Anda di halaman 1dari 10

Kecewa, terluka, hancur.

Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang kecewa pada dirinya yang nenbyat hati orang tuanya
terluka karena pas masa mudanya malas belajar dan berfoya-foya / bandel. Kini mereka telah tiada
dan orang itu merasakan kesepian, kemiskinan dan kerugian yang membuatnya hancur. sehingga
menyadari dan bertobat kepada Allah Swt, ia pun mencoba berubah meskipun banyak rintangannya

Hancur © Zainab Baudin

Aku menari dalam air mata

Tersenyum sedang hati berduka

Aku lemas dalam fikiranku sendiri

Hidup saban hari menderita

Tenang tenang

Tidur lena mengharapkan segala yang binasa akan pulih

Seleraku makin hancur

Berlari jauh agar wajah kusutku tidak dinampakkan

Aduhai hati bertabahlah

Bukan jalan kematian aku pilih

Terus mencari solusi sedang hati memakan diri

Di Ujung Kata-Kata

Kumpulan Puisi Patah Hati yang Menyentuh Hatipinterest.com/NatalieLeiter/

Lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku

Terkulai dikunyah nelangsa yang berapi-api

Menyusuri jalanan lengang

Bersimbah angan tanpa tujuan

Dalam derap gerimis yang pongah menghujam

Terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi

Membawa sebaris kata bahagia yg menenggelamkan nurani

Di atas pengharapan tak berkesudahan


Tentang rindu kusam

Tentang cinta terbuang

Mengutip satu namamu di antara keluh kesah

Gundah gelisah, air mata, dan lara

Masihkah ada sedikit senyum darimu

Di batas penantianku yang kini makin terbata

Jika masih ada ruang di hatimu

Untukku, sedikit saja, tolong bicaralah

Pada tanah membentang

Pada pohon-pohon rindang

Dan angin yang mengusik keangkuhan

Setidaknya biar ada tanda yg bisa kubaca dan kuraba

Janganlah sepi yang hadir

Janganlah semu yang membeku

Karena aku selalu berjalan menujumu

Harapan Kosong

Kumpulan Puisi Patah Hati yang Menyentuh Hatipinterest.com/leannajufu93/

Mencoba tuk bertahan di tengah kepungan badai cobaan

Lelah dalam melangkah menggenggam cinta tak berbalas

Warna pelangi hanyalah semu yang dirasakan

Hilang tersalip awan-awan biru yang menderu-deru

Lupakan semua kenangan dan janji-janji hati


 

Kepastian sudah diberikan

Namun pengkhianatan menjadi jawaban

Cinta sejati kini telah ternodai

Hampa terasa sunyi di dalam jiwa

Menanti harapan melepas masa-masa kelam

Melangkah maju menuju sebuah harapan

Cinta sejati sudah jauh dan pergi

Berlalu pilu ditelan oleh sang waktu

Mimpi yang Hilang

Di bawah hamparan gelap luas yang bertabur bintang

Aku menatap satu bintang yang paling terang

Aku menatapnya dengan penuh harapan

Seolah itu kau

Yang kini jauh seakan hilang..

Selama ini

Aku mencoba tuk selalu mengerti hatiku


Namun ternyata semua masih semu ku rasakan

Nama yang terukir dalam karang hatiku

Kini seakan terkikis

Oleh ombak yang menghantam..

Aku dan jenuhku, bersama membisu

Terlalu jauh untuk meraih bintang yang sedang ku tatap

Aku dan senyumku

Mengikuti diam termenung

Namun tercipta sebuah mimpi

Yang hilang hanya dalam sekejap

Teriakan Hati

Disaat terpikir tentang dia

Yang entah ada di mana

Terkadang hati teriak dengan kehampaannya

Mencari dan menunggu hati cintanya

Ku menangis tanpa air mata

Ku teriak tanpa suara

Hanya merasakan sakitnya hati

Begitu tersiksa menunggu yang di nanti

Begitu berat melepaskan rasa ini

Yang sudah merasuk dalam hati

Mungkin bila aku nanti mati

Sesalku akan abadi

Akankah penantian ini berujung bahagia

Ataukah hanya asa semata

Tapi hatiku kan selalu tegar menghadapinya


Walau akhirnya hanya membuat luka

Tidak Kembali

Karena aku tahu

Bahwa aku sudah

Melepaskan seseorang

Yang berharga bagiku.

Tapi aku sadar

Bahwa yang sudah pergi

Tidak akan kembali.

2.4. Waktuku Terbuang Sia-sia

Waktuku terbuang

Untuk menunggu

seseorang yang

Telah memilih hilang.

Dulu kukira

Semua akan kembali

Baik-baik saja.

Ternyata tidak.

Seharusnya dulu

Aku tak menunggu


Seharusnya dulu

Aku langsung berusaha

Merelakan.

