Disusun Oleh:
Indah Laraswati
NIM G4G013021
Dosen Supervisor Klinik:
drg. Dian Noviyanti Agus Imam, M.D.Sc
NIP 19871117 201504 2003
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
NIM
G4G013021
Fakultas
Kedokteran
Jurusan
Kedokteran Gigi
Universitas :
Jenderal Soedirman
Bidang
Ortodontia
Mengetahui,
Dosen Supervisor Klinik
KETERANGAN PASIEN
Nama
: Wahyu Rahma
Tanggal Lahir
: 25 September 2001
Alamat
: Kalibakal
Pembimbing
: drg.Dian Noviyanti Agus Iman., M.D.Sc
Operator 1
: Indah Laraswati
NIM
: G4GO13021
Operator 2
: Alvia Deny Lenti Canina
NIM
: G4G014015
II.
PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subjektif
1. Keluhan Utama
Seorang pasien perempuan datang ke RSGMP UNSOED dengan
keluhan ingin merapihkan gigi
2. Riwayat Kesehatan Umum
Tidak dicurigai memiliki riwayat kelainan / penyakit umum sistemik
tertentu
3. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi
Tidak diketehui
4. Riwayat Keluarga
Tidak ada dan tidak memiliki penyakit keturunan tertentu, namun ibu
memiliki gigi yang berjejal
5. Kebiasaan Buruk
Tidak ada
B. Pemeriksaan Objektif
1. Eksta Oral
a. Bentuk Kepala
: Mesosefalik
Perhitungan bentuk kepala:
Lebar kepala (jarak bizigomatik supra mastoideus) x 100
Panjang kepala (Jarak Gl Oc)
Diketahui:
Lebar kepala pasien
= 12,8 cm
Panjang kepala pasien
= 16,4 cm
Indeks kepala= (12,8 x100) : 16,4
= 78,1 cm
Indeks kepala dengan rentang 76,0 79,0 cm termasuk dalam
golongan mesosefalik
b. Bentuk Muka
: Mesofasial/sedang
III.
2. Intra Oral
a. Kebersihan Rongga Mulut
b. Mukosa Rongga Mulut
c. Bibir
d. Gingiva
e. Frenulum Labial
f. Lidah
g. Palatum
h. Tonsila
i. Frekuensi karies
ANALISIS FOTO PASIEN
: Baik
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Rendah
IV.
V.
C. Malposisi Gigi
15
12
11
21
22
24
Rahang Atas
mesiopalatotorsoversi
palatoversi
mesiopalatotorsoversi
mesiopalatotorsoversi
mesiolabiotorsoversi
distopalatotorsoversi
Rahang Bawah
41 distolabiotorsoversi
42 linguoversi
43 mesiolabiotorsoversi
44 mesiolinguotorsoversi
45 mesiolinguotorsoversi
35 mesiolinguotorsoversi
34 mesiolabiotorsoversi
33 distolinguotorsoversi
31 linguoversi
3,5 mm
4 mm
Palatalbite
Tidak ditemukan
Deepbite
Tidak ditemukan
Openbite
Tidak ditemukan
Edge to edge Tidak ditemukan
Crossbite
Tidak ditemukan
Crossbite
Tidak ditemukan
Openbite
Tidak ditemukan
Scissorbite Tidak ditemukan
Cups to cups bite
Relasi molar pertama kanan
Anterior
Anterior
neutroklusi
Relasi
molar
pertama
kiri
neutroklusi
E. Midline Lengkung Gigi
1) Rahang Atas
2) Rahang Bawah
F. Lebar Mesio-Distal Gigi Geligi
Gigi
1
2
3
4
5
6
7
Rahang Atas
Kanan Kiri
Normal
8,2
8,4
7,40-9,75
7,2
6,8
6,05-8,10
7,8
7,7
7,05-9,32
7,0
6,5
6,75-9,00
6,5
6,5
6,00-8,10
10,7
10,6 9.95-12,10
8,3
8,1
8,75-10,87
Ket
Gigi
1
2
3
4
5
6
7
: Tidak Bergeser
: Bergeser ke Kanan 2 mm
Rahang Bawah
Kanan Kiri
Normal
5,2
5,2
4,97-6,60
6,0
5,7
5,45-6,85
6,9
6,9
6,15-8,15
6,0
6,0
6,35-8,75
6,8
6,9
6,80-9,55
11,3
11,1 10,62-13,05
9,0
9,5
8,90-11,37
Ket
G. Perhitungan-Perhitungan
1. Diskrepansi Model
a. Maksila
Tempat yang tersedia (available space)
: 70,3 mm
Tempat yang dibutuhkan (required space) : 72,6 mm
Jumlah kekurangan/kelebihan tempat
: -2,6 mm
b. Mandibula
Tempat yang tersedia (available space)
: 58,5 mm
Tempat yang dibutuhkan (required space) : 61,6 mm
Jumlah kekurangan/kelebihan tempat
: -3,1 mm
2. Metode Pont
a. Jumlah MD 4 insisivus RA (12-11-21-22) : 30,6 mm
b. Jarak P1-P1 pengukuran
: 36,6 mm
c. Jarak P1-P1 perhitungan = (MD 4 insisivus RA/80)X100 = 38,25
d. Diskrepansi
: -0,9 mm (kontraksi)
e. Jarak M1-M1 pengukuran
: 48,8 mm
f. Jarak M1-M1 perhitungan
: 47,8 mm
g. Diskrepansi
: + 1,4 mm
h. Kesimpulan
- Inter P mengalami kontraksi sehingga perlu dilakukan ekspansi
anterior
- Inter M dalam keadaan normal
3. Metode Korkhous
a.Jarak I-(P1-P1) sesuai table Korkhous
:17,8 mm
b. Jarak I- (P1-P1) pengukuran
: 10,8 mm
c.Diskrepansi
: 7 mm (retraksi)
d. Kesimpulan
-Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke anterior kurang
dari normal
4. Metode Howes
a. Jumlah MD M1-M1 RA
: 93,9 mm
b. Jarak P1-PI (tonjol)
: 42,1 mm
c. Index P = (Jarak P1-P1/Jumlah MD M1-M1 RA)X100%: 44,8 mm
d. Lengkung gigi untuk menampung gigi geligi
: kurang
e. Jarak interfossa canina
: 44,2 mm
f. Index FC=(Jarak inter FC/Jumlah MD M1-M1 RA)X100%: 47,07
g. Lengkung basal untk menampung gigi geligi
: kurang
h. Inklinasi gigi geligi region posterior
: konvergen
i. Kesimpulan
- Fossa canina > inter P yang artinya konvergen /menyempit maka
indikasi expand
H. Analisis Sefalometri (Tidak dilakukan)
VI.
