Suatu kalimat yg aku berharap suatu saat dapat kusampaikan langsung tanpa melaui tulisan. tapi melihat keadaan, sepertinya akan susah mendapatkan momen itu. ј Salah satu cita2 dalam hidupku adalah bisa menghabiskan sisa umurku dan menjalani setiap hari2ku denganmu. berbagi keluh kesah dan kebahagiaaan bersamamu. Aku ga iso njanjike opo2 untuk saat ini, aku dewe lagi ilang arah, uripku dewe ameh tak gowo nangdi aku ora ngerti. aku gur nduwe keyakinan, karo gusti Alloh. Dan sepertinya itu bukan bekal yang cukup untuk mencapai cita2 itu. Jujur aku butuh wong seng isoh ngancani aku, nuntun aku, nduduhne dalan endi sg kudu tak liwati. Sg isoh nyemangati aku pas keadaan berubah dadi "tidak baik2 saja."dan aku berharap iku awakmu. nur astuti, satu2nya nama yg tidak pernah lepas dari pikiranku sejak hari pertama aku mengenalnya. Satu nama yg perlahan2 bukan hanya dalam pikiran, namun juga punya satu tempat di hatiku. tapi ternyata egoku terlalu besar untuk mengakuinya, untuk mengungkapkanya. Karena satu dan lain hal aku membiarkan perasaan itu tanpa sempat memberitahukanya secara langsung padamu. Aku tidak pernah punya kekuatan untuk itu. Sebab tiap kali keinginanku berada di puncak kata2 saat itu bisikan dari sebagian diriku yang lain selalu mebuatku melipat rapi keinginan2 itu." Tegakah aku menyeretmu masuk dalam duniaku."dalam kehidupanku yang mungkin bagi sebagian orang sangat jauh dari standar kebahagiaan. Dan mungkin juga standarmu, karna aku tidak pernah benar2 tahu tentang dirimu,tentang hidupmu. Berulang kali harus menahan perasaanku sendiri, puasa panjang yang kupikir mungkin tak kan pernah berbuka, sampai akhirnya aku terbiasa. Hari ke hari, minggu ke minggu,bulan demi bulan, perasaan itu masih saja sama, dalam doa. Suatu perasaan yg biasanya ku jadikan pegangan dan selalu bisa kuandalkan dalam saat saat "tidak baik2 saja". Suatu rasa yg karna saking terbiasanya aku dengan nya tanpa memilikimu. Akhirnya aku sampai pada sebuah kesimpulan, mendoakanmu mungkin adalah satu2nya cara untuk mencintaimu. sebab jika aku memaksakan keinginanku,itu hanya akan mengubahnya menjadi luka baru. Sebab jika kebahagiaan dan kebaikan yg selalu kudoakan untukmu, sepertinya bukan keputusan yg bijak jika harus membawamu masuk dalam duniaku yg sepertinya lebih lekat dg kebalikan dari doa2 itu. Mencintaimu itu satu hal, dan memilikimu adalah hal lain. Bukan karna aku tidak mau mengusahakanya, tapi percayalah aku selalu berusaha dan mencari jalan untuk bisa bersamamu. Tapi jika memang waktumu telah tiba , jika saatnya kau memang diharuskan menentukan pilihan . Semisal namaku masuk dalam salah satu variabel yg harus kau pilih, coretlah.Т Perkara ikhlas memang sepertinya akan sulit, tapi sepertinya itu saran terbaik yg bisa kuberikan untukmu. Doaku selalu untukmu.