Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang kecewa pada dirinya yang nenbyat hati orang tuanya
terluka karena pas masa mudanya malas belajar dan berfoya-foya / bandel. Kini mereka telah tiada
dan orang itu merasakan kesepian, kemiskinan dan kerugian yang membuatnya hancur. sehingga
menyadari dan bertobat kepada Allah Swt, ia pun mencoba berubah meskipun banyak rintangannya
Tenang tenang
Di Ujung Kata-Kata
Harapan Kosong
Selama ini
Teriakan Hati
Tidak Kembali
Melepaskan seseorang
Waktuku terbuang
Untuk menunggu
seseorang yang
Dulu kukira
Baik-baik saja.
Ternyata tidak.
Seharusnya dulu
Merelakan.
Kamu benar,
Jangan-jangan
Dia ungkapkan
Aku selalu percaya seseorang. Apa yang katakannya, diucapkannya, dan segala sesuatu yang keluar
dari lisannya.
Dunia ini
Nasib ini
Hanya saja
aku terlalu terpikat
Terkadang kita tidak butuh orang yang paham diri kita. Yang kita butuhkan adalah memahami diri
kita sendiri.
Dunia ini kadang terlihat tidak bersahabat. Akan lebih tidak bersahabat ketika kita tidak memahami
diri sendiri.
Kamu mendapatkan kesusahan sebab kamu membutuhkan cara untuk menjadikan jiwamu bersabar.
Dan hanya dengan kesusahan itu kamu bersabar. Esok kamu akan tahu kenapa kesusahan ini
mencabikmu.
Bisa jadi kamu sangat membutuhkannya ketika menghadapi badai yang lebih besar. Di saat itu
jiwamu telah kuat sekuat batu karang. Tak hancur meskipun dihantam gelombang.
Ia adalah salahku
Aku berduka
Di situlah
Muncul bahagia
1. Waktunya Berhenti
2. Kecewa
Bertukar pikir sudah kita upayakan, yang terjadi hanya bertukar emosi
Aku lelah
3. Kau Telah Pergi
Demikianlah beberapa contoh puisi kecewa dengan keadaan. Semoga bermanfaat ya.(elin)