ku temukan kenang
Dia lusuh, rapuh, dengan mata angkuh
hanya kupandangi
tak kuasa kudekati
nihil kupahami
sudah lamban ku tafsiri
dia tak semerbak dahulu,
wangi lembut aroma syahdu
ada jarak tersirat, rindu bergulat
terbungkus rapi bernama sunyi
mataku yang bahasa,
mencoba bertanya, hey apa akabar?
tak ada jawab, kosong kudapat.
Id, 24.08.21.
sebagaimana dunia,
tak ada yang benar2 abadi, fi.
sebagaimana jalan kehidupan,
tak ada alur yang benar2 bisa di tebak, fi.
semua berpangku pada kehendak tuhan,
ia pemilik takdir yang mau tak mau kita selalu bersimpuh dan menerima.
seperti perkenalan kita yang tak lepas dari peran Tuhan,
apapun keadaannya sekarang, kita adalah teman, sahabat, dan saudara.
kalau saja aku bukan calon dari keluargamu, tetap saja tak mengubah peranku sebagai
ketiganya.
kalau saja aku hanya sebagai keluarga jauhmu yang hanya sesekali bertemu, tentu tak
akan mengganti posisiku atas ketiganya.
kalau saja sekarang takdir menetapkan jalan dengan bertambahnya statusku menjadi
4, semua tetap sama. kita akan tetap menjadi teman, sahabat, saudara, dan keluarga
yang akan sama-sama saling berpangku tangan.
kedua benda yang ada ditanganmu, adalah benda yang sengaja Tuhan kirimkan,
dan setiap pemberian merupakan rizki yang diam-diam selalu Tuhan berikan.
tak adan yang istimewa.
semoga bermanfaat,
semoga suka.
salam,
Bait.
12:00 PM, 27.10.21.
" Yang tertulis akan tetap mengabdi, yang terucap akan berlalu bersama angin."
#Pengatar
Di suatu malam;
Sekali lagi,
ini bukan tentang santri yang masih hiperbola katamu. tapi ini lebih kepada:
karena sebaiknya, menutup matapun kita tetap harus membaca dan mampu memahaminya.
oh iya, tentang santri yang masih hiperbol katamu, sebenarnya saya amat tidak
setuju. Maaf.
#bagaimana?
#Kabar Angin 1
di penghujung malam
ketika rutinitas purna
datang seorang gadis berwacana
dia setengah berbisik seperti tak mau dikiri pengusik
dengan muka datar dan raut senang tertahan
dia mendekat sedikit meragukan
tak banyak yang ia lontarkan
bak angin yang hanya mampu kurasakan
namun sampai pada inti terdalam
kuperhatikan setiap katanya,
tak kulepas setiap inci kalimatnya
sesedikit itu;
" bak, suatu siang aku melihatnya".
"benarkah"? jawabku antusias.
"iya". eskpresi itu mulai terlihat
"aku kira kamu tahu". nada antara ingin tau dan membenarkan sendiri.
" ndak, aku ndak tau, dik". jawabku melemas
" padahal ketika itu, kamu sedang lewat diwaktu yang sama".
aku terdiam dan mulai paham
naluriku memang tak selalu benar
tapi bisa kurasakan
setiap aku dan kamu di satu waktu.
#Kabar Angin 2
#kabar Angin 3
dimana mbaknya?
tante, om?
iya.
ada.
#Abu-abu
di sepanjang jalan,
ada cemas terkemas
ilusi yang mulai ganas
aku seperti di pandangi
dengan sorot peneliti
mataku mencari
diam-diam berimajinasi
di sepanjang jalan,
ku harap kau datang
bukan samar namun terang.
aroma tubuhmu
sesekali kuciumi
menghilang lalu hadir
pergi dan datang sesekali
aromamu begitu lekat
rinduku berkhianat
mengingatmu begitu hidmat
jangan, jangan hentikan
biarkan begini
adamu pasti
di ruang kosong yang kunamai inti
dia datang sesuka hati
aku terpantau dengan senang hati.
#sebatas salam
#pertemuan
#pamit
segeralah berangkat
selesaikan jalanmu
apapun endingnya, mimpi-mimpimu tak boleh menua
bagaimanapun jalannya
aku mestinya yang harus berterimakasih dan mengulangnya
keputusan besarmu mungkin tak semua orang bisa
keputusan besarmu mengalahkan semuanya
disitu alasan terbesarku
menggantungkan harapan besar ini padamu
menitipkan jiwa dan segalanya dari aku untukmu
dan merestui sejauh apa jalanmu
gkgkgkgk
Amiin.
#semacam dilema?
kamu,
yang terkadang masih teka-teki
serupa labirin yang sulit dimengerti
kamu,
yang sesekali mudah dipahami
yang sesekali pula alpa kujajaki
kamu adalah riuh kota yang dengannya aku ingin mengeja
namun karena itu pula sebaiknya
aku menjauh penuh jarak tanpa sedikitpun jejak
mungkin terlalu tak adil bagimu
mengejamu secepat itu
dengan pertemuan yg masih sesingkat ini
tapi begitulah hati, pak
lebih dulu paham tanpa mata pun menjelaskan
entahlah, kau mungkin merasakan yang sama
atau hanya aku saja yang terlalu dilema
entahlah pak, kau merasakan hal serupa
atau aku yang masih terlalu dini membaca
entahlah entahlah
kau benar-benar merasakan juga atau,
karena nyatanya kisah sebelum kita adalah sama
bukankah begitu, pak?
tak perlu dipungkiri bagaimana
rasa yg pertama dan yg kedua mesti tak sama
ada yang berkata;
"yang kedua nyaris berbeda
dan yang pertama adalah kenang paling menua."
duh, sudahi saja
jangan biarkan puisi ini semakin panjang
jangan biarkan puisi ini lepas tak terkendalikan
karena membacamu memang tak sesingkat itu
karena membacamu memang tak semudah itu
tapi barangkali; sebegitu jujur aku menilaimu,
sebegitu inti aku membacamu, dan karena sebegitu
penting kamu di hidupku.
tentu pak,
siapa lagi yang menjadi harapku setelahmu?
jika setelahmu hanya sebaris kosong
dan kosong itu adalah kamu
karena setelahmu ya tetap akan kamu.
yakini aku pak
hingga keyakinan itu sendiri mampu membunuhku.
Bandungmu.#Hari1
apa kabar?
setelah perjalanmu sehari semalam
mungkin kau sedang berpikir dan begitu bersyukur
Tuhan begitu baik atas jalananmu
selamat menyelesaikan!
Bandungmu.#Malamke1
Bagaimana malammu?
tentu secerah semangatmu
seseru ceritamu
seberuntung itu kamu kembali
#akhir-akhir ini
aku lumayan sering bermimpi kamu
suatu yang amat jarang
tapi diam-diam sering kuharapkan
satu kali
dua kali
tiga kali
terhitung sering, bukan?
terkadang aku sengaja tak mengingatmu sebelum tidur
agar tak ada anggapan efek terlalu sering mengingatmu dan memaksamu ada
tapi ini adanya;
kamu mulai ada di setiap rutinatas, waktu kosongku, dan hal-hal yang barangkali tak
harus kamu. wkwk
senang yang remang
bahagia yang putus asa
dan angan yang seringkali memaksa untuk segera
e eh, "memaksa untuk segera"?
bukankah itu kamu? hehe
yaah intinya, setiap yang berujud kamu
amat kusyukuri dan kuamini
setiap adamu mengada dan naif bila tak menggila.
Malam-malam
gelap pekat
segera terlelap
malam-malam
sunyi senyap
diri kau dekap
jiwa meratap
Id. 01.09.21.
ayat berkumandang
hati meradang
bibir bergumang
cahaya sebentar lagi terang
apa guna malamku yang sunyi tak berkesudahan
aku merangkai doa lalu ragu kuurungkan
tidak demiikian,
Tuhan menggerakkan
hati mulai merapal
Allah Tuhan mudahkan
tak mampu ku selesaikan
mungkin kesunyian mampu menyudahkan
tangis pilu mohon rengkuhan
Allah Tuhan selamatkan.
Bandungmu#Minggu1
membangun lagi sebuah harapan yang hilang bukan hal yang mudah
tidak segampang membolak balikkan tangan
tidak sesederhana menyembunyikan senyuman
atau tidak sepasrah kita menerima suatu ungkapan bahwa
"apa yang hilang darimu, akan datang dengan wujud yang lain",
karena membangun harapan kembali
dari kehilangan yang baru saja menghampiri
seperti harus mengulang dan mengembalikan
apa-apa yang telah hilang.
harapan adalah cinta, kasih, dan sayang
apapun harapan itu mana mungkin hidup tanpa ketiganya?
jika hilang satu diantaranya
sama saja membiarkannya kering kerontang, pincang, bahkan tak mampu berjalan
bagaimana bisa sembuh?
bila ia tak kau biarkan tumbuh
Id. Sabtu,04.09.21.
sebenernya, ada beberapa percapakan yang sampai saat ini membuatku kepikiran,
begini;
"te, kalo tanten memilih pasangan harus jelas ke NU-annya apa ndak"?
" harus dong. (jawabku bersemangat sekaligus kaget dengan pertanyaan itu)
"kenapa"? (seperti menuntutku wajib menjawab)
"karena ke NUan tante jelas, makanya pasangan tante harus sama-sama jelas atau
bahkan lebih jelas dari tante".
"menurut tante om Nuris udah jelas ke NU-annya apa belom"?
"iya'
"yakin"?
"Insyallah yakin".
jujur aku benar-benar tertegun antara ga percaya dan gemetar sekaligus ga puas
banget dengan jawabanku sendiri. aku merasa naif banget dan memang gak bisa
ngejawab panjang atas pertanyaan itu. jika dia kecewa atas jawaban sesingkat itu,
maka aku lebih kecewa lagi atas ketidak mampuanku menjawab. untung saja
pertanyaannya bukan tentang; sepenting apa ? haha
kamu tau sendiri kan, selama ini obralan kita ndak keranah itu, sebenarnya aku
beberpa kali memancing, tapi mungkin kamu ga sadar atau pura-pura ga peka saja.
entahlah.
semoga saja dia tetap bertahan dalam proses menemukan jati dirinya.
memang agak sulit jika melihat sikapnya yang manja, semoga dia tetap mau bertahan
di Annuqayah dan di jurusan Quran Tafsir sampai selesai.
J.A.G.O.A.N
Id. 09.09.21
Bandungmu#Minggu2
apapun itu,
semoga senantiasa disehatkan
senantiasaa dijaga lahir dan batinmu
selamat menugas dan beraktifitas.
.
.
Met malem ya, ngantuk banget
Id. 11.09.21.
bagiku,
kamu seumpama kata, kalimat, dan alinea
# secercah
`lupa
`tidak engkau
kutulis
kuhapus lagi
kutulis
kuhapus lagi
mengajamu;
kukira cukup dengan seuntai kata,
cukup kususun seirama,
ku rangkai bermacam makna,
dan kutulis setulus rasa
tapi ia hampa
tersusun sia-sia
terbaca hambar dikira.
pulih pilu
rindu temu
sendu restu
bertamu semu
Geming
jangan dipaksa
hatiku belum sepenuhnya membuka
jangan ditanya
diamku cukup jadi tanda
tak usah lagi membaca
mataku setidaknya berkata.
`betapa Tuhan
lalu,
dan lagi,
Ia seakan datang
mendekatimu diam-diam
mendekapmu perlahan
ia seakan mendekat
merengkuhmu erat
membungkam perihmu
merasuki inti jantungmu
kau pergi,?
betapa Tuhan,
mengasihimu lagi
Id. 16.11.21.
`Diam
; sepi.
`kunamai
Id. 16.11.21.
`kataku
kataku;
denganmu sempurna.
`yang lalu
Id. 17.11.21.
sesekali,
senyumnya terlihat lepas
lesung pipinya semakin jelas
kedua gadis itu sesekali bertemu
terlihat bercakap, tertawa, melepas rindu
si adik amat elok dipandang
si kakak begitu manis terkadang
si adik yang pendiam
dan kakak yang amat periang
sesekali,
rupanya murung
matanya mendung
kedua gadis itu memilih diam
saling pandang dengan tenang
seolah ada kabar datang
semisal; pertanyaan dan jawaban
sesekali,
mereka bertemu sekali.
`kota subuh
pada subuh,
kuhaturkan bait demi bait aksara
padanya untaian kata
mengalir sejadi-jadinya
mungkin dan bisa jadi,
ia tersusun segila-gilanya
pada subuh,
tergiang namamu
di waktu paling pemula
kamu ada dalam doa
engkau mengada di tiap jedanya
kubiarkan merupa; jadi etsa;
dari awal nasib turunkan jangkarnya
hingga kenang manis tercipta kita
pada subuh,
kurangkai doa
samar-samar namamu ada
harapan tak putus asa
Tuhan, engkau
engkau, Tuhan
engkau engkau
Tuhan Tuhan
riak rindu kejujuran
semburat sahdu kehampaan
dengannya siap tertikam
pada subuh,
ada senyum mulai teduh
ada tawa tak lagi angkuh
ada rasa terus tumbuh
dengan engkau yang kian subuh.
Id. 27.11.21
`.............?
ditengah kekosongan
kutemukan riuh ramai bernama engkau
kamu menjelma pelangi
dengan rupa warna menghiasi
meski muskil dipahami,
perpaduan itu indah terpatri
ditengah keramaian
kutemukan sunyi bernama aku
aku seumpama waktu
mengalir dengan keangkuhan
mengikis habis keadaan
pencipta keresahan tak beruang
ditengah kehampaan
ada ramai yang tak juga riuh
ada sunyi yang mestinya sepi
keduanya mendesir tak pasti
ia berujung abadi.
Id. 28.11.21.