Pembimbing :
Seminaris :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
Analisis ruang pada gigi permanen
Pasien dengan ketidaksesuaian gigi pada rahang yang disebabkan kurangnya ruang perlu
untuk ditentukan jumlah gigi yang berjejal pada lengkung maksila dan lengkung mandibula
dari model studi. Tujuannya adalah untuk menentukan perbedaan antara ruang yang tersedia
dan ruang yang diperlukan untuk penyelarasan gigi. Pengukuran diperlukan di masing-
Langkah-langkahnya meliputi:
1. Pencatatan lebar mesiodistal dari masing-masing gigi sampai ke mesial gigi molar
permanen pertama. Lebar jumlah total berhubungan dengan ruang yang diperlukan
sesuai bentuk lengkung individual dan ditempatkan pada permukaan oklusal di atas
titik kontak gigi posterior dan insisal edge gigi anterior. Jarak antar titik kontak mesial
ideal dan panjang lengkung sebenarnya (nilai negatif = kekurangan ruang, nilai positif
permanen pertama.
yang dibentuk sesuai bentuk lengkung individual. Pada regio posterior kawat tersebut
melewati titik kontak dan pada regio anterior mengikuti insisal edge. Panjang
penentuan panjang lengkung sebenarnya dilakukan dengan cara yang sama dengan
Pencatatan pengukuran untuk lengkung maksila dan mandibula dari gambar 537,
538 dimasukan pada bagan untuk menentukan perbedaan antara ruang yang
Analisis segmental melibatkan penilaian tidak langsung dari perimeter lengkung gigi, yang
1. Membagi lengkung gigi menjadi enam segmen garis lurus yang terdiri dari dua gigi per
4. pencatatan ruang mesiodistal yang tersedia pada model studi secara terpisah untuk setiap
segmen.
5. perhitungan perbedaan antara panjang ideal dan panjang sebenarnya dari setiap segmen
menghitung panjang lengkung yang sebenarnya pada gigi permanen (Baugut, 1963).
diperlukan dalam gigi permanen identik pada lengkung maksila dan mandibula.
Lundstrom
pencatatan pengukuran individu untuk analisis ruang yang diperlukan di lengkungan
Perhitungan diskrepansi
Penilaian hubungan ruang tidak cukup terbatas pada analisis model studi. Perbedaan
antara ruang yang diperlukan dan jumlah ruang yang tersedia untuk keselarasan gigi
Analisis ruang yang komprehensif harus terdiri dari gabungan analisis antara pengukuran
Perhitungan model studi : a) perbedaan antara panjang lengkung gigi sebenarnya dan
panjang lengkung ideal (p. 220) dan b) jumlah kurva spee secara terpisah pada sisi
kiri dan kanan (hal. 227). (penyelarasan kurva spee sebesar 1mm membutuhkan
panjang lengkung sebesar 1mm). Jumlah pengukuran poin a dan b juga dikenal
Jarak dari insisal edge dari insisif sentral ke garis N-Pog diukur pada sefalogram
lateral. Derajat posisi gigi insisif yang bervariasi dari nilai standar menunjukan
diskrepansi sagital (SD). Posisi gigi insisif yang lebih ke depan menunjukan
panjang lengkung).
Total dikrepansi (TD) adalah jumlah diskrepansi dental dan sagital, karena
pengukuran pada model studi dilakukan pada kedua sisi lengkung gigi tetapi pada
radiograf hanya dilakukan pengukuran pada satu sisi, sehingga dilakukan perhitungan
sebagai berikut:
TD setiap lengkung = SD + ½ DD
perlu dilakukan. Jika perhitungan diskrepansi dilakukan pada periode gigi campuran,
perubahan yang berhubungan dengan posisi garis N-Pog akibat pertumbuhan perlu
sebenarnya dan panjang lengkung ideal dan derajat deviasi kurva spee dari nilai
standar. Selanjutnya, ditentukan jumlah total pengukuran individu untuk sisi kiri dan
kanan.