VII.
DIAGNOSIS
Maloklusi Angle Kelas I tipe 1 yaitu maloklusi dengan relasi molar
kelas I (mesiobuccal cusp M1 atas terletak pada buccal
groove M1 bawah),dimana terdapat gigi yang berjejal pada
rahang atas dan rahang bawah
No
Rahang Bawah
9
1
2
3
Ekspansi anterior
Protrak mesial 11 dan 21
Retainer
1
2
3
4
5
Ekspansi anterior
Mesialisasi 41
Distalisasi 31
Distalisasi 32
Retainer
X.
DESAIN ALAT
XI.
10
No
1
Nama
Komponen
Aktif Nama
Karakteristik
Cara aktivasi
Lain
Ekspansi Screw
Sekrup
Bertujuan
Ekspansi
mengekspansi
Busur
arah
lateral.
putaran
Aktivasi
searah
putaran dapat akan
dengan tanda
menggerakan gigi
panah
sebanyak 0,25 mm
Bertujuan
untuk Menekan lup
Labial/
meretraksi
Labial
anterior,
Arch
Labial bow
untuk Sekrup
diputar
<1 mm
XII.
PROGNOSIS
Baik karena pasien dalam usia masa pertumbuhan dan maloklusi pasien
adalah kelas I
XIII. JALANYA PERAWATAN
TANGGAL
26/1/16
16/5/16
23/5/16
2/6/16
10/6/16
17/6/16
24/6/16
1/7/16
15/7/16
21/7/16
28/7/16
5/8/16
12/8/16
18/8/16
PERAWATAN
Pencetakan model studi
Insersi piranti ortho lepasan
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB, sudah
mendapatkan ruang 1,5 mm
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB, sudah
terdapat diastema antara gigi 41-42
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB, sudah
terdapat diastema antara gigi 41-42-31-32
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB
Pencetakan model kerja untuk ganti plat ke-2
Insersi plat ortho lepasan RA, aktivasi ekspansi screw
RB putaran, terdapat diastema antara gigi 42-41-31-
11
25/8/16
2/9/16
8/9/16
16/9/16
30/9/16
32-33
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB,
pencetakan RA dan RB
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB, inter P
1,7 mm
Aktivasi ekspansi screw putaran RA dan RB, terdapat
diastema gigi 11-12, 42-41-31-32-33
Aktivasi ekspansi screw putaran RA , terdapat
diastema gigi 13-12-11, 42-41-31-32-33
Mesialisasi gigi 41
Distalisasi gigi 31, 32
Retainer
12
XVIII. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil evaluasi pemakaian piranti orthodonti lepasan dengan
sekrup ekspansi terhadap pasien telah dilakukan aktivasi sebanyak 16 kali.
Terdapat perubahan yang signifikan pada pasien, yakni pada rahang bawah
sudah terdapat ruang antara gigi 42-41-31-32-33, sedangkan pada rahang
13
atas sudah terdapat ruang antara gigi 13-12-11. Hal tersebut dikarenakan
pasien sangat disiplin dalam memakai piranti orthodonti. Pasien memakai
alat orthodonti 24 jam dalam sehari dan dilepas ketika piranti akan
dibersihkan saja.
XIX. SARAN
Diskrepansi gigi pada pasien ini sudah terkoreksi dengan baik. perlu
dilakukan tahapan perawatan selanjutnya untuk mengkoreksi mesio labio
torso versi pada gigi 11 dan 21. Distalisasi gigi 32,31 serta mesialisasi gigi
41 perlu dilakukan untuk mengkoreksi midline gigi rahang bawah.
Pemasangan retainer pada pasien diperlukan untuk memfiksasi gigi yang
telah terkoreksi agar tidak terjadi relaps.
14