AMERIKA SELATAN
Dosen :
H. YUNAN JIWINTARUM,S.Si.,M.Kes.
Disusun Oleh :
1. M. FARDIAZ NUR IVANSYAH
2. MAILIN RAHAYU
3. MELLY ROSYIANA ZAEN
4. MOH. ZITALLAL HAERU
i
Kata Pengantar
yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Kami
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan
dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah
dengan kemampuan yang kami miliki. Maka dari itu, kami bersedia
menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang
manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini. Semoga dengan
Penulis
ii
Daftar isi
BAB I.......................................................................................................... 1
Pendahuluan .............................................................................................. 1
C. Tujuan ........................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................... 6
Pembahasan .............................................................................................. 6
TAKSONOMI ...................................................................................... 6
EPIDEMIOLOGI .................................................................................. 7
SIMTOMA ......................................................................................... 11
PENULARAN .................................................................................... 13
DIAGNOSIS ...................................................................................... 13
PENGOBATAN ................................................................................. 16
Taksonomi ....................................................................................... 18
Morfologi .......................................................................................... 20
iii
Patogenesis ..................................................................................... 21
Gejala................................................................................................ 24
Diagnosis ......................................................................................... 24
Pengobatan ...................................................................................... 27
Penutup ................................................................................................... 28
A. Kesimpulan ............................................................................... 28
B. Saran .......................................................................................... 28
iv
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
mikosis paru selama ini masih merupakan penyakit yang relatif jarang
1
2
paling sering gigi taring. Tidak seperti banyak infeksi jamur, B. dermatitidis
variabel dan dapat meniru yang dari penyakit lain. Presentasi yang paling
paru atau TBC. situs luar paru dari infeksi termasuk kulit, tulang, dan
sistem saraf pusat (SSP). situs yang jarang dari infeksi termasuk sistem
mikosis endemik yang paling penting di Amerika Utara. (Morris, Sc, &
Claire, 2014)
Utara selalu juga dijumpai gejala mirip pneumoni sub akut dengan
sputum yang purulen dan kadang kadang bercampur darah. Gejala nyeri
4
B. Rumusan Masalah
selatan.
C. Tujuan
BAB II
BAB II
Pembahasan
TAKSONOMI
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Euascomycetes
Ordo : Onygenales
Family : Onygenaceae
Genus : Blastomyces
tergolong jamur dimorfik, yakni bisa bentuk kapang dan khamir (Gionfriddo
2000). Penyakit ini dapat menyerang berbagai jenis hewan dan manusia.
Infeksi penyakit ini pada daerah endemik hampir 10 kali lebih sering terjadi
umum terjadi pada anjing, telah dilaporkan kasus terjadi pada kucing
(Lloret at al. 2013) dan kuda (Cafarchia et al. 2013). Infeksi dapat tejadi di
alam bebas maupun pada hewan peliharaan dalam ruangan (Bromel dan
Sykes 2005). Saat ini, blastomikosis telah menyebar ke seluruh dunia dan
Amerika.
difagosit oleh makrofag paru lalu diangkut ke interstitium paru. Pada suhu
terutama pada paru-paru, mata dan kulit (Rudmann et al. 1992). Lesi pada
mata yang paling umum adalah uveitis, ablasi retina, panophthalmitis, dan
terinfeksi terutama feses (Songer dan Post 2005). (JUMARI & FAKULTAS,
2017)
seperti kotoran hewan, rotting wood, plant fragment, insect remain, dan
debu. Tetapi dimungkinkan juga jamur ini terdapat di tanah lembab yang
memiliki dua bentuk yaitu bentuk hifa dan ragi yang berkembang pada
induk menempel pada suatu dasar yang luas, dan tunas ini bisa
bentuk ragi.
SIMTOMA
Gejala penyakit ini dimulai dengan timbulnya demam yang cukup
tinggi bahkan hingga menggigil dan terdapat pula keringat yang cukup
banyak. Bisa juga di sertai batuk berdahak yang cukup parah ( tetapi
masih dalam kondisi wajar ) maupun kering, nyeri dada dan kesulitan
kulit dimulai dengan benjolan kecil (papula) dan bisa juga benjolan
seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Kemudian akan timbul kutil yang
atau prostatitis.
berdarah
Tubuh bagian atas nyeri
Panas dingin
Demam
Berkeringat
Kelelahan
Masalah pernapasan
Dasar ketidaknyamanan
berkerak
menimbulkan gejala yang terlihat dikarenakan infeksi kulit, infeksi itu dapat
dimulai dengan benjolan kecil (papula) dan mungkin saja berisi nanah
prostatitis.
PENULARAN
Penularan terjadi secara inhalasi dengan reservoir kemungkinan
adalah tanah.
