Anda di halaman 1dari 19

ANALISA MODEL

Setianing Budi Fadlila 40619118


Riris Puji Fitriani 40619119
Luqman Halim Prayogo 40619122
Meita Syahrina 40620037
Melianda Aniska Yadila 40620038
Analisa Model
Analisis model adalah rekam orthodontic yang sering digunakan untuk
menganalisa suatu kasus dan memberikan banyak informasi,
pembuatannya relative mudan dan murah.
Bentuk Lengkung Gigi

Model dilihat dari oklusal kemudian diamati


bentuk lengkung gigi. Bentuk lengkung gigi yang
normal adalah berbentuk parabola. Ada beberapa
lengkung geligi yang tidak normal misalnya lebar,
menyempit di daerah anterior. Bentuk lengkung
geligi ini berhubungan dengan bentuk kepala
misalnya pasien dg bentuk kepala brakisefalik
yang cenderung mempunyai bentuk lengkung
lebar
Bentuk Lengkung Gigi
Diskrepansi Model July
Perbedaan antara tempat yang tersedia (available space) dengan tempat
yang dibutuhkan (required space). sat sun
Tujuan Pengukuran

Untuk menentukan adanya kekurangan atau kelebihan tempat


7
6 berdasarkan
dari gigi geligi 8model 9studi yang
10 akhirnya
11 untuk
12
menentukan macam perawatan yang dilakukan pada maloklusi
yang ada, apakah termasuk perawatan pencabutan gigi
permanen atau tanpa pencabutan gigi permanen.

Cara Pengukuran 20 21 21 22 24 25

26 27 28 29 30 31
Ada berbagai analisa yang dapat digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang
dalam perawatan ortodontik, Hal ini tergantung pada fase pertumbuhan gigi.

Analisa pengukuran ruang pada fase geligi permanen :

1. Nance
2. Bolton
3. Howes
4. Pont
5. ALD

Analisa pengukuran ruang pada fase geligi campuran :

1. Analisa Moyers
2. Analisa Tanaka-Johnston.
3. Analisa Sitepu
4. Analisa Huckaba
Analisa Moyers
1. Ukur Lebar M-D keempat gigi I permanen mandibula
dan dijumlahkan.
2. Jika terdapat gigi I yang berjejal, tandai jarak antar I
dalam lengkung gigi tiap kuadran dimulai dari titik
kontak gigi I sentral mandibula.
3. Ukur jarak tanda di bagian anterior (bagian distal gigi
I lateral permanen) ke tanda di permukaan mesial dari
gigi M1 permanen (space available untuk C,P1 dan P2
dalam 1 kuadran). Dapat dilakukan menggunakan
kawat atau dengan kaliper.
4. Jumlah lebar M-D keempat gigi I mandibula
dibandingkan dengan nilai pada tabel proporsional
dengan tingkat kepercayaan 75% untuk memprediksi
lebar gigi C dan P maksila dan mandibula yang akan
erupsi pada satu kuadran.
5. Bandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan
ruang yang diprediksi (dari tabel) pada kedua rahang.
Jika diperoleh nilai negatif, maka dapat disimpulkan
adanya kekurangan ruang.
Analisa Tanaka atau Johnston
mon Tanaka dan Johnston menemukan cara untuk menentukan ukuran kaninus dan premolar
berdasarkan ukuran insisivi bawah. Cara ini mempunyai ketepatan yang baik dan biasanya
kecil, tidak membutuhkan foto rontgen maupun tabel bila cara ini sudah dihafal sehingga
mudah digunakan.

Rumus

Setengah jumlah lebar insisivi rahang bawah + 10,5 mm = perkiraan jumlah lebar kaninus dan premolar
rahang bawah (satu kuadran)
Setengah jumlah lebar insisivi rahang bawah + 11,0 mm = perkiraan jumlah lebar kaninus dan premolar
rahang atas (satu kuadran).
Analisa Sitepu
X= 2x YRA+ RA
X= 2X YRB+ RB
Analisa Huckaba
Pengukuran untuk gigi yang belum erupsi diukur pada
foto rontgen. Rumus untuk menghitung lebar benih gigi
adalah :
 
=
Curve Of Spee
Lengkung yang menghubungkan insisal insisiv dengan bidang
oklusal molar terakhir pada rahang bawah. Normalnya : ≤ 1,5 mm.
Pada Kurva Spee yang positif (bentuk kurva jelas dan dalam)
biasanya didapatkan gigi insisif supra posisi atau gigi posterior
infra posisi atau keduanya.

KURVA Spee adalah kurva dengan pusat pada suatu titik tulang lakrimal
dengan radius pada orang dewasa 65-70mm kurva ini berkontak
diempat lokasi yaitu permukaan anterior kondil daerah kontak
distooklusal molar ketiga daerah kontak mesioklusal molar pertama tepi
insisal
Kesejajaran Letak Gigi

Pemerikasaan ini untuk mengetahui simetri gigi


senama dengan jurusan sagital maupun tranversal
dengan cara membandingkan letak gigi permanen
senama kiri kanan : menggunakan transparet ruled
grid / simetroskop.
Letak Gigi Yang Salah
Pemeriksaan dilakukan pada gigi secara individu. Menurut
Angle dengan diketahuinya kelainan letak gigi secara individu
dapat direncanakanperawatan untuk meletakkan gigi tersebut
pada letaknya yang benar. Penyebutan letak gigi yang
digunakan di antaranya:
 Versi
 Infra oklusi
 Supra oklusi
 Rotasi
 Transposisi
 Ektostema
 Mesioversi
 Distoversi
 Linguoversi
 Labioversi
 Infraversi
 Supraversi
 Aksiversi
 Torsiversi
 Transversi
 Protusi
 Retrusi
 Berdesakan
 Diasteme
Pergeseran Garis Median
CARA MELIHAT pergeseran garis median adalah dengan
melihat apakah garis median muka melewati titik kontak insisiv
sentral masing – masing rahang. bila titik kontak terletak pada
garis median berarti tidak terdapat pergeseran kakan tetapi
bila titik kontak terletak di sebelah kiri atau kanan garis median
muka maka terdapat pergeseran kekiri dan kekanan.
Relasi Gigi Posterior
Relasi jurusan sagital :
1. Netroklusi
2. Distoklusi
3. Mesioklusi
4. Gigitan tonjol
5. Tidak ada relasi
Relasi Jurusan Transversal
Relasi dalam jurusan vertikal :
Kelainan dalam jurusan vertikal dapat berupa gigitan terbuka yang berarti tidak
ada kontak antara gigi atas dan bawah pada saat oklusi.
Relasi Gigi Anterior

Relasi jurusan vertikal:


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai