Anda di halaman 1dari 14

“This is diary from you my Secret Love”

Kami tidak punya hubungan, kami juga bukan pasangan.

Kami hanya berTEMAN, sialnya aku menyukainya.

Sampai kapan aku mencintaimu?

Aku tidak berharap menjadi yang terpenting dalam hidupmu. Walaupun itu merupakan
permintaan terbesar bagiku. Namun aku hanya berharap jika suatu saat nanti kau melihatku,
kamu akan tersenyum dan berkata “dia yang selalu menyayangiku dan selalu sabar menungguku
sampai saat ini”.
Holla ganteng………..

Boleh aku menulis tentangmu? Aku hanya ingin menulis dan menceritakan semua kisah
kita disini. Kisah sederhana yang tanpa diduga membuat aku merasa nyaman. Kamu telah
menginspirasiku untuk menjadi wanita seperti yang saat ini ada di sampingmu. Satu-satunya
alasan kenapa aku harus menulisnya, kenapa tidak disimpan saja dalam memori. Karena
menurutku tulisan itu abadi, dan tulisan inilah yang akan menjadi saksi serta bukti akan kisah
kita.

Kamu ingat kejadian “Dukaku Duka Kita Semua” pada tanggal 5 oktober 2022, di hari
itu aku merasa seolah-olah Tuhan sedang berbaik hati kepadaku.

Kamu ingat foto ini? Dimana pada hari itu aku sendiri yang memilihmu sebagai
pendampingku. Semua berawal dari aku yang pada saat itu sedang patah hati. Aku mencoba
mengisi hari-hariku dengan sesuatu yang bisa membuatku berdamai dengan diri sendiri. Aku
mencoba membuka kembali jalan fikiranku yang sempat terhenti di titik yang salah. Mencoba
mencari jati diriku yang kemarin sempat hilang. Aku berusaha bangkit sendiri dengan mencari
kesenangan yang bisa membuatku lupa kepada perasaanku yang sedang patah hati.

Dari dulu aku benci dengan kata “kehilangan”. Aku ingat pertama kali aku merasakan
kehilangan. Yaitu pada saat aku masih berumur 8 tahun. Dimana pada kala itu aku mempunyai
mainan kesayangan yang siapapun orang lain ingin meminjam tidak akan aku perbolehkan.
Karena mainan itu adalah hadiah dari kedua orangtuaku, dimana beliau berjanji jika aku
menduduki peringkat 10 besar di sekolah akan memberikanku hadiah apa saja yang aku
inginkan. And finally, dengan semua usaha dan kerja kerasku aku mendapatkan peringkat 1 dari
25 siswa. Sungguh bahagianya karena aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan dan
idamkan sedari lama. Singkatnya, pada umur 9 tahun aku kehilangan mainan tersebut. Aku sudah
mencari ke semua sudut rumah, tetapi tidak aku temukan. Aku juga bertanya ke semua keluarga
dan teman-temanku, apakah mereka tau tentang mainanku. Tetapi tidak satupun dari mereka
mengetahuinya. Aku sedih, sampai aku membenci diriku sendiri karena menghilangkan barang
kesayanganku. Dari kejadian tersebut, aku benci apapun itu yang membuat aku merasa
kehilangan.

Pada bulan desember 2020, aku kehilangan cinta pertamaku yaitu ayahku. Pada hari itu
aku merasa duniaku benar-benar telah berubah. Kehilangan ayahku membuatku kehilangan arah.
Aku belajar banyak dari ayahku, beliau mengajarkanku banyak hal. Tetapi beliau lupa tidak
pernah mengajariku tentang bagaimana menjalani hidup setelah kehilangan orang yang kita
sayangi. Sejujurnya aku belum siap ditinggalkan kala itu, aku sempat membenci tuhan. Aku
merasa tuhan tidak adil padaku. Tapi tidak lama dari kejadian itu, tuhan membuatku sadar.
Bahwa semua yang datang pasti akan pergi. Sekarang aku percaya kalimat itu. Sejak saat itu aku
tidak pernah merasakan kasih sayang seperti kasih sayang ayahku padaku. Aku hanya berharap
suatu saat nanti aku menemukan seseorang yang rasa sayangnya hampir sama seperti ayahku.

Di bulan januari 2021 aku mendaki gunung buthak. Aku healing untuk berusaha
mengikhlaskan ayahku. Membuka jalan fikiranku dengan mendaki gunung. Tetapi di pendakian
gunung buthak tersebut Tuhan mempertemukanku dengan sosok lelaki yang menyadarkanku
tentang kerasnya kehidupan. Dia mengajariku banyak hal, salah satunya adalah mengajari cara
bangkit dari jatuhku. Lalu setelah turun gunung, dia menyatakan perasaannya kepadaku. Aku
tidak buru-buru, karena aku takut perasaan kehilangan itu terjadi kembali. Usahanya tidak
berhenti sampai disitu, dia mencoba segala hal untuk meyakinkanku. Sampai ketika aku berulang
tahun pada bulan juli tanggal 17, dimana hari itu adalah hari ulang tahun pertamaku tanpa ayah.
Dia memberiku hadiah perasaannya dan dia menjanjikan bahwa tidak akan membiarkanku
sendiri. Haha bodohnya aku telah percaya perkataannya waktu itu. Sesampai sebulan setelah aku
menerimanya sebagai pasanganku, aku melihatnya berselingkuh di bulan September. Patah.
Lagi-lagi aku merasakan kehilangan.

