bawah.1
Lundstrom. 1
A. B.
A. B.
A. B.
8
Di Bagian Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran Bandung
dilakukan pengukuran dengan melibatkan molar
pertama permanen kiri dan kanan.
Pengukuran panjang lengkung rahang secara
segmental adalah dengan membagi lengkung
menjadi tiga segmen di tiap kuadran, yaitu segmen
pertama meliputi insisif sentral dan lateral,
segmen berikutnya kaninus, selanjutnya premolar
dengan molar pertama. Teknik pengukuran
secara segmental.
c) Analisis Bolton
Bolton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran
gigi rahang bawah terhadap ukuran
gigi rahang atas dengan keadaan oklusinya. Rasio
yang diperoleh membantu dalam
f) Diagnostic Setup
e) Index Pont
METODE KORKHAUS
Jarak insisivus tetap atas dan premolar adalah jarak
pada garis sagital antara titik pertemuan insisivus
tetap sentral dan titik dimana garis sagital tersebut
memotong garis transversal yang menghubungkan
premolar pertama atas pada palatum.
METODE HOWES
(Ashley E. Howes, 1947)
Dasar:
h Normal overbite:
normalnya adalah = 2 - 4 mm
(P1-P1)
= 43 %
(M1-M1)
1. Deep overbite
Indeks Howes:
3. Shallow bite
4. Edge to edge bite
5. Cross bite = reversed bite
6. Open bite
Deep overbite dapat disebabkan:
1. Dental:
a. Supra oklusi gigi-gigi anterior.
Prognosa:
- alat goncang
1. Dental baik.
METODE KESLING
Adalah suatu cara yang dipakai sebagai pedoman
untuk menentukan atau menyusun suatu lengkung
gigi dari model aslinya dengan membelah atau
memisahkan gigi-giginya, kemudian disusun
kembali pada basal archnya baik mandibula atau
maksila dalam bentuk lengkung yang dikehendaki
sesuai posisi aksisnya.
Cara ini berguna sebagai suatu pertolongan praktis
yang dapat dipakai untuk menentukan diagnosis,
rencana perawatan maupun prognosis perawatan
suatu kasus secara individual.
h Karena cara ini mampu untuk mendiagnosis
maka disebut : DIAGNOSTIC SET UP MODEL
h akhir perawatanlretainer
h kombinasi
Prosedur:
3. Manipulasi:
Cara:
antara 1 1.
Kasus:
1. Rahang Bawah normal
Rahang Atas mengikuti Rahang Bawah
3. Plastik transparan
a. Enamel stripping
Pengurangan enamel dapat
dilakukan
pada
sisi
Enamel
dilakukan
stripping
dengan
atau
menggunakan
dengan
bur
yang
Ekstraksi
atau
Pada
Non
Perawatan
Ortodonti
Penyedian tempat untuk koreksi letak
gigi gigi yang berdesakan dapat diperoleh
dari enamel stripping, ekspansi lengkung
geligi, distalisasi molar, memproklinasikan
insisivus dan pencabutan gigi permanen. 3
handpiece.
memudahkan
enamel
dapat
Untuk
pengurangan
didaerah
dipasang
posterior
separator
3-5
hari
sehingga
Enamel
stripping
bila
lengkung
gigi,
dan
dapat
sagital
gigi
yang
enamelnya.
dikurangi
Bila
stripping
enamel
dilakukan
(protraksi)
terlihat
maupun
pada
defisiensi
pada
diatasi
bahwa
melakukan
ekspansi
pada
lengkung
giginya.
Ekspansi
dapat
tetap
berdekatan.
bahwa
juga
enamel
dengan
Harus
sesudah
diingat
dilakukan
intermolar
lengkung
gigi
penambahan
untuk
terjadinya
mencegah
prosedur
untuk
melebarkan
0,77
mm.
