Kia engga bisa mendiskripsikan sifat Al kayak gimana karena jujur kita aja
belum pernah ketemu, mau ketemu tapi engga bisa karena waktu itu
lagi lockdown.
Hari-hari yang Kia dan Al lalui hanya bisa chattingan, telfonan, tanpa
harus bertemu.
Seiring berjalannya waktu, perasaan Kia ke Al semakin hari semakin
menjadi-jadi. Yang awalnya biasa-biasa malah semakin luar biasa. Yang
awalnya cuek malah engga bisa cuek ke Al, yang awalnya engga suka
malah jadi suka, yang awalnya engga sayang malah jadi sayang, yang
awalnya engga cinta malah makin cinta. Keberanian Kia pun pada waktu
itu timbul, Kia harus ngomong ke Al biar Al tau kalau Kia sayang dan
cinta sama Al. Tapi lagi-lagi harus di pendam.
Bersamaan dengan itu diam-diam Kia suka ngestalk akun sosmed Al, dan
semakin di stalk semakin sakit rasanya, tau engga apa yang Kia
dapatkan? Ternyata Al udah punya pacar, langsung down dong Kia pada
saat itu, langsung mundur. Dari situ Kia pelan-pelan harus menjauh dari
si Al, mulai dari balas pesan Al harus singkat, padat dan jelas, harus
mulai belajar lupain Al, harus terbiasa tanpa pesan teks dari Al.
Semua usaha Kia lakukan untuk mendapatkan hati Al sia-sia selama ini,
ternyata Kia sayang dan cinta ke orang yang udah punya orang yang
special. Lantas selama ini apa? (katanya dalam hati) selama ini Al suka
ngasih perhatian lebih ke Kia tujuannya untuk apa? Kata-kata yang
sederhana namun terbaca romantis tujuannya untuk apa? Kenapa sih di
saat Kia udah bener-bener jatuh cinta lagi, udah mau ngebuka hati Kia
untuk cowok lagi malah balesannya kaya gini?
Waktu pun terus berjalan, Kia harus ngelupain Al. Tapi sebelum itu kia
buatkan video untuk Al. Sehabis send video ke Al Kia langsung blokir
semua sosmed Al, biar apa? Biar Kia bisa ngelupain Al, biar Kia bisa
menjalani hidup-hidup Kia dengan semangat lagi, biar Kia engga sakit
hati lagi.
Tapi ternyata itu semua nihil, usaha Kia untuk ngelupain Al semuanya
sia-sia, semakin Kia lupain Al semakin besar rasa ini untuk Al. Kia engga
tau harus bagaimana lagi. Kia capek ada di posisi ini. Sementara itu Al
udah engga pernah ngehubungin Kia lagi, Al udah berubah, Kia tau Kia
salah tapi cinta tak pernah salah, waktulah yang salah. Waktu salah
mempertemukan Kia dan Al disaat Al udah ada yang punya. Entah
sampai kapan rasa ini terus ada, entah sampai kapan perasaan ini makin
menjadi-jadi.
“Awal itu aku pikir dia mempunyai rasa yang sama denganku, tapi
ternyata aku salah besar. Perasaan dia cukup sebatas teman saja.”
Januari 2021.
“Malam ini aneh ya, aneh kenapa? Iya aneh, aneh karena tidak
mendengar suaramu lagi, aneh karena tidak membaca pesan teks dari
kamu lagi, aneh karena tidak di rindukan kamu. Aku rindu kamu yang
dulu, kamu yang selalu mengisi kekosongan hati dan pikiranku. Sekarang
kita kembali seperti sedia kala, kembali menjadi dua orang asing yang
tak saling kenal.”
Setelah di pikir-pikir kayanya emang harus udahan ya? Atau lanjut jalan
terus? Ketika hati di butakan oleh keadaan dan logika di warnai dengan
khayalan maka terciptalah kebingungan. Apa mungkin harus
menyatakan terlebih dahulu agar kamu bisa tau? Tolong beritahu aku
bagaimana caranya agar kamu melirik kearah sini, tolong ajari aku
bagaimana menjadi seseorang yang apatis.
