Anda di halaman 1dari 3

Untuk suami ku,

Halo, hari ini 11 juli 2021. Tadi aku sudah sedikit bercerita kepada mu. Hari ini aku sedih sekali. Aku
sedih karena suami ku jarang Bersama ku. Aku ingin menyampaikan nya kepadamu, hanya saja aku tak
siap dengan amarah mu atau sikap dingin mu ataupun perlawanan mu ataupun juga perubahan sikap
mendadakmu. Aku Cuma ingin kamu tau, kalau aku kesepian, bingung, tidak tau harus apa dan bisa apa.
Andai kamu tau, banyak hal yang aku simpan sendiri dan aku pikirkan sendiri. Terlalu takut untuk
bercerita tentang apa yang aku rasakan. Aku takut dengan tempat baru, aku takut dengan gelap yang
tiba tiba karena sekring membalik. Aku takut sendiri saat malam, meskipun dikamar hotel yang terang
dan penuh suara dari tv yang sengaja ku hidupkan. Aku butuh kamu. Namun aku terlalu penakut untuk
melarang mu pergi dan membuat mu membatalkan urusanmu. Aku takut kamu tbtb berubah menjadi
dingin karena menemaniku yang penakut. Aku yakin kamu kecewa, istri mu tidak sepemberani itu, tidak
secantik dan sememuaskan itu bila dipandang, istri mu yang sangat bergantung kepada mu meskipun
sesungguhnya dia sangat tidak ingin itu terjadi. Percayalah, dia berharap bisa berdiri sendiri dengan kaki
nya, dia berharap bisa mengurusi diri nya sendiri, dia berharap bisa menghidupi diri nya sendiri. Dia ingin
merawatmu, dia ingin membantu mu bukan hanya menyusahkan mu dan menjadikan diri nya sebagai
bebanmu. Tidak, sungguh dia tak ingin begitu.

Aku pikir dengan menikah, kita punya lebih banyak waktu. Tapi ternyata tidak. Pagi kamu kerja, pulang
sore sampai tengah malam kamu kerja dirumah mengurus hal lain. Aku? Sendiri. Dikamar. Mencoba
belajar apapun yang bisa ku pelajari. Kadang juga searching cara agar suami tidak bosan wkwkkw kadang
aku berpikir, apa aku begitu membosankan bagi mu? Apa aku begitu buruk? Apa aku begitu tidak enak
dipandang? Kenapa kamu sering diluar di banding disebelahku? Aku ingin bergabung dengan obrolan
mu diluar. Sudah beberapa kali aku coba lakukan. Tapi ya begitu wkwkwk aku merasa itu bukan tempat
ku.

Kamu tau tadi malam aku tidak sengaja menonton film tentang perselingkuhan seorang suami dengan
Wanita penyewa rumah nya. Kamu tau alasan dia selingkuh karena apa? Karena istri nya takut
mempunyai keturunan. Sama seperti aku. Aku takut terlalu takut memiliki tanggung jawab seumur
hidup itu. Aku takut bila hanya aku yang menjaga nya. Aku takut bila setelah memiliki nya kamu
berubah. Mungkin saat hamil kamu bilang akan bergantian menjaga nya, mungkin saat ia baru lahir
kamu akan bergantian menjaga nya dengan ku. Namun lambat laun, kamu punya dunia mu sendiri dan
menyerahkan urusan menjaga nya kepada ku. Aku takut kamu berubah. Bahkan menikahpun merubah
mu. Apalagi memiliki anak. Walaupun aku tak tau kalau tidak punya anak apakah kamu akan tetap
seperti ini atau tidak.

Bal, aku takut kamu marah bacanya. Aku takut kamu tbtb berubah setelah baca ini. Aku takut kamu
dingin setelah bac aini. Aku takut kamu “aku lagi mikir gimana cara nya yang buat kamu nyaman” seperti
biasa dan berubah diam, cuek ke aku.

Tadi aku tanya kan kalau apa aku harus diam dan ga seharusnya cerita ke kamu apa yang aku rasain?
Dan kamu jawab pilihan aku untuk cerita atau tidak. Tanpa kamu peduli sama sekali. Tapi rasanya
memang itu yang terbaik. Semoga sampai nanti aku bisa diam dan tidak bercerita hal hal yang
membuatmu tidak nyaman. Semoga kedepannya istri mu bisa menjadi lebih berani, semoga kedepannya
istri mu tidak lagi memberatkanmu atau membebanimu dalam hal apapun. Karna aku berharap, hal yang
aku berikan kepada mu dapat membuat mu senantiasa merasa Bahagia.
Sekali lagi, maaf telah menjadi istri sekaligus beban mu.

Apakah akan bertahan lama?

Apakah akan seperti ini terus?

Akankah selama nya?

Papa pernah bilang, “kalau satu api, yang satu lagi harus rela jadi air”. Artinya, kalau yang satu marah,
yang lain harus sabar, berkepala dingin.

Bal, kamu sadar ga kalau tadi pagi kamu bentak aku? Rasanya semua emosi aku luruh, luntur karna
dibentak. Berubah jadi kecewa, sedih. Sedih. Sedih. Saking sedihnya aku ga bisa jelasin wkwk

Kamu marah tanpa dengar penjelasan aku, kamu marah Cuma karna itu. Apa sih yang kamu marahin
bal? aku tanya “kok tiap disini kamu pergi pagi terus?” aku takut kamu ga nyaman. Aku takut disini ga
buat kamu nyaman. Aku takut kamu ga suka disini. Aku mau bikin kamu nyaman, bikin kamu suka disini.
Bikin kamu betah disini. Aku tanya begitu karna takut kamu ga nyaman. Cuma itu. Bukan aku nuduh
kamu macam2.

Kamu nuduh aku salah sangka. Salah sangka dimana nya sih bal? salah sangka kamu cepat ke kantor
mau apa? Aku bahkan ga kepikiran hal itu sampai kamu yang bilang itu.

Kamu juga bilang ga mau jemput aku malam, tp jam setengah 11 kamu masi belum disini.

Bal, aku mau kalau aku marah, setidaknya tolong jangan dimarahin balik. Kamu tau kenapa aku berubah
waktu kamu marah? Karna aku ga mau ikutan marah walaupun sebenarnya hati aku marah, kesal sedih
sama kamu. Tapi aku tahan. Karna aku ga mau makin parah masalahnya. Kamu marah aku usahain buat
tahan emosi aku dan aku mau kamu juga begitu.

Salah aku takut kamu ga nyaman disini bal? salah aku nanya ke kamu kenapa kamu pergi ke kantor
cepat?

Sabar, ikhlas, sabar, ikhlas, sabar, ikhlas.


Apa pernikahan hanya sebatas sex?

Apa kalau aku Lelah, aku penat, aku sakit aku punya hak atas tubuhku?

Bagaimana cara nya aku tertarik pada sex bila aku terlalu stress dengan kehidupan ku?

Aku tak akan menolak bila aku tak benar benar penat.

Aku akan dengan senang hati melakukan nya bila aku enjoy.

Apa sex hanyalah hubungan 1 pihak?

Anda mungkin juga menyukai