Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 SKENARIO 4
MODEL STUDI ORTODONTIK
Seorang mahasiswa Kedokteran Gigi mempersiapkan studi model untuk analisis model
sebagai alat bantu untu mengakkan diagnosis ortodontik.

1.2 Brainstorming
1
Universitas YARSI

Kata Sulit
1. Analisis Studi Model
Penilaian 3 dimensi atas rahang atas dan rahang bawah beserta oklusalnya.
Kedudukan gigi pada rahang maupun hubungan dengan geligi pada rahang lawan
dinilai dalam arah sagital, transversal dan vertical.
2. Alat Bantu Untuk Menegakkan Diagnosis ortodontik
Model studi, radiology, pemeriksaan klinis, riwayat kasus, foto muka.

1.3 Pertanyaan
1.
2.
3.
4.

Apa tujuan membuat studi model?


Apa saja yang perlu diperhatikan dalam studi model?
Apa saja macam-macam analisis studi model?
Cara membuat studi model?
Universitas YARSI

5.
6.
7.
8.

Apa saja alat bantu selain studi model untuk diagnosis orthodontik?
Apa tujuan membuat analisis studi model?
Bagaimana cara untuk menganalisis model studi?
Apa itu diagnosis ortodontik?

Jawaban
1. Untuk menentukan rencana perawatan, untuk membantu penegakkan diagnosis,
dan untuk mengetahui dental anatomi dan oklusi
2. Penilaian arah sagital
Meliputi hubungan molar 1, caninus dan insisif tetap
Ukuran overjet, prognati/retrognati maksilla dan mandibula dan crossbite
anterior.
Penilaian arah transversal

Pergeseran garis median, asimetri wajah, lengkung gigi dan cross bite
anterior

Penilaian arah vertical

Ukuran overbite, deep bite, open bite anterior maupun posterior dan

ketinggian palatum.
3. Analisis gigi tetap
Kesimetrisan lengkung gigi dalam arah sagital dan transversal
Analisis Bolton
Analaisis (Arch Length Discrepancy) perbedaan ukuran lengkung rahang
Analisis Howes
Analisis Indeks Pont
Analisis Setup
Analisis Korkhaus
Analisis Gigi Campuran

4. Cetak

Perkiraan Ukuran Gigi Menggunakan Gambaran Radiografi


Perkiraan Ukuran Gigi Menggunakan Tabel Probabilitas
Tanaka-Johnston
gigi menggunakan alginate, Gypsum (cor), hasil cetakan harus ada seluruh

gigi, jaringan lunak, vestibulum, sehingga inklinasi mahkota dan akar terlihat.
Universitas YARSI

5. Jangka beruncung runcing, penggaris, symmetograph, brass wire, digital calipers.


6. Membandingkan kedudukan geligi kanan dengan geligi kiri garis median,
mengusahakan agar kedudukan gigi kiri dan kanan menjadi simetris dalam rencana
perawatan.
7. Analisis Gigi Tetap
Kesimetrisan lengkung gigi dalam arah sagital dan transversal
Keasimetrisan biasanya dapat dijumpai pada pemeriksaan extraoral yaitu
saat pemeriksaan kesimetrisan wajah. Namun, keasimetrisan lengkung gigi
belum tentu mengakibatkan keasimetrisan juga pada wajahnya. Asimetris
lengkung gigi bisa juga disertai dengan asimetris lengkung rahang bisa juga
tidak.

Jadi

Symmetograph.

kita

harus

memeriksa

kesimetrisan

menggunakan

Alat diletakan di atas permukaan oklusal gigi dengan

bidang orientasi mid palatal raphe dengan bidang dalam arah sagtal dan
tranversal. Berdasarkan hasil analisisnya dapat diketahui kuadran mana

yang memerlukan expansi atau pecabutan demi mencapai kesimetrisan.


Analisis Bolton
Pada analisa Bolton, mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi rahang
atas dan rahang bawah dengan perbandingan jumlah lebar mesiodistal gigi
pada rahang bawah terhadap rahang atas (12gigi : dari gigi M1 regio kiri ke
M1 regio kanan atau sebaliknya) dan juga jumlah mesio distal gigi anterior
rahang atas serta rahang bawah (6gigi: dari gigi C regio kiri ke C region
kanan atau sebaliknya). Pada metode pengukuran ini dapat diperoleh
membantu dalam mempeetimbangkan hubungan overbite dan overjet yang
mungkin tercapai setelah perawatan, mempertimbangkan pengaruh
pencabutan terhadap oklusi pada region posterior dan hubungan gigi
insisivus dan membantu mengidentifikasi gangguan oklusal akibat
ketidakserasian lebar mesiodistal gigi geligi oada rahang atas dan rahang

bawah.
Analaisis (Arch Length Discrepancy)
perbedaan ukuran lengkung rahang
Pada metode determinasi lengung dilakukan dengan cara tidak langsung
yaitu mengukur panjang lengkung ideal yang direncanakan pada plastic
transparam di atas plat gelas. Kemudian membandingkan dengan jumlah
lebar mesiodistal gigi yang akan di tempatkan pada lengkung tersebut.
Universitas YARSI

Analisis Howes
Panjang lengkung gigi (Tooth Material/ TM) adalah jumlah lebar
mesiodistal gigi dari molar pertama kiri sampai dengan molar pertama
kanan. Lebar lengkung basal premolar atau fosa kanina (Premolar Basal
Arch Width/ PMBAW) merupakan diameter basis apikal dari model gigi
pada apeks gigi premolar pertama, yang diukur menggunakan jangka
sorong atau jangka berujung runcing. Rasio diperoleh dari membagi
PMBAW dengan TM dikalikan 100. Howes percaya bahwa dalam keadaan
normal perbandingan PMBAW dengan TM kira-kira sama dengan 44%,
perbandingan ini menunjukkan bahwa basis apikal cukup lebar untuk
menampung s emua gigi. Bila perbandingan antara PMBAW dan TM
kurang dari 37% berarti terjadi kekurangan lengkung basal sehingga perlu
pencabutan gigi premolar. Bila lebar basal premolar lebih besar dari lebar

lengkung puncak premolar, maka dapat dilakukan ekspansi premolar.


Analisis Indeks Pont
Pont memikirkan sebuah metode untuk menentukan lebar lengkung ideal
yang didasarkan pada lebar mesiodistal mahkota keempat insisif rahang
atas. Pont menyarankan bahwa rasio gabungan insisif terhadap lebar
lengkung gigi melintang yang diukur dari pusat permukaan oklusal gigi,
idealnya adalah 0.8 pada fosa sentral premolar pertama dan 0.64 pada fosa
sentral molar pertama. Pont juga menyarankan bahwa lengkung rahang atas
dapat diekspensi sebanyak 1-2 mm lebih besar dari idealnya untuk

mengantisipasi kemungkinan terjadinya relaps.


Analisis Setup
Diagnostic setup adalah teknik untuk menggambarkan bagaimana
mengatasi masalah ruang dalam tiga dimensi, yaitu dengan melepaskan gigi
dari tulang basal model dan menempatkannya kembali ke dalam kedudukan
yang lebih baik. Cetakan awal tidak digunakan untuk teknik ini, tetapi

disimpan untuk model studi.


Analisis Korkhaus
Menggunakan rumus Linder Hart untuk menentukan lebar lengkung ideal
dari premolar dan molar. Analisis ini menggunakan pengukuran yang dibuat
dari titik tengah garis antar premolar ke titik antara dua insisif maksila.
Universitas YARSI

Menurutnya, untuk lebar gigi insisif atas dan jarak antara titik tengah garis
premolar ke titik antara dua gigi insisif atas harus ada. Peningkatan
pengukuran ini menunjukkan prokunasi gigi anterior atas sedangkan
berkurangnya nilai menunjukkan retrokunasi anterior atas.
Analisis Geligi Campuran

Perkiraan Ukuran Gigi Menggunakan Gambaran Radiografi


Penggunaan tipe gambaran radiografi dapat dilakukan dengan cara
mengkuru obyek yang dapat dilihat baik secara radiografi maupun pada
model. Pada umumnya, gigi yang dijadikan tolak ukur adalah gigi molar
sulung.
Untuk mengetahui perbandingan sederhana ukuran gigi sebenarnya yang
belum mencapai erupsi adalah sebagai berikut : perbedaan ukuran lebar
molar sulung sebenarnya dengan ukuran gigi tersebut dalam gambaran
radiografi sama dengan perbandingan lebar premolar tetap yang belum
erupsi dengan ukuran lebar molar pada gambaran radiografi. Ketepatan
ukuran bergantung pada kualitas radiografi dan kedudukan gigi dalam
lengkung. Teknik ini dapat digunakan untuk geligi maksila maupun

mandibula.Tanaka-Johnston
Perkiraan Ukuran Gigi Menggunakan Tabel Probabilitas
Prosedur analisisnya dengan mengukur lebar mesial distal keempat insisif
rahang bawah satu persatu, lalu menjumlahkan keseluruhan hasil ukurannya
untuk melihat kemungkinan ukuran gigi kaninus, premolar pertama dan
kedua yang akan erupsi untuk masing-masing rahang berdasarkan tabel
probabilitas dari Moyers sebesar 75% . droschl kemudian mengembangkan
penelitian dan membedakan nilai tersebut berdasarkan jenis kelamin.
Kemudian ukuran tersebut dibandingkan dengan sisa ruangan yang tersedia
setelah keempat gigi insisif atas dan bawah di kedudukan yang benar pada
rahang. Ruangan yang tersedia bagi 3, 4, 5 diukur dari distal insisif lateral
setelah gigi yang menempati kedudukannya benar, hingga mesial molar

Universitas YARSI

pertama tetap. Jumlah ruang yang harus tersedia pada rahang harus

diperhitungkan untuk penyesuaian gigi molar


Tanaka dan Jhonston
Mengembangkan cara lain penggunaan keempat insisif rahang bawah untuk
memperkirakan ukuran kaninus dan premolaryang belum erupsi. Menurut
mereka, metode yang mereka temukan mempunyai keakuratan yang cukup
naik dengan tingkat kesalahan yang kecil. Metode ini sangat sederhana dan

tidak memerlukan tabel atau gambaran radiografi apapun.


8. Sebagai suatu interpretasi data klinis dan untuk menetapkan ada atau tidaknya
anomali atau maloklusi.

1.4 Hipotesis
Studi model merupakan salah satu alat bantu untuk menegakkan diagnosis
ortodontik pada studi model terdapat perbedaan analisa antara gigi tetap dan gigi
campuran.

Diagnosis
Alat bantu
Studi Model

Tujuan

Gigi Tetap

Analisis
Studi
Model

Kriteria
Studi
Model

Gigi
Campuran

Cara
Pembuatan
Studi

Universitas YARSI

Universitas YARSI

Anda mungkin juga menyukai