Di bulan oktober tanggal 5, kebetulan ada acara dimana disitu adalah tempat
berkumpulnya semua anak organisasi di malang. Pada hari itu aku tidak mau sendirian. Maka
dari itu aku berusaha mencari seseorang yang mau menjadi pasanganku. Aku tidak mau terlihat
lemah, ketika aku tidak sengaja bertemu mantanku disana. Lalu dari semua temanku, kamu lah
orang yang aku pilih untuk menjadi pasanganku. Aku tidak tau kenapa aku memilihmu. Padahal
aku tau betul, pada saat itu kita tidak begitu akrab. Aku melepas gengsiku untuk memintamu ikut
denganku, dan mau mendampingiku. Akhirnya kamu meng-iyakan, meskipun aku tau iya mu
kala itu tidak tulus. Sedikit jahat memang aku hehe. Tapi beginilah aku, aku adalah orang yang
akan mengusahakan segala hal demi mewujudkan kemauanku.

Aku ingat ketika kamu menggandeng tanganku di tengah kerumunan orang-orang yang
hadir disana. Tanganmu terasa erat menggenggamku, seolah-olah kamu takut kehilanganku. Aku
ingin duduk paling depan, sehingga aku berjalan mendahuluimu. Aku fikir kamu akan
meninggalkanku, tetapi setelah aku menoleh ke belakang ternyata kamu masih mengikutiku. Di
hari itu aku banyak mengambil foto dan video, serta aku memutuskan mengupload nya di social
mediaku. Aku hanya ingin semua orang tau bahwa aku bisa melewatinya tanpa mantanku,
walaupun semua itu hanya pura-pura. Tapi aku menjalani semuanya dengan bahagia. Dan aku
juga bahagia bisa bertemu denganmu di hari itu.

Setelah sampai di kos. Aku menceritakan semua tentangmu kepada temanku. Awalnya
aku hanya bercerita apa adanya. Tetapi aku tidak sadar bahwa aku menceritakan semua itu
dengan segenap rasa. Aku menceritakan semua tentangmu, bercerita tentang genggaman
tanganmu yang hangat dan pundakmu yang yang begitu menenangkan. Ada 1 kejadian yang
membuat jantung hatiku berdebar, yaitu ketika kamu membiarkanku berdiri tepat di depanmu
serta kamu menyandarkan dagumu di atas kepalaku. Ahhh so sweet sekali. Aku tertegun sesaat,
namun kemudian aku menikmatinya. Aku menikmati suasana tersebut dengan happy, sampai aku
tersadar sesuatu. Bahwa kala itu aku hanyalah seorang wanita yang sedang tertawa bergembira,
tetapi tidak dengan hatinya yang terluka. Iya aku tau kamu punya seorang wanita yang jauh
disana yang sedang kamu jaga perasaanya. Aku iri dengan wanita itu. Meskipun kamu menjalani
hubungan yang jauh dengannya, kamu masih menghargai wanitamu sebagai pasanganmu.

Kamu terlihat lucu di foto itu hehe. Kamu memintaku mengikat rambutmu, lalu aku
memutuskan untuk mengikatnya menjadi 2. Diluar ekspektasiku, kamu terlihat sangat lucu. Pada
malam itu, kamu iseng mengajakku untuk ikut kuliah denganmu. Kamu mengatakan hal tersebut,
berlagak menantangku seolah-olah aku tidak akan berani ikut denganmu. Tetapi kamu salah.

Pertama kali kamu mengajakku kuliah, kamu tidak pernah meninggalkanku. Kamu terus
menjagaku untuk selalu mengikutimu. Sesampai pada kelasmu, kamu memintaku duduk di
sampingmu. Padahal untuk kuliah jurusanmu duduk berdua cowok cewek itu bukanlah hal yang
lumrah. Temanmu bertanya “itu siapamu?” tanpa mikir panjang kamu selalu menjawab, pacarku.
Bahkan di hari kedua aku mengikutimu kuliah, aku ingat disaat kita makan berdua di kantin.
Mantanku datang menghampiri kita yang sedang makan. Lalu mantanku menyodorkan
tangannya dengan maksud ingin memperkenalkan dirinya. Kamu juga menyodorkan taganmu
dengan disertai kalimat yang tidak pernah sedikitpun terlintas di pikiranku. “Hallo mas, saya Afif
pacarnya lila”. Gila sih. Kamu sempat membuat aku dan mantanku sama-sama tertegun
mendengar jawabanmu. Tapi entahlah perasaanku hari itu sungguh tidak karuan sayang.

Hari-hari itu aku nikmati dengan santai. Aku anggap semua yang terjadi setelah aku
dipatahkan, merupakan salah satu proses perjalanan pendewasaan. Aku tidak mau berlarut-larut
akan kesedihanku. Aku akan usahain untuk selalu membahagiakan orang yang berada di
sekitarku. Karena aku benci terlihat lemah, entahlah itu semua benar kurasakan. Sejak hari itu,
semua lelaki di mataku terlihat biasa aja. Meskipun semua teman-temanku menyarankan padaku
untuk mencoba membuka hati, tetapi aku enggan. Bukan karena aku yang belum move on, tetapi
aku sudah tidak mempunyai semangat untuk mencoba kembali. Aku hanya takut terlalu dalam
lagi seperti kemarin, ekspektasi ku tidak sesuai dengan kenyataan. Iya mau gimana lagi, manusia
hanya berencana tetapi Tuhanlah yang memiliki takdir. Kamu temanku, aku menjalani hari itu
sewajarnya. Karena aku sadar, selain aku harus menjaga batasan. Aku juga harus menghargai
wanitamu yang jauh disana, yang sedang memberikan kepercayaannya kepadamu.