Bila
mm
lebih
diperlukan
ekspansi
cekat
dikombinasi
dengan bedah.
c. Distalisasi Gigi Molar atas
Distalisasi gigi molar aas
sebesar
1-2
putaran
per
ruangan
guna
memperbaiki
minggu
yang
menghasilkan
susunan
gigi
geligi
pergerakan
0,20-0,50
mm.
atau
molar.
bodili
dengan
12
mm
ekspansi
diindikasikan
cekat.
alat
Aktivasi
labial.
Pergerakan
yang
semaksimal mungkin
minimalnya
Indikasi
resiko
distalisasi
mengekspansi
hanya
optimal
RPE
puncak
masa
Pada
kasus
ekstrem,
bila
adalah
penggunaan
pada
pertumbuhan.
skeletal
tidak
mempunyai
12
pertumbuhan.
mm
diindikasikan
alat
potensi
Alat
untuk
tertanam
intraoral
atau
kemudian
Headgear
merupakan
ekstraoral.
didalamnya,
ujung
kawat
alat
menunjukan kekurangan
pertumbuhan,
tidak
menyebabkan
hilangnya
Kelebihan
headgear
penjangkaran
pada
terdiri
atas
diskrepansi
tempat
model,
gigi
diskrepansi
kedalaman
kontrol
Headgear
molar
molar
vertikal.
mendistalisasi
intra
gigi
oral.
Hilgers
sefalometrik,
kurva
dan
mm.
masa
25
kawat
berdiameter
mm
dengan
0,032
yang
Sebelum
spee
geligi
dilakukan
pergantian
perlu
dapat
menyangkut
perubahan
semua
aspek
menyebabkan
profil
pasien,
pasien
dengan
misalnya
sebagai berikut :
Prognosis gigi, misalnya
menyebabkan
profil
menjadi cekung.
apikal
yang
seandainya
prognosis
dirawat
gigi
tersebut
dari
dibutuhkan
dan
atas,
dimana
tersebut.
Relasi insisivus
Kebutuhan
penjangkaran
apakah
perlu
penjangkaran
hubungan
atau tidak
Profil
pasien
beroklusi
dengan
dua
gigi
di
dan
diragukan.
Letak gigi yang kadangkadang sangat menyimpang
oklusal
struktur
b.
keausan.
Oklusi Normal, menurut Leory Johnson
menggambarkan oklusi normal sebagai
suatu kondisi oklusi yang berfungsi secara
digunakan
maksimum
apakah
Oklusi
gigi-geligi
secara
normal
dapat
1.
(RB)
dalam
keadaan
tertutup
atau
jarak
gigit
milimeter
(mm).
Jarak
gigit
berikut:
dengan antagonisnya
Retruded Contact Position (RCP),
(anterior)
dan
kebelakang
RB digerakkan ke anterior
Working Side Contact
oklusi
sisi
keseimbangan
Working
side
dalam
(balancing
oklusi
side).
dinamik
1.
akibat
gerakan
RB
Position
dapat
Hubungan
Mandibula
Maksila
Relasi sentrik
mandibula
Terhadap
merupakan
terhadap
hubungan
maksila,
yang
fossa
glenoid,
tetapi
masih
keadaan
Intercuspal
Contact
yaitu
jarak
antara
oklusal
netral
atau
tidak
tegang.
Posisi
ini
Kelas 1 Skeletal
Maloklusi ini dimana semata-mata dental
dengan tulang wajah dan rahang harmoni
dengan satu yang lain dan dengan posisi
istirahat kepala. Profilnya orthognatic.
Kelas 1 dental ditentukan berdasarkan
maloklusi dental :
divisi I
Malrelasi lokal insisor, caninus , dan
premolar.
divisi II
Protrusi insisor maksila
divisi III
Lingouversi insisor maksila
divisi IV
protrusi bimaksilari
kelas II Skeletal
ini menyangkut maloklusi dengan
perkembangan distal mandibular
subnormal dalam hubungannya terhadap
maksila.
Dibagi menjadi dua divisi:
divisi I
lengkung dental maksila dalam batas
sempit dengan crowding pada regio
caninus, crossbite bisa saja ada ketinggian