Anda di halaman 1dari 5

RESUME JURNAL TENTANG MALARIA DAN PERMASALAHANNYA

DOSEN PEMBIMBING :

ERLIN YUSTIN T.SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH:

NAMA : MELLY ROSYIANA ZAEN

NIM : P07134117075

KELAS : B

PRODI : D-IV ANALIS KESEHATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2017/2018
Malaria dan Permasalahannya

 Pendahuluan

Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi angka


kematian bayi, anak balita, ibu hamil serta dapat menurunkan produktivitas kerja. 300-500
juta penduduk dunia menderita malaria setiap tahunnya, 23 juta diantaranya tinggal di daerah
endemis tinggi di benua afrika. Sebanyak 1,5-2,7 juta jiwa meninggal setiap tahunnya
terutama terjadi pada anak-anak dan ibu hamil.1 Malaria merupakan salah satu penyakit yang
menjadi ancaman masyarakat di daerah tropis dan sub tropis terutama pada bayi, anak balita
dan ibu melahirkan. Diseluruh dunia setiap tahun ditemukan 500 juta kasus malaria yang
mengakibatkan 1 juta orang meninggal dunia. Teuku Romi Imansyah Putra adalah Dosen
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Unsyiah

 Definisi

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup
dan berkembang biak di dalam sel darah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan
melalui gigitan nyamuk anopheles betina.

 Etiologi

Penyakit malaria ini disebabkan oleh parasit plasmodium. Species plasmodium pada
manusia adalah: 1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika. 2. Plasmodium vivax,
penyebab malaria tertiana. 3. Plasmodium malariae, penyebab malaria malariae (quartana) 4.
Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale. Kini plasmodium knowlesi yang selama ini
dikenal hanya ada pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), ditemukan pula ditubuh
manusia. Penelitian sebuah tim internasional yang dimuat jurnal Clinical Infectious Diseases
memaparkan hasil tes pada 150 pasien malaria di rumah sakit Serawak, Malaysia, Juli 2006
sampai Januari 2008, menunjukkan, dua pertiga kasus malaria disebabkan infeksi
plasmodium knowlesi Plasmodium falciparum merupakan penyebab infeksi yang berat dan
bahkan dapat menimbukan suatu variasi manisfestasi-manifestasi akut dan jika tidak diobati,
dapat menyebabkan kematian.5,6 Seorang dapat menginfeksi lebih dari satu jenis
plasmodium, dikenal sebagai infeksi campuran / majemuk (mixed infection). Pada umumnya
lebih banyak dijumpai dua jenis plasmodium, yaitu campuran antara plasmodium falciparum
dan plasmodium vivax atau plasmodium malariae.

 Siklus hidup plasmodium

1. Siklus pada manusia


Pada saat nyamuk anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit
yang berada dikelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah selama
kurang lebih ½ jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi
tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-
30.000 merozoit hati (tergantung speciesnya). Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer
yang berlangsung selama lebih kurang 2 minggu. Pada plasmodium vivax dan
plasmodium ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi
skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dormant yang disebut hipnozoit. Hipnozoit
tersebut dapat tinggal di dalam hati selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Pada suatu saat imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat
menimbulkan relaps (kambuh). Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah
akan masuk keperedaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah
merah, parasit tersebut berkembang dari stadium sporozoit sampai skizon (8-30
merozoit, tergantung speciesnya). Proses perkembangan aseksual ini disebut
skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang
keluar akan menginfeksisel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer.
Setelah sampai 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel
darah merah akan membentuk stadium seksual (genosit jantan dan betina).

2. Siklus pada nyamuk anopheles

Apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung


gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina melakukan pembuahan
menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding
lambung nyamuk. Pada dinding luar lambung nyamuk ookinet akan menjadio okista
dan Berbagai studi menunjukkan, pada infeksi plasmodium knowlesi, siklus
reproduksi aseksual (pembelahan diri dalam tubuh manusia atau hewan) terjadi dalam
waktu 24 jam. Lebih cepat dibandingkan siklus 48 jam pada plasmodium vivax,
plasmodium ovale, dan plasmodium falciparum, sedangkan 72 jam pada plasmodium
malariae. Setiap kali sel-sel membelah akan terjadi serangan demam.

 Epidemologi

Di indonesia terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya
(survei kesehatan rumah tangga, 2001). Diperkirakan 35 % penduduk undonesia tinggal di
daerah yang beresiko tertular malaria. Dari 293 kabupaten / kota yang ada di indonesia, 167
kabupaten / kota merupakn daerah endemis malaria. Upaya penanggulangan malaria telah
menunjukkan peningkatan mulai dari tahun1997 s/d 2004.

 Patofisiologi

Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit. Demam
mulai timbul bersamaan pecahnya skizon darah yang mengeluarkan macam-macam antigen.
Antigen ini akan merangsang makrofag, monosit atau limfosit yang mengeluarkan berbagai
macam sitokin, diantaranya Tumor Necrosis Factor (TNF). TNF akan dibawa aliran darah ke
hipothalamus, yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh manusia. Sebagai akibat demam
terjadi vasodilasi perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang diproduksi
oleh parasit. 5,6 Limpa merupakan organ retikuloendotelial. Pembesaran limpa disebabkan
oleh terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit, teraktifasinya sistem
retikuloendotelial untuk memfagositosis eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrsit akibat
hemolisis.5,6 Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan fagositosis oleh sistem
retikuloendotetial. Hebatnya hemolisis tergantung pada jenis plasmodium dan status imunitas
penjamu. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuentrasi oleh limpa pada
eritrosit yang terinfeksi maupun yang normal dan gangguan eritropoisis. Hiperglikemi dan
hiperbilirubinemia sering terjadi. Hemoglobinuria dan Hemoglobinemia dijumpai bila
hemolisis berat. Kelainan patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika

 Gejala Klinis

Sindrom klinis yang disebabkan oleh malaria berbeda tergantung apakah pasien
tinggal di daerah dengan penularan malaria endemis yang stabil (terus menerus) atau
penularan stabil (kadang-kadang dan/atau jarang). Di daerah dengan penularan stabil,
penyakit mempengaruhi anak dan orang dewasa dengan cara yang berbeda. Anak mengalami
infeksi kronis dengan parasitemia berulang yang mengakibatkan anemia berat dan sering
kematian. Yang tahan hidup infeksi berulang ini dapat sebagian kekebalan pada usia lima
tahun dan kekebalan ini tetap tertahan pada masa dewasa. Orang dewasa mengalami infeksi
tanpa gejala.3 Gejala malaria terjadi dari beberapa serangan demam dengan interval tertentu
(disebut peroksisme), diselingi oleh suatu periode yang penderitanya bebas sama sekali dari
demam (di sebut periode laten). Gejala yang khas tersebut biasanya ditemukan pada penderita
non imun. Sebelum timbulnya demam, biasanya penderita merasa lemah, mengeluh sakit
kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di ulu hati, atau muntah (semua gejala awal
disebut gejala prodolmal). Beberapa pasien kadang mengeluh nyeri dada, batuk, nteri perut,
nyeri sendi dan diare. Sakit biasanya berkembang menjadi panas dingin berat dihubungkan
dengan panas hebat disertai takikardi, mual, pusing, orthostatis dan lemas berat.

. Suatu peroksisme demam biasanya mempunyai 3 stadium yang berurutan, yaitu :

1. Stadium frigoris (mengigil)


stadium ini mulai dengan menggil dan perasaan sangat dingin. Nadi penderita
sangat cepat, tetapi lemah. Bibir dan jarijari pucat kebiruan (sianotik). Kulitnyakering
dan pucat, penderita mungkin dan pada penderita anak sering terjadi kejang. Stadium
ini berlangsung selama 15 menit 1 jam.

2. Stadium akme (puncak demam) setelah menggigil/merasa


dingin, pada stadium ini penderita mengalami serangan demam. Muka penderita
menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat panas seperti terbakar, sakit
kepala bertambah keras, dan sering disertai rasa mual atau muntah-muntah. Nadi
penderita menjadi kuat kembali. Biasanya penderita merasa santan haus dan suhu
badan bisa meningkat sampai 41 C. stadium ini berlangsung selama 2-4 jam.

3. Stadium sudoris (berkeringat banyak, suhu turun) Pada stadium ini penderita
berkeringat banyak sekali, sampai membasahi tempat tidur. Namun suhu badan pada
fase ini turun dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah normal. Biasanya
penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga, ia merasa lemah, tetapi tanpa gejala
lain. Stadium ini berlangsung selama 2-4 jam. Gangguan fungsi ginjal ditunjukkan
denagan oliguria, dan anuria dapat terjadi. Sindrom nefrotik, berkaitan dengan
plasmodium malariae apada anak yang tinggal di daerah endemik malaria,
prognosisnya jelek. Black water fever, sekarang jarang ditemukan, dihibungkan
dengan plasmodium falciparum; hemoglobinuria akibat hemolisis intravascular berat
dan mendadak, dapat menyebabkan anuria dan kematian karena anemia. Hipoglikemi
dapat dihubungkan dengan malaria falciparum. Pada infeksi berat, dapat terjadi
asidosis laktat, dengan gambaran konvulsi dan gangguan kesadaran.

 Diagnosis

Diagnosis malaria dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium


(mikroskopik, tes diagnostik cepat) dan tanpa pemeksaan laboratorium. Sampai saat ini
diagnosis pasti malaria berdasarkan ditemukanya prasit dalam sendian darah secara
miskrokopik. Kasus malaria yang didiagonis hanya berdasarkan gejala dan tanda klinis
disebut kasus tersangka malaria atau malaria klinis.

 Anamnesis

Keluhan Utama : deman ,mengilgil,dan dapat disertai sakit kepala,mual,


Muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal, Kejang-kejang, Panas sangat tinggi ,Mata
atau tubuh kuning, Pendarahan gusi, hidung atau saluran cerna, Nafas cepat dan atau
nsesak nafas, Muntah terus menerus, Tidak dapat makan dan minum, Warna air seni
seperti teh tua Sampai kehitaman, Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada
(anuria ), Telapak tangan sangat pucat.

 Pemeriksaan Fisik

Deman (peraan atau pengukuran dengan thermometer ), Pucat pada kojugtiva


palpebra atau telapak tangan, Pembesaran limpa (splenomegali), Pembesaraan hati
(hepatomegali). Pada tersangka malaria berat dapat ditemukan satu atau lebih tanda
klinis Berikut: Temperatur aksila >40 C, Tekanaan darah sistolik <70 mmHg pada orang
dewasa da anak-anak <50 mmHg, Nadi cepat dan lemah/kecil, Frekuensi nafas >35 x per
menit pada orang dewasa atau 40 x per menit pada balita, anak dibawah 1 tahun > 50 x
per menit, Penurunan derajat kesadaran,

 Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis untuk mentukan :

Pemeriksaan Morfologi , Plasmodium knowlesi mirip dengan P. malariae. P,


malariae dicirikan oleh parasit kompak (semua tahapan) dan tidak mengubah eritrosit host
atau menyebabkan pembesaran. Trofozoit memanjang membentang di eritrosit, yang
disebut “band form”, kadangkadang tampak. Schizonts biasanya akan memiliki 8-10
merozoit yang sering diatur dalam pola roset dengan rumpun pigmen di tengah.

Anda mungkin juga menyukai