2. Pada kasus kronis dapat menimbulkan rasa nyeri di dada dan jika
DIAGNOSIS
1. Bahan klinis:
2. Mikroskopik langsung:
sel seperti ragi dengan jelas, yang seringkali sulit dilihat pada
sediaan H&E.
Interpretasi:
Peraturannya adalah, pemeriksaan mikroskopik langsung yang
3. Kultur:
Interpretasi:
signifikan.
PERINGATAN:
Blastomikosis.
Blastomyces dermatitidis
PENGOBATAN
Amphotericin B [0.5 mg/kg per hari selama 10 minggu] tetap
merupakan obat pilihan bagi pasien dengan infeksi akut yang mengancam
jiwa dan mereka dengan meningitis.Pasien dengan kavitas paru dan lesi
Itraconazole oral [200 mg/hari untuk paling sedikit selama 3 bulan] adalah
Utara selalu juga dijumpai gejala mirip pneumoni sub akut dengan
sputum yang purulen dan kadang kadang bercampur darah. Gejala nyeri
TAKSONOMI
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Ascomycotina
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Famili : Ajellomycetaceae
Genus : Paracoccidioides
kulit, dan sistem paru. Penyakit ini terjadi dari pertengahan Mexico
adalah tanah. Tiga gejala khas yang terlihat di Amerika Latin adalah lesi
paru, mulut tanpa gigi (gambar 25 dan 26), limfadenopati leher. Sebelum
ditemukan di mukosa bukal, dan hal ini bersama dengan tiga gejala yang
TB. Penyakit ini mempunyai masa laten yang panjang. 10-20 tahun dapat
berlalu antara infeksi dan manifestasi dari infeksi pada daerah yang non-
Amerika Selatan pada suatu jangka waktu tertentu dan kemudian mereka
krusta dari lesi. Pemeriksaan sputum atau krusta dari satu lesi dengan
dasar yang sempit. Pada suhu 25C, koloninya padat, miselium putih
(gambar 27), tidak renggang dan seperti katun mirip dengan yang lain.
Pada agar Sabouraud (gambar 28) membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk
tumbuh. Bila dikultur pada suhu 37oC, ia tumbuh lambat dengan warna
MORFOLOGI
Merupakan jamur dimorfik bebas. Memiliki ukuran 5-40 µm. Dalam
biakan agar Sabouraud pada suhu kamar, jamur ini membentuk koloni
PATOGENESIS
Paracoccidioides brasiliensis menyebabkan suatu penyakit yang
terinfeksi melalui inhalasi spora jamur. Lesi primer terjadi di paru, biasanya
pasien berumur 30-60 tahun, dan lebih dari 90% adalah pria.
rumah. Sebagai fitur tertentu dari proses morphogenetic di jamur, (a) itu
adalah reversibel, (b) itu bukan komponen penting dari siklus hidup jamur
melainkan adaptasi oportunistik dengan kondisi lingkungan dan (c)
netral ini hadir dalam dinding sel patogen P. brasiliensis fase Y, namun
GEJALA
Batuk
Sulit bernapas
Emfisema
DIAGNOSIS
Standar emas untuk diagnosis adalah identifikasi jamur dengan
pengujian serologis.
tes imunologi Immunodiffusion (Ouchterlony) dan kontra
antibodi untuk diagnosis ketika lesi tidak mudah diakses dan untuk kontrol
30]. Selain itu, gp43 gen di bawah seleksi positif dalam Paracoccidioides
terinfeksi oleh P. lutzii dan exoantigens dan / atau ekstrak sel dari P.
diekstrak dari isolat 510-B ( P.Lut zii mengisolasi) positif itu 92,3 dan
yang pengakuan positif 26,2 dan 100% dari sera pasien dari Mato Grosso-
jaringan. Pada sediaan langsung dengan larutan KOH 10%, jamur tampak
sebagai sel ragi yang bertunas banyak. Pada sediaan histopatologik jamur
tampak sebagai sel ragi bertunas banyak disarang radang atau asbes.
BAB III
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Agen tersebut tergolong jamur dimorfik, yakni bisa bentuk kapang dan
khamir. Penyakit ini dapat menyerang berbagai jenis hewan dan manusia.
Utara selalu juga dijumpai gejala mirip pneumoni sub akut dengan
sputum yang purulen dan kadang kadang bercampur darah. Gejala nyeri
B. Saran
selatan yaitu jamur yang dapat menyerang berbagai jenis hewan dan
Blastomyces spp.
Daftar Pustaka
1. 1–31.
PERSIANo Title.
blastomikosis.
https://id.scribd.com/doc/47507896/JAMUR-DIMORFIK Diakses
https://dokumen.tips/documents/paracoccidioides-brasiliensis.html
Diakses pada hari sabtu, 06 Oktober 2019 pada pukul 15.30 Wita