menuangkan semua perasaanku ke tiap lembarannya. Juga teruntuk kamu yang kurasa paling
spesial saat ini. Laki-laki yang menyihirku hingga aku tak karuan, tak tahu harus bagaimana
dan akhirnya aku tuliskan setiap perasaanku, setiap rinduku, juga semua rasa terima kasihku
kepadamu. Terima kasih karena sudah lahir dan tumbuh menjadi seseorang yang
menginspirasiku lewat baiknya tata krama dan hatimu, terima kasih karena sudah menjadi
dirimu sendiri, terima kasih karena sudah hadir dalam kehidupanku meski kita sama-sama
tahu bahwa pertemuan kita adalah ketidak sengajaan yang sangat aku syukuri.
Teruntukmu yang kini menghidupkan kembali puisi-puisiku, izinkan aku merangkummu
dalam puja di buku ini, yang dibuat saat aku sedang kuat-kuatnya berharap dan meminta pada
Tuhan akan kamu.
Hadirnya Orang Baru
Ketika aku sedang santai-santainya, entah santai atau memang sedang kehilangan minat
dengan kehidupanku yang semakin lama semakin terasa hambar, ada yang datang mengetuk
pintu rumahku. Dia datang menawarkan senyum paling manis, mata yang paling teduh. Aku
persilakan dia masuk, ya hitung-hitung ngobrol santai biasa saja
Sialnya, bukannya dia, justru rumahku yang betah didatangi olehnya. Tembok rumahku tidak
lagi dingin, ruang tamuku kembali wangi, kopiku mulai hangat seperti baru saja diseduh,
buku-bukuku langsung terbuka lagi; siap merangkum semua cerita-ceritanya
Kamu memasuki duniaku dengan begitu mudahnya tanpa aba-aba
Kamu bak udara yang menjelma menjadi napas bagi paru-paruku
Sama halnya dengan hari libur, hadirmu menjadi yang paling aku tunggu.
Matamu, jernih dan teduh, buatku ingin tenggelam dan tinggal di sana, lumpuhkan setiap air
mata lalu kutumbuhkan bahagia. Denganmu, aku tidak perlu ke mana-mana, cukup berdua
saja. Entah matahari atau bulan, bagiku dirimulah yang paling terang. Mata, suara, jiwa,
bahkan aroma. Ingin aku arungi hidup dengan hati yang benar-benar bahagia, dengan
seseorang yang kuinginkan adalah kamu. Saat aku gaduh, kamu yang hadir menjadi sumber
teduh. Saat aku pusing bukan kepalang, kamu yang hadir menjadi penenang. Tiada jeda
tentang apapun yang kamu lakukan, selalu saja berhasil menciptakan getaran yang
melumpuhkan.
Asalkan kamu tuannya, menjadi budak cinta pun aku sudi.
Dari jatuh cinta, aku menyukai setiap caranya.
Luka, aku memaafkan setiap goresannya
Rindu, aku menikmati setiap geloranya
Dan kamu, aku mensyukuri kepada Tuhan yang menciptakan-Nya.
Imajinasi Adalah Teman Dekatku Belakangan Ini
Ia menawarkan banyak sekali hal-hal manis yang ia tanam di kepalaku. Aku terbuai. Walau
aku tahu itu khayalan belaka, biarkan saja. Meski aku tahu itu akan menyakitkan saat bangun,
biarkan saja. Kadang aku ajak dia bermain. Aku sutradara dalam pentas drama yang
mengenaskan ini. Membayangkan aku punya satu alat canggih, seperti remot ajaib misalnya.
Di mana remot itu memiliki banyak tombol yang kegunaan dan fungsinya aku yang
mengatur. Cara kerjanya sama; membalikkan keadaan. Aku ingin kau yang bergilir merasa
bagaimana hampir gila mencintai seseorang, aku ingin kau yang mengejarku, aku ingin kau
yang mendoakanku, mencari tahu kegiatanku lewat media sosialku, menanyakan kabarku,
dilema habis-habisan antara menelponku atau langsung menemuiku
Aku ingin kau yang khawatir tentang bagaimana hari-hariku, aku ingin berbalik kau yang
memuja, kau yang dibuat gila oleh perasaanmu sendiri, di mana rindu mencekikmu erat-erat
Aku juga punya kawan lain, namanya semoga. Aku sangat bergantung dengan dia perihal apa
saja, apalagi saat membicarakan si laki-laki istimewa ini. Sudah banyak sekali semoga yang
aku titip kepada langit. Semoga kita bertemu, semoga kita diberikan kesempatan saling
bertegur sapa, semoga semua keadaan membaik dan kemudian kita saling jatuh cinta, semoga
kita saling membahagiakan, semoga kita dipersatukan dalam tali akad. Dan jika itu tidak akan
pernah terjadi, semoga aku bisa menerima. Semoga aku bisa ikhlas dan baik-baik, semoga
kau dipertemukan dengan wanita yang jauh lebih baik dariku, yang menerima segala
kurangmu dan mampu menjadi tempat paling teduh untukmu bersandar. Semoga juga aku
dipertemukan dengan pria yang mampu mejatuhkan hatiku dalam syukur dan cinta yang
dalam, sedalam, sekuat jatuh cintaku padamu, seluas hatiku menyediakan rumah untukmu,
semoga aku mampu mengenangmu dalam cerita-cerita yang manis sebab melupakanmu
adalah mustahil. Semoga kita disatukan kepada mereka yang menerima segala kurang dan
mengapresiasi segala usaha, mendoakan di tiap kondisi dan selalu saling mendambakan. Aku
hanya berharap, semoga kita bahagia. Apapun caranya, bagaimana pun kisahnya, dan dengan
siapapun orangnya
Semoga...
Di sini, di hatiku, kubangun istana paling megah untukmu.
Yang dindingnya terbuat dari doa-doa penuh sayang. Pintu yang selalu terbuka lapang
menunggumu pulang
Istana itu kubangun di sini
Di dada tabah penuh harap, yang paling lantang menerimamu dalam segala kurang.
Ingin rasanya kubongkar dadamu, lalu kita tukar jantung. Agar kamu tahu bagaimana rasanya
ketika berdetak bukan hanya untukmu, melainkan juga untuk hidup seseorang yang lain
Kalau datang di waktu-waktu lemah, lelahnya akan membunuh
Meski begitu, para pujangga tetap saja nekat. Karena tidak ada makhluk yang lebih keras
kepala daripada manusia yang sedang dimabuk cinta.
Kamu pemilik hatiku yang tidak pernah lengser meski banyak orang yang mencoba
mendobraknya. Entah, tapi hatiku yakin betul bahwa kamu adalah seseorang yang bisa
menjaga dan merawatnya dengan sangat baik
Ia tanpa ragu terus membangun doa dan puja yang tentunya sudah aku sepakati agar kau terus
terjaga di sana, di mana pun kamu berada.
Warna indah yang mendominasi bumi, entah itu cokelat tanah, biru safir galaksi, jingga senja,
atau apapun itu, bagiku adalah hitam bola matamu dan merah muda bibirmu yang paling
rupawan. Kamu adalah huruf-huruf dalam tulisanku, dari puisi mendoakan paling tenang,
hingga jatuh cinta paling meledak-ledak. Tidak pernah aku temukan buntu dalam tubuhmu;
selalu ada jalan, selalu ada alasan kenapa jatuh cintaku ini wajar.
Saat ini, aku adalah wanita yang sedang diusik kebebasannya, diganggu tentramnya,
digerayangi kepalanya serta dicuri hatinya. Entah siapa di antara kita yang menyeret; aku ke
duniamu, atau kamu ke duniaku. Perasaanku membuncah, tak terbendung, lidahku terlalu
kelu untuk menjelaskan dan bercerita, biarkan saja jari-jemariku yang mendeklarasikan
sebuah perayaan kasmaran terhebat ini.
Tidak peduli asmaraku ini bertepuk sebelah tangan atau tidak. Aku sedang bahagia sekarang,
sedang berbunga-bunga, jadi tolong jangan ganggu
Biarkan saja aku mabuk di sini
Aku sadar betul bahwa banyak doa-doa yang terlantun untukmu, kendati demikian, aku terus
berharap agar doaku adalah yang paling tulus yang mampu merobek dan menjatuhkan
dinding ketidakmungkinan. Seringkali aku cemas, apakah doa milikku yang lolos seleksi dan
menjadi doa yang paling diterima oleh Tuhan?
Orang-orang tidak tahu bagaimana aku bersujud dalam khusyuk, meminta hatimu lewat Sang
Pencipta. Mereka hanya tahu bahwa aku suka menulis, padahal aku sedang mempuisikanmu
habis-habisan.
Aku masih belum menemukan cara paling akurat untuk berhenti mencintaimu, jadi untuk
sekarang aku memilih mencintaimu saja
Kalau pun ada caranya, sementara ini aku tidak ingin tahu.