Kecewa Dibohongi Kekasih

Kamu benar,

Tidak baik berharap

Terlalu besar kepada seseorang.

Jangan-jangan

Suatu hari orang yang kau harap

Justeru yang mematahkan hatimu.

Nanti, walaupun beribu alasan

Dia ungkapkan

Tak sanggup lagi untuk membenahi hatimu itu.

Puisi Kecewa Tentang Kehidupan

Aku selalu percaya seseorang. Apa yang katakannya, diucapkannya, dan segala sesuatu yang keluar
dari lisannya.

Dunia ini

tidak begitu keras.

Nasib ini

tidak begitu pahit.

Hanya saja
aku terlalu terpikat

pada dunia dan isinya.

Hingga aku tersiksa

oleh apa yang tak kudapat.

Terkadang kita tidak butuh orang yang paham diri kita. Yang kita butuhkan adalah memahami diri
kita sendiri.

Dunia ini kadang terlihat tidak bersahabat. Akan lebih tidak bersahabat ketika kita tidak memahami
diri sendiri.

Bukan tentang keinginan. Salah kita ialah tidak memahami kebutuhan.

Kamu mendapatkan kesusahan sebab kamu membutuhkan cara untuk menjadikan jiwamu bersabar.

Dan hanya dengan kesusahan itu kamu bersabar. Esok kamu akan tahu kenapa kesusahan ini
mencabikmu.

Bisa jadi kamu sangat membutuhkannya ketika menghadapi badai yang lebih besar. Di saat itu
jiwamu telah kuat sekuat batu karang. Tak hancur meskipun dihantam gelombang.

Maka bersyukurlah untuk segala kesulitan.

Kenapa Mengejar Bahagia?

Bukan salah kehidupan

Kalau hatiku kecewa.

Ia adalah salahku

Yang meletakan harapan

Jauh di hamparan kehidupan.


Aku yang salah.

Selalu mengejar-ngejar kebahagiaan

Dan kabar buruknya,

Semakin kukejar semakin menjauh.

Dukaku Adalah Pagar Kehidupan

Aku berduka

Sebab tak kugapai

Apa yang jadi cita-cita.

Habis pula seluruh tenaga

Namun belum jua kunjung bahagia.

Lama sekali duka mengintai

Akupun resah dibuatnya.

Ingin kubuang jauh-jauh,

Tetapi ia semakin merayu.

Kini aku mengerti

Dukaku laksana pagar

Yang menghalangiku dari dunia ini.

Ia seolah mempunyai lisan

Yang ingin mengatakan

“Jauhi dunia ini.


Tempatmu bukan di sini.!”

Maka ketika hatiku menjauh

Sekaligus menerima diri sendiri

Di situlah

Muncul bahagia

Walau tanpa diundang.

1. Waktunya Berhenti

Semua simpul kini telah kulepas, yang akan membuatmu bebas

Cinta yang dulu ada kini telah kandas

Beriringan dengan munculya benci

Rasa ini janganlah membebani diri

Aku yang memulai rasa

Aku yang akan menuntaskan rasa

Rasa yang selalu tak senada

Terpaksa kita sudahi saja

2. Kecewa

Jika cinta itu nyata, kenapa ada pengkhianatan

Perpisahan ini bagiku sungguh menyakitkan

Alasannya tiada jecocokan, sungguh ironi

Dari awal kita bertemu, memanglah jiwa kita berbeda

Bertukar pikir sudah kita upayakan, yang terjadi hanya bertukar emosi

Aku masih berharap tentang ikatan

Ikatan bukan hanya soal darah

Ikatan juga soal hati

Saat ini aku kecewa dengan diri sendiri

Kecewa karena tidak bisa memperbaiki keadaan

Aku patah hati, aku kecewa

Aku lelah
3. Kau Telah Pergi

Aku sedang berduka

Mengapa kekasihku diambil begitu cepat

Belum sempat kugenggam erat tangannya

Menuju kebahagiaan yang ingin kita raih bersama

Kau telah meninggalkanku tanpa pamit

Aku akan ke mana

Tujuanku sudah tiada

Kurebahkan rindu dipusaramu

Kunci pintu surgaku telah tiada

Apalagi yang bisa kuharapkan

Kupeluk erat pusaramu

Kesedihan yang tiada tara

4. Penyesalan yang Terlambat

Aku di sini tak beranjak, menunggu harapan yang tak pasti

Terbelenggu masa lalu yang sangat menyiksa

Waktu yang lalu tiada terulang

Kenangan itu tak kembali

Tangis sedih hanyalah penyesalan

Ingatan sedih itu takkan kuingat

Hati ini terlambat untuk melihat

Sesal jiwa sudah sangat terlambat

Demikianlah beberapa contoh puisi kecewa dengan keadaan. Semoga bermanfaat ya.(elin)

Anda mungkin juga menyukai