Kanan atas: diskrepansi sagital merupakan deviasi dalam hubungan antara insisial
edge rahang atas dan bawah ke garis N-Pog (nilai standar lengkung rahang atas +2
Gigi insisif yang kearah labial yang berhubungan dengan nilai standar, untuk
mendapatkan nilai inklinasi aksial yang benar, panjang lengkung gigi membutuhkan
relasi 1:1. Pada kasus yang berlawanan, dimana insisal edge terlalu jauh ke posterior,
Bawah : untuk menghitung diskrepansi total (jumlah total diskrepansi dari model
dental (DD) dan pengukuran unilateral dari diskrepansi sagital (SD) harus dikurangi
menjadi angka penyebut. Perhitungan diskrepansi total untuk satu sisi lengkung
didapatkan dengan cara membagi dua nilai diskrepansi total, kemudian nilai tersebut
perthitungan yang berbeda hanya dari panjang lengkung sebenarnya dan panjang
lengkung ideal. Namun, ketika menghitung diskrepansi sagital pada remaja, harus
diperhatikan yang terkait dengan pertumbuhan perubahan posisi dari garis N-Pog.
544. Diskrepansi Dental
pendek dari lengkung rahang ideal (diukur dari titik kontak mesial gigi molar
Nilai jarak insisivus sentral rahang atas (= + 3mm) sama dengan nilai standar.
Insisal edge permukaan labial gigi insisif rahang bawah berada 5mm lebih ke
Contoh Kasus
sejajar dikarenakan kurangnya ruang dan insisivus sentral rahang atas cenderung
inklinasi ke labial.
Lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah tampak dari oklusal.
Berdasarkan batas atas nilai standar (lengkung rahang atas +4mm, dan
bagan. Hubungan oklusal ideal dapat tercapai dengan membutuhkan ruangan 16,5
mm pada tiap sisi rahang atas dan 10,5 milimeter pada tiap sisi rahang bawah.
Diskrepansi menunjukkan hasil yang dapat diterima hanya dapat dicapai dengan
ekstraksi.
Derajat malposisi dari suatu gigi dan kelompok gigi pada bidang vertikal diukur pada
Bidang oklusal merupakan bidang fiktif karena permukaan oklusal gigi tidak terletak pada
satu bidang, pengukuran yang tepat tidak dapat dilakukan dan hanya dapat digunakan sebagai
spee). Kurva ini dapat berbentuk dalam, datar atau terbalik. Kurva spee yang dalam sering
kali ditemui dalam kondisi gigi berjejal, sedangkan kurva spee yang datar menunjukkan
oklusi yang baik. Overerupsi insisif pada kasus deepbite dapat disertai adanya kurva
Hubungan vertikal yang baik, insisal edge berkontak dengan bidang oklusal
Kiri : ilustrasi skematik menunujukkan bahwa bidang oklusal tegak lurus dengan
bidang tuberositas. Bidang oklusal didefinisikan sebagai tangen yang melalui ujung
oklusal
sampai bagian template plastic yang ditempatkan diatas lengkung rahang bawah.
Template menyentuh bagian insisal edge paling anterior dan puncak cups molar
paling distal pada daerah posterior. Pengukuran dilakukan secara terpisah pada sisi
Analisis Bolton
Analisis Bolton (Bolton, 1958), menentukan rasio lebar mesiodistal gigi rahang atas
dengan gigi rahang bawah ( sebagai contohnya, diskrepansi ukuran gigi). Analisis rasio total
menilai 12 gigi rahang atas dan 12 gigi rahang bawah (tidak melibatkan molar kedua dan
molar ketiga). Analisis lebih lanjut dilakukan untuk mengevaluasi rasio antara 6 gigi rahang
atas dan rahang bawah (rasio anterior). Relasi kaninus sangat penting untuk diperhitungkan
Analisis ini mengemukakan bahwa material gigi yang relatif lebih kecil merupakan
nilai yang benar. Lebar gigi yang berhubungan dengan ukuran lengkung gigi pada lengkung
lawan dapat ditemukan pada tabel korelasi nilai standar. Indeks deviasi yang lebih dari nilai
standar deviasi memiliki relevansi secara klinis. Diskrepansi ukuran gigi dapat disebabkan
rotasi, diastem, crowding, dan intercups yang tidak sesuai. Ketidaksesuaian lengkung rahang
atas dan lengkung rahang bawah dapat diperbaiki dengan : 1) Pencabutan, 2) Stripping
interdental, 3) dalam kasus yang ekstrim, dapat dilakukan penambahan ukuran mesiodistal
gigi.