Kamu adalah doa yang aku harapkan menjadi sebuah jawaban berupa takdir yang tidak bisa
diganggu gugat.
Dalam keadaan rindu seperti ini, aku menjadi lebih memahami setiap lirik di lagu-lagu sedih,
setiap diksi di puisi-puisi perih. Ternyata benar, jatuh cinta banyak sekali rasanya; bahagia,
sakit hati, bersyukur, hingga merepotkan. Walaupun demikian, bagaimana mungkin bertemu
denganmu adalah sebuah salah sementara mencintaimu adalah anugerah? Ketiadaanmu di
sisiku membuatku payah, tetapi aku akui mengagumimu adalah sebuah hadiah. Walau rindu
seringkali menyusahkan, mau bagaimana lagi jika anak manusia menikmatinya?
Aku sering sekali bertanya-tanya, milik siapa kamu sekarang? Siapa perempuan handal itu
yang berhasil merebut perhatianmu? Siapa perempuan curang itu yang menggeser
kesempatanku? Bagaimana caranya? Apa taktiknya?
Negosiasi Aku dan Tuhan
Mempuisikanmu rasanya kurang cukup apabila belum ada yang aku adukan pada Tuhan hari
ini. Aku bertanya-tanya, kamu sudah makan atau belum, bagaimana tidurmu semalam, siapa
pemilikmu sekarang
Mau seperti apapun pasrahku, tetap ada bersikeras di dalamnya. Aku selalu meminta apabila
kamu bukan takdirku, semoga rasa dahsyatku ini bisa luntur tanpa air mata yang berlebihan,
tanpa ada rasa marah pada keadaan
Semoga aku bertemu dengan pria yang baik, yang mampu menjatuh cintakan aku dengan luar
biasa sebagaimana kamu melakukannya. Dan semoga pria itu bisa menjaga dan mengasihiku
sebagaimana tangguhnya aku dalam perihal menyayangimu.
Harapan-harapan dituliskan
Ketakutan-ketakutan dilepaskan
Doa-doa dilangitkan
Kepada kamu, rindu ini aku titipkan.
Kamu makhluk bumi yang terasa seperti fiksi, tidak nyata, tidak pernah ada, dan tidak bisa
aku punya. Anehnya, aku tetap saja mendambakanmu tanpa jeda. Aku luput, mencintaimu
dengan sempurna hingga lupa bahwa kau adalah manusia biasa yang sewaktu-waktu bisa saja
mematahkan hatiku sampai tanpa sisa. Aku tengah bergulat setengah mati untuk lupa,
nyatanya masih saja keras kepala. Kau menyelinap ke hidupku tanpa permisi kemudian
bersembunyi di tempat yang tidak aku ketahui, sejauh apa kau menggeledah hati ini, kekasih?
Kau tahu? Bagiku kau adalah poros semesta paling sempurna berwujud manusia
Bukan lagi tentang langit ataupun laut
Dari jutaan bintang, aku pilih matamu menjadi yang paling terang.
Pada setiap laki-laki yang aku temui, lagi-lagi aku mencari kamu pada matanya, pada
suaranya, pada caranya membuatku tertawa. Dan aku tidak melihatmu di sana. Sampai
akhirnya aku sadar, bahwa kamu masih tertinggal di dalam diriku. Di kepalaku, di hatiku, di
denyutku, bahkan di doaku. Aku tidak tahu bagaimana cara mengusirmu, entah tidak tahu
atau memang sebetulnya aku masih belum mau
Aku tidak lagi bisa membedakan, mana yang mencari penggantimu, mana yang masih
menginginkanmu. Tidakkah kau tahu, aku mempuisikanmu sampai berdarah-darah,
meringkuk kepada Tuhan agar rindukku dikasihani, agar sayangku tidak terbakar sepi, agar
kamu kembali.
Selama perjalanan menyayangimu, belum pernah aku temukan jenuh. Aku ingin membaca
buku tentang dongeng-dongeng tua, dengan dadamu sebagai sandarannya, dengan saling
bercanda sebagai pemanisnya, juga dengan ciuman sebagai penutupnya.
Aku mendoakanmu dengan kalimat sederhana dan apa adanya namun dengan hati yang
seikhlas-ikhlasnya. Merindukanmu, aku tidak pernah libur. Mencintaimu, aku selalu siap
lembur. Mungkin telinga bulan kuning itu sudah panas, setiap malam kusuruh dia untuk
mengintip ke jendela kamarmu, terangi ruanganmu dengan cahayanya yang malu-malu
Pada duduk di antara dua sujudku, aku meminang Tuhan agar kau diberi umur yang panjang,
sekiranya aku bisa hidup bersamamu dan mengasihimu lebih lama untuk melakukan ibadah
paling panjang. Sebab aku ingin mencintaimu setidaknya lima miliar kali, sebelum sampai
akhirnya aku mati.
Apa yang kamu rasa kurang dari dirimu, itulah yang ingin aku isi, ingin aku usahakan agar
kamu tetap merasa utuh
Sebab jika bersama kamu, aku merasa lebih baik
Aku ingin mengenal dan menyayangimu pelan-pelan
Aku ingin melihat sisi lain dari dirimu yang selalu kamu sembunyikan
Setelah melihat semua gelapmu, tidak perlu khawatir aku akan pergi
Karena aku sudah lebih dulu mengenal bagaimana rasanya ditinggalkan dalam keadaan
sedang mencintai yang sebesar-besarnya, jauh sebelum mengenal kamu
Jadikan aku separuhmu, maka aku akan mencintaimu dengan seluruhku.
Aku juga sebetulnya kurang paham, setiap aku lagi sedih, adalah namamu yang aku cari-cari,
aku sebut dengan berisiknya di dalam hati. Aku bahkan bisa mendengar suaramu di kepalaku
dan baru seperti itu saja, aku sudah merasa lebih tenang, tidak lagi gusar. Aku selalu suka
bagaimana caramu meredamkan ledakan emosiku yang pecah lewat tangisan-tangisan manja
dan menyebalkan, aku selalu suka bagaimana caramu membuatku merasa lebih aman, aku
selalu suka bagaimana caramu yang tidak membuatku merasa aneh soal kekuranganku, aku
selalu suka bagaimana caramu mengingatkanku untuk tidak apa-apa membuat kesalahan
karena tandanya kita akan tumbuh dan belajar, aku selalu suka bagaimana caramu
membuatku kembali tertawa lewat bercandaan-bercandaanmu yang sebetulnya nggak terlalu
lucu, tapi karena kamu orangnya, buatku itu selalu berhasil meluluhkan
Sampai saat ini, masih kamu orangnya, masih kamu juaranya
Berengsek, aku jatuh cinta lagi.
Aku suka bagaimana cara kita saling mendengarkan dan saling kasih ruang untuk terbuka
membicarakan sudut pandang kita masing-masing, tanpa ada rasa takut tidak diterima
Aku suka bagaimana cara kita berbagi resah-resah yang bergelayutan di kepala, tanpa takut
merasa bodoh dan rendah diri setelahnya
Aku suka bagaimana cara kita saling menguatkan tanpa menggurui
Aku suka bagaimana cara kita saling mengapresiasi tanpa merasa hutang budi
Aku suka bagaimana cara kita berusaha saling menyamakan agar tetap seiring, "Biar nggak
ada yang berat sebelah kalo kita lagi bareng-bareng", katamu
Oh, sayang...
Bayangkan bagaimana bahagianya jika menua bersama seseorang yang melihat kamu tidak
hanya dengan matanya, tetapi juga dengan hatinya. Yang menyebut namamu tidak hanya di
bibirnya tapi juga di doanya
Bayangkan bagaimana sukacitanya jika menua bersama seseorang yang menilai kamu, jauh
lebih berharga dari kamu menilai dirimu sendiri
Bayangkan bagaimana damainya menua bersama seseorang yang mensyukuri kehadiranmu
dengan segala kekurangan yang ada di kamu
Bayangkan bagaimana sejahteranya menua bersama seseorang yang melibatkan Tuhan dalam
mencintai dan menyayangimu
Kamu yang biasanya sudah tidak kaget lagi jika ditinggalkan setelah melihat kekuranganmu,
kali ini kamu dibuat kaget karena ternyata ada orang yang masih betah membersamai kamu
setelah melihat semua kekuranganmu
Kamu dibuat kaget ternyata ada orang sekuat itu mencintai kamu, padahal cintamu terhadap
diri sendiri masih sering redup
Kamu dibuat kaget sama keras kepalanya dia yang tetap mau tinggal di sisimu, tak peduli
seberapa menyebalkannya kamu
Baru kali ini aku sadar sama sesuatu
Bagaimana bentuk mencintai dan dicintai paling tenang sebab kita melibatkan Tuhan, karena
kita saling mencintai segitu besarnya. Saling mensyukuri segitu megahnya.
Kita butuh bantuan Tuhan untuk terus menjaga
Nanti, jika aku sudah tidak sanggup bicara lagi, aku harap kamu tahu bahwa selama
perjalananku mengasihimu, tidak pernah ada yang berkurang
Lihatlah ke dalam hatiku, bahkan saat aku mati, nama kamu masih hidup dan tinggal di sana
Namamu masih bersih dan tinggi
Sekali lagi aku tegaskan, kekasih, lihatlah lewat mata ini, jika aku sudah tidak sanggup bicara
lagi.
Perempuan yang kamu temui tidak sengaja itu, ternyata berubah menjadi seseorang yang
paling mengagumi dan menginginkanmu. Perempuan itu yang tadinya benci lagu dan film
romantis, berubah menjadi seseorang yang gemar menulis puisi manis. Sebab katanya, semua
bentuk keindahan ada di kamu. Kamu spesial di hidupnya saat ini, itulah mengapa dia
berpuisi
Menulis puisi adalah caranya terapi dan berdoa
Perempuan itu beralibi, “Aku tidak ingin perasaanku mati begitu saja bersama rahasia-
rahasianya.”
Kangen
Jarak yang menjengkelkan ini melahirkan doa dari bibirku yang gemetar. Menjagamu adalah
di luar kendaliku, maka dari itu jadilah aku dengan lantang meminta kepada Tuhan yang
Maha Mampu, “Tuhan, tolong jaga dia di sana dengan baik sebab aku tidak ada di
sampingnya sekarang. Sekali lagi, mohon jaga dia agar senantiasa aku tenang.”
Kekasih, tidakkah kau rindu kepadaku?
Jenguklah aku atau setidaknya bacalah puisiku
Karena di sana, aku menciummu mesra
Karena di sana, aku memelukmu erat
Karena di sana, cinta kita tak pernah mati
Karena di sana, kita suami istri.
Namamu sudah ada di kepalaku
Di dada
Di lisan
Di doa
Di harapan
Di mimpi-mimpi
Di puisi-puisi
Setelah semua hal yang sudah kamu lewati, dari sekian luka yang menggoresmu, dari sekian
trauma yang menjatuhkanmu, jangan takut untuk berdiri lagi. Lahirnya kamu adalah bentuk
kebaikan Tuhan pada bumi lewat rahim ibu hebatmu. Hati kamu terlalu lembut, terlalu
istimewa untuk dunia yang jahil dan menyeramkan ini
Kalau kamu sedih, menangislah di pundakku
Kalau kamu lelah, bersandarlah di pelukanku
Kalau kamu kesulitan, berbagilah bersamaku
Kalau kamu ketakutan, kemarilah, aku akan duduk dan menemani kamu sampai kamu betul-
betul merasa sudah tenang dan membaik
Aku tidak akan ke mana-mana
Bagaimanapun keadaannya, aku siap pasang badan untuk membelamu.
Kalau kamu adalah alkohol
Aku akan meminumnya sampai mabuk
Sampai tubuhku dipenuhi kamu
Aku akan tetap berdiri setelah dari semua kekurangan dan perdebatan kita. Aku maunya
kamu juga begitu. Tidak apa saling sanggah-sanggahan, tidak apa saling marah-marahan,
tidak apa untuk saling punya kesalahan. Cukup beri ruang untuk kita kembali saling belajar
dan tumbuh bersama lebih baik lagi. Memupuk cinta yang tidak main-main ini, karena
sebetulnya sepasang kekasih harusnya adalah dua anak manusia yang saling berterima kasih
Berterima kasih karena tetap memilih untuk tidak pergi.
“Kamu terasa seperti rumah bagiku,”
“Kalau begitu menetaplah.”
Awalnya tidak ada rencana untuk jatuh cinta
Tetapi semakin ke sini, merindukanmu aku lakukan dengan sengaja.
Aku tidak tahu bagaimana cara menghentikannya dan aku pun belum mau juga
Aku tidak tahu apa yang membuatku semakin hari semakin menyayangimu
Yang aku tahu, setiap mata kita bertemu, aku kasmaran lagi.
Ini kamu yang datang lagi atau akunya yang nyamperin?
Kok semua tentang kamu nggak hilang-hilang?
Kamu pernah bertanya, apa yang harus kamu lakukan untuk bisa membahagiakanku, kamu
ingin menjadi hal-hal yang membuatku senang. Jawabanku akan selalu sama. Tidak perlu
berbuat apa-apa. Tidak perlu menjadi siapa-siapa. Hiduplah sebagai kamu. Fakta bahwa ada
laki-laki lahir yaitu kamu orangnya dan sekarang sedang berdiri di depanku, itu sudah cukup
membahagiakanku
Kamu itu, permen manis yang aku sukai waktu kecil, pelukan penenang ibu yang selalu aku
cari, selimut waktu aku kedinginan, payung teduh saat aku kehujanan, air dingin saat aku
hampir mati kehausan, oksigen untuk paru-paruku yang kekeringan
Dari selebih-lebihnya dan sekurang-kurangnya, kamu adalah semuanya.
Kamu adalah buku untuk semua cerita-ceritaku
Aku adalah kumpulan cerita untuk semua halaman kosong di bukumu
Kita sudah sampai di sini, tidak perlu mencari lagi.
Masih ingatkah kau malam itu?
Setelah seharian kita menghabiskan waktu berdua
Kita tutup malam itu dengan ciuman
Oh, sayang
Ketahuilah bahwa kembang api meledak di dadaku
Dunia seperti berhenti berputar
Tidak ada yang aku dengar selain detak jantung kita yang bersahutan
Malam itu manis sekali
Kenangannya dan bibirmu
Selepas makan ayam bakar kesukaanmu dan mengantarku pulang
Tiba-tiba hujan deras
Petirnya sambar-sambaran
Terasku ikut kebasahan
Mau tidak mau, kamu harus berteduh dulu di ruang tamu
Kekasih, lihatlah dan saksikan
Bahkan semesta merestui kita berduaan.
Semoga ini adalah kita;
Dipertemukan lewat cinta
Dipisahkan oleh tutup usia
Dari semua pasang surut kehidupanku
Jatuh bangun
Sedih bahagia
Tangis dan tawa
Aku mau kamu ada di tengah-tengahnya
Ingin sekali rasanya duduk berdua bersamamu. Mata bertemu mata. Biar aku jelaskan
bagaimana perasaanku, bagaimana aku menyayangi dan mengasihimu. Bagaimana kamu
yang pelan-pelan mulai menghidupkan apa yang sudah mati di diriku, bagaimana kamu yang
berperan menjadi warna-warna terang bagi gelapku. Manusia ada kalanya merasa rendah diri,
justru itulah fungsiku di sini. Aku bersedia untuk selalu mengingatkan betapa luar biasa dan
spesialnya kamu di hidupku, dari ujung kaki hingga ujung kepala. Kalau bisa tukar tubuh pun
aku mau, agar kamu bisa melihat dirimu dari mataku dan merindukanmu dari jantungku
Aku mau kamu tahu bahwa aku siap berjalan bersama kamu. Aku memilihmu sebagai orang
yang aku percayai bisa membawaku menjadi lebih baik lagi. Dari semua pasang surut, tetap
menemanimu aku tidak takut. Dari semua landai dan terjal, aku berani untuk mencintaimu
sampai ujung ajal.
Aku sering sekali membayangkan bagaimana jika semesta sedang bermain-bermain, sengaja
memisahkan kita, membuatku tidak percaya kalau aku dan kamu bukan jawabannya, tapi
ternyata BOOM!
Kita bisa
Dan ternyata kita benar-benar ditakdirkan untuk menjadi separuh satu sama lain.
Menuju Kamu dan Menuju-Nya
Sejak pertemuan kita, aku masih ingat bagaimana bergetarnya jantungku kala melihatmu,
bagimana lemasnya kakiku kala diajak bicara denganmu. Lidahku kelu, sebut nama sendiri
saja kaku. Seperti ada kembang api yang meledak di dada, yang partikel-partikelnya
memecah dan mengalir dari nadi hingga kaki. Aku serahkan kepada yang Maha Cinta agar
kamu saja orangnya. Karena semakin lama aku mengenalmu, semakin aku mencintai
kebaikan, semakin aku tidak ingin jauh dari Tuhan
Cintakku sedang bertasbih, terbayang-bayang di lima waktuku saat sembahyang
Menyayangimu membuatku kian menjaga kehormatanku juga kehormatanmu. Apakah ini
adalah cara mengasihi yang diizinkan?
Sebab, semakin aku menuju kamu, semakin juga aku menuju-Nya.
Aku sungguh menginginkanmu bukan dalam waktu yang sebentar. Bagiku, tidak pernah ada
yang namanya mencintai terlalu lama. Cinta akan selalu terasa baru meski dengan orang yang
sama. Masalahnya adalah, apakah bisa dua orang itu terus merajutnya? Apakah bisa dua
orang itu memperindahnya?
