Anda di halaman 1dari 36

DIATAS LOGIKA

Edisi 13 Maret 2021

Merajuk hatiku seorang diri


Ingin ku lari dan bersembunyi
Membawa pergi rindu dari sudut hati
Tapi aku tak mampu

Jejak rindumu membayangiku


Mengikuti kemanapun melangkah
Membuatku kerinduan dan kehampaan
Diatas logika

REFF Tak pernah tau harus bagaimana memahaminya


Ia ada namun tak pernah ada
Selalu pudar saat mencoba menggapainya..
Begitu jauh..
Seolah tak akan mampu ku sentuh..

RINDU YANG TERSIMPAN


Kusimpan rasa rindu ini dipertapa’an hati.
Hanya untukmu wanita yang sangat ku cintai.
Kepadamu yang selalu ada dalam ingatanku.

Selalu tentang dirimu yang menghias malam-malam panjangku.


Meski kata rindu ini tak mampu terucap langsung.
Saat penantian ini seolah tak berujung.

REFF Tak peduli seberapa jauh jarak yang harus di tempuh.


Selamanya rasa rindu kan tetap utuh.
Tak peduli seberapa banyaknya air hujan.
Tak kan pernah mampu menandingi rasa rindu yang tersimpan.
AYAH SELALU ADA DI HATUKU

Ayah
Engkau dan aku terpisah teramat jauh
Tiada cara untuk bertemu denganmu
Karena di kau sudah ada di sana di surga.

Ayah
Engkau terlalu jauh untukku jangkau
Lebih jauh dari ribuan bintang malam di angkasa
Teramat sangat jauh.

Ayah
Kutulis puisi ini karena daku teramat merindukanmu
Hatiku menjerit tersiksa lantaran rindu ini
Puisi ini kutulis dan kuselip sepotong rindu untukmu ayah.

Ayah
Rindukah engkau akan aku?
Inginkah kau bertemu denganku anakmu ini?
Kumohon datanglah dalam mayaku.

Ayah
Meski jarak terhalang raib
Kau tetap bisa kulihat dan kusentuh
Karena kau ada di sini
Tepat di hatiku.
TERSIMPAN DALAM JIWA

Namamu masih tersimpan di galaksi hati ini


Tersimpan di antara semesta jiwa
Kian melekat terpampang erat
Sepanjang jalan kenangan yang ku lalui
Kurasakan hadirmu masih menyertai
Jika kau mendengar suara lubuk hati yang terdalam

Sejujurnya ku akui
Aku masih menyimpan rasa
Meski kini kau telah berdua
Hati dan perasaan masih sama
Tak akan memudar terhapus masa
Walau kita tak lagi bersama

REFF Selalu bayangmu tersimpan dalam jiwa


Terus bersemayam dan selalu ku jaga
Meski kini semua telah berbeda
Saat dimana kau telah pergi
Tak akan ku biarkan rasa ini mati
Biarkan terus bersandar di hati
Tak akan ku sesali
Walau kau hanya dapat ku miliki dalam mimpi
Biarpun aku akan selamanya tersesat dalam ilusi
Karna cinta tak selalu harus memiliki.

Senandung Rindu
Rinduku telah menusuk hati…
Hingga terus menghantui…
Dengarlah kau mentari…
Sampaikanlah senandung rinduku pada sang pujaan hati…

Kini ku lara tanpa dia disisi…


Sendiri dalam sunyi…
Sunyi yang selalu mencengkam…
dalam kerinduan…

Rindu padamu…
pangeran cintaku…
angin hembuskan lah rasaku…
hujan teteskan lah sayangku…
mentari terangilah jalanku…
menuju bahagia…

bila rinduku telah di sambutnya cinta…


cinta yg takkan mati…
hingga waktu terhenti…

Biarkan Hati Bicara


Sepi terasa saat kau tak di sini
Hanya suara kalbu dan irama lagu yg mengiringi
Setiap alunan lagu itu mengingatkanku tentangmu
Hari-hariku kini dipenuhi banyak hal

Semuanya mengarah padamu


Tak kuat rasanya memendam rasa ini terlalu lama
Inginku meluapkan semua isi kalbuku
Kini ku harus sabar menunggu

Sampai Tuhan benar-benar mengizinkanku


Bertemu lagi denganmu pada saatnya nanti
Walau waktu tak biza kuputar lebih cepat
Walau rasa ini terlambat tuk disampaikan
Walau ada seseorang yg telah mengisi ruang di hatimu
Tak akan ku takut karena semuanya sudah diatur

Tuhan akan selalu bersamaku


Walau kau tak bersamaku
Tuhan akan selalu menjagaku
Walau kau tak bisa menjagaku
Aku yakin ini yang terbaik dari Tuhan

Puisi Rindu Karya Threeana

***

Sekali lagi
Aku ingin menuliskan sebuah cerita.
Tentang rindu yang ada didalamnya.
Tentang dirimu yang selalu menghampiri lewat mimpi.
Dan tentang aku yang masih berharap,
Dirimu bidadari yang tak bersayap.

Ceritaku masih tentangmu.


Bidadari dalam khayalanku.
Tersusun rapi rindu untukmu.
Wahai bidadari yang tak bisa kumiliki.

Tapi, bila nanti bidadariku kembali.


Ijinkan aku mencintaimu sekali lagi.
Menemanimu dalam kebersamaan yang tak bertepi.

Malam Seorang Muda


Seorang muda menatap ufuk timur langit senja
Mendengar lagu haru tentang cinta
Dirinya merindu kekasih yang jauh

Untuk dicapai langkah kakinya yang berpeluh


Seorang muda menemui malam sunyi
Bulan penuh rona merah adalah teman setia
Bukanlah kegilaan yang merasuk jiwanya

Ia hanya tak mampu menahan rindu pada kasihnya


Seorang muda melangkah di bawah langit kelam
Merenungi malam kosong tanpa riuh
Jiwanya mengesah menahan keluh

Hatinya tak dapat menghalau rindu yang membetah

Rindu yang membentang


Puisi Rindu Karya Anonym

Rindu ialah rentang


Mencipta jarak yang terbentang
Sebuah jarak yang tak bisa kau ukur
Rasa pilu yang ingin kau kubur
Diantara ruang taman hati
Dalam semesta fikirmu
Melempar rasa gelisah dan resah
Saat jarak membentang waktu

Bersama bayangmu
Dalam sepihnya waktu,tak jedah ku sulam rindu
Tiap senyum lentikmu,melekat erat di benak sunyiku
Mengantarku ketepi telaga rindu

Rindu ini adalah jeda


Saat dimana kita tak saling jumpa
Saat kesetiaan mulai di uji
Bersama godaan yang datang menyapa
Mencoba runtuhkan keteguhan hati
Walau terkadang hadir rasa ingin mendua
Masih ku coba tuk setia

Bersama potretmu
Yang terekam,yang mendekam dan terdiam di ujung celah hatiku
Karna aku percaya
Penantian ini akan indah pada waktunya

Doa Untuk Hatimu


Meski kini kabut bertabur dingin malam,
Meski senja sudah bersembunyi dibalik cakrawala
Suara bisu kolong langit membisikkan kata
Yang hanya dimengerti oleh lara hati.

Tapi izinkan sanubari ini mengucapkan sebait doa


Dari jurang hatiku yang tak dapat dilihat,
Untukmu yang memberi cinta pada jiwaku,
“Semoga hatimu secerah pelangi yang selalu ditunggu

Datang lalu menghilang


Semua rasa masih sama seperti dulu.
Lengkungan rindu masih menjadi pelangi yang mewarnai hatiku.
Hanya satu,selalu dirimu yang kupinta.
Namamu yang ku eja dalam balutan doa.

Seulas senyummu masih kucari direbah mentari senja.


Mengharapkanmu hadir walau hanya sekejap mata.
Tuk obati rindu yang ada.
Tuk sembuhkan perih dari hati yang terus merintih.

Namun hanya bayanganmu yang berkali-kali datang lalu menghilang.


Pada akhirnya,
Rinduku untukmu tak tersampaikan.
Rasaku tak ter’uraikan.

Tak ada lagi yang mampu ku tulis.


Semua cerita telah habis dan terkikis.
Dalam diary kecilku telah penuh dengan kenangan.
Goresan rindu yang tak tersampaikan.

***

Ini Cinta Untukmu

Kasih,aku ingin merayu


tapi layu
aku ingin bicara tapi ragu
apakah kau suka aku rayu ?…

Sinar matamu itu membelah hatiku


ku berikan setengahnya untuk mu
manis wajah mu,,,
ku berikan pula senyum ku untuk mu
malam ini jadi indah karna ada dirimu
kita duduk bersanding penuh mimpi
hati yang pernah terluka ini terlupai
kasih,terima kasih
jangan kembalikan setengah hati ini
jangan pula kau sakiti
kalimat cinta telah ku rangkai
berbingkai asmara yang mengintai
ku persembahkan cinta ini dari panantian,
kerinduan alam imaginasi

***

Tanpa jejak

Kepada angin segenggam rindu kutitipkan.


Mampukah ia mendengar bisikannya.
Adakah ia mampu merasakan kehadirannya.
Rindu yang kujaga bagaikan mutiara.

Saat angin senja telah terpejam.


Mengurung rona jingga hingga menghitam.
Dapatkah ia temukan setitik rasa digulitanya malam.
Masihkah aku ada dalam mimpinya.

Hati terasa lemah tanpa hadirnya.


Kakiku terasa lelah menyusuri jejak langkahnya.
Persimpangan hatinya menghambat lajunya cahaya.
Membuat aksara rinduku kian tak terbaca.

Semuanya tak lagi bisa ku pahami.


Dengan teka-teki rindu ini.
Semuanya masih melekat dalam ingatan.
Namun yang kudapati hanya kenangan.

Rasa rinduku tak kunjung berajak.


Aku telah kehilanganmu tanpa jejak.
Yang Aku Rindukan

Yang aku rindu


Kini tiada disisiku,,,,

Sejak pertama aku kenal kamu


hati ini sangat bahagia
Tapi waktu tak bisa selalu bertemu

Apa yang kau inginkan,


Telah ku penuhi dalam khayal

Namun,
mengapa cinta ini begitu tega ?…
Mengapa jiwa begitu mudah tenggelam oleh rasa

Aku sadar saat ini


Aku terjaga saat ini
Merindukan mu
Menginginkanmu

Aku sangat rapuh,


Apakah kau mengerti perasaanku ?…

Ingatlah aku,
Kala kau ingati cinta yang berlalu
walau tak selalu menjadi yang kau inginkan,
Aku masih mendamba

Rinduku

Terdiam
Diruang sepi tak berteman
Hanya kehampaan,kesunyian dan kesendirian
Selalu semu dalam kebisuan.

Redup cahaya panutanku


Hanya gelap
Aku tersesat
Rasa sepi kian menyayat

Hangat mentariku tak mampu cairkan rindu yang membeku


Terlalu sulit untukku
Begitu jauh
Aku tak sanggup menggapaimu

Rinduku tak pernah sampai kehatimu♡


Samar-samar,lalu menguap dan berlalu
Seperti untain kata tanpa makna
Hanya mampu memelukmu dalam doa’ku

***

Senyummu

Senyummu
Mengawang dan mengambang
Pudar
Cahaya remang
Tertutup mega
Rembulan enggan menyapa

Hampa
Sepi
Sunyi
Renta
Tak berdaya

***
Menanti hadirmu

Rasa ini
Begitu aneh dan membingungkan
Saat aku masih peduli terhadapmu
Saat kau membuatku meneteskan air mata dipipiku

Entah mengapa
Masihku peduli terhadapmu
Selalu menunggu
Menanti hadirmu

Alunan hujan
Pengiring,lantunan lagu kerinduan
Dari lirik syair pilu
Dari hati♡yang layu

Aku rindu
Dari lirih ilusiku
Kutitip salam pada bayu menyapaku
Dari aku yang menyayangimu
Kepadamu,yang telah mengacuhkan ku.

***

Kerinduan Penjaga Hatiku

Kasih …
Di mana kau sekarang
Aku merindukanmu
Mengapa kau tak datang
Di saat ku menginginkanmu
Tiga hari tanpa kabarmu
Bagaikan bulan tanpa cahaya
Aku tak tahu
Apa kau di sana merindukanku?
Atau Sebaliknya ,,
Kau tak merindukanku
Bahkan ingin melupakanku

Kasih …
Kau tahu aku sangat merindukanmu
Aku merasa sepi tanpamu
Datanglah kemari
Wahai Penjaga Hatiku
Banyak cerita yang ingin ku lontarkan
ku tunggu kehadiranmu
Wahai Penjaga Hatiku …

***

  Puisi Senja

***

Rembulanku

Begitu panjang waktu yang kulalui tanpamu rembulanku,


Sendu memburu mengejar bayangmu,

Hanya semu kunikmati keindahanmu,


Sebab sinarmu tak mampu kuraih dalam dekapanku,
Ketika sang malam yang kelam sembunyikan cahayamu untukku,

Rinduku telah terabaikan,


Saat rembulanku kini tak bercahaya lagi,
Semua keindahan tak lagi berbekas,

Rindu ini tak berbalas.


Merelakanmu

Aku selalu ingin menjadi alasan dibalik senyummu,


Menjadi nama yang mengisi ruang hatimu,
Menjadi sandaran saat kau dilanda kesedihan,
Dan menjadi rindu yang menemanimu sepanjang waktu.

Dalam diam aku mencintaimu,


Ada tumpukan rindu dalam beku heningku,
Kepadamu yang kini menganggapku telah tiada,

Dalam diam aku merelakanmu,


Saat ku sadari hatimu bukan lagi untuk’ku.
Tak mengapa jika bersamanya kau bahagia

Dalam diam aku merelakanmu,


Jika aku tak bisa memiliki ragamu,
Setidaknya aku masih bisa memeluk bayanganmu.

***

Tuk Kau Temukan

Dalam diam aku merindukanmu,


Mendoakanmu dalam diam dari kejauhan.
Tak peduli sebuah pengakuan,
Jika dengan melihat senyummu bahagia kudapatkan.

Kamu adalah pelangi teindah yang pernah kujumpai,


Meskipun mungkin aku bukan menjadi bagian dari keindahan yang ada di
dalamnya.
Tapi bagaimana aku bisa melupakanmu,
Jika kudapati rindu saat kulihat senyummu.
Pada akhirnya,
Entah kecewa atau bahagia, biar tuhan yang kan tunjukan jalannya.
Berharap suatu hari nanti, bisa kau dengar doa dari lirihnya hati.
Doa dari hati yang terus menunggu dan tak pernah lelah tuk kau temukan.

***

Dengan senyuman

Saat gelap menghampiri.


Aku terbaring seorang diri.
Tanpa kekasih hati yang menemani.
Rasa rindu datang menghampiri.

Angan-angan mulai melayang.


Sebingkai wajah selalu terbayang.
Saat kekasih hati tak kunjung datang.
Tuk melengkapi rasa yang hilang.

Rasa sepi kian menjerat.


Rasa rindu kian tersesat.
Kutitip salam dalam doa’ku.
Labuhkanlah rindu’ku di dermaga hatimu.

Menantimu dengan sekeping harap.


Demi janji yang sempat terucap.
Menunggu cintamu kembali pulang dan menetap.
Selalu rindu ini kan ku simpan.
Menantimu dengan sebuah senyuman.

***

Rindu dalam diam

Aku merindukanmu dengan senyuman.


Dengan sejuta kenangan yang masih tersimpan.
Kenangan yang terlalu indah tuk di lupakan.
Kenangan yang terlalu manis tuk di hapuskan.

Meski rindu tak mampu terucapkan.


Kepadamu yang tak mungkin tergantikan.
Cukup hanya aku yang tau.
Aku merindukanmu dalam diamku.

Walau sekian waktu terus bergulir.


Rasa itu masih terukir.
Selama masih ada kenangan tentang kita.
Rindu itu kan tetap terjaga.
Tuk mempersatukan dua rasa yang telah lama tak saling menyapa.

***

Menunggu pelangi

Desir angin saling berbisik.


Rasa rindu makin terusik.
Ditengah cuaca yang gersang.
Menanti rinai hujan yang tak kunjung datang.
Menunggu pelangi yang tak kunjung pulang.

Begitu hampa, Bagaikan raga tanpa jiwa.


Bagaikan pelangi yang kehilangan cahayanya.
Tanpa daya, tanpa rasa.
Saat pelangi tak kunjung menampakan rupanya.

Kemana rinai hujan yang kutunggu.


Kemana pelangi yang ku rindu.
Kemanakah kan kulabuhkan hatiku.
Jika pelangi yang kutunggu tak kunjung menyapaku.
Menyambut asa yang hampir sirna.

***
Syair Rinduku

Hembusan angin malam mengusik kehampaan


Membawa suasana jiwa yang merana
Ingin ku ungkap semua
Perihnya hati saat merindukannya

Begitu lelah mata ini terasa


Namun begitu sulit pula untuk ku pejam
Dan setiap kali kucoba untuk meemejamkannya
Setiap itu pula selalu muncul bayangnya

Kenapa selalu seperti ini kasih..


Kau selalu datang menggodaku dalam kehampaan
Menjadikan rindu ini semakin membara..
Membawaku dalam jiwa yang merana

Kasih..
Tidakkah kamu tau akan perasaan ini
Selalu resah dan gelisah hati ini
Membuat cemburuku semakin menjadi…

Rindu Ayah

Ayah..
Lirih rinduku bergejolak menepi pada malam yg sunyi..
Semilir angin membelaiku di saat tangis menerpaku…
Pedih perih rindu ini seolah tiada henti..
Bayangmu membuatku lemah untuk berdiri..
Aku tak tahan menahan pedihnya hidup..
Aku tak mampu bangkit jiwaku selalu terpuruk..
Ayah..
Melodi ku mesra tangis menggema ketika penaku menulis namamu..
Tangis menjadi bumbu dalam syairku..
Aku tak kuasa saat ku catat majas tentang kerinduanku..
Rasanya sakit perih karna tangisku tak pernah ada jawabnya..
Luka memang kurasakan..
Namun penaku tak pernah berhenti mencatat syair tentangmu..
Aku hanya mampu mengungkap rindu melalui batang puisiku..
Diamku adalah tangisku..
Senyumku adalah sedihku..
Puisiku adalah rinduku..
I miss you father

***

Nisan Ayah

Ayah..
Semerbak harum indah ku bawa serangkai bunga…..
Aku bertamu mengunjungi nisanmu..
Lukisan nisan ini tertulis namamu..
Tanda bahwa satu jiwa pernah hidup di dunia…

Ayah..
Aku datang seorang diri..
Ingin berkeluh kesah tentang jiwa yg lara ini..
Biarlah aku bercerita di depan nisanmu…
Aku ingin bercerita semua tentang hidupku…

Ayah..
Jika kau mendengarku..
Lihatlah anakmu yg dulu mungil dan kecil..
Kini telah menjadi remaja yg rupawan….
Lihatlah aku ayah…
Lihatlah aku..
Aku tumbuh dengan wajah seperti engkau….
Darahmu mengalir dalam jiwaku..
ayah..
Senjamu tak akan pernah redup..
Sebab kasihmu akan terkenang hingga akhir hayat.

Ayah..
Tenanglah engkau disana…
Aku berjanji akan menjadi remaja seperti yg kau pinta

***

Ayah Segalanya Untukku

Ayah..
Beribu kata telah kau ucapkan..
Beribu cinta tlah kau berikan ..
Beribu kasih telah kau curahkan..
Hanya untuk anak mu..

Ayah..
Kau ajarkan ku tentang kebaikan..
Kau tunjukan ku tentang arti cinta..
Kau jelaskan ku tentang makna kehidupan..
Dan kau mendidik ku dengan sungguh kasih sayang..

Ayah..
Betapa mulianya hati mu..
Kau korbankan segalanya demi anak mu..
Kau banting tulang hanya untuk anak mu..

Kini ku berjanji untuk semua kerja keras mu..


Ku berjanji untuk semua kasih sayang mu..
Dan ku berjanji untuk ketulusan hati mu..
Bahwa aku akan selalu menjaga mu..
Aku akan selalu menyayangi mu hingga akhir hiup ku..

Terima kasih ayah untuk semua kasih sayang mu..


***

Sayang Ayah

Ayah..
Kau adalah orang yang selalu
Berkorban untuk anak-anak
dan istri tercintamu

Ayah..
Kau selalu ada ketika kami