Ingat ga foto itu? Pada hari itu aku dibingungkan oleh perasaanku sendiri. Aku
menikmatinya terlalu dalam, sehingga aku lupa akan batasanku. Kamu membawaku ke tempat
terindah di kampusmu. Kita naik ke lantai 5 gedung pascasarjana. Walau sebenernya kamu sotoy
sih waktu itu. Sesampai di gedung tersebut, kita pergi ke balkon pojok dan duduk di tangga
sembari menikmati pemandangan. Indahnya langit di hari itu, seakan-akan berpastisipasi melihat
kita berdua yang tengah asyik mengobrol. Hari itu juga aku mengenalmu lagi, bahwa kamu takut
akan ketinggian hehe. Lucu banget pas kamu bilang takut akan ketinggian, kamu memegang
tanganku erat ketika kamu takut. Kamu melawan rasa takutmu, hanya demi menuruti
keinginanku. Sederhana sih, tapi aku suka.
Senyummu sungguh candu. Kamu selalu hadir dalam mimpiku. Aku sering bertanya
kepada diriku sendiri “ada apa denganmu lila?” sembari menyadarkan akan ekspektasi yang
tidak seharusnya aku bayangkan. Aku selalu menyadarkan diriku akan kenyataan bahwa status
kita hanyalah TEMAN, serta menyadarkan bahwa kamu sudah miik orang lain. Aku cemburu
dengan wanita itu, wanita yang bisa mendapatkan kamu sepenuhnya. Aku iri dengan wanitamu,
yang bisa kamu perlakukan special berbeda dari wanita lainnya. Iya aku tau, perasaan seperti ini
seharusnya tidak pernah aku rasakan. Aku tau ini adalah kesalahan yang sangat besar. Tapi
entahlah perasaan ini sungguh membingungkan.

Sayang, apakah kamu tau seberapa khawatirnya aku melihat keadaanmu di malam ini.
Jam 2 malam kamu menelfonku, ingin mengajakku keluar. Aku pikir kamu mengajakku karena
kamu gabut dan bosan di kontrakan. Tapi hal yang tidak pernah aku kira terjadi bakal terjadi di
malam itu. Kamu datang kepadaku dalam keadaan mabuk. Iya memang benar kamu sedang
sadar, tapi kesadaranmu terbatas dan tidak 100% sadar. Kamu menghabiskan 1 botol minuman
itu sendirian. Bodoh. Kamu mengajakku jalan-jalan mengelilingi kota malang. Ketika aku
bertanya “ayang ini kita mau kemana?” kamu selalu menjawab “kemana aja asal sama kamu wes
ayang”. Pertanyaan kedua yang selalu aku lontarkan padamu setelah kamu berkata seperti itu
adalah “kita pulang aja ya, kamu aku anter okey”. Kamu tau ga apa yang aku rasakan?
BINGUNG. Aku sebelumnya tidak pernah merawat orang yang sedang mabuk, tetapi tidak
disangka kali pertama aku merawat orang mabuk adalah terpaksa harus merawat kamu.

Pikiran dengan perasaanku sungguh BINGUNG. Aku takut, takut terjadi sesuatu padamu.
Aku khawatir, khawatir dengan kondisimu yang pada saat itu lemas. Aku ingin mencoba tegas
saat itu, namun kamu selalu memarahiku. Di depan banyak orang kamu membentakku,
menamparku, menyuruh-nyuruhku, serta tertawa yang tidak wajar. Semua itu aku tahan, karena
aku tau kamu sedang tidak sadar. Walaupun aku tidak suka dibentak. Berkali-kali kamu
membentakku, juga seringkali aku ingin menangis karena kamu bentak. Tetapi perasaanku
padamu seakan-akan menahan semuanya, hanya karena aku sayang serta sangat peduli padamu.
Keadaanmu malam itu sunggu benar-benar kacau. Yang tau semuanya hanya aku. Hanya aku
yang tau di indomaret kamu memuntahkan air yang kamu minum, hanya aku yang tau kamu
berteriak gak jelas di motor, hanya aku yang tau kamu memarahi orang yang melewati motormu
di jalan veteran, hanya aku yang tau kamu membuang rokok sembarangan, hanya aku yang tau
kamu berkata lampu hijau adalah lampu biru, dan hanya aku yang tau cerita sedihmu yang
melukai hatimu yang sedang kamu pendam malam itu.

Sayang, kamu tau apa saja yang kamu ceritakan malam itu? Mungkin jika aku berkata
langsung serta menceritakan semuanya langsung kepadamu. Kamu tidak akan pernah
mempercayaiku. Malam itu kamu bercerita tentang keluargamu, yaitu kamu kasihan kepada
mamamu yang membiayaimu tidak pernah telat namun kamu kuliah tidak niat. Kamu
menceritakan juga, bahwa sebenarnya kamu kuliah bangun pagi pulang sore hanyalah terpaksa.
Terpaksa yang aku maksud bukan karena paksaan orang tua, tetapi paksaan dirimu sendiri serta
paksaan dari keadaan yang membuatmu harus menjalaninya. Meskipun aku tidak terlalu paham
tentang keluargamu, tetapi malam itu kamu banyak cerita tentang keluargamu kepadaku.

