbon.
Motility : Positif (+)
Bakteri bergerak karena memiliki flagel.

c. Media Simmons Cytrat (SC)


Mendapatkan hasil : Positif (+)
Bakteri dapat menggunkan cytrat sebagai sumber
karbon untuk metabolisme dengan menghasilkan pH
basa.
d. Media Urea
Mendapatkan hasil : Negatif (-)
Bakteri tidak mampu memecah urea membentuk dua
molekul ammonia dengan keaktifan enzim urease.

e. Media MrVp (Methyl Red Voges Proskauer)


Mr : Negatif (-)
Bakteri mampu menghasilkan dan mempertahankan hasil akhir asam
yang stabil dari fermentasi glukosa dan mengatasi system buffer dari
perbenihan. Bakteri tidak mampu memfermentasi glukosa menjadi
asam organik dan alcohol.
Vp : Negatif (-)
Bakteri mampu menghasilkan hasil akhir yang netral (asetil methyl
karbinol) dan fermentasi glukosa. Bakteri tidak mampu memfermentasi
glukosa menjadi asam organik dan alcohol.
4. Media gula – gula
 Glukosa : Positif/Negatif (+/-)
Jika positif bakteri dapat menfermentasi glukosa. Dan
sebaliknya jika negatif. Bakteri tidak membentuk asam yang di
tandai dengan adanya gas.
 Laktosa : Negatif (-)
Bakteri tidak dapat menfermentasi laktosa. Bakteri tidak dapat
membentuk asam.
 Maltose : Negatif (-)
Bakteri tidak dapat menfermentasi maltose dan tidak dapat
membetuk asam.
 Manitol : Negatif (-)
Bakteri tidak dapat menfermentasi manitol dan tidak fapat
membentuk asam.
 Sukrosa : Negatif (-)
Bakteri tidak dapat menfermentasi sukrosa dan tidak dapat
membentuk asam.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih Infeksi saluran kencing
merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun.
Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak
menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi
sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih.

Bakteri Klebsiella, Proteus, dan Pseudomonas aeroginosa merupakan bakteri


patohghen yang menginfeksi saluran perkemihan menyebabkan seoranng menderita ISK.
Bakteri tersebut menginfeksi saluran perkemihan dengan dua cara yaitu asending dan
melalui system pembuluh darah (bakterimia). Ketiga bakteri tersebut merupakan flora
normal usus.

3.2. SARAN
Akhirnya makalah tentang Infeksi Saluran Kemih ini dapat selesai tepat pada
waktunya . Penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA

 Modul Bakteriologi III Semester 3 Prodi D III Analis Kesehatan Poltekkes


Tanjung Karang

 Aminah, Siti, dkk. 2014. Buku Penuntun Praktikum Bakteriologi II Semester


III. Bandar Lampung, Poltekkes Tanjung Karang.

 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BACTERI KLINIK , Penyusun Soemarno

 Infeksi Saluran Kemih,Gejala,Penyebab dan pengobatan – Primaya Hospital


https://primayahospital.com/urologi/infeksi-saluran-kemih/

Anda mungkin juga menyukai