gigi, termasuk gigi molar pertama. Apabila perhitungan rasio sebesar 91,3% maka
gigi rahang bawah terlalu lebar dibandingkan gigi rahang atas. Apabila rasio kurang,
maka gigi rahang atas relatif terlalu besar. Analisis dental material dilakukan untuk
menghitung titik mesiodistal terlebarnya pada 12 gigi rahang atas dan 12 gigi rahang
bawah. Metode ini hanya digunakan untuk gigi permanen. Penyebab utama
diskrepansi lebar gigi adalah ukuran mesiodistal gigi yang asimetris kanan-kiri.
Contoh Kasus
556 Tampak anterior model studi
Lengkung anterior rahang atas dan rahang bawah dengan kontak rapat, pada
lengkung rahang bawah terdapat insisif yang berjejal ringan, dan garis median
deviasi ke kanan. Rasio Total 91,9%, rasio anterior sebesar 82%, diskrepansi ukuran
gigi terlokalisir pada regio anterior. Total lebar enam gigi mandibula relatif lebih
regio kaninus. Diskrepansi ukuran gigi anterior dapat mencegah intercups caninus
Gigi berjejal pada lengkung Rahang Atas Gigi berjejal pada lengkung Rahang Bawah
Diastem pada Lengkung Rahang Bawah Diastem pada Lengkung Rahang Atas
Disproporsi antara ukuran gigi rahang atas dan rahang bawah memiliki efek
tertentu pada posisi dan oklusi gigi. Deviasi bergantung pada lokalisasi dari material
Hipoplastik gigi insisif lateral rahang atas yang mempengaruhi rasio antara
lebar gigi rahang atas dan rahang bawah. Pada kasus yang ekstrim sebuah keputusan
harus dibuat sesuai perawatan apakah disproporsi dapat dikoreksi dengan stripping
enamel interproksimal pada gigi lawan atau apakah diskrepansi perlu dikoreksi
560 Hubungan ideal lebar gigi rahang atas dan rahang bawah berdasarkan Bolton
Tabel nilai rata-rata untuk rasio total dan anterior (dalam mm)
Setelah perhitungan rasio Bolton, lengkung dengan material gigi yang relatif lebih
kecil ditentukan dan ukuran gigi yang sebenarnya dapat dilihat pada tabel. Nilai ideal
untuk ukuran gigi lawan dibaca pada kolom yang menyertainya. Perbedaan antara
nilai yang sebenarnya dengan nilai ideal (berdasarkan tabel) untuk material gigi yang
relatif lebih besar menunjukkan kelebihan ukuran gigi pada lengkung tersebut
Hubungan antara perluasan seluruhnya dari basis apical dan panjang lengkung gigi
ditunjukkan dengan perhitungan pada lengkung rahang atas dan rahang bawah. Analisis ini
2. Membentuk tiga garis tegak lurus bidang oklusal (mesial gigi molar pertama dan titik kontak
dari gigi insisif central). Garis ini diperluas 8-10 mm dari dental papilla ke vestibular fold.
3. Menghitung jarak dari mesial gigi molar pertama pada satu sisi ke sisi lainnya melalui ujung
4. Menentukan panjang lengkung gigi dengan menghitung perimeter lengkung dari mesial ke
Nilai yang didapatkan dibandingkan satu sama lain pada lengkung yang sama dan
lengkung lawannya, hasil yang didapatkan dari perhitungan dibandingkan dengan standard
Kiri : Titik referensi insisal ditandai pada garis vertikal, yang diperpanjang dari
bidang oklusal melalui titik kontak insisif central ke arah vestibular fold, 8mm dari
margin gingival
Kanan : Kriteria yang sama digunakan untuk menentukan titik molar yang ditandai
secara bilateral melalui titik kontak mesial gigi molar pertama, 8mm dari margin
Pengukuran basis apical yang dilakukan dengan bantuan adhesive tape, diperpanjang
dari titik referensi mesial di satu sisi, ke titik referensi insisal, ke titik distal pada sisi
yang lain.
