Referensi :
1. Selmani M, Gjorgova J. Relationship among Lower Arch Length, Arch Width and Arch
Perimeter in Crowding and Non-Crowding Groups. Balk J Dent Med. 2015;19(1):8–12.
2. Tepedino M, Cornelis MA, Chimenti C, Cattaneo PM. Correlation between tooth size-arch
length discrepancy and interradicular distances measured on CBCT and panoramic
radiograph: An evaluation for miniscrew insertion. Dental Press J Orthod.
2018;23(5):39.e1-39.e13.
3. G SA, E.C B, Soman PS. Assessment of dental crowding. Int J Basic Appl Med Sci.
2014;4(1):52–5.
Metode Lundstrom merupakan indeks pengukuran lengkung rahang. Metode ini menggunakan
pengukuran pada lengkung rahang sisi kanan dan kiri menggunakan kaliper/jangka. Metode
Lundstrom dapat digunakan apabila terdapat beberapa gigi yang letaknya tidak sesuai dengan
lengkung rahang (Perbedaan ukuran lengkung dan ukuran gigi) seperti adanya gigi-gigi crowding
(mengalami rotasi maupun versi). Pada metode ini, lengkung rahang dibagi menjadi 6 segmen
masing-masing 3 segmen pada regio kiri dan kanan.
Prosedur :
1. Pengukuran total lebar gigi (space required) : Ukur panjang lengkung rahang dengan
menjumlahkan lebar mediodistal dari setiap gigi (tidak termasuk M2, M3) 🡪 Maksila : 16-26;
Mandibula : 36-46
● Lebar gigi diukur satu persatu menggunakan kaliper/jangka ke kontur terbesar gigi secara
mesiodistal (aproksimal). Posisi jangka tegak lurus kepada daerah tersebut.
2. Bagi lengkung gigi menjadi 6 segmen (3 segmen sisi kanan dan kiri) :
- S1 : M1 dan P2 lengkung sisi kanan
- S2 : P1 dan C lengkung sisi kanan
- S3 : I2 dan I1 lengkung sisi kanan
- S4 : I1 dan I2 lengkung sisi kiri
- S5 : C dan P1 lengkung sisi kiri
- S6 : P2 dan M1 lengkung sisi kiri
4. Pengukuran arch perimeteri (spaced available) : Ukur lebar mesiodistal tiap segmen gigi
dan jumlahkan
5. Selisih antara keduanya menunjukkan keadaan ruangan yang tersisa.
: Analisis crowding diukur dari selisih antara jumlah total lebar gigi (space required=lengkung
ideal) dan arch perimeter (space available=lengkung sebenarnya)
● Diskrepansi ukuran gigi <1,5mm biasanya jarang terlihat signifikan, akan tetapi jika terjadi
diskrepansi >1,5 mm dapat menyebabkan problem dalam perawatan (seperti dalam
mencapai interdigitasi, overjet dan overbite ideal) dan harus dimasukkan dalam daftar
masalah orthodontik
● Metode ini terdiri dari rasio total dan rasio anterior :
● Pengukuran untuk menentukan gigi maksila maupun mandibula yang ideal dapat
berpedoman tabel Bolton
● Rumus untuk mengetahui kelebihan ukuran gigi anterior maksila maupun mandibula :
● Hubungan oklusi yang baik ditunjukkan dari kasus Bolton diskrepansi mayor → masih
dianggap tidak akurat bagi beberapa penulis
● Bolton menggunakan acuan oklusi Class I sempurna sebagai sampel untuk
memperkirakan rasio kesesuaian giginya → bolton meremehkan variasi gigi
● Tidak membagi berdasarkan jenis kelamin
● Rasio ideal dari tiap negara akan berbeda karena pengaruh ras yang berbeda-beda
: Koreksi diskrepansi ukuran gigi harus menjadi rencana perawatan inisial, tetapi banyak dari step-step
perawatan untuk mengatasi masalah diskrepansi gigi dilakukan pada tahap finishing.
- Penggunaan bonded appliance, kelebihannya ialah enamel interproksimal dapat diasah kapanpun.
Saat IPR sebagai bagian dari rencana perawatan, sebagian besar reduksi enamel harus dilakukan
pada tahap inisial, tetapi final reduction dapat ditunda sampai tahap finishing. Prosedur ini dilakukan
dengan mengobservasi oklusi secara langsung. Setelah prosedur IPR dilakukan, berikan topical
fluoride pada gigi.
CONTOH KASUS: Pada kasus insisif lateral kecil, dapat menyebabkan space berlebih → secara estetis
dan fungsional tidak-apa-apa tetapi dapat dilakukan restorasi RK pada gigi tsb sembari dilakukan
perawatan orthodontik (Gbr. 17.3), dengan melepas bracket pada bagian I2 saja → Pastikan terlebih
dahulu mengverifikasi posisi akar sebelum dilakukan restorasi (pastikan posisi akar mendekati posisi
ideal, karena perubahan posisi akar setelah dilakukan build-up dapat mengubah estetik karena
berubahnya titik kontak dan hubungan embrassure gigi). Jika restorasi ditunda sampai perawatan
orthodontik selesai, restorasi harus dilakukan sesegera mungkin setelah pasien sedang menggunakan
retainer (dibutuhkan retainer yang baru setelah restorasi dilakukan)
Metode Howes
Ashley Howe’s Analysis
Howes berpendapat bahwa terdapat hubungan antara jumlah lebar mesiodistal gigi anterior hingga M2
dengan lebar lengkung gigi pada daerah P1. Menurut Howes, crowding dapat terjadi dikarenakan
berkurangnya lebar lengkung gigi daerah P1.
Metode :
(TM)
o apabila lebar lengkung basal P1 (PMBAW) >> lebar P1 (PMD) → Lakukan ekspansi (untuk
mengurangi crowding)
o lebar lengkung basal P1 (PMBAW ) << lebar P1 (PMD) → ekspansi tidak dapat dilakukan
e. Percentage of Canine Fossa Width to Tooth Material→ persentase lebar fossa caninus untuk tooth
material
Lebar lengkung basal P1 (PMBAW)
(TM)
o Nilai > 44% = lengkung rahang dianggap cukup untuk mengakomodasi semua gigi (tidak
perlu ekstraksi)
o Nilai 44% = basis apikal cukup lebar untuk semua gigi 16-26
o Nilai 37% - 44% = Borderline dan butuh keputusan secara subjektif mengenai ekstraksi gigi P1
o Nilai < 37% = defisiensi lengkung basal sehingga indikasi ekstraksi P1.
f. Basal Arch Length → panjang lengkung basal
Basal arch length
(TM)
: Panjang lengkung rahang, diukur melalui midline dari marginal ridge distal M1 ke bagian titik paling
anterior dari lengkung basal yang ditandai oleh huruf A (rahang atas) dan B (rahang bawah)
Hasil perhitungan PMD – PMBAW (selisih lebar lengkung rahang terhadap lebar basis apical)
Metode Pont
Pont’s Index/Pont’s Analysis
- Indeks Pont (1909), metode untuk menentukan lebar lengkung rahang ideal berdasarkan lebar
mesiodistal dari 4 mahkota gigi insisif RA.
- Pont menyarankan bahwa rasio dari jumlah total lebar gigi insisif RA terhadap lebar lengkung
rahang transversal (melintang) yang diukur dari pusat (tengah) permukaan oklusal gigi adalah :
- Pont juga menyarankan bahwa lengkung rahang atas dapat diekspansi sebanyak 1-2 mm lebih besar
dari idealnya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya relaps.
- Indeks Pont adalah indeks ekspansi maksila yang dapat membantu dokter dalam memperkirakan
berapa banyak ekspansi maksila yang dibutuhkan untuk eliminasi crowding
Prosedur :
1. Ukur lebar mesiodistal 4 gigi insisif RA kemudian jumlahkan (SI)
2. Ukur lebar lengkungan gigi: (dari pit terdalam)
a. Regio premolar : jarak dari distal pit P1 kanan dan P1 kiri
b. Regio molar : jarak dari mesial pit M1 kanan dan M1 kiri
3. Hitung dengan rumus Pont, sesuai dengan acuan lebar lengkung pada regio P dan M yang ideal :
- Jika nilai indeks yg didapatkan < nilai ideal Pont = konstriksi lengkung (selisih -) 🡪 perlu ekspansi
- Jika nilai indeks yang didapatkan > nilai ideal Pont = distraksi lengkung (selisih +)
Metode Moyer’s
Sumber: Profitt - Contemporary Orthodontics 4th Edition page 197 :)
- Tujuan : mengestimasi kebutuhan ruang gigi C, P1, P2 yang belum erupsi pada periode mixed
dentition
- Metode pengukuran estimasi gigi yang belum erupsi menggunakan tabel moyers yang
merupakan rangkuman data dari perhitungan ukuran gigi rata-rata pada anak-anak di amerika.
- Metode : Pengukuran estimasi dilakukan dengan membandingkan available space (ukur jarak
distal gigi C ke mesial gigi M1) dengan lebar mesiodistal dari gigi insisif mandibula dengan
prediksi pada tabel moyers untuk mengestimasi gigi C, P1 dan P2 baik RA maupun RB yg
belum erupsi.
- Gigi insisif RB merupakan gigi yang pertama kali bererupsi dan lebih baik digunakan sebagai
indikator karena tidak memiliki bentuk yang bervariasi seperti gigi insisif RA.
- Metode ini tidak memerlukan radiograf untuk penentuan kebutuhan ruang
Keuntungan:
1. Lakukan pengukuran mesiodistal gigi insisif rahang bawah dengan menggunakan kaliper.
Jumlahkan ukuran keempat gigi insisif RB kemudian ukur kaliper sesuai dengan ukuran total dari
keempat gigi insisif tersebut
2. Letakkan 1 tip kaliper pada midline dan yang lainnya pada permukaan distal gigi lateral insisif RB
dan tandai titik ini
3. Ulangi langkah tersebut pada sisi lainnya, namun apabila terdapat
crowding pada gigi insisif maka berikan tanda pada dc
4. Jarak dari permukaan mesial M1 permanen mandibula ke titik yang
ditandai adalah ruang yang tersedia untuk erupsi caninus
mandibula dan premolar (gambar 19.15)
5. Prediksi ukuran gigi caninus, p1, dan p2 melalui tabel probabilitas
berdasarkan jumlah lebar gigi insisif RB
a. Jika available space > required space yang di prediksi = maka
kelebihan ruang tersebut bisa digunakan untuk pergeseran m1
ke mesial
b. Jika available space < required space = maka crowding dapat
terjadi