Kekasih, kenapa tidak kita coba sekali lagi?
Aku yakin kita bisa. Jangan terburu-buru mengejar sempurna
Apa salahnya kita belajar pelan-pelan?
Kalau sudah bicara soal matamu, aku tidak apa jika harus tenggelam, terpenjara atau tersesat
di sana tanpa perlu diselamatkan.
Jika kamu sudah sampai pada halaman ini dan isinya masih tentang kamu, tentang indahnya
kamu buatku, tolong jangan bosan. Jangan dilewati bagian ini. Memang betul adanya seperti
itu, aku nggak yakin kalau satu buku bisa benar-benar menggambarkan kamu, sepertinya
nggak cukup. Membayangkan senyum kamu saja, aku bisa menulis sepuluh puisi. Ada
notifikasi dari kamu saja, aku bisa bahagia seharian penuh
Di hatiku, aku sediakan apapun. Panggung untuk tempatmu bernyanyi, taman untuk
tempatmu menari, sampai rumah untuk tempatmu pulang. Di duniaku, kamu langitnya, kamu
juga bintangnya. Kamu mataharinya, kamu juga bulannya. Kamu sesejuk subuh dan sehangat
senja
Tuhan, maaf aku keras kepala, tapi mohon jangan pisahkan aku dan dia kecuali dengan
kematian.
Kita harus menang
Sampai saat anak-anak kita bertanya cinta itu apa
Kita bisa jawab,
“Lihatlah ibu dan ayah, nak”
Jika hidupku dipecah menjadi beberapa bagian, aku pilih yang ada kamunya
Tak apa biarpun sedikit atau berantakan
Sedikit berantakan jauh lebih baik daripada rapih dan terpenuhi tapi tidak ada kamunya
Karena penuh tidak selalu utuh, sayang.
Di dunia yang morat-marit ini, bagaimana bisa ada orang yang senyaman dan seteduh kamu?
Aku bukanlah penikmat kopi seperti kamu
Tapi aku sengaja mempelajari rasa kopi yang selalu manjadi pilihanmu dengan bayangan,
“Ah, jadi seperti ini rasa bibirnya.”
Apa kata lain selain kangen dan rindu?
Ya jawabannya adalah dengan bertemu
Bukankah begitu, kekasih?
Di hidupku kamu istimewa
Di puisiku kamu raja
Aku Ditantang Matamu
Sejak awal perkenalan kita, aku ditantang matamu secara terang-terangan. Aku seolah ditarik
masuk ke duniamu. Aku dibuat penasaran, ingin menjelajah dan mencari tahu apa isi
kepalamu dan bagaimana caranya mencuri perhatianmu
Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi entahlah, kedua bola mata itu menggoda, ingin kutatap
lebih lama
Telanjang di depannya pun aku rela.
Temui dan cari aku di buku
Di sajak marah-marah ini
Yang ngamuk karena belum dibaca oleh matamu
Di baris-baris puisi yang mencari perhatian ini
Yang belum disapa, “apa kabar?” dari bibirmu.
Di antara miliaran pasang mata
Hanya milikmu yang paling pekat
Paling memikat, paling menjerat
Paling berbahaya, paling menggoda
Oh sayang, boleh aku tinggal di sana?
Kamu mendoakanku supaya mendapatkan jodoh yang terbaik
Kusambut juga dengan mengaminkan semoga kamu orangnya.
Rinduku sudah dipadamkan lewat ciuman
Pada sepotong bibir paling rupawan
Pada sepasang mata paling memabukkan
Pada jiwa yang menggetarkan
Pada kamu yang tidak akan aku lepaskan.
Kenapa ya?
Setiap hari Senin, aku bawaannya mau cerita sama kamu soal bagaimana kegiatanku dari
petang sampai malam
Setiap hari Selasa, aku bawaannya mau ngopi sama kamu selepas aktifitas gila kita.
Ketemuan di kedai kopi seperti biasa, yang tempat duduknya dekat jendela
Setiap hari Rabu, aku bawaannya mau teleponan sama kamu untuk ngomongin ada film
bagus apa saja yang tayang pekan ini
Setiap hari Kamis, aku bawaannya mau masak bareng kamu untuk kita tukeran bekal buat
besoknya
Setiap hari Jumat, aku bawaannya mau kencan di Gramedia sama kamu. Biasanya kamu
langsung ke tempat komik-komik fantasi atau superhero penakluk dunia paralel, sedangkan
aku ke tempat novel-novel psikologi thriller dan mengumpulkan teori-teori di setiap
peristiwanya
Setiap hari Sabtu, aku bawaannya mau picnic date sama kamu. Lalu kita saling cerita buku
yang kita beli dan baca, kemudian malamnya dilanjut nonton film yang sudah kita sepakati di
hari Rabu kemarin
Setiap hari Minggu, aku bawaannya mau jadi selamanya kamu. Karena aku sadar, ternyata,
tujuh hari dalam seminggu masih belum cukup bagiku untuk menyayangimu. Kenapa dalam
satu hari cuma ada 24 jam? Sementara aku mampu mencintaimu lebih dari itu
Aku ingin kita serumah, fondasinya menikah, pilarnya saling mendoakan dan percaya. Jatuh
cinta itu hanya pemantik, saling mengasihi adalah perekatnya dan usianya lebih panjang.
Jatuh cinta itu berapi-api, saling mengasihi itu menghangatkan. Kita dibuat tenang dan aman
akan kehadiran masing-masing. Aku mau kita saling menyirami, saling mengisi. Aku
membantumu tumbuh dengan caramu, pun sebaliknya. Yang melindungi kita dari perjalanan
belajar dan bertumbuh ini adalah dada yang dermawan perihal saling mendoakan dan
menerima kekurangan
Aku ingin kita satu atap. Yap, agar bisa berlama-lama saling tatap. Entah dalam keadaan
mata yang sama-sama terbuka, atau kamu yang masih belum bangun, pun sebaliknya. Tidak
lagi berlalu lalang, aku mau kita adalah tempat untuk pulang. Meski rumah berbentuk
bangunan, bagiku, hati yang sama-sama sudi untuk saling membersamai adalah harta
tertingginya.
Aku tidak tahu akan sampai kapan kuat bertahan sebagai seseorang yang menyayangimu
diam-diam ini, yang sebetulnya, nggak terlalu diam-diam juga. Aku pun yakin kamu tahu itu.
Entah apa yang menahanmu untuk belum menyambut dan mempersilakanku masuk menjadi
wanitamu. Cuma sama kamu, aku tidak keberatan digantung seperti ini
Tapi jika suatu saat ternyata hatiku mulai temukan lelah, satu hal yang harus kamu tahu
bahwa jembatan doaku untukmu tidak akan pernah patah.
Kutuliskan surat-surat cinta
Kudengarkan lagu-lagu asmara
Kalau lagi kangen begini, semuanya jadi tentang kamu.
Aku dimabuk asmara habis-habisan tanpa ampun
Detak romansa ini kuberi nama kamu
Tidak apa, aku tidak takut. Aku akan terus berjalan sampai mendapatkanmu, aku tanggung
semua resikonya. Biar patah-patahannya aku yang tata ulang. Aku masih sayang, jadi jangan
dulu disuruh pulang
Kalau kamu masih ragu, ciumlah aku lebih lama
Barangkali kamu temukan jawabannya di sana.
Selain puisi, ada banyak yang aku cintai di dunia ini
Buku, kopi, laut, musik, senja, mawar merah, dan masih banyak lagi
Tidak perlu khawatir
Aku ini penuh cinta, kekasih
Kamu sudah pasti kebagian
Mintalah sebanyak-banyaknya
Baru kali ini, aku tidak bisa membedakan mana yang lebih banyak
Cintanya atau kangennya
Harus berapa kali aku perjelas
Kamu istimewa sepenuhnya
Dari satu hingga sepuluh
Di mataku kamu seratus sepuluh; lebih dari itu
Tidak sempurna itu mutlak
Bukankah sepasang kekasih memang seharusnya seperti itu, sayang?
Tetap tinggal meski dengan segala kurang.
Rembulan kuning itu menjadi saksi betapa aku telah mempuisikanmu tanpa ampun
Dari keras kepala sampai pura-pura rela.
Kita masih muda
Tetapi dalam puisiku, sayang
Kita sudah menua bersama
Ternyata mencintai kamu perlahan membuatku juga mencintai diri sendiri. Entah bagaimana,
tapi hal-hal baik turut serta berdatangan, puisiku yang kembali merekah, dan hatiku yang siap
mana bila ingin kamu jadikan rumah. Kalau bukan karena pertemuan itu, sajak-sajak ini tidak
pernah lahir dan aku masih terombang-ambing di laut sepi
Abadilah kamu di sini.