Alat bantu adhesive tape kemudian dilepas dari model studi lalu dihitung panjangnya.
mandibula
mandibula
Pemeriksaan Oklusi
Penentuan overjet dengan menggunakan penggaris. (Agar jelas, tanda pada garis
harus terlihat)
Kanan : Overjet didefinisikan sebagai jarak antara permukaan labial gigi insisif
sentral rahang bawah dengan insisal edge gigi rahang atas. Perhitungan ini dilakukan
Maloklusi Anteroposterior
Maloklusi Vertikal
lateral, kompleks)
Kiri : distoklusi gigi molar pertama selebar gigi premolar pertama pada relasi rahang
normal. Distooklusi terjadi akibat adanya migrasi mesial dari gigi molar pertama
molar pertama rahang bawah yang terbentuk menunjukkan hubungan rahang kelas I
Pemeriksaan oklusi pada pasien, harus menunjukkan batas antara hubungan oklusal
dan maksilomandibular rahang. Perbedaan ini penting untuk analisis sagital hubungan
intermaksila karena terdapat perbedaan yang pasti antara mal-relasi oklusal dan mal-relasi
pemeriskaan langsung pada relasi oklusal apabila tidak ada gigi yang migrasi. Temuan ini
Kiri : Neutrooklusi gigi molar pertama pada malrelasi rahang sebesar ½ lebar
premolar akibat mesial drift pada gigi molar pertama rahang atas
Kanan : Mesiooklusi molar pertama sebesar gigi premolar pada hubungan rahang
kelas II. Ketidaksesuaian antara hubungan oklusal dan hubungan dental diakibatkan
karena migrasi mesial gigi molar permanen pertama mandibula dan kurangnya
Gigi yang berpindah ke arah mesial atau, jarang terjadi, ke arah distal, sebagai hasil
drifting gigi perlu dilakukan evaluasi terlebih dahulu (‘reconstruction of the occlusion,”
menurut Grünberg, “thinking back,” menurut Schwarz). Melihat kembali malposisi dental
Rekonstruksi Oklusi
Laporan kasus
Kiri : posisi mesial gigi posterior kanan rahang atas sekitar 1mm, dan 2,6mm di sisi
kiri
Kanan : Mesial drift gigi posterior yang terjadi karena premature loss gigi sulung di
zona supportif: pada sisi kanan sekitar 5mm, dan sisi kiri 6mm
Neutroklusi bilateral gigi molar pertama. Setelah menganalisa derajat migrasi mesial
yang lebih meluas pada lengkung mandibula dibandingkan dengan lengkung maksila,
Insisal edge rahang atas diproyeksikan dengan menandai permukaan labial insisif
Kiri: Jarak antara tanda yang telah dibuat dengan incisal edge rahang bawah
Pada kasus open bite dilakukan pengukuran jarak vertikal incisal edge.
Rencana Perawatan
yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan rencana perawatan. Hal ini mencakup
abnormalitas maksila, mandibula, dan oklusi, dan hubungan fungsional dan kraniofasial.
Rencana perawatan yang terperinci dibagi menjadi beberapa tahapan perawatan yang
beruntun. Pencatatan kebutuhan perawatan dan alat yang digunakan dilakukan pada tiap
tahap perawatan. Rencana tersebut digunakan sebagai panduan terapi yang dapat berlangsung
3-4 tahun. Rencana perawatan bergantung pada hasil perawatan intermediet, mungkin dapat
berubah atau tidak. Pada akhir perawatan, penilaian terperinci harus dilakukan untuk
yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan rencana perawatan. Hal ini mencakup
abnormalitas maksila, mandibula, dan oklusi, dan hubungan fungsional dan kraniofasial.
Gambar 571 Bagan Rencana Perawatan
Setelah diagnosa keseluruhan masalah telah dilakuka, tahap perawatan dibuat secara
runtun, bersamaan dengan rencana perawatan lain seperti ekstraksi gigi dan alat
lainnya.