Anda di halaman 1dari 11

Pesona

Aku jatuh tak berdaya


Pada pesona seorang penuh sahaja
Kalahkan kilau cahaya pagi
Kalahkan tenangnya air di wadah
Kalahkan temaramnya malam hari
Wajahnya berseri
Seperti mentari menjemput pagi
Wajahnya berseri membuat mata memandang tenang dalam diam
Membuat lantunan doa diam diam ku rapalkan pada langit

Aku dan hatiku


Masih sama dalam mengemban rasa
Rasa yang harus di jaga dan tidak mudah berputus asa
Asa tentang cinta yang tak kudapati sepekan saja

Kau yang dulu pernah ada dan memberi warna


Hilang dengan mudah
Lantas aku bisa apa
Tuhan lebih menginginkanmu berada disampingnya
Dan melihatku menata hidup di bawah sini

Kemudian tuhan memberi pengganti


Seseorang yang dengan mudah ku kagumi
Tapi kehendak hati menutup diri
Hingga akhirnya dia tidak menampakkan diri lagi

Aku dan hatiku


Masih sama dalam tujuan rasa
Menjaga yang ada dan tidak berpindah-pindah
Dan sekarang sendiri juga

_Aku masih dalam tahap belajar_

Belajar menekan suaraku agar selalu terdengar lembut


Belajar mengalah agar saat tidak sependapat
Aku bisa mengikutimu tanpa mendebat
Aku masih dalam tahap belajar
Agar bisa menjadi pasangan yang tepat untukmu suatu saat
Agar ketika datang waktu aku membersamaimu
Aku tidak terlalu jauh berjalan denganmu

Kontak kosong

Tahu atau tidak


Aku menunggu
Dering bernada pesan datang
Berharap itu kau
Tapi sekali lagi
Tidak
Yang ada hanya pesan dari grup yang membuatku bosan
Aku menanti kabar
Seperti tiga tahun silam
Bagaimana setiap ucapan bisa membuatku terkesan
Kau ada disepanjang hari menghiasi waktuku dengan melodi
Tapi sekali lagi
Aku melihat kontak kosong
Aku tidak tahu mengapa aku begitu gegabah
Menghapus setiap pesan yang dulu kau berikan
Hingga kau menghilang tanpa memberi pesan
Tak ucapan, kau melesat begitu saja

Kontak kosong

Tahu atau tidak


Aku menunggu
Dering bernada pesan datang
Berharap itu kau
Tapi sekali lagi
Tidak
Yang ada hanya pesan dari grup yang membuatku bosan
Aku menanti kabar
Seperti tiga tahun silam
Bagaimana setiap ucapan bisa membuatku terkesan
Kau ada disepanjang hari menghiasi waktuku dengan melodi
Tapi sekali lagi
Aku melihat kontak kosong
Aku tidak tahu mengapa aku begitu gegabah
Menghapus setiap pesan yang dulu kau berikan
Hingga kau menghilang tanpa memberi pesan
Tak ucapan, kau melesat begitu saja

Air mata
Saat sesak tak bisa tertampung di dada
Maka tangan ku gunakan sebagai wadah
Bermunajat pada tuhan yang Esa
Air mata berkata
Laraku kian menjelma butiran-butiran basah
Tangisku tumpah ruah
Seperti anak air sungai mengembala
Ke ladang tanpa arah
Pijakku goyah
Tanganku gemetar

Aku masih tetap ingin

Menjadikanmu ruang untukku bercerita


Dari hal kecil hingga hal yang tak mudah
Menuangkan segala keluh dan resah
Rentetan ceritaku yang hanya kau balas dengan tawa
Hingga aku mendengus kesal dan pasrah

_Aku masih tetap ingin_

Menceritakan sosokmu yang bersahaja


Pada orang-orang rumah
Pada bulan bintang di angkasa
Pada pagi menyambut asa
Pada makhluk hidup diluaran sana
Menaruh harap yang terlanjur sudah
Membuka cela-cela yang ada

_Saling bungkam_

Saat aku berfikir untuk diam tanpa mengusikmu. Aku kira akan terbiasa seperti itu. Namun
bayangmu terus mengejarku ke dalam mimpi, secangkir tora coffe dan layar ponsel tanpa
namamu. Kalau kau jadi aku, aku harus bagaimana? terus diam agar kau yang datang atau
seperti ini seterusnya
Saling bungkam
Aku masih asik memandang keluar jendela
Menangkap hamparan warna putih di atas sana
Ingatanku berkelabat pada rumah yang ada di tengah hutan
Rumah yang terbuat dari bambu serta ayunan ban disampingnya
Bagaimana aku dan kamu kecil menghabiskan waktu bersama
Sepulang sekolah terbiasa menelisik rumah-rumah
Tawa polos dari kedua wajah anak kecil yang tengah bercanda
Seperti bebas dari tekanan memikirkan hal lainnya
Yang ada hanya cinta, kasih sayang dan tawa
Masa-masa indah saat kau ada
Cukup membuat anak gadis itu bahagia

_Terlalu sibuk_

Sepertinya dirimu begitu tega


Pada hati yang selalu berusaha dan mengalah
Mengejar tanpa pantang menyerah
Tidak ada rumus kalah baginya
Ia dengan senang hati menjalankan perasaanya sendirian
Membiarkan hatinya menunggu begitu lama
_Kau terlalu sibuk_
Sibuk dengan cintamu sendiri
Membiarkan perasaan orang yang lain terhempas begitu saja
Hingga lupa bahwa kau juga tengah bermain dengan perasaanmu sendiri
Kau memilih berjuang sendiri-sendiri
Membiarkan ia lelah dengan mencintaimu
Dan kau lelah dengan mencintai yang lain
Kau terus meyakinkan cintamu benar
Lalu menyalahkan ia yang dengan tulus menantimu
Kau terlalu sibuk dengan keegoisanmu
Mengacuhkan ia yang setulus hati
Dan berlari pada cinta yang tak pasti

Malam apakah kau berkenan


Menyampaikan salam kerinduanku untuk seseorang
Melalui hembusan angin yang sangat lirih
Melalui dedaunan yang mengalun lamban
Melalui bunyi jangkrik dan riungnya nyampuk
Melalui bintang yang tengah bertahan dengan gemerlapnya
Hingga tidak ada yang mengganggunya sampai pada sang bidadari

Aku kira, ternyata

Perhatianmu saat itu


Candaanmu kala itu
Kebaikanmu yang selalu
Aku kira sebuah titik temu
Dimana hatiku bisa berlabuh
Ternyata semua hanya dugaan semu
Aku terkurung rasa malu
Pada diriku yang tahu menahu dirimu
Harusnya dari dulu
Aku tidak menyimpan rasa yang kini membuatku sendu

Aku tidak tahu


Bagaimana caranya hati ini menujumu
Tapi ketika aku berbuat sesuatu
Yang terlintas hanya banyanganmu
Dalam heningku
Dalam lamunanku
Dalam lintas pejam doaku
Dan dalam angan angan malam menjelma kantuk

Aku tidak tahu


Dalam iringan langkahku
Dalam tangkap pandang mataku
Aku selalu seperti menujumu
Seperti yang aku lakukan ini semua untukmu
Berusaha baik pun agar dapat bersanding denganmu
Kamu adalah salah satu dari alasan yang membuatku lebih dekat dengan-Nya
Aku tidak meminta lebih
Aku hanya mengaduhkan perasaan ini pada-Nya
Barangkali kau terbaik untukku
Jika tidak, maka biarkan kau dan aku sama-sama mendapat yang terbaik menurut-Nya

Tadi aku bermimpi


Kamu datang dengan segala kebaikan
Membuatku luluh tak tertahankan
Kau seseorang yang d rindukan sekaligus d harapkan

Rasanya ada yang berbeda


Saat ku temui orang-orang disini
Senyum anak kecil yang tengah malu-malu memandangku
Nenek yang tiba-tiba mendatangiku dengan melontarkan pertanyaan sembari tangannya ku
raih untuk memberi salam
Disini jauh dari hiruk pikuk penjual jajanan, anak kecil ramai bermain d jalan dan remaja
yang menangkringkan sebelah kaki ke bangku tak bertuan
Yang ku dengar dari pagi hanya suara hewan kecil yang bersembunyi di balik kayu rapuh dan
dedaunan penuh tanah bekas kandang
Aku merasa tenang meski hanya di temani lampu temaram dan halaman luas tanpa
penerangan
Setidaknya aku merasa nyaman
Tidak seperti di tempat penuh keramaian namun hati merasa kesepian

Aku mulai menulis bait bait yang ingin ku ceritakan


Cerita ringan yang biasa aku sampaikan kepadamu
Begitulah aku
Tidak bisa diam saja semenjak kebisuan berada diantara kita
Sejak itu
Aku mulai berani beranjak dari ruang pengap ini
Aku tetap ingin melalang buana menyuarakan isi hati
Dimana kau membawa separuh kisahku
Dan kini aku akan terbiasa dengan huruf" mati berubah menjelma kata tentang bahasa kalbu
Hanya kau
Dan kau selalu
Yg mnjdi akar dr kata-kata trsebut

Selepas aku melihat kabut pagi


Senyuman manis kau suguhkan setelahnya
Selapas terbangun dari mimpi
Aku tersenyum akan kejadian setelahnya
Seterik matahari mulai menyingsing
Aku dapati kau selalu ada setelahnya
Dimana dirimu selalu menyapa hariku
Meski terlewat dan berlalu
Namun sampai hari ini dan setelahnya
Kau selalu menjadi pemilik hati

Aku tak pernah berharap bahwa dirinya akan ada untuk menghiasi hari-hari bahkan pada
mimpi. Yang aku tahu saat itu dia hanyalah seseorang yang tak di kenal sedang memimpin
acara dan tertunduk dalam balutan kokoh putih. Sedetik aku terpana. Lamunanku jauh pada
kubah biru, menjadi tempat dimana aku bisa mengenalnya lebih jauh seperti saat ini.
Aku takkan menemukan kebahagiaan kecil seperti ini jika tidak kehilangan terlebih dahulu.
Aku dan kamu sama-sama dalam menjalani hidup. Berserah dan percaya bahwa yang ia
gariskan pada kita adalah yang terbaik.

Aku terheran pada satu makhluk ciptaaan tuhan


Yang begitu lekat sosoknya dengan diriku
Dia seperti awan-awan putih yang sejatinya selalu berseri
Bercahaya bak mentari pagi
Pernah suatu hari aku mendapatinya di jalan ramai
Aku tetap dapat menangkap sosoknya yang bersahaja
Di dalam di luar dan dimanapun angin berhembus
Aku tetap mencium keberadaannya
Seperti jarum jam lintas waktu
Dia membawaku pergi kemana saja dan selama mungkin
Seperti perangko usang terpajang lama
Dia menjebakku di balik bingkai senyum tawa dan candanya
Sedetik aku merasa bahwa ia mengerti diriku
Yang ingin berkelana dengan jalan yang ia beri

Aku terheran pada satu makhluk ciptaaan tuhan


Yang begitu lekat sosoknya dengan diriku
Dia menjelma awan-awan putih yang sejatinya selalu berseri
Bercahaya bak mentari pagi
Pernah suatu hari aku mendapatinya di jalan ramai penuh orang
Aku bisa menangkap sosoknya yang bersahaja di antara kerumunan
Di dalam
di luar
dan dimanapun angin berhembus
Aku tetap mencium keberadaannya
Seperti jarum jam lintas waktu
Dia membawaku pergi kemana saja dan selama mungkin
Seperti perangko usang terpajang lama
Dia menjebak ku di balik bingkai senyum, tawa dan candanya
Sedetik aku merasa bahwa ia mengerti diriku
Yang ingin berkelana dengan jalan yang ia beri

Aku tengah berusaha untuk sesuatu hal


Lurus, terjatuh, terseok, terbanting akan hati yang tak kuat
Pada dasarnya jika tuhan tidak berkehendak
Maka aku hanya bisa pasrah
Suatu hal yang aku rencanakan belum pasti yang terbaik
Hingga tuhan memberi jalan yang berbeda
Dan aku harus belajar memahami bahwa yang baik menurutku belum tentu baik menurut-Nya

Aku tahu saat kata-kata itu tak bisa terlepas dari kedua bibirmu
Hatimu terasa sempit dan kian sulit
Tanpa bisa berlaku seperti apa semestinya
Tidak apa-apa
Wajar
Mungkin kau hanya bisa menangis saat ini
Tapi aku yakin kau bisa tersenyum setelah ini
Setelah melewati hal-hal yang menurutmu sulit
Setelah rasa sakit teramat sangat
Setelah semua yang kau tuju seperti jalan buntu
Setelahnya kau akan mendapati kebahagiaan
Bukankah kesulitan dan kemudahan keduanya saling beriringan?
Yang kau butuhkan saat ini adalah sabar
Menangislah hingga lelahmu membuatmu terpejam
Dan kau dapati esok hari akan bersinar
Membersamaimu yang telah lapang
Sebelumnya
Aku tak pernah benar-benar menemui seseorang yang demikian
Menjaga dirinya dan diri orang yang dicintainya
Menjaga tutur katanya kepada orang yang lebih tua terutama wanita
Menasehati
Caranya menenangkan
Dan caranya mengistimewakan
Yang ku tahu di sekitarku amat berbeda
Mereka hanya ingin bersenang-senang tanpa tahu batasan
Dan tiga tahun lalu aku menemukan
Seseorang seperti itu ada di dalam dirimu

Anda mungkin juga menyukai