Pada malam itu kamu juga menceritakan wanitamu kepadaku. Kamu berkata kalau kamu
sudah muak dengan ucapan wanitamu, yang selalu menuduhmu berselingkuh. Padahal
menurutmu tidak. Kamu juga mengeluh capek tentangnya padaku, kamu capek dengan sikapnya.
Yang selalu saja tidak jelas. Aku mengingatkanmu, bahwa belum terlambat untuk memperbaiki
semuanya. Namun kamu selalu mengelak perkataanku, dengan mengatakan kamu sungguh capek
dan ingin mengakhiri semuanya. Aku tidak tau seberapa sakit perasaanmu malam itu. Namun 1
yang aku tau, aku sedih melihat keadaanmu yang tidak karuan. Melihatmu seperti itu, membuat
hatiku begitu sakit. Aku tidak tau perasaan apa ini, tapi yang jelas aku tidak suka melihatmu
seperti itu. Jika semua bisa dilakukan sesuai yang kita inginkan, mungkin malam itu aku rela
kamu membagi bebanmu padaku. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, tapi yang jelas aku
bersedia meluangkan waktu serta mau mendengarkan ceritamu. Apakah ini yang dikatakan
cinta? Yang katanya bisa merasakan bahagia dan sakit pada waktu bersamaan. Ahhh entahlah
sayang aku capek.

Malam itu juga kamu mengatakan “aku suka sama kamu, tapi aku sungkan”. Kalimat itu
selalu menghantui pikiranku, dan pertanyaan yang selalu terbenak “apakah benar seperti itu?”
telah menjadi pertanyaan yang tidak ada seorangpun tau jawabannya, bahkan aku sendiri pun
tidak tau. Tetapi aku selalu disadarkan oleh kenyataan, alias di sleding realita. Bahwa pada
malam itu, kamu sedang tidak 100% sadar. Aku merasa yakin dan ragu dalam satu hela napas.
Pelukanmu di atas motor sangat erat, seakan-akan kamu butuh ketenangan. Aku merasa kasihan,
mungkin rasa itu muncul karena aku sayang padamu. Tetapi aku juga percaya 1 kalimat
“Terkadang seseorang perlu minum alcohol untuk mengatakan sesuatu yang jujur”. Apakah
benar itu sayang? Kamu berkata jujur atau tidak itu adalah hakmu. Its okey no problem.

Tepat pukul 2:45, aku memutuskan memberanikan diri check in hotel. Walau perasaanku
sungguh sangat takut untuk tidur berdua dengan lelaki, yang bahkan untuk mengingat dirinya
sedang mabuk pun dia tidak bisa mengingatnya. Aku takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi,
dan aku takut sesuatu itu terjadi. Namun, aku sungguh telah menyerah. Melihat keadaanmu dan
keadaanku malam itu, aku memberanikan diri membawa mu ke hotel. Lalu di hotel kamu
langsung merebahkan diri. Pagi itu aku sungguh mengantuk, berkali-kali aku menguap karena
menahan kantuk. Tapi karena aku khawatir padamu, maka aku memutuskan untuk tidak tidur
sampai kamu bangun. Aku berusaha ada disaat kamu membutuhkan sesuatu, karena aku tidak
tega melihat keadaanmu. Setiba pada pukul 03.50 kamu tertidur begitu pulas, lalu kamu
terbangun melihatku duduk dan hanya menatapmu. Dan kamu menyuruhku tidur di sampingmu,
dengan rayuan kamu akan mengelus-ngelus kepalaku. Awalnya aku tidak mau tidur seranjang
denganmu, namun karena keterbatasan selimut yang hanya tinggal 1. Aku pun mau. Sungguh,
pagi itu adalah pagi pertamaku merasakan kenyamanan yang sudah sekian lama tidak aku
rasakan. Aku merasakan nyaman sekali ketika kamu peluk dan mengelus kepalaku. Kamu tau ga
rasanya seperti apa? Rasanya seperti kenyamanan yang diberikan ayahku disaat aku sedang
stress dan tidak tau arah. Ayahku selalu memelukku diam-diam lalu mengelus kepalaku. Sama
seperti yang kamu lakukan pagi itu.

Hey ingat gam omen pada foto itu? Moment pertama kali aku menemani seorang cowok
potong rambut. Sebelumnya aku belum pernah merasakan hal tersebut, aku hanya mendengarkan
cerita dari teman-temanku. Aku yang receh bertemu denganmu yang kocak, plus di tambah
dengan kita berdua yang sama-sama suka julid. Komplit sudah. Kita duduk berdampingan di sofa
yang sudah di sediakan di barber shop tersebut. Karena gabut, kita mengobrol dan bercanda.
Sampai pada ketika mataku melihat sesuatu yang menurutku aneh, yaitu melihat seorang lelaki
dengan tubuh yang kekar tetapi mendapatkan model rambut yang culun. Aku ngakak, yang
kemudian aku menceritakan juga kepadamu. Alhasil, kita berdua sama-sama ngakak. Aku suka
itu. Hal alami yang sederhana seperti itu. Sesampai pada saat giliranmu dipotong rambutnya,
kamu duduk di tempat duduk khusus yang sudah di sediakan. Lalu datang sepasang cowok
cewek yang juga menunggu antrian untuk di potong. Si cewek berkata ke pasangannya “Ayang
liat tuh cepmek” sambil tertawa terbahak-bahak dengan cowoknya. Astagaaa saat itu aku sangat
malu, namun juga ingin tertawa. Mungkin itu yang dikatakan karma ya, hehe lucu. Sebelumnya
kamu tidak mau memotong rambutmu, karena katamu sayang sama rambutmu. Tapi aku maksa
buat potong, karena aku pikir kamu bakalan tambah cakep jika rambutnya di potong rapi. Dan
yang terjadi, semua tidak sesuai ekspektasi. Kamu malah terlihat seperti bocil. Kamu kesel
sambil mengacak-ngacak rambutmu yang sudah dipotong tersebut. Namun tenang sayang,
bagaimanapun penampilanmu aku tetap menyukaimu apa adanya dirimu.

