Anda di halaman 1dari 19

di simpang jalan

ku temukan kenang
Dia lusuh, rapuh, dengan mata angkuh
hanya kupandangi
tak kuasa kudekati
nihil kupahami
sudah lamban ku tafsiri
dia tak semerbak dahulu,
wangi lembut aroma syahdu
ada jarak tersirat, rindu bergulat
terbungkus rapi bernama sunyi
mataku yang bahasa,
mencoba bertanya, hey apa akabar?
tak ada jawab, kosong kudapat.

Id, 24.08.21.

sebagaimana dunia,
tak ada yang benar2 abadi, fi.
sebagaimana jalan kehidupan,
tak ada alur yang benar2 bisa di tebak, fi.
semua berpangku pada kehendak tuhan,
ia pemilik takdir yang mau tak mau kita selalu bersimpuh dan menerima.
seperti perkenalan kita yang tak lepas dari peran Tuhan,
apapun keadaannya sekarang, kita adalah teman, sahabat, dan saudara.
kalau saja aku bukan calon dari keluargamu, tetap saja tak mengubah peranku sebagai
ketiganya.
kalau saja aku hanya sebagai keluarga jauhmu yang hanya sesekali bertemu, tentu tak
akan mengganti posisiku atas ketiganya.
kalau saja sekarang takdir menetapkan jalan dengan bertambahnya statusku menjadi
4, semua tetap sama. kita akan tetap menjadi teman, sahabat, saudara, dan keluarga
yang akan sama-sama saling berpangku tangan.

selamat menua fi,


dan selamat menerima kurangnya umur dengan bertambahnya angka yang sengaja tuhan
sematkan.

selamet mulang areh, fi!!


tak penting usiamu berapa sekarang, yang paling inti adalah sudah berapa banyak hal
positif yang telah kamu lakukan di hidupmu.

selamat ulang tahun, fi!


selamat mensyukuri nikmat Tuhan yang sudah membiarkanmu bertahan sampai hari ini.
selamat mendewasakan diri sendiri dan memerdekakan perasaanmu.

Happy B'day, fi!


selamat menghidupkan kata hatimu kembali.
selamat meyakini segala firasatmu,
atas segala sesuatu yang terjadi di hidupmu.

kedua benda yang ada ditanganmu, adalah benda yang sengaja Tuhan kirimkan,
dan setiap pemberian merupakan rizki yang diam-diam selalu Tuhan berikan.
tak adan yang istimewa.
semoga bermanfaat,
semoga suka.
salam,

Bait.
12:00 PM, 27.10.21.

" Yang tertulis akan tetap mengabdi, yang terucap akan berlalu bersama angin."

"Ditulis dengan sejujur-jujurnya dan setulus-tulusnya"

#Pengatar

Di suatu malam;

" kenapa suka laut"?


" karena filosofinya dan laut yang lepas".
" bisa kau ceritakan"?
" laut itu tenang, tak berubah rasa meski gimanapun tapi sesekali mengundang badai.
itu kalimat yang kusuka".
"berarti, ada lagi"?
" tenang, tak ngoso'an, santuy, sopan, tak berubah, stabil, dan teguh. tapi jangan
coba ganggu, bisa mengundang badai".

"Begitulah sejatinya manusia".

Sekali lagi,
ini bukan tentang santri yang masih hiperbola katamu. tapi ini lebih kepada:
karena sebaiknya, menutup matapun kita tetap harus membaca dan mampu memahaminya.
oh iya, tentang santri yang masih hiperbol katamu, sebenarnya saya amat tidak
setuju. Maaf.

#bagaimana?

pamit bukan jalan termudah


memburu restu dengan waktu yang entah
pamit barangkali bahasa nyaris serakah
bagi ego yang mengapi
efek kobar yang tak kunjung menyepi
lekas-lekas diri tersadar
dari khilaf yang lamban ku bungkam
salah benar, benar salah
meracuni inti kekosongan diri
sesak kumaki, sendiri kuratapi
pilu aku sepi di ruang yang mesti
samar-samar aku pahami;
keramaian yang acapkali mengundang badai
segeralah aku berdamai

id, senin 23.08.21.

#Kabar Angin 1

di penghujung malam
ketika rutinitas purna
datang seorang gadis berwacana
dia setengah berbisik seperti tak mau dikiri pengusik
dengan muka datar dan raut senang tertahan
dia mendekat sedikit meragukan
tak banyak yang ia lontarkan
bak angin yang hanya mampu kurasakan
namun sampai pada inti terdalam
kuperhatikan setiap katanya,
tak kulepas setiap inci kalimatnya
sesedikit itu;
" bak, suatu siang aku melihatnya".
"benarkah"? jawabku antusias.
"iya". eskpresi itu mulai terlihat
"aku kira kamu tahu". nada antara ingin tau dan membenarkan sendiri.
" ndak, aku ndak tau, dik". jawabku melemas
" padahal ketika itu, kamu sedang lewat diwaktu yang sama".
aku terdiam dan mulai paham
naluriku memang tak selalu benar
tapi bisa kurasakan
setiap aku dan kamu di satu waktu.

id, selasa 24.08.21.

#Kabar Angin 2

katanya, kau sering bertanya aku?


ah, betapa gembira si aku
bukan sering, tapi beberapa kali saja
kira-kira seperti itu pengalihanmu.
tak apa, kadang berbohong dibutuhkan
agar rindu tak kian berhamburan. hehe

#kabar Angin 3

dimana mbaknya?
tante, om?
iya.

ada.

#Abu-abu

alur yang berjalan


enggan kuhentikan
doa yang kurapal
harap jadi benteng pertahanan
aku membisu
imajinasiku membatu
nyaris tak kutemukan pintu
sebab semua terlihat abu-abu
mungki aku terlalu naif
atau waktu yang kian sinis
mumgkin aku yang terlalu kritis
menduga keadaan yang semakin meringis.

id, senin 23.08.21.


di sepanjang jalan,
hatiku membatin
ini murni dan sedikit labirin
kamu seperti datang
dengan binar mata mengenang
mencari setiap celah kosong
berharap waktu tak berbohong

di sepanjang jalan,
ada cemas terkemas
ilusi yang mulai ganas
aku seperti di pandangi
dengan sorot peneliti
mataku mencari
diam-diam berimajinasi

di sepanjang jalan,
ku harap kau datang
bukan samar namun terang.

id, selasa 25.08.21.

apa kau pernah ragu atas pilihanmu sendiri?


---------
jika kau balik bertanya,
maka kujawab; iya, pernah.
ketika aku menulis pertanyaan ini
keraguan sedang menyerang dengan buasnya.

apa yang paling menakutimu


dari ritme hati ?

perubahannya, hampir tak kukenali.

aroma tubuhmu
sesekali kuciumi
menghilang lalu hadir
pergi dan datang sesekali
aromamu begitu lekat
rinduku berkhianat
mengingatmu begitu hidmat
jangan, jangan hentikan
biarkan begini
adamu pasti
di ruang kosong yang kunamai inti
dia datang sesuka hati
aku terpantau dengan senang hati.

malam yg sama. selasa, 25.08.21.

#sebatas salam

ada yang nyeri di ulu hati


tak membekas tapi jelas
mendengar kabarmu adalah anugrah
mendapat salammu adalah berkah
mendengar risaumu perihal aku;
geli kudengar bahagia kukenang
yah begitulah sekarang,
hidupku semakin berwarna
bukan lagi tentangku saja
tapi tentang kita yang acap kali
mengundang tanya; kapan dan bagaimana?

Id. kamis, 26.08.21.

#pertemuan

kupandangi setiap inci wajahmu;


disitu kutemui bagaimana caramu melihat
disana kuselami bagaimana caramu berkata
saat itu pula kupahami, nyaris tak kutemukan kebohongan
selain ketulusan, kerinduan, dan kesunyian
pada manik matamu kuselami;
perihal waktu yang ingin kau sekat
perihal jarak yang ingin segera kau dekap
kucari keegoan disana, kupaksakan lagi
tapi disitu semakin kutemukan;
sayang yang begitu dalam
cinta yang semakin membesar
kau tau apa efek dari tiba-tiba bertemu?
hatiku gusar,
dia semakin meminta pertanggungjawaban
atas kebenarannya mendeteksi kamu
atas keyakinannya; disetiap detaknya yang beda
berarti ada kita diwaktu yang sama
bertemu kamu bukan keinginan
karena semakin pertemuan ini berulang
semakin aku ketahuan
bagaimana susahnya menyimpan kekhawatiran
bagaimana sulitnya menjaga ritme kerinduan
dan betapa sesaknya menerima jarak
yang sesuka hati memihak
aku bisa apa?
selain membenarkan dan menerimanya.

#pamit

segeralah berangkat
selesaikan jalanmu
apapun endingnya, mimpi-mimpimu tak boleh menua
bagaimanapun jalannya
aku mestinya yang harus berterimakasih dan mengulangnya
keputusan besarmu mungkin tak semua orang bisa
keputusan besarmu mengalahkan semuanya
disitu alasan terbesarku
menggantungkan harapan besar ini padamu
menitipkan jiwa dan segalanya dari aku untukmu
dan merestui sejauh apa jalanmu

segeralah pulang kerumah yang kau sebut aku.


#KangenDewa19

setelah membaca suratmu


aku teringat lagu dewa
kuhidupkan segera komputer dan kuputar lagunya
pokoknya, inti dari suratmu pengen cepat bareng, kan?

gkgkgkgk

Amiin.

Id. jumat, 27.08.21.

#semacam dilema?

kamu,
yang terkadang masih teka-teki
serupa labirin yang sulit dimengerti
kamu,
yang sesekali mudah dipahami
yang sesekali pula alpa kujajaki
kamu adalah riuh kota yang dengannya aku ingin mengeja
namun karena itu pula sebaiknya
aku menjauh penuh jarak tanpa sedikitpun jejak
mungkin terlalu tak adil bagimu
mengejamu secepat itu
dengan pertemuan yg masih sesingkat ini
tapi begitulah hati, pak
lebih dulu paham tanpa mata pun menjelaskan
entahlah, kau mungkin merasakan yang sama
atau hanya aku saja yang terlalu dilema
entahlah pak, kau merasakan hal serupa
atau aku yang masih terlalu dini membaca
entahlah entahlah
kau benar-benar merasakan juga atau,
karena nyatanya kisah sebelum kita adalah sama
bukankah begitu, pak?
tak perlu dipungkiri bagaimana
rasa yg pertama dan yg kedua mesti tak sama
ada yang berkata;
"yang kedua nyaris berbeda
dan yang pertama adalah kenang paling menua."
duh, sudahi saja
jangan biarkan puisi ini semakin panjang
jangan biarkan puisi ini lepas tak terkendalikan
karena membacamu memang tak sesingkat itu
karena membacamu memang tak semudah itu
tapi barangkali; sebegitu jujur aku menilaimu,
sebegitu inti aku membacamu, dan karena sebegitu
penting kamu di hidupku.
tentu pak,
siapa lagi yang menjadi harapku setelahmu?
jika setelahmu hanya sebaris kosong
dan kosong itu adalah kamu
karena setelahmu ya tetap akan kamu.
yakini aku pak
hingga keyakinan itu sendiri mampu membunuhku.

Id. malam sabtu, 27.08.21.

aku tadi ikut diskusi, temanya;


" mengembalikan standart kecantikan ala santri"
aku sering ngebayangin,
bisa kapan saja bertanya ini dan itu ke kamu

menurutmu cantik itu gimana?

Id. Sabtu, 28.08.21.

Bandungmu.#Hari1

apa kabar?
setelah perjalanmu sehari semalam
mungkin kau sedang berpikir dan begitu bersyukur
Tuhan begitu baik atas jalananmu
selamat menyelesaikan!

Id. Minggu, 29.08.21.

Bandungmu.#Malamke1

Bagaimana malammu?
tentu secerah semangatmu
seseru ceritamu
seberuntung itu kamu kembali

Id. Malam senin,29.08.21.

#Terkadang aku sekosong ini


hampir tak ada bahan untuk ditulis
karena apa yang aku tulis,
selalu sesuai dengan kondisiku
tak ada niat untuk mengarangnya apalagi
sengaja merangkainya sepuitis mungkin. tidak.
semua mengalir adanya
kalau mau ya nulis, kalau ndak ya diem.

baik-baik terus yah, kamuku.!

#kita bakal seserver itu ga ya nanti?


kita bisa bener-bener satu frekuensi ga ya nanti?
--------

entahlah. jalani aja yah

Id. Senin, 30.08.21.

#akhir-akhir ini
aku lumayan sering bermimpi kamu
suatu yang amat jarang
tapi diam-diam sering kuharapkan
satu kali
dua kali
tiga kali
terhitung sering, bukan?
terkadang aku sengaja tak mengingatmu sebelum tidur
agar tak ada anggapan efek terlalu sering mengingatmu dan memaksamu ada
tapi ini adanya;
kamu mulai ada di setiap rutinatas, waktu kosongku, dan hal-hal yang barangkali tak
harus kamu. wkwk
senang yang remang
bahagia yang putus asa
dan angan yang seringkali memaksa untuk segera
e eh, "memaksa untuk segera"?
bukankah itu kamu? hehe
yaah intinya, setiap yang berujud kamu
amat kusyukuri dan kuamini
setiap adamu mengada dan naif bila tak menggila.

#rindu kadang sesakit ini ya pak


tapi lebih mengenaskan lagi bila tak merindu
ini jelas bukan puisi
ini semacam naluri
bahwa merindumu seperti aktifitas baru
walau bukan rutinitas yang harus berulang dan amat membosankan
ini semacam analogi; yang harus sesuai antara tetap kamu dan selalu kamu. ehmm
sederhannya; kamu memang bukan segalanya, tapi nyaris
bukan, bukan,
mungkin kalimat itu teramat buru-buru

begini saja; kamu ending dari segala. ah dasar!

#ada yang berbeda dari kita, eh bukan kita,


barangkali masih aku
dari saya-kamu, menjadi aku-kamu.
ndak masalah, bukan?
kalaupun iya, kamu mau apa?
marahin tuh kertas-kertasnya! wkwkwk

Id. malam selasa, 30.08.21.

terkadang memang sesakit ini ya, pak.


--------
sakit,
sakit banget.

Malam-malam
gelap pekat
segera terlelap

malam-malam
sunyi senyap
diri kau dekap
jiwa meratap

ngilmu iku, kalakono kanti laku.


komukasi memang tidak selamanya terjadi hanya karena dua mulut menerocos bersahut-
sahutan. ada sesuatu yang disebut oleh Ivan Illich sebagai "the elquency of
silence". yakni kefasihan dari diam," kata-kata dan kalimat terdiri atas diam yang
lebih bermakna daripada bunyi", tulisan dari Cebration of awareness.

Catatan Pinggir 1. Goenawan Muhamad. hal 81.


bener-bener ga tau mau nulis apa,
tapi tetep pengen nulis karena kangen. sungguh. haha

Id. 01.09.21.

ditengah kesunyian ini


pada pekat malam paling inti
kusengaja gerakkan hati
kupaksa ia bicara, merapal, dan sesekali berdoa
Gusti,
aku tak meminta banyak
tapi engkau tau, bukan?
doa-doaku sebisa mungkin selalu layak
setidaknya penghujung malamku tidak sia-sia
aku memintanya segera
namun dalam ritme yang sama
aku memintamu tidak selain dia
dan kupastikan engkau serestu-restunya
aku memintamu selalu dia
namun ku harus tau engkau seridha-ridhanya
duh gusti.
tiada tidak bagi engkau yang Maha iya.

ayat berkumandang
hati meradang
bibir bergumang
cahaya sebentar lagi terang
apa guna malamku yang sunyi tak berkesudahan
aku merangkai doa lalu ragu kuurungkan
tidak demiikian,
Tuhan menggerakkan
hati mulai merapal
Allah Tuhan mudahkan
tak mampu ku selesaikan
mungkin kesunyian mampu menyudahkan
tangis pilu mohon rengkuhan
Allah Tuhan selamatkan.

Id. penghujung subuh, 03.09.31.

Bandungmu#Minggu1

apa kabar Bandungmu?


terhitung satu minggu kamu kembali
doaku masih sama,
semoga Tuhan senantiasa menjaga
semoga Tuhan senantiasa mencinta
semoga harapmu segera tercipta.

membangun lagi sebuah harapan yang hilang bukan hal yang mudah
tidak segampang membolak balikkan tangan
tidak sesederhana menyembunyikan senyuman
atau tidak sepasrah kita menerima suatu ungkapan bahwa
"apa yang hilang darimu, akan datang dengan wujud yang lain",
karena membangun harapan kembali
dari kehilangan yang baru saja menghampiri
seperti harus mengulang dan mengembalikan
apa-apa yang telah hilang.
harapan adalah cinta, kasih, dan sayang
apapun harapan itu mana mungkin hidup tanpa ketiganya?
jika hilang satu diantaranya
sama saja membiarkannya kering kerontang, pincang, bahkan tak mampu berjalan
bagaimana bisa sembuh?
bila ia tak kau biarkan tumbuh

kubiarkan kau mengenang


dengan cukup aku yang menjadi tempat berpulang.

Id. Sabtu,04.09.21.

pertemuan tak sengaja aku dan Qoni

aku sedang duduk santai di portal latee 2


sembari mengobrol dengan beberapa teman,
setelah menyelesaikan sedikit tugas yang belum maksimal.
niatnya pulang, tapi kuurungkan karena obrolan yang asik dan masih males berjalan.
beberapa menit kemudian ada segerombol mahasiswi lewat,
diantaranya Qoni.
dia mehampiriku sedikit berlari
terlihat malu ditambah sikapnya yang memang lucu
aku tersenyum, lalu mempersilakannya duduk
sejauh ini mengenalnya,
dia sosok yang imut, manja, dan sedikit belom dewasa
tapi hari ini tepat setelah aku bertemu dengannya
tak ada sikap kekanak-kanakan yang terlihat
ada sih, tapi sedikit sekali.
dia datang dengan mata nanar,
bekas tangisan entah kapan yang kemudian dilanjutkan lagi sebentar
yah biasalah, sebuah renge'an ala dia sekedar mau mengungkapkan kejujuran
bahwa hari ini dia benar-benar terlihat tidak kerasan
hal yang wajar lah asal tak minta pulang. hehe

kalau boleh jujur, pertemuan hari ini


adalah pertemuan paling menyenangkan dan mengesankan
dari sosok dia yang masih sulit aku tebak dan kutafsirkan
percakapan waktu itu lumayan panjang dan lebar
dari mulai guyonan, hal serius, dan hal-hal yang kadang belum pernah terfikirkan
perbincangan itu tentang kampus, organisasi, aliran-aliran, paham-paham, dan
sesuatu yang berkaitan dengan kebingungan dia sendiri.
terlebih lagi dia yang menuntut untuk lebih banyak didengarkan. heuheu
dia yang sesekali minta pendapatku, dan minta bantu mempertimbangkan dua hal , baik
itu sesuatu yang belum dia pahami atau yang belum sepenuhnya dia terima.
dari situ aku temukan dia sebagai sosok Qoni yang berbeda,
dia yang sebenarnya cukup dewasa secara pemikiran, cerdas, dan hati-hati dalam
membaca sekitarnya. oh ternyata.
yah walaupun masih ada sisi jailnya, misalnya dia yang iseng banget mancing aku
buat nanyain tentang kamu. hadeeh
kata "om" lumayan sering dia ulang-ulang. hihi

kadang aku mau tertawa lepas melihat tingkahnya


mungkin karena dia memang lucu dan polos sekali.
tapi gak bisa aku bohongi juga kalau hari ini obrolan kita benar-benar renyah dan
sarat makna.
aku seperti harus berpikir keras dari setiap pertanyaannya yang receh tapi
menegangkan.
sebenarnya aku sudah paham arah pertanyaannya,
setiap pertanyan itu ternyata persoalan dia sendiri atau pertanyaan yang lagi-lagi
sebuah jebakan tentang bagaimana hubungan kita.
cerdas, kan? haha
intinya, hari ini obrolan kita mengesankan. aku lumayan bisa menebaknya, dan tak
bisa meremehkannya begitu saja.
sekalipun aku memang bukan tipe orang yang mudah ngeremehin orang lain lho
setidaknya, aku sedikit memahami karakter seperti dia dan apa yang sebenarnya dia
mau.

sebenernya, ada beberapa percapakan yang sampai saat ini membuatku kepikiran,
begini;
"te, kalo tanten memilih pasangan harus jelas ke NU-annya apa ndak"?
" harus dong. (jawabku bersemangat sekaligus kaget dengan pertanyaan itu)
"kenapa"? (seperti menuntutku wajib menjawab)
"karena ke NUan tante jelas, makanya pasangan tante harus sama-sama jelas atau
bahkan lebih jelas dari tante".
"menurut tante om Nuris udah jelas ke NU-annya apa belom"?
"iya'
"yakin"?
"Insyallah yakin".

jujur aku benar-benar tertegun antara ga percaya dan gemetar sekaligus ga puas
banget dengan jawabanku sendiri. aku merasa naif banget dan memang gak bisa
ngejawab panjang atas pertanyaan itu. jika dia kecewa atas jawaban sesingkat itu,
maka aku lebih kecewa lagi atas ketidak mampuanku menjawab. untung saja
pertanyaannya bukan tentang; sepenting apa ? haha
kamu tau sendiri kan, selama ini obralan kita ndak keranah itu, sebenarnya aku
beberpa kali memancing, tapi mungkin kamu ga sadar atau pura-pura ga peka saja.
entahlah.

semoga saja dia tetap bertahan dalam proses menemukan jati dirinya.
memang agak sulit jika melihat sikapnya yang manja, semoga dia tetap mau bertahan
di Annuqayah dan di jurusan Quran Tafsir sampai selesai.

suport terus yah, salut!

Id. Selasa, 07.09.21.

J.A.G.O.A.N

hari kamis sudah seperti hari ber alarm bagiku


pergi kekantor menerima telepon atau sengaja menelpon balik bak lida sepupuku
kutanyakan kunjungan rutin untuk anak pertamanya
sekalian saja kemaren aku bercerita perihal ilza yang masih sering cengeng dan
sedikit mengusik ketenangan. hehe
alih-alih aku bercerita, sang penerima telepon lebih dulu berebut cerita,
tentang sosok yang sudah seminggu ini seperti nelangsa
aku tertegun dan balik bertanya
siapakah dia, sebenarnya pertanyaan yang sudah kutau jawabannya
tapi tak adil rasanya bila tak secuilpun aku mengira
" id, sengkok tak abahasa ilza, jed labiasa ngan roa la"
kubiarkan dia melanjutkan kalimatnya,
"sengkok gun ngabele e ya, je' bedhe oreng atanya kamu mole minggu pan bile.
etanya agi so engko';
"pola kerong om"?
jewebenna gun, "yee ngan roa la bak lid, biasa nyamana la tak katemmu",
aku otamatis tersenyum, seperti ada yang menggelitik perutku
aku tertawa dan tak banyak merespon lagi.
segera ku akhiri percapan itu
agar mbak lida tak tau girangku bukan main

sekitar jam 01:30 siang


setelah berdrama menunggu ilza yang bersiap-siap
aku lebih dulu berangkat
kutemui sepupuku dan memulai obrolan seperti biasanya
selang beberapa menit setelahnya,
ada deringg telepon, lalu tanpa basa-basi
bak lida seperti relewan yang berbaik hati melayani
tak ada kode sedikitpun dariku
sebab malu aku menahan senyum rindu
percapakan virtual berlangsung
kuapsatikan efek ini menggunung
pikiranku tak bisa fokus;
perihal keadaan yang sejatinya melarang
bercampur ego yang terus menyerang
siapa yanng tak bahagia melihatmu seperti nyata
siapa yang tak bahagia melihatmu begitu gembira
dan siapa yang tak bahagia melihat jagoanku dengan rambut barunya
andai bisa,
ada beberapa pertanyaan yang tersedia
beribu kosa kata yang sengaja kuatur sedemikian rupa
dan kekhawatiran tentangmu yang mulai merajarela
aku lupa bahwa aku tak mungkin secerewet biasanya
menanyakan banyak hal secara langsung dan tak berjeda
ingin rasanya sekedar bertanya;
bagaimana kabarmu?
makanmu teratur?
sesakmu membaikkah?
tesismu sudah bearapa persen?
tidurmu nyenyak?
kapan kamu pulang?
daan, apa kabar hatimu?
yah mungkn itu yang terpenting

jujur aku suka gaya rambutmu, bung!


terkesan lebih muda bak jagoan milikku
lagi-lagi aku harus begitu bersykur
setidaknya, Tuhan begitu baik dan selalu baik
melihat senyummu, tawamu, dan beberapa ekspresi
yang tak sepenuhnya kupahami
semoga saja itu ekpresi sebab rindu yang mendalam
dan cinta yang teramat besar

hari ini entah takdir atau memang kebetulan


niatnya mengantar buku refrensi yang dibutuhkan
bersama qoni lagi-lagi kudipetemukan
sepertinya dua hari ini waktu begitu memihak. semoga saja.
keluargamu sangat baik dan begitu memahami kita
sedang aku yang hanya pasrah tak mampu berkata-kata
melihatmu sekilas dengan tawamu yang khas
adalah kebaikan Tuhan yang tak mampu aku balas

bagiku. kamu dan bandungmu hingga saat ini


masih menjadi cerita yang waspada dan penantian paling rela
dari cerita ini intinya adalah semoga Tuhan selalu menjaga apa yang harusnya kamu
jaga.

aku mencintaimu sekarang dan nanti.

Id. 09.09.21

Bandungmu#Minggu2

apa kabar kamu malam ini?


mungkin sedang duduk di kursi dengan satu laptop
dan beberapa bukumu
atau sedang ngumpul dengan beberapa teman
yang sedang berkunjung
atau barangkali sedang nongkrong di cafee,
bersama kopi gratis katamu kemaren

apapun itu,
semoga senantiasa disehatkan
senantiasaa dijaga lahir dan batinmu
selamat menugas dan beraktifitas.
.
.
Met malem ya, ngantuk banget

Id. 11.09.21.

kusadari hidup memang berfase


ada kalanya beribu bintang mengelilingi
ada pula kegelapan menghampiri
begitulah peran takdir Tuhan bagi manusia
dari kehendak-Nyalah lahir manusia yang kadang kecewa
memang teramat sulit jika difikirkan
terlalu rumit bila dihadapkan
harapan dan mimpi tentang kehidupan yang bahagia
seumpama lilin-lilin yang cahayanya sementara
manusia berencana
takdir yang memenjara
tersetruktur, terkonsep, lalu kabur oleh kuasanya
begitulah manusia
jika sulit yang dihadapinya
tak ada lain selain dua jalan tempuhnya;
ikhtiar sebagai mahluk bertuhan
sekaligus bertahan dalam kefanaan
seperti manusia polos yang buta
kita me reka, menyangka, lalu memuja
siapa yang tau endingnya
selain Tuhannya manusia

semoga 'kuat' tak hanya awarisma


atau pelengkap dari kurangnya suku kata
semoga ia hidup layaknya kata yang tak perlu dieja
menjadi kekutan yang kuat dan sarat makna
menjadi kuat yang berdiri sendiri
tanpa ambisi pun emosi

saat gerimis, 14.09.21.


mau wisuda?

duh, aku malu, pak.

aku menemukannmu disetiap bait kosong


kamu serupa kata yang sarat makna
kamu sebuah kata yang harus mampu ku eja
menjadikannmu kalimat sempurna dengan tanda titik diakhirnya

bagiku,
kamu seumpama kata, kalimat, dan alinea

# secercah

lukaku temaram senja


ia hidup tak perlu dinyana
ia ada semestinya mengada.

kau seumpama dan aku merasa


lukaku baka
mengenangmu tiada.

`lupa

apapun sebabnya, kehilangan


adalah luka hati paling disengaja
bagaimanapun endingnya, perpisahan
adalah sakit paling nyata
dan 'melupakan'
entah sampai kapan
ia serupa kata paling setia
merasuki euforia hati yang tak mestinya terluka.

`tidak engkau

kutulis
kuhapus lagi
kutulis
kuhapus lagi

mengajamu;
kukira cukup dengan seuntai kata,
cukup kususun seirama,
ku rangkai bermacam makna,
dan kutulis setulus rasa

tapi ia hampa
tersusun sia-sia
terbaca hambar dikira.
pulih pilu
rindu temu
sendu restu
bertamu semu

Id. larut. 15.10. 21.

Geming

ada apa dengan hati?


ia seakan dungu membaca
ia bagai tuli mencerna
ia seolah bisu bahasa

ada apa dengan hati?


redup gelap
sunyi senyap
detak gagap
hening menyergap

ada apa dengan hati?


malas berkisah
resah mendesah
seperti hilang arah
ia merangkul pasrah.

jangan dipaksa
hatiku belum sepenuhnya membuka
jangan ditanya
diamku cukup jadi tanda
tak usah lagi membaca
mataku setidaknya berkata.

duhai pemilik hati tedalam


kupasrahkan sepenuhnya padamu
akan kemana hati ini berlabuh
akan kemana hati ini berteduh

semoga engkau ridha dan merestu.

Id. Larut, 17.10.21.

`betapa Tuhan

kau pernah merasa jatuh, ?


hilang arah
memikul pasrah
lepas kendali
menghukum diri
tak ada penolong
walau hanya bisikan kosong

lalu,

sesuatu seakan datang


menghampiri yang hilang
menyentuh perasaan
kamu terdiam
Ia masuk
memberi kekuatan

kau pernah merasa pergi?


menjahui ragamu
membohongi jiwamu
merutuki batinmu

dan lagi,

Ia seakan datang
mendekatimu diam-diam
mendekapmu perlahan

kau pernah sengaja pergi?

dan, sekali lagi

ia seakan mendekat
merengkuhmu erat
membungkam perihmu
merasuki inti jantungmu

kau pergi,?

betapa Tuhan,
mengasihimu lagi

Id. 16.11.21.

`Diam

hati mana yang diam-diam


kau sakiti dan kau sakiti diam-diam?
kutanya malam
ia menjawab

; sepi.

`kunamai

apa yang kau namai kenangan?


waktu yang telah usang
ataukah,
waktu yang murung dikenang?
ia menjelma ruang
dengannya kau kian malang
ia tergores kerinduan
dengannya basah kau rasakan
ia adalah mimpi
yang sempat ramai oleh damai
yang pernah ada dan tiada oleh keadaan.

`Aku sama dengan

bahagia ataukah duka


aku yang engkau
perpisahan ataukah pertemuan
aku yang engkau
kebetulan ataukan sungguhan
aku yang engkau
nasib ataukah takdir Tuhan
aku yang engkau.

Id. 16.11.21.

`kataku

mengalirlah seperti air


katamu malam itu,
kuatlah seperti baja
lembutlah laksana pemuja
manislah bak derawa
indahlah umpama permata
abadilah serupa aroma

kataku;
denganmu sempurna.

`yang lalu

menangislah saat hujan turun


peluklah tiap rintik yang kau sentuh
pungutlah satu diantara rintiknya yang nihil terengkuh
disana kan kau temui puzzle bernama rapuh
ia tak selesai tak kunjung usai
bisa jadi, ia adalah pelarian
yang terbuang tak juga terabaikan.

Id. 17.11.21.

sesekali,
senyumnya terlihat lepas
lesung pipinya semakin jelas
kedua gadis itu sesekali bertemu
terlihat bercakap, tertawa, melepas rindu
si adik amat elok dipandang
si kakak begitu manis terkadang
si adik yang pendiam
dan kakak yang amat periang
sesekali,
rupanya murung
matanya mendung
kedua gadis itu memilih diam
saling pandang dengan tenang
seolah ada kabar datang
semisal; pertanyaan dan jawaban

sesekali,
mereka bertemu sekali.

`kota subuh

pada subuh,
kuhaturkan bait demi bait aksara
padanya untaian kata
mengalir sejadi-jadinya
mungkin dan bisa jadi,
ia tersusun segila-gilanya

pada subuh,
tergiang namamu
di waktu paling pemula
kamu ada dalam doa
engkau mengada di tiap jedanya
kubiarkan merupa; jadi etsa;
dari awal nasib turunkan jangkarnya
hingga kenang manis tercipta kita

pada subuh,
kurangkai doa
samar-samar namamu ada
harapan tak putus asa
Tuhan, engkau
engkau, Tuhan
engkau engkau
Tuhan Tuhan
riak rindu kejujuran
semburat sahdu kehampaan
dengannya siap tertikam

pada subuh,
ada senyum mulai teduh
ada tawa tak lagi angkuh
ada rasa terus tumbuh
dengan engkau yang kian subuh.

siapapun boleh mendefinisakan puisi,


karena ia bebas tertafsiri
jika ada yang mendifinisakannya
dengan 'adalah' dan 'merupakan'
puisi teap bebas terkatakan.

siapapun boleh mendifinisakan puisi


tapi tidak dengan batasan istilah
atau terbebani dengan kata 'adalah' dan merupakan'
karena sekali saja maknanya tak bebas
maka ia terbatas dan tak lepas,
dan itu bukan puisi.

Id. 27.11.21

`.............?

ditengah kekosongan
kutemukan riuh ramai bernama engkau
kamu menjelma pelangi
dengan rupa warna menghiasi
meski muskil dipahami,
perpaduan itu indah terpatri

ditengah keramaian
kutemukan sunyi bernama aku
aku seumpama waktu
mengalir dengan keangkuhan
mengikis habis keadaan
pencipta keresahan tak beruang

ditengah kehampaan
ada ramai yang tak juga riuh
ada sunyi yang mestinya sepi
keduanya mendesir tak pasti
ia berujung abadi.

Id. 28.11.21.

Anda mungkin juga menyukai