Anda di halaman 1dari 6

METODE PERHITUNGAN DALAM PERAWATAN ORTHODONTIK

A. Periode Gigi Bercampur


- Nance
- Moyers
B. Periode Gigi Permanen
- Pont
- Korkhaus
- Howes
- Kesling

Metode Nance
 Dasar : Adanya huungan antara jumlah mesiodistal gigi desidui dengan gigi
pengganti.
 Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah gigi tetap yang akan cukup ruangannya
cukup, lebih atau kurang.
 Gigi pedoman adalah gigi c, m1, m2 dan gigi penggantinya adalah gigi 3, 4, 5
 Lee Way Space adalah selisih ruang antara ruang yang tersedia dengan ruang yang
digunakan, RA : 0,9 mm dan RB : 1,7 mm
METODE MOYERS
 Keuntungan :
- Kesalahan sedikit, diketahui dengan tepat.
- Tidak butuh banyak waktu
- Tidak perlu alat khusus
- Dapat dikerjakan dalam mulut/model
 Dasar : adanya korelasi antara satu kelompok gigi dengan kelompok yang lain.
 Kelompok gigi yang dipakai sebagai pedoman
21 12
Alasan :
1. Gigi tetap yang tumbuh paling awal
2. Mudah diukur dengan tepat intraoral/extraoral
3. Ukuran tidak bervarisi banyak dibandingkan RA
 PROSEDUR
A. Siapkan:
- Model RA & RB
- Jangka sorong
- Tabel kemungkinan
RB: misalnya sisi kanan dulu
1. Ukur lebar mesiodistal 21 12, jumlahkan!
2. Tentukan jumlah ruang yang diperlukan kalau gigi tersebut diatur dalam susunan
yang baik, caranya beri tanda, cari ruang yg disediakan untuk 3 4 5 ka/ki , berapa ruang
3 4 5 yang seharusnya, lihatht tabel RA, bandingkan
Perbedaan:
1. Tabel kemungkinan dipakai RA
2. Overjet hrs dipertimbangkan
METODE PONT
 Dasar: dalam lengkung gigi dengan susunan igig teratur terdapat hubungan antara
jumlah lebar mesiodistal ke 4 gigi insisivus atas dengan lebar lengkung interpremolar
pertama dan intermolar pertama.
 Susunan normal ideal :
- Gigi-gigi yang lebar butuh suatu lengkung yang lebar.
- Gigi-gigi yang kecil butuh suatu lengkung yang kecil.
- Ada keseimbangan antara besar gigi dengan lengkung gigi.
 Dasar: Untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi mengalami kontraksi / distraksi /
normal.
Kontraksi = kompresi = introversion sebagian / seluruh dental arch lebih mendekati
bidang mid sagital
Distraksi = extraversion sebagian / seluruh dental arch lebih menjauhi bidang
midsagital
Derajat konstraksi / distraksi :
 Mild degree : 5 mm
 Medium degree : 5-10 mm
 Extreme degree : > 10 mm
 Hubungan dirumuskan:
 Indeks Premolar = ΣI x 100 = 80
 Jarak P1-P1 = Σ x 100 = 80
 Indeks Molar = ΣI x 100 = 64
 Jarak M1-M1 = ΣI x 100 =64
 Jarak insisivus tetap atas dan premolar adalah jarak pada garis sagital antara titik
pertemuan insisivus tetap sentral dan titik dimana garis sagital tersebut
memotong garis transversal yang menghubungkan premolar pertama atas pada
palatum.

KORKHAUS
 Pengukuran
- Lebar mesiodistal insisivus yaitu diameter yang paling lebar dari masing-masing gigi
insisivus.
- Jarak inter P1 atas yaitu jarak antara tepi yang paling distal dari cekung mesial pd
permukaan oklusal P1 atas, sudut distobukal pada tonjol bukal P1 bawah
- Permukaan jarak inter M1 atas yaitu jarak antara cekung mesial pada permukaan
oklusal M1 atas, tiitk tertinggi tonjol tengah pada tonjol bukal M1 bawah.

METODE HOWES
 Dasar : :
- Ada hubungan lebar lengkung gigi dan lengkung perimeter.
- Ada hubungan lengkung basal dan lengkung koronal, keseimbangan lengkung basal
dan lebar mesiodistal gigi.
 Ukuran :
- Lebar inter P1 sekurang-kurangnya = 43 % dari ukuran mesiodistal gig M1-M2.
- Lebar inter P1 yaitu dari titik bagian dalam puncak tonjol bukal P1.
- Ukuran lengkung gigi distal M1 kanan - distal M1 kiri.
- Indeks Howes : (P1 – P1) = 43% (M1 – M1)
- Lebar interfossa canina sekurang-kuranggnya = 44% lebar mesiodistal gigi anterior-
M2
- Fossa canina terletak pada apeks P1
- Indeks Howes = Interfossa canina = 44%, jumlah M1 – M1
Lengkung maxilla Lengkung Mandibulla Diameter premolar

METODE KESLING
 Adalah suatu cara yang dipakai sebagai pedoman untuk menentukan / menyusun suatu
lengkung gigi dari model aslinya dengan membelah / memisahkan gigi-giginya
kemudian disusun kembali pada basal arch-nya baik RA / RB dalam bentuk lengkung
yang dikehendaki sesuai posisi aksisnya.
 Cara ini berguna sebagai suatu pertolongan praktis yang dapat dipakai untuk
menentukan diagnosis, rencana perawatan maupun prognosis perawatan suatu kasus
secara individual. Cara ini mampu untuk mendiagnosis, maka disebut : DIAGNOSTIC
SET UP MODEL dan model yang telah disusun kembali dalam lengkung gigi tersebut
merupakan gambaran suatu hasil perawatan maka disebut : PROGNOSIS SET UP
MODEL.
Daftar Pustaka

Phulari, B.S. 2011. Orthodontic Principles and Practice. New Delhi : JAYPEE

Singh, Gurkeerat. 2007. Textbook of Orthodontics. New Delhi : JAYPEE

Staley, Robert dan Reske. 2011. Essential of Orthodontics Diagnosis and Treanment.
USA : Willey-Blackwell

Anda mungkin juga menyukai