“Maaf kalau aku terlalu memaksa agar rasa yang ku punya di balas
olehmu, terserah kamu mau bilang apa itu hakmu, aku mencintaimu
dengan setulus hati, maka kau pun harus mengetahui tanpa perlu
membalasnya.”
Tau ga apa yang lebih menyakitkan dari ketusuk jarum? Yaitu melihatmu
tertawa bahagia dengan yang lain. Ga tau harus menunggu berapa lama
lagi, lagi-lagi aku terjebak di ruangan yang tujuannya menuju kamu.
Kalau kamu meminta aku untuk belajar melupakanmu maaf aku tak bisa,
itu bukan tugasku. Tugasku ialah mencintaimu sampai benar-benar kata
mundur harus digunakan, jika sudah harus di gunakan tolong doakan aku
agar bisa melepasmu dengan ikhlas.
Tak tau ini tulisan yang keberapa, terlalu banyak ceritamu padahal kenal
saja belum begitu lama. Bukankah suatu keajaiban? Bahwa aku bisa
membuktikan makna dari “Cinta tak butuh alasan”.
Dengarkan aku ya, ada beberapa kata yang ingin aku sampaikan. Kamu
tau ga? “Ada segudang rindu yang tak bisa disampaikan, ada segudang
air mata yang tak bisa ditahan lagi. Bagaimana kabarmu yang di Ibukota?
Sudah bisakah kau balas pesan teks dariku? Satu-satunya cara agar rasa
ini terbalas olehmu saat ini yaitu “Merayu pada sang pemilik langit dan
bumi di sepertiga malamya”. Bisakah kau izinkan aku bergabung dengan
masa depanmu, agar rasa ini terbalas?
Maaf aku terlalu memaksa agar rasa yang ku punya di balas olehmu.
Pada akhirnya kita hanya perlu mengikhlaskan apa yang tidak di
takdirkan untuk kita, dan semoga di gantikan dengan orang yang lebih
baik lagi. Terima kasih Januari sudah meluangkan waktu untuk
menemani dan mengajarkan aku apa itu ikhlas.
Hai Al, apa kabar? Tak terasa sudah 2 tahun berlalu ya, banyak kejadian
yang tak pernah aku sangka-sangka belakangan ini. Kejadian yang
membuat aku mengerti kenapa sampai saat ini kamu tak pernah balas
rasa ini. Kejadian yang membuat aku paham bahwa diluar sana masih
ada jutaan orang yang sangat membutuhkan aku, yang sangat khawatir
tentang aku. Meskipun begitu mereka tak sama seperti dirimu Al,
mungkin mereka bisa mendapatkan posisi yang sama seperti dirimu
dihati aku tapi tidak dengan keadaanya. Aku mungkin senang karena
bisa mengenal orang baru, tapi tidak dengan hatiku. Aku mungkin bisa
menerima orang baru, tapi tidak dengan nyawaku. Kamu terlalu indah
untuk aku gantikan dengan apapun Al. 19 Januari lalu aku mengenal
orang baru Al, aku berkenalan dengannya, banyak cerita yang aku
ceritakan kepadanya. Tapi rasanya aneh, tak berasa dan dingin Al. Aku
tak bisa, sungguh tak bisa menerima orang baru. Tolong Al sekali lagi
ajari aku bagaimana menjadi seseorang yang apatis. Al jika suatu saat
nanti aku bertemu dengan seseorang yang bisa bantu aku keluar dari
ruangan yang sesak ini, tolong jangan lagi menyapaku ya. Aku ingin
terbang bebas bersama sayapku yang baru.
Terima kasih Al untuk segala hal yang luar biasa ini yang kamu ajarkan
kepada ku, meskipun ini sebenarnya langkah yang aku saja tak mampu
untuk melewatinya aku janji bakal aku lewatin. Terima kasih Al telah
mampir meski hanya sebentar, aku janji ini jadi cerita terakhir yang aku
tulis untukmu.
Sampai bertemu di takdir yang menurut semesta baik Al, terima kasih
untuk 2 tahunnya. Semoga kamu bahagia dan sehat selalu.