Anda di halaman 1dari 33

CARA PENAPAKAN DALAM

ANALISIS SEFALOMETRI
(TRACING)
Pendahuluan

Suatu cara penapakan gambaran foto


rontgen

Tracing

gambaran secara garis besar batas-batas atau titik-titik yang diperlukan untuk
kebutuhan pengukuran dan analisa hasil foto rontgen
Sefalogram Kertas
handscoen
tracing

Penghapus Pensil
Alat & Bahan

Penggaris selotip

View box
Tahapan tracing
 cuci tangan.
 Taruh foto rontgen pada meja penapakan.
 Taruh kertas penapakan dengan bagian yang tidak mengkilat di sebelah
atas foto rontgen.
 Lekatkan kertas penapakan dengan plakband pada foto rontgen.
 Tulis nama, nomor pasien, dan tanggal pemotretan rontgen pada kertas
penapakan di sebelah kiri bawah.
 Buat dengan pertolongan pensil 4H penapakan struktur-struktur yang
dibutuhkan.
 Tulis pada karton putih dengan menggunakan pulpen, nama, nomor
rekam medis, tanggal lahir, umur, dan tanggal pemotretan.
 Lepaskan kertas penapakan dari foto rontgen dan lekatkan hasil
penapakan ini pada karton putih dengan selotip pada bagian atas
karton tersebut.
Prosedur tracing
 Tracing profil jaringan lunak
 Tracing profil jaringan keras
 Tracing tulang nasal.
 Tracing spina nasalis anterior dan kontur depan pada maksila ke atas menuju puncak alveolar interdental antara kedua
insisiv sentral.
 Tracing dasar hidung dan atap palatum
 Tracing spina nasalis posterior.
 Tracing anterior kontur mandibula
 Tracing outline pada dagu ke atas menuju sympisis.
 Tracing batas tepi mandibula dari sympisis menuju sudut mandibula.
 Tracing batas belakang ramus
 Tracing orbita dari supra orbital ridge menuju bagian paling bawah pada tepi bawah pada orbita sebagai titik orbital
 Tracing tulang zygoma dari kontur lateral pada orbita turun ke gambaran triangular. Proyeksi yang paling bawah pada
gambaran triangular disebut kunci ridge (key ridge).
 Tracing fissure pterygomaksilary yang terlihat sebagai sebuah inverted tear drop shape hanya di atas spina nasalis
posterior.
 Tracing bayangan pada meatus akustikus eksternal.
 Tracing sella tursica
 Tracing yang paling menonjol insisif sentral atas dari mahkota ke akar
 Tracing yang paling menonjol insisif sentral bawah
 Tracing molar pertama atas dan bawah
 Tracing tulang occipital
Titik-titik sefalometri
Bidang orientasi
Analisis
Steiner
Telah dikenal sejak tahun 1953

Paling sering digunakan

Mudah dan cepat penggunaannya


Bidang S – N sebagai referensi

Bidang yang stabil

Terletak pada jaringan keras

Terletak pada bidang median sagital


Titik-titik Referensi Analisis
Steiner
1. Sella (S)
Titik yang terletak
ditengah-tengah
Sella Tursika
(Gambar 1)
2. Nasion (N)
Titik paling Anterior
dari Sutura Naso
Frontonasalis
(Gambar 2)
3. Subspinal (A)
Titik terdalam dari
kurva tepi Anterior
Maksila.
Diantara Spina
Nasalis Anterior dan
Alveolus gigi.
(Gambar 3)
4. Supramental (B)
Titik terdalam pada
kontur anterior dari
symphisis mandibula
antara interdental
dgn pogonion.
(Gambar 4)
5. Pogonion (Pg)
Titik paling anterior
dari sympysis
mandibula.
(Gambar 5)
6. Gnathion (Gn)
Titik paling luar pd
kurvatura
symphisis antara
pogonion dan
menton.
(Gambar 6)
Bidang Referensi dalam
Analisis Steiner
Bidang SN
Garis yang
menghubungkan
titik S dan N
(Gambar 7)
Bidang Frankfurt
Garis yang
menghubungkan titik
porion dengan titik
Orbita.
(Gambar 8)
Bidang
Mandibula
Garis yang
menghubungkan titik
Go & Gn
(Gambar 9)
Bidang oklusal
Garis yang melalui
titik pertemuan
insisif atas dan bawah
dgn titik
pertemuan antara
bonjol mesiobukal
dari M1 atas dan
bawah pd waktu
oklusi.
(Gambar 10)
Sudut-Sudut Referensi Analasis
Steiner
Sudut SNA
Kedudukan
maksila terhadap
kranium,
rata-rata 82°
(Gambar 11)
Sudut SNB
Kedudukan
mandibula terhadap
kranium, rata-rata
80°
(Gambar 12)
Sudut ANB
Hubungan antara
Maksila terhadap
Mandibula
ANB = SNA – SNB

(Gambar 13)
Norma dan Variabel Analisis
Steiner
Variabel dan Norma Rata - Rata
Sudut SNA 82 °
Sudut SNB 80 °
Sudut ANB 2°
SND 76 – 77 °
Sudut GoGn-SN 32 °
Sudut Bidang Oklusal ke SN 14.5 °
Sudut Intersisal 130 – 131 °
I ke NA 4 mm
Sudut I ke NA 22 °
I ke NB 4 mm
Sudut I ke NB 25 °
I ke GoGn 93 °
ANALISA TWEED

Digunakan untuk menganalisis pertumbuhan wajah.

Segitiga Tweed :
1. Garis FHP
2. Garis Mandibula yang melalui Go – Me
3. Sumbu panjang gigi I RB yang memotong garis mandibula
dan FHP
Penjelasan Analisa Tweed

IMPA ( INCISOR MANDIBULAR PLANE ANGLE )


Dalam Keadaan normal, insisif bawah harus tegak lurus terhadap tulang
dasar mandibula
FMPA ( FRANKFURT MANDIBULAR PLANE ANGLE)
-Untuk mngetahui hubungan pertumbuhan dalam jurusan vertikal dan
antero-posterior
- FMPA 20o – 30o prognosa fasial estetik baik
- FMPA 35o prognosa fasial estetik cukup
- FMPA > 35o prognosa estetik buruk
FMIA (FRANKFURT MANDIBULAR INCISOR PLANE ANGLE)
Dibentuk oleh garis sumbu panjang gigi I RB dengan FHP.
Normal 65o
Segitiga Tweed

VARIABEL DAN NORMA ANALISA TWEED


Variabel Rata-rata Range Nilai Normal

FMPA-Frankfort mandibular plane angle 24,57 16-35 25

IMPA-Incisor mandibular plane angle 86,93 85-95 90

FMIA-Frankfort mandibular insicor angle 68,2 60-75 65

Anda mungkin juga menyukai