0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
90 tayangan3 halaman
1. Dokumen menjelaskan tentang teknik suturing dan desain beberapa jenis flap yang digunakan dalam bedah mulut, termasuk envelope flap, triangular flap, dan trapezoid flap.
2. Beberapa poin penting dalam membuat flap adalah menghindari struktur vital, ukuran flap cukup untuk lapangan pandang operator, dan dasar flap lebih lebar dari ujung.
3. Setiap jenis flap memiliki keuntungan dan kerugian tertentu tergantung
1. Dokumen menjelaskan tentang teknik suturing dan desain beberapa jenis flap yang digunakan dalam bedah mulut, termasuk envelope flap, triangular flap, dan trapezoid flap.
2. Beberapa poin penting dalam membuat flap adalah menghindari struktur vital, ukuran flap cukup untuk lapangan pandang operator, dan dasar flap lebih lebar dari ujung.
3. Setiap jenis flap memiliki keuntungan dan kerugian tertentu tergantung
1. Dokumen menjelaskan tentang teknik suturing dan desain beberapa jenis flap yang digunakan dalam bedah mulut, termasuk envelope flap, triangular flap, dan trapezoid flap.
2. Beberapa poin penting dalam membuat flap adalah menghindari struktur vital, ukuran flap cukup untuk lapangan pandang operator, dan dasar flap lebih lebar dari ujung.
3. Setiap jenis flap memiliki keuntungan dan kerugian tertentu tergantung
berlawanan hingga membentuk simpul 1. Jarum jahit I 2. Benang jahit 6. Membuat simpul II / simpul mati 3. Neddle holder U/ memegang jarum dengan cara memutar neddle holder di 4. Pinset sirugris/pinset bedah untuk atas benang sebanyak 1 kali dengan memegang jaringan arah berlawanan putaran jarum jam. 5. Gunting U/ memotong benang 7. Kedua ujung benang ditarik ke arah Cara memegang alat : berlawanan hingga membentuk simpul II/simpul mati. 1. Neddle holder dipegang dengan Jarak jahitan/simpul II terhadap tangan kanan, lalu masukkan digiti 1 jahitan/simpul I adalah 6 – 8 mm. dan 4 ke dalam lubang neddle holder. 8. Jika diperlukan membuat simpul III, Digiti 2 berada pada shank neddle maka dibuat dengan cara memutar holder untuk fiksasi agar tekanan tetap neddle holder sebanyak 1 kali diatas terkontrol. benang dengan searah putaran jarum 2. Pinset bedah/pinset sirugris dipegang jam. di tangan kiri dengan cara pen grasp. 9. Kedua ujung benang ditarik ke arah 3. Ujung paruh neddle holder menjepit berlawanan hingga membentuk simpul 1/3 posterior/pangkal jarum jahit. III. 4. Menarik ujung benang jahit dari kotak 10. Menjepit kedua benang dengan neddle penyimpanan sepanjang 25 cm, holder, kemudian neddle holder kemudian digunting. dipindah ke tangan kiri. 5. Memasang benang jahit pada jarum 11. Memotong sisa benang dengan jahit, dengan cara menarik benang dari gunting di tangan kanan kira2 5 mm arah neddle holder sampai menyentuh dari simpul. jarum, kemudian diubah arahnya menjadi 90°, lalu masukkan benang ke DESAIN FLAP dalam swage. Alat – alat : Tahapan Kerja 1. Handle scalpel no.3 1. Pinggriran flap ditegakkan dengan 2. Blade scalpel no. 11 (sub mukosa), 12 pinset dan jarum ditusukkan pada flap (insisi flap), 15 (mukosa periosteum) dengan posisi tegak lurus terhadap 3. Rasparatorium mukosa/flap. 4. Pinset anatomi Jarak tempat tusukan dan tepi flap 5. Pinset bedah/sirugris sekitar 3 – 4 mm. 6. Masker mulut 2. Jarum ditarik dengan neddle holder 7. Sarung tangan dengan arah yang mengikuti lengkung Cara menggunakan alat & bahan : jarum. 3. Benang ditarik hingga menyisakan 1. Sayatan harus tegas. kira2 5 cm. 2. Sayatan yang kontiniu, tidak terputus 4. Membuat simpul pertama dengan cara – putus. memutar neddle holder di atas benang 3. Selama menyayat, scalpel senantiasa sebanyak 2 kali searah putaran jarum menyentuh tulang. jam. 4. Hindarkan pegulangan sayatan. 5. Irisan harus memiliki kemiringan, palatum dan merusak attached karena akan mempercepat dan gingiva. mempermudah proses penyembuhan. 2. Tringular Flap a. Disebut sebagai L-flap Desain flap mempertimbangkan : b. Insisi horizontal sepanjang gingiva 1. Hindari terpotongnya struktur vital, & insisi vertikal pada interdental ke seperti jaringan saraf, pembuluh arah vestibular. darah,dll. c. Dipakai pada pengambilan sisa 2. Besar flap cukup untuk lapangan akar/operasi kista dengan ukuran pandang operator selama operasi. kecil & apicoectomy. 3. Dasar flap harus lebih lebar dari ujung d. Keuntungan suplai p.darah baik. flap untuk menjamin sulpai darah yg lapangan pandang cukup pada proses penyembuhan. 4. Flap harus lebih luas dari bagian cukup baik. tulang yang terbuka jahitn akan mudah suturing. terletak pada pertemuan mukosa & tulang yg sehat. e. Kerugian : 5. Pertimbangkan letak garis insisi untuk a) tdk sesuai operasi gigi dengan kepentingan estetik, terutama pada akar panjang. pasien yg “blood smile”. b) U/membuka lapangan pandang, 6. Pada saat membuka flap, flap mukosa flap harus ditahap dengan dipisahkan dari tulang, dimana retraktor menghasilkan mukosa & periosteum menyatu (full “tension”. thickness). 7. Jangan menarik flap terlalu keras, 3. Flap Trapezoid : sebab akan mempengaruhi a. Dimulai dengan insisi horizintal penyembuhan. sepanjang gingiva & diikuti 2 irirsan vertikal ke arah vestibulum. Jenis Flap : b. U/menghindari kontraksi saat 1. Envelope Flap: penyembuhan penempatan a. Irisan horiontal pada mukosa irirsan vertikal tidak berada persis dengan mengikuti lengkung di atas permukaan gigi, tetapi servikal gigi. diantaranya. b. Irisan sepanjang sulkus gingiva c. Keuntungan : mengukutkan interdental papil a) Memberikan lapangan pandang hingga terlepas. yg baik selama operasi. c. Dapat dipakai pada operasi gigi b) Memungkinkan u/operasi lebih insisive, caninus, premolar, hingga dari 1 gigi. molar bagian bukal/palatal, dimana c) Tdk menghasilkan tension pada operasi melibatkan garis servikal jaringan. gigi, operasi apikoektomi, gigi d) Flap mudah dikembalikan & impaksi, kista, dll. dijahit pada posisi awal. d. Keuntungan mencegah irisan d. Kerugian menyebabkan resesi vertikal & pengambilan flap gingiva. mudah. e. Kerugian kerusakan untuk menarik flap, terutama pada daerah