Banyak lelaki yang datang padaku. Banyak juga yang telah mengungkapkan perasaannya.
Namun aku malah mencintaimu. Aku tau aku salah, karena sudah melanggar batasanku. Tapi
apakah perasaanku ini salah? bukankah setiap orang mempunyai hak masing-masing dalam
mencintai orang lain dan memilih orang mana yang ingin dia cintai. Memang selalu ada yang
mudah di hidupku, namun anehnya aku selalu memilih yang rumit. Aku tidak tau sejak kapan
aku mulai menyadari bahwa perasaan ini lebih dari perasaan sayang sebagai teman. I hal yang
aku tau, aku hanya menikmati setiap prosesnya dengan senang hati. Ya, salah satunya dengan
adanya perasaan ini. Meskipun sangat menyakitiku, namun aku senang melakukannya. Aku
sering menangis, hanya karena hal sepele. Namun perasaan ini benar adanya.
Seringkali kamu membuatku bingung. Perlakuanmu padaku seakan-akan membuat aku
merasa bahwa kamu juga merasakan hal yang sama sepertiku. Apakah aku salah sayang?
Perhatian yang kamu berikan padaku terlalu berlebihan. Ketika kamu mabuk, kamu mengatakan
bahwa kamu menyukaiku. 3 kali aku mendapingimu disaat kesadaranmu minim karena alcohol
yang kamu minum. Aku yakin tidak salah mendengarnya. Bahkan ketika aku juga minum
alcohol di rumah temenmu. Aku ingat kamu memelukku dan mengatakan bahwa kamu
menyukaiku. Meskipun aku pusing, namun aku sadar ketika kamu mengatakan hal tersebut. Aku
selalu menyalahkan diriku, kenapa bisa perasaan ini sampai pada titik ini. Aku sampai rela
melakukan apa aja demi kamu. Karena itulah aku. Ketika aku mencintai seseorang, maka
perasaanku akan sepenuhnya aku berikan kepada orang tersebut. Bodoh.

Aku suka semua tentangmu. Senyumanmu yang manis. Seringkali aku melihat foto-
fotomu yang ada di hp ku, juga seringkali aku tatap wajahmu ketika kamu tidak sengaja bercanda
dengan teman-temanmu. Aku suka aromamu. Seringkali tanpa kamu sadari, aku mencuri
kesempatan untuk mencium aromamu. Bukan sange ya, tapi seperti yang orang katakan. Aroma
terharum dan ter enak adalah aroma orang yang kita sayang. Aku suka memain-mainkan
rambutmu, seringkali aku mencuri kesempatan untuk memainkannya. Meskipun pada
kenyataannya aku malu kepada teman-teman, tetapi aku suka. Ahhh sesimple itu loh mencintai,
tetapi kenapa harus mencintaimu yang jelas-jelas kamu sudah milik orang lain.

Setiap aku kangen padamu, aku selalu mencari kesempatan untuk bertemu denganmu.
Entah itu dengan modus atau hanya alasan lain yang tidak masuk akal. Alasan aku main ke
kontrakan saat ini, adalah kamu. Meskipun teman-temanmu juga temanku. Tetapi aku selalu
menghargai mereka, maka dari itu aku memutuskan untuk tidak menceritakan semua ini kepada
mereka. Tetapi jika kamu tidak percaya akan perasaanku ini, kamu bisa bertanya kepada Mila
dan Urfa. Aku yakin mereka pasti akan cerita semuanya, bahwa nama orang yang selalu menjadi
judul obrolanku dengan mereka yaitu adalah kamu. Aku akan memendam semua ini sendiri.
Seringkali aku ingin mengungkapkannya, namun keinginanku selalu kalah dengan ketakutanku.
Aku takut jika aku mengatakan semua padamu, kamu akan membenciku. Maaf sayang, aku
benar mencintaimu.
Sebelum ke tempat itu dengan teman-teman. Aku seringkali ingin mengajakmu keluar ke
tempat-tempat indah yang belum kita kunjungi, yang hanya ada kita dan suasana indah disana.
Aku tidak tahan memendam perasaan ini sayang, berkali-kali aku mencoba memberanikan diriku
untuk mengatakannya. Tetapi aku sudah nyerah, serta muak dengan perasaan ini yang nyesek
rasanya. Aku hanya ingin mengatakannya saja, tidak berharap lebih. Karena aku sadar akan
posisiku disini. Aku hanya berfikir, jika aku mengungkapkan perasaan ini. Mungkin aku akan
terasa lega. Tetapi aku sungguh takut, takut perlakuanmu akan berbeda dan aku takut kamu akan
menghindariku. Aku tidak mau semua itu terjadi.

Aku ingin memposting video dan foto lucu kita. Namun aku selalu enggan karena aku
takut teman-teman akan berfikir yang tidak-tidak tentangku. Sebenernya aku adalah orang yang
tidak segampang itu dimiliki, aku suka membuat tantangan tersendiri kepada orang lain yang
suka padaku. Aku lihat kerja keras dan kesabaran mereka. Aku bodoamat dengan apa yang
mereka rasakan, yang aku tau hanya fokus menguji orang tersebut. Orang itu akan menyerah jika
dia hanya penasaran padaku, tetapi tidak dengan orang yang serius sayang padaku. Dia akan
tetap stay mengejarku. Tetapi saat ini semua tidak penting bagiku. Terkadang aku juga mengeluh
kepada teman-teman, ingin punya pacar. Semua teman-teman pada menyarankan untuk aku
merespons orang yang datang padaku. Tetapi aku enggan, hanya karena perasaan ini yang
membuatku tidak berminat dengan orang lain. Aku hanya mau kamu sayang. Tetapi tamparan
realita begitu sakit dibandingkan tamparanmu ketika kamu bercanda denganku.

Hari ini tanggal 19 desember, wanitamu menghubungiku. Dia memperingatiku akan


tindakanku yang berlebihan padamu. Sampai dia berkata bahwa aku gatel sama kamu. Aku sakit
hati sayang, tapi perlakuan wanitamu itu benar. Mungkin jika aku berada di posisi wanitamu, aku
akan melakukan hal yang sama seperti yang wanitamu lakukan. Namun, 1 hal yang tidak aku
terima. Ketika dia mengatakan bahwa aku gatel. Sampai saat ini, aku selalu menyadarkan diriku
akan batasanku. Memelukmu terang-terangan pun aku tidak pernah. Hanya postinganku di social
mediaku aja yang berlebihan. Aku tau aku salah, namun aku hanya ingin orang lain tau seberapa
sayangnya aku padamu. Mungkin jika kamu membaca bagian ini, akan terdengar seperti tidak
masuk akal. Tetapi apakah aku salah jika aku mencintaimu? Apakah aku pernah melakukan
sesuatu yang membuatmu membenciku? Apakah aku pernah memaksamu melakukan suatu hal
denganku?. Bukankah kamu juga ikut berpartisipasi dalam ceritaku ya, kamu tidak pernah
menolak jika aku memintamu melakukan sesuatu. Memang benar orang pertama yang memulai
semua ini adalah aku, tetapi di acara arema itu aku hanya meminta tolong padamu sebagai
seorang teman. Bukankah saat itu kamu juga mau ya? Dan jika memang kamu tidak suka, toh
kamu tinggal bilang tidak mau aja. Sayang aku minta maaf ya, aku merasa ini semua 2 arah. Jadi
aku tidak mau dikatakan seperti yang wanitamu tersebut katakan. Sungguh aku tidak terima saat
itu. Tetapi aku juga tidak bisa menjelaskan dengan terperinci, karena wanitamu tidak tau apa saja
yang terjadi di antara kita sampai saat ini. Aku mengalah dengan wanitamu, aku mengatakan
bahwa aku tidak akan mengambilmu dari dia serta mengatakan bahwa sebenarnya aku juga
sudah punya orang yang aku suka. Apakah aku salah mengatakan hal seperti itu? orang yang aku
suka itu kan kamu sayang. Namun aku janji, tidak akan pernah merebutmu dari wanitamu. Aku
hanya akan menikmati semua proses ini tanpa merugikan pihak lain..

Aku sama sekali tidak marah dengan wanitamu yang mengatakan aku gatel. Namun
hanya sedikit tidak terima saja. Karena semua yang kita lakukan itu 2 arah. Seringkali kamu
yang mengajak aku duluan melakukan sesuatu, sebelum aku yang mengajakmu. Apakah kamu
ingat akan hal itu sayang? Apakah aku salah jika aku mengatakan semua ini 2 arah? Katakan jika
aku salah. Maka aku akan meminta maaf dengan benar padamu. Tidak ada yang kebetulan di
dunia ini, semua ini adalah rencana tuhan. Dan semua ini adalah bagian dari proses perjalanan
hidup kita berdua. Aku tidak pernah menyalahkan perasaanku ini. Tetapi aku janji tidak akan
memaksakan keadaan. Aku hanya percaya, jika aku mengembalikan perasaan ini kepada sang
pemberi perasaan. Bukankah semua akan berakhir dengan indah? Sang pemberi perasaan akan
memberikan jalan yang terbaik untuk kita berdua. Aku percaya itu.

Sebelumnya aku tidak pernah merasa sekesal saat ini. Semarah apapun aku kepada
teman-teman, aku akan berusaha untuk cuek dan bodoamat. Karena aku tau, yang mereka
lakukan hanyalah sebuah candaan, mereka bercanda sesuai standart circle kalian. Namun hari ini
aku marah pada Azam, dia mengataiku pelakor. Sontak aku tertegun mendengar kata-kata yang
keluar dari mulutnya itu. Aku sakit hati sayang. Aku ingin menangis. Apakah sejahat itu aku
padamu? bukankah sudah kukatakan bahwa aku tidak akan memaksakan keadaan. Aku tidak
pernah ada niatan merebutmu dari wanitamu. Mungkin aku akan diam dan terima saja dikatakan
seperti itu, jika aku merebutmu dari wanitamu serta memaksamu untuk menyayangiku.
Bukankah seperti itu yang dilakukan pelakor? Tetapi sampai saat ini, yang aku lakukan padamu
tidak sampai pada titik tersebut. Benar aku nekat, tapi aku tidak akan melakukan hal segila itu
juga. Aku adalah wanita dengan value tinggi, aku adalah wanita yang akan terus memegang
prinsipku. Setiap aku melakukan sesuatu, aku pasti akan mengukur dengan kapasitas
kemampuan ku serta efeknya padaku. Jadi jika menurutku hal tersebut memiliki efek yang fatal,
aku tidak akan memaksakan kemauanku melakukan hal tersebut. Sebesar apapun keinginanku
akan hal tersebut, tapi aku tetap teguh dalam pendirianku.

Aku benci dikatakan pelakor. Karena aku tau seberapa hinanya seorang pelakor.
Seringkali aku menjalankan hubungan dengan orang lain, seringkali hubunganku gagal karena
seorang pelakor. Bukankah harusnya aku malu jika aku harus menjadi seorang pelakor?
Sedangkan aku tau sendiri seberapa busuk pikiran pelakor. Menurutku tidak ada yang salah
dengan perlakuan pelakor, hanya saja jalan fikirannya yang pendek. Bukankah aku melakukan
semuanya sampai saat ini dengan memikirkan serta menghargaimu sayang?aku akan terima
dikatakan seperti itu, jika aku merasa hal itu memang sudah sampai di porsi seorang pelakor.
Tapi tidak denganku sayang, aku tidak segila itu. Meskipun perasaan ini membuatku gila, tapi
aku akan pastikan bahwa aku bisa professional akan hal ini.

Sayang, sampai disini aku harap kamu sudah paham tentang semua perlakuanku padamu
kemarin. Aku harap kamu paham bahwa aku mencintaimu secara tidak sengaja. Namun perasaan
ini real benar adanya. Tolong jangan benci aku ya. Aku tulus padamu. Tidak apa-apa jika
perasaan ini tidak ada feedback. Aku tidak akan memaksamu untuk memiliki perasaan yang
sama seperti yang sedang aku rasakan ini. Aku hanya ingin kamu tau, betapa tulusnya aku
menyayangimu. Dan betapa bahagianya aku menjalani hari-hari ku denganmu. Aku tidak mau
jika besok kamu membaca tulisanku ini, kamu akan merasa kasihan padaku. Tolong jangan ya,
karena aku sangat benci di kasihani.

Untuk kemarin pada pagi hari saat aku meminta maaf padamu secara langsung. Itu adalah
permintaan maafku secara tulus padamu. Aku memang sengaja tidak meminta maaf kepada
wanitamu, karena aku tidak merasa bahwa aku melakukan kesalahan padanya. Untuk semua
postinganku tentangmu, bukankah semua itu bermulai disaat kamu mengatakan bahwa kamu
pacarku kepada mantanku? Apakah aku salah jika aku membuat semua itu menjadi seperti
nyata?. Jujur aku tidak ingin ada orang lain yang menyakitimu. Karena jika mereka
menyakitimu, maka sama seperti mereka menyakitiku juga. Kemarin mantanku marah padamu,
karena aku yang tidak sengaja kepoin instagram wanitanya menggunakan intagrammu.
Mantanku merasa kalau kamu padaku hanya main-main, maka dia ingin bertemu denganmu.
Nah, alasan aku mempostingmu dadakan kemarin itu, hanya ingin mengatakan bahwa aku
dengamu sangat bahagia dan ingin membuktikan kepada mantanku, bahwa kamu adalah
bahagiaku yang indah dibandingkan dia. Apakah aku salah jika ingin membanggakanmu di
depan mantanku? Tidak kan. Toh, aku juga sudah tidak memiliki perasaan kepada mantanku
lagi. Karenamu aku bisa bangkit dari rasa sakitku akan perlakuan mantanku kemarin. Aku sama
sekali tidak pernah menganggapmu sebagai pelampiasan. Pelampiasanku kemarin adalah sholat,
di tengah-tengah penyembuhanku kamu datang padaku. Tuhan mempertemukan mu denganku
disaat aku benar-benar ingin bangkit dari jatuhku. Semacam takdir yang tidak pernah disangka.

Untuk ciuman di pagi itu, aku meminta maaf karena aku sangat kesal padamu. aku tidak
pernah berfikir untuk melakukan hal yang tidak wajar padamu. Bukankah setiap aku
menginginkan peluk atau ciummu, aku akan meminta izin padamu sayang. Di pagi itu aku
bertanya-tanya, kenapa kamu tidak mau menerima janjiku “tidak akan mengganggumu lagi”?
padahal janji tersebut sungguh serius aku ucapkan padamu. Pagi itu aku menahan tangisku di
depanmu, padahal yang terjadi padaku pagi itu sungguh membuatku stress. Ketika aku mencoba
mengatakan semuanya dengan serius, selalu saja kamu menanggapi semuanya dengan candaan.
Sampai aku menyerah, dan menghela nafas panjang serta berusaha menahan air mata agar tidak
menangis. Namun tanpa aku minta, kamu memelukku begitu saja. Ahhh hal itu terjadi lagi, lagi-
lagi aku luluh padamu. Ada apa denganmu sayang? Kamu juga terlihat bingung akan
perasaanmu?. Ketika aku memintamu menghapus foto dan video di hpmu, kenapa kamu tidak
mau? Bukankah jika memang kamu tidak menyukaiku lebih dari sebatas teman, kamu akan
menuruti permintaanku saat itu?. Aku bertanya, apakah kamu juga menyayangiku sayang?
Apakah kamu juga merasakan apa yang aku rasakan saat ini?. Ahhh entahlah perasaan ini
sungguh membingungkan.

Seringkali perlakuanmu padaku membuatku bertanya-tanya. Aku tidak mengerti tentang


semua maksudmu, perlakuan itu hanya candaan atau memang nyata. Karena jika dibilang sebuah
candaan, kamu terlihat begitu menikmatinya. Hal sedernaha, namun terlihat nyata. Yang ada di
fikiranku saat ini sungguh membingungkan. Antara memperjuangkanmu dengan mundur itu
sama-sama 50%. Hati dan fikiranku bertolak belakang akan hal tersebut. Aku adalah wanita yang
keras kepala, namun aku tidak akan berhenti mengusahakan sesuatu yang menjadi bagian dari
bahagiaku. Begitupun denganmu. Karena kamu adalah kebahagiaanku.

Kita memang sebatas teman. Aku juga telah menegaskan kata itu kepada wanitamu.
Mungkin tanpa aku kasih tau padamu, kamu sudah mengetahui dahulu perkataanku kepada
wanitamu waktu itu. Aku berusaha bersikap dewasa disini. Mamaku mengajarkanku “jika
sesuatu itu tidak menjadi milik kita, maka jangan paksakan hal tersebut menjadi milik kita”
sedangkan ayahku mengajarkan “jika sesuatu itu bukan menjadi milik kita, tetapi kita sangat
menginginkannya. Maka usahakan hal tersebut menjadi milik kita, karena usaha kita akan terasa
manis ketika kita telah mendapatkannya”. Namun apakah kamu tau sayang, tentang keputusan
yang ada di dalam fikiranku saat ini? “aku hanya ingin megambil keputusan tengah”. Aku
berfikir ini semua adalah cobaan dari Tuhan. Tuhan mendatangkan banyak lelaki padaku, namun
Tuhan membuatku mencintai lelaki yang sudah menjadi milik wanita lain. Aku memang tidak
memperjuangkan mu dengan perlakuan, tapi aku akan terus memperjuangkanmu lewat jalur
langit. Untuk saat ini hanya itu yang aku bisa lakukan padamu. Karena aku tidak akan
memaksakan sesuatu milik orang lain harus menjadi milikku. Apakah aku salah jika ingin
memperjuangkanmu lewat Tuhan? Bukankah Tuhan juga yang membuat semua ini terjadi?

Aku tidak pernah mematok standart harus punya pasangan seperti yang ada di media
social. Harus deptalk, harus love language, harus jadi support system, harus tiger sprong, keliling
kota, harus bisa nyembuhin api dari hidung. NO. Menurutku hal sederhana bisa gabut dan
ketawa bareng juga bisa menyenangkan. Itu sudah menjadi point plus buatku. Kamu bisa
membuatku tertawa tanpa harus memakai topeng. Kamu bisa jadi semuanya untukku. Bisa
menjadi kakak, bisa menjadi adik, bisa menjadi teman, bisa menjadi ayah, bisa menjadi ironman.
Hehe becanda. Intinya kamu sangat special di hidupku saat ini.

Kamu special sayang. Kamu mempunyai tempat yang istimewa di hatiku. Semua lelaki
yang menginginkanku saat ini akan iri denganmu. Effort yang aku berikan padamu gak main-
main, namun aku hanya tidak berani melakukan semuanya secara terang-terangan. Cukup
tulisanku ini yang akan menjadi saksi akan semuanya. Tulisanku ini akan sampai padamu, tepat
ketika aku mulai menyerah. Menyerah yang aku maksud adalah menyerah pada keadaan. Tetapi
aku tidak akan menyerah akan perasaanku padamu, benar aku akan terlihat biasa aja padamu.
Namun namamu akan tetap ada di setiap doaku. Namun jika tulisanku ini sudah kamu baca,
maka saat itu adalah saat dimana aku mengambil keputusan terakhir. Yaitu pasrah akan takdir.
Aku yakin jika kita berjodoh, bagaimanapun kamu menginginkan orang lain untuk menjadi
jodohmu. Tuhan akan selalu mempunyai cara untuk mempertemukan kita kembali. Aku bahagia
mengenalmu.

Untuk saat ini aku akan menyelesaikan tulisanku sampai disini. Terimakasih atas semua
perlakuanmu padaku kemarin. Sungguh aku sangat bahagia.Mulai saat ini aku berjanji, akan
menghormati pilihanmu. Jika kamu tetap ingin menjalani hidupmu dengan wanitamu, its okey
akan aku hargai keputusanmu. Tolong berbahagialah. Melihatmu bahagia adalah cara sederhana
membuatku tersenyum. Meskipun bahagiamu bukan denganku, setidaknya aku pernah sesekali
menciptakan senyum itu di wajahmu. Namun untuk terakhir kalinya, aku akan merencanakan
sebuah pertemuan. Yang mungkin itu akan menjadi pertemuan terakhir kita sebagai pasangan
membingungkan ini, dan akan menjadi akhir dari kisah catatan ini. Aku janji akan berusaha
menjadikan akhir dari kisah ini happy ending. Pada saat aku bertemu denganmu nanti, aku akan
menyerahkan catatanku ini padamu. Aku akan menghargai apapun keputusan yang akan kamu
pilih nanti. Aku akan mencoba bersikap dewasa dan professional. Semoga kamu tetap mau
menjadi temanku. Namun jika Tuhan membuatmu menjadi milikku, catatan ini akan aku
lanjutkan sampai ending yang sangat bahagia. Sekian.

Kita terlihat mirip di foto ini, semoga aja cocok menurut Takdir Allah. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai