Ini berat
Kembali mengakrabkan ku
Dengan kerinduan
Aku berfikir aku mampu
Ternyata aku tidak bisa.
Meski tak begitu banyak waktu
ku bersamamu
Setidaknya beri aku
kesempatan sedikit waktu
Untuk berbicara kecil padamu
Bahwa aku rindu bahagia
Bersama denganmu.
Untuk kamu
Yang terlahir di dunia
Untuk Siapakah dirimu?
Untuk aku cintai
Atau hanya untuk ku kagumi?
Aku mencintai kamu
Tapi,
Aku takut kau terlahir
Bukan untuk aku miliki.
Boleh
Kamu boleh bahagia
Aku juga
Kamu boleh di cintai
Aku juga
Aku boleh membuatmu bahagia
Dan
Aku pun boleh memilihmu
Untuk aku cintai.
“Caramu meredakan itu
ketenanganku.
Tawamu adalah candu.
Bicaramu itu yang selalu
membuatku rindu.”
Sesak
Aku bernyanyi
Untuk menghilangkan rindu
Tapi percuma,
Hanya menambah sesak
kerinduan
Di dada.
Aku ingin menangis
Tapi aku tahan,
Setahan aku ingin bertemu
Tapi tidak juga di pertemukan.
Dia berbeda,
Dia menarik hati
Dengan senyum dan
tatapannya.
Dia yang menghadirkan
Rindu ketika tidak bersamaku.
Dia selalu berusaha
Untuk tidak sama dengan yang
lain.
Dia bisa menyangkal apa yang
salah di diriku.
Dia yang aku pilih
Untuk menjadi tambatan hati.
“Aku merapalkan do’a untuk
kita. Bukan untuk di dunia tapi
untuk di akhirat karena di
dunia hanya sebentar,
sementara di akhirat
selamanya.”
Hai..
Hai..
Seseorang yang terlahir
Di tanggal itu
Apa kabar?
Sudah beberapa bulan ini
Aku selalu merindukanmu.
Memikirkan pertemuan
Kita terakhir kali.
Kapan kita akan bertemu lagi?
Aku berharap dan ingin
secepatnya
Kita selesaikan.
Menyelesaikan semua hal
Yang membuat kita selalu
Menumpuk rindu.
“Jika kelak kau menyatakan
mencintaiku juga, jangan
ungkapkan. Simpan saja di
ruang hatimu yang damai.
Terkadang tidak semua
perasaan harus di nyatakan
keberadaan nya.”
Pernyataan mu
Melihat mu bahagia
Ketika masa depan membawa
kita ke jalan yang berbeda
Aku yang masih sendiri dengan
perasaan yang masih sama
Kamu yang sudah bahagia
dengan pasangan barumu
Melihat mu bahagia
Aku juga bahagia walaupun
ada rasa sakit yang ku rasakan
Tidak apa-apa
Aku masih kuat
Meski tak berhasil memilikimu
seutuhnya
Melihat mu bahagia
Bersama buah hati kecilmu
Aku juga ikut bahagia
Tak jarang aku ikut tersenyum
Melihat mu bahagia
Itu sudah cukup kabar baik
untukku
Aku disini masih sama
Masih mencintaimu
Abadi..
“Pernahkah kamu mencintai
seseorang seperti memiliki?
Ketika dia bicara, suara itu
milik kita.
Ketika dia tertawa, tawa itu
milik kita.
Ketika dia tersenyum, senyum
itu milik kita.
Padahal isi hati dia tidak ada
kita di dalam nya.
Pernah kah?
Aku pernah dan parahnya..
Aku masih.”
Aku yang tanpamu
Terbiasa terluka.”
Tentang mu
Tidak di cintaimu
Aku masih mampu
Tidak bisa hidup bersamamu
Aku masih mampu
Bahkan kehilanganmu
Aku masih mampu
Hanya saja,
Untuk membencimu
Aku tak mampu.
Egois
Egois..
Itu yang kamu bilang padaku
Kamu bertanya
Kita ini apa?
Kita adalah
Dua orang yang saling memilih
Aku memilih kamu
Sedangkan
Kamu memilih dia
Dia..
orang yang kamu sayang itu
Dan yang bukan aku
Luka
Kau yang melukai
Aku yang mencintai
Kau tinggalkan aku
Bersama kepingan luka
Di bawah guyuran air mata.
Kau yang pergi
Aku yang tinggal
Tinggal yang tak akan
meninggalkan
Bila kau ingin kembali
Temuilah aku di tempat
Kau melukai
Maka kau tak akan kecewa
Karena aku yang tidak pernah
pergi.
“Tatapanku kosong, tak ada
obat untuk mengisi kembali
kosong nya. Sebab obat nya
telah pergi meninggalkan yang
dulu pernah menatap.”
Ibarat
Kita ibarat
Langit
Dan bumi
Jauh..
Hatiku ibarat hujan untukmu
Hatimu ibarat badai
Untukku
Aku yang selalu datang
Meski tahu akan terus terjatuh
Kamu selalu berikan kesulitan
Agar aku menjauh
Hatiku
Ibarat bulan untuk bumi
Tidak pernah meninggalkan
Hatimu
Ibarat pelangi
Yang datang memberikan
Keindahan
Namun sesaat.
“Kita mungkin bisa saling
memaafkan tapi untuk akrab
kembali seperti dulu. Aku tidak
bisa karena luka tetaplah luka,
kecewa tetaplah kecewa tidak
bisa di sembuhkan dengan
memberi maaf.”
Tentang penulis
Nina Lestari makhluk individu
spesies vegetarian terkecuali
kalau daging ayam hehe..
berasal dari Kabupaten
Tangerang tanggal lahir 14
April 1998. Suka menulis,
membaca, jalan-jalan tapi lebih
banyak melamun dan rebahan
nya. Bekerja sebagai karyawan
swasta, lulus sekolah dengan
jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam akan tetapi mapel favorit
nya Sejarah, pernah menjadi
wakil ketua organisasi pencak
silat dan anggota OSIS sewaktu
SMA. Tidak berpengalaman
sama sekali dalam sastra tapi
mencoba terus belajar untuk
menulis buku, silahkan di
follow akun sosial media nya
untuk mengetahui karya-karya
selanjutnya...
Instagram : @nina_lestari14
Twitter : @melukiskankata
Facebook : Nina Lestari
Kata pengantar