Anda di halaman 1dari 57

Review Analisis Model

Erina Fatmala, drg


Definisi
• Analisis model studi adalah penilaian tiga dimensi terhadap gigi geligi
pada rahang atas maupun rahang bawah, serta penilaian terhadap
hubungan oklusalnya. Kedudukan gigi pada rahang maupun
hubungannya dengan geligi pada rahang lawan dinilai dalam arah
sagital, transversal, dan vertikal.
Bentuk Lengkung Geligi
Menurut Graber (1972)
Bentuk Lengkung Geligi

Parabola Tappered Square

Omega Lyra
Lebar 4 insisif RA
• Pengukuran
• Rerata 28-36 mm
• >> Makrodonsia
• << Mikrodonsia
Kelainan Bentuk Gigi
• Peg shaped
• Geminasi
• Fusi
• Dilaserasi
Diskrepansi model
• Definisi : perbedaan antara tempat yang tersedia (available space) dengan
tempat yang dibutuhkan (required space).

• Tempat yang tersedia/available space adalah tempat di sebelah mesial


molar pertama permanen kiri sampai mesial molar pertama permanen
kanan yang akan ditempati gigi-gigi permanen (premolar kedua kiri sampai
premolar kedua kanan) dalam kedudukan/letak yang benar

• Tempat yang dibutuhkan adalah jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi


permanen di sebelah mesial molar pertama permanen kiri sampai molar
pertama permanen kanan (premolar kedua kiri sampai premolar kedua
kanan).
Tempat yang tersedia/available space

Segmental

Brasswire
Tempat yang dibutuhkan ( Geligi Pergantian)
1. Moyers
2. Sitepu
3. Huckaba
4. Tanaka Johnson
MOYERS
Perkiraan Ukuran Gigi Menggunakan Tabel Probabilitas

• Diperkenalkan oleh Moyer, Jenkin dan staf ortodonsia


Michigan University untuk analisis gigi pada periode
gigi pergantian
• Pengukuran ruangan yang tersedia untuk gigi 3, 4, 5
dilakukan setelah keempat geligi anterior menempati
kedudukan yang benar pada lengkung rahang

• Kelompok gigi prediktor > 4 gigi insisivus RB


• Alasan ;
• Merupakan gigi permanen yang tumbuh paling awal
• Mudah diukur dengan tepat baik intraoral atau model
• Ukurannya tidak banyak bervariasi dibanding insisivus RA
Pengukuran
• 1. Lebar mesiodistal keempat gigi insisivus permanen mandibula
diukur dan dijumlahkan. (X)
• 2. Jika terdapat gigi insisivus yang berjejal, tandai jarak antar insisivus
dalam lengkung gigi tiap kuadran dimulai dari titik kontak gigi insisivus
sentralis mandibula.
• 3. mengukur available space dari mesial m1 permanen kanan ke kiri.
• 4. Jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula
dibandingkan dengan nilai pada tabel proporsional dengan tingkat
kepercayaan 75% untuk memprediksi lebar gigi kaninus dan premolar
maksila dan mandibula yang akan erupsi pada satu kuadran. (Y)
RB

RA

Tabel probabilitas Moyers digunakan untuk memperkirakan ukuran 3, 4, 5 yang


akan erupsi, baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Droschl membedakan
ukuran 3, 4, 5 berdasarkan jenis kelamin.
. Required space= jumlah lebar M-D keempat I +( 2 x (nilai pada tabel prediksi))

X + 2 Y RA
X + 2 Y RB
Prediksi Sitepu

Sitepu (1983) dalam tesisnya menemukan rumus untuk memprediksi lebar


mesiodistal kaninus pemanen, premolar pertama dan kedua pada satu sisi
(Y) berdasar jumlah lebar mesiodistal insisivus bawah (X)

Subjek penelitian : Deutero-melayu


Pengukuran
• 1. Lebar mesiodistal keempat gigi insisivus permanen mandibula
diukur dan dijumlahkan. (X)
• 2. Jika terdapat gigi insisivus yang berjejal, tandai jarak antar insisivus
dalam lengkung gigi tiap kuadran dimulai dari titik kontak gigi insisivus
sentralis mandibula.
• 3. mengukur available space dari mesial m1 permanen kanan ke kiri.
• 4. Jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula
dibandingkan dengan nilai pada tabel proporsional untuk
memprediksi lebar gigi kaninus dan premolar maksila dan mandibula
yang akan erupsi pada satu kuadran. (Y)
. Required space= jumlah lebar M-D keempat I +( 2 x (nilai pada tabel prediksi))

X + 2 Y RA
X + 2 Y RB
Metode Huckaba
Metode ini untuk mengetahui akurasi lebar mesiodistal gigi C, P1 ,P2 menggunakan perbandingan foto rontgen
dengan model studi

X = (X1) Y
Y1
X = Lebar gigi permanen yang dicari
X1 = Lebar gigi permanen diukur dari rontgen
Y = Lebar gigi desidui yang diukur dari model
Y1 = Lebar gigi desidui diukur dari rontgen
Tanaka Johnson
Tanaka dan Johnson mengembangkan cara lain penggunaan keempat
insisif rahang bawah untuk memperkirakan ukuran kaninus dan
premolar yang belum erupsi. Penyerdehanaan dari Moyers

Perkiraan ukuran kaninus dan premolar pada satu kuadran maksila =


𝟏
x keempat insisif rahang bawah ditambah 11,0 mm
𝟐

Perkiraan ukuran lebar kaninus dan premolar pada satu kuadran


mandibula =
𝟏
x keempat insisif rahang bawah ditambah 10,5 mm
𝟐
INTERPRETASI PERHITUNGAN DISKREPANSI

1. kekurangan tempat sampai dengan 4 mm tidak diperlukan


pencabutan gigi permanen
2. kekurangan tempat antara 5-9 mm kadang-kadang masih dapat
dirawat tanpa pencabutan gigi permanen, namun sering diperlukan
pencabutan gigi permanen (tidak termasuk molar ketiga)
3. kekurangan tempat 10 mm atau lebih hampir selalu diperlukan
pencabutan gigi permanen, biasanya premolar.
Penyediaan Ruangan untuk Macam Perawatan Non
Ekstraksi

1. Enamel Stripping / Interproximal reduction


2. Ekspansi
3. Distalisasi molar
4. Proklinasi insisif
5. Ekstraksi gigi sulung
Indikasi Perawatan
Enamel Stripping
Indikasi
 Koreksi crowding yang ringan –sedang
 Diskrepansi yang tidak lebih dari 5-6 mm
 Pasien dengan OH baik
 Profil Klas I Ortognatik
 Maloklusi Klas II dental
 Ketebalan enamel gigi yang akan
distripping cukup
 Bolton analysis kelebihan materi < 2,5 mm
Ekspansi  Konstriksi lengkung > PONT
 Crowding ringan
 Cross bite anterior dan posterior
 Space loss > mesial drifting molar
Distalisasi molar  Drifting mesial molar
 Sebelum erupsi gigi molar kedua permanen
 Maloklusi ringan dengan relasi molar Klas II
dan III
Proklinasi insisif  Retroklinasi gigi
 Profil tidak cembung
Permanent Dentition Analysis
1. ALD (Arch Length Discrepancy)
2. BOLTON
3. PONT
4. HOWES
ALD (Arch Length Discrepancy)
Perbedaan Lengkung Rahang

• Tujuan : mengukur perbedaan panjang lengkung gigi dengan panjang


lengkung rahang

NANCE LUNDSTORM
Nance
Prosedur :
1. Mengukur required space : lebar mesio-distal masing-masing gigi dari mesial molar
pertama permanen menggunakan jangka sorong atau jangka berujung runcing.
Jumlah total menunjukkan ruangan yang dibutuhkan untuk lengkung gigi yang ideal

Panjang Lengkung Gigi


2. Mengukur available space : menggunakan kawat lunak seperti brass wire
atau kawat kuningan dari mesial molar permanen kanan-kiri

RA : fissure oklusal gigi posterior KA – insisal gigi anterior - fissure oklusal gigi posterior KI (dalam
lengkung yang benar)
RB : buccal cusp gigi posterior KA – insisal gigi anterior - buccal cusp gigi posterior KI (dalam
lengkung yang benar)

3. Membandingkan selisih available space dengan required space


Lundstorm

Prosedur :
1. Mengukur Required space : lebar mesio-distal masing-masing gigi molar
pertama permanen ki-ka menggunakan jangka sorong atau jangka berujung
runcing. Jumlah total menunjukkan ruangan yang dibutuhkan untuk lengkung
gigi yang ideal

2. Mengukur Available space : membagi lengkung gigi menjadi enam segmen


berupa garis lurus untuk setiap dua gigi termasuk gigi molar pertama
permanen. Setelah dilakukan pengukuran dan pencatatan pada keenam
segmen selanjutnya dijumlahkan.

3. Membandingkan selisih available space dengan required space


Lundstorm

Teknik pengukuran panjang lengkung rahang secara segmental menurut Lundstrom.


INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN

Rencana Perawatan Berdasarkan Hasil Perhitungan ALD

Jika ALD :
• -1 s.d. -2 mm : pro slicing
• 0 s.d. -4 mm : pro ekspansi lengkung gigi
• > -4 mm : pro ekstraksi
BOLTON – Tooth size discrepancy
• Bolton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi
rahang bawah terhadap ukuran gigi rahang atas dengan
keadaan oklusinya.
• Terdapat dua rasio yaitu overall ratio dan anterior ratio
• Tujuan analisis :
o Menentukan disporporsi ukuran gigi maksila dan mandibula
o Mendapatkan interdigitasi yang ideal
o Overjet dan overbite yang optimal
o Gigi yang align
o Estetis baik
o Fungsi yang harmoni
o Hasil perawatan yang stabil
Sampel Penelitian Bolton
RASIO Keseluruhan 77,2 %
Anterior 91,3%
MAKSILA Insisivus sentral 8,82 mm
Insisivus lateral 6,96 mm
Kaninus 7,91 mm
Premolar 1 7,04 mm
Rasio Ideal
Premolar 2 6,84 mm
Dan Lebar Gigi Rata-rata
Molar 1 10,4 mm Dari Tesis Bolton
MANDIBULA Insisivus sentral 5,42 mm
Insisivus lateral 5,94 mm
Kaninus 6,93 mm
Premolar 1 7,15 mm
Premolar 2 7,27 mm
Molar 1 11,14 mm
Overall ratio

91,3 = Bolton = Ideal


>91,3 = Kelebihan materi pada mandibula
Kelebihan materi mandibula
Total mandibula 12 – { total maksila 12 x 91,3}
100

<91,3 = Kelebihan materi pada maksila


Kelebihan materi maksila
Total maksila 12 – { total mandibula 12 x 100}
91,3
77,2 = Bolton = Ideal
>77,2 = Kelebihan materi pada mandibula
Kelebihan materi mandibula
Total mandibula 6 – { total maksila 6 x 77,2}
100

<77,2 = Kelebihan materi pada maksila


Kelebihan materi maksila
Total maksila 6 – { total mandibula 6 x 100}
77,2
Anterior ratio
Tabel Bolton digunakan untuk mengetahui ukuran ideal enam
gigi anterior dan kedua belas gigi, baik pada rahang atas
maupun rahang bawah.
BOLTON

Rencana perawatan untuk


disharmoni ukuran gigi
maksila dan mandibula
1. Ekstraksi
2. Interproximal stripping
3. Ekspansi
4. Build up ukuran gigi yang
disproporsi
Kelebihan ukuran gigi maksila Kelebihan ukuran gigi mandibula
1. Overjet bertambah 1. Overjet berkurang
2. Overbite bertambah 2. Overbite berkurang
3. Berdesakan 3. Berdesakan
4. Diastema gigi RB 4. Diastema gigi RA
5. Retroklinasi insisif RA 5. Retroklinasi insisif RB
6. Proklinasi insisif RB 6. Proklinasi insisif RA
HOWES
Apakah basis apikal cukup untuk memuat gigi geligi pasien

Berguna pada saat menentukan rencana perawatan dimana


terdapat masalah kekurangan basis apikal dan untuk memutuskan
apakah akan dilakukan:

(1)pencabutan gigi
(2)memperluas lengkung gigi atau
(3)ekspansi palatal
HOWES
Panjang lengkung gigi (Tooth Material/ TM) adalah jumlah
lebar mesiodistal gigi dari molar pertama kiri sampai dengan
molar pertama kanan

Premolar Diamter (PMD) adalah lebar lengkung geligi yang


diukur dari tip cusp buccal premolar pertama permanen dari
arah oklusal

Lebar lengkung basal premolar atau fosa kanina (Premolar Basal


Arch Width/ PMBAW) merupakan diameter basis apikal dari
model gigi pada apeks gigi premolar pertama, yang diukur
menggunakan jangka sorong atau jangka berujung runcing.
Perhitungan
1. Prosentase PMD terhadap TM PMD X 100
TM
Interpretasi :
• PMBAW > PMD. Bila lebar basal premolar lebih besar dari
lebar lengkung puncak premolar, maka dapat dilakukan
ekspansi premolar
• PMD > PMBAW. Kontraindikasi untuk ekspansi, dibutuhkan
ditalisasi gigi dan ekstraksi

2. Prosentase PMBAW terhadap TM PMBAW X 100


TM
44% : Normal
<37% : Kekurangan lengkung basal sehingga perlu
pencabutan gigi premolar
>44% : Tidak perlu pencabutan premolar
37%-44% : Borderline case
INDEX PONT
Metode untuk
1. menentukan lebar lengkung gigi maksila ideal yang didasarkan pada lebar mesiodistal mahkota
keempat insisif rahang atas
2. membantu dalam menentukan lengkung gigi yang tergolong sempit, lebar, atau normal
3. menentukan perlu tidaknya ekspansi lateral terhadap legkung gigi,
4. menentukan besarnya kemungkinan ekspansi pada regio premolar dan molar (Iyyer,2003)

SARAN PONT :
0,8 pada fosa sentral premolar pertama
0,64 pada fosa sentral molar pertama

lengkung rahang atas dapat diekspansi sebanyak 1-2 mm lebih besar dari idealnya untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya relaps
• PROSEDUR
• Mengukur lebar mesio-distal 4 insisif RA
• Mengukur lebar interpremolar, fossa distal pada model
• Mengukur lebar intermolar, fossa mesial pada model

A (interpremolar) : titik terendah dari fissure transversal gigi P1


B (intermolar) : titik perpotongan antara fissure transversal dengan fisura bukal gigi M1
TABEL PONT

a. Indeks Premolar = jumlah mesiodistal keempat insisivus maksila x 100


Jarak interpremolar
a. Indeks Molar = jumlah mesiodistal keempat insisivus maksila x 100
Jarak intermolar
Indeks Pont digunakan untuk menentukan lebar lengkung gigi anterior
dan posterior, yang bertujuan untuk

a. Menentukan apakah lebar lengkung gigi normal atau kurag


b. Menentukan apakah dibutuhkan ekspansi ke lateral
c. Menentukan sejauh mana ekspansi dapat dilakukan pada daerah premolar
dan molar
d. Mengetahui apakah suatu lengkung mengalami kontraksi, distraksi atau
normal

Derajat kontraksi/distraksi
mild degree hanya 5mm . medium degree antara 5-10mm . extreme degree lebih dari 10mm
Kurva Spee

Lengkung yang menghubungkan insisal insisivi dengan bidang oklusal molar


terakhir pada rahang bawah. Pada keadaan normal kedalamannya tidak
melebihi 1.5 mm. Pada kurva spee positif biasanya didapatkan gigi insisif
yang supra posisi atau gigi posterior yang infra posisi atau gabungan kedua
keadaan tadi.

Positif Datar Negatif


Cara pengukuran :
1. Tempatkan suatu penggaris pada posisi horizontal mulai
dari puncak tonjol gigi insisivus permanen rahang bawah
sampai ke cusp mesiobukal gigi molar pertama permanen
rahang bawah.

2. Setelah itu gunakan kaliper zurich untuk mengukur


kedalaman kurve Spee, dengan menempatkan kaliper tersebut
pada cusp gigi premolar rahang bawah secara tegak lurus
terhadap penggaris.

3. Kemudian catat hasilnya dalam satuan milimeter. Pencatatan


pengukuran tersebut merupakan prediksi besarnya ruangan
yang dibutuhkan untuk mensejajarkan gigi premolar bawah
dalam dataran oklusal yang sama.
Diastema
Fisiologis Patologis
Ruang diantara 2 gigi yang berdekatan Agenisi
Ugly Dukcling Persistensi
Lokal
stage Fernulum
Kebiasaan buruk

Makroglossia
Primate Space Umum Keturunan

Lee way space

BLANCH TEST
Developmental
space
FRENAL
ATTACHMENT

• Klasifikasi Frenal Attachment (Placek et al, 1974) :


• Mucosal
• Gingival
• Papillary
• Papilla Penetrating

• Klasifikasi Frenal Attachment (Gunadi 1995)


• Rendah : melekat pada mukosa alveolar
• Sedang : melekat diantara mukosa alveolar dan attached gingiva
• Tinggi : melekat pada gingiva interdental
Blanch Test
• Cara pemeriksaan
1. Tarik bibir ke arah luar dan atas
2. Cek menggunakan kaca mulut apakah terdapat blanching atau pucat pada
area palatal dan sekitar frenulum
3. Jika mukosa pucat -> perlekatan frenulum tinggi
Ugly Dukcling Stage
Lee way space Primate space

Early mesial shift


Late mesial shift
Relasi Molar Sulung,
Molar Permanen
Developmental space
Simetris Gigi

Lengkung gigi yang kedudukannya tidak simetris, biasanya bisa terlihat sejak pemeriksaan
estetika wajah, namun bentuk lengkung yang tidak simetris bisa juga dijumpai pada wajah
yang simetris. Pada beberapa kasus, bisa juga dijumpai keadaan asimetri hanya pada
lengkung giginya saja, sementara lengkung rahangnya normal.
Pergeseran Garis Median
• Garis median wajah
• Gl – Sn - Me
• Garis median gigi
• RA : frenulum labialis – papila insisivus – rugae palatina ke 2 – rafae palatina
• RB : frenulum labialis – frenulum lingualis

Cara pengukuran :
1. Penderita NHP, oklusi sentris
2. Buat garis imajiner antara garis median wajah diproyeksikan terhadap garis median
gigi
3. Gambar yang didapat dari penderita di pindah ke model studi
4. Tandai oklusi, relasi molar dan relasi kaninus
Etiologi Pergeseran Garis Median
• Pencabutan gigi pada satu sisi
• Tanggal prematur gigi sulung
• Gigi yang letaknya terbenam
Relasi Gigi Anterior

1. Overjet (Jarak gigit)


Jarak horizontal antara insisal insisivi atas dengan bidang labial insisivi bawah.
Sagital • Nilai normal 2-3 mm.
• Jarak gigit pada gigitan silang anterior diberi tanda negatif, misalnya -2 mm.
• Pada relasi edge to edge jarak gigitnya 0 mm.

2. Overbite (Tumpang gigit)


Jarak vertikal antara insisal insisivi atas dengan insisal insisivi bawah.
Vertikal • Nilai normal +2 mm.
• Tumpang gigit yang bertambah menunjukkan adanya gigitan dalam.
• Pada gigitan terbuka tidak ada overlap dalam jurusan vertikal, tumpang gigit ditulis dengan tanda
negatif, misalnya -3 mm. Pada relasi edge to edge tumpang gigitnya 0 mm.
Relasi Vertikal

Gigitan Terbuka

Gigitan Dalam
Relasi Gigi Posterior
Relasi Sagital

distal mesial

A. Mesioklusi B. Neutroklusi C. Edge to Edge D. Distoklusi


Relasi Gigi Posterior
Relasi Transversal

Pada keadaan normal, relasi transversal gigi posterior adalah gigitan fisura
luar rahang atas, oleh karena rahang atas lebih lebar daripada rahang bawah.

Perubahan relasi transversal lain yang dapat terjadi adalah:


- gigitan tonjol
- gigitan fisura dalam rahang atas
- gigitan silang total luar rahang atas

Anda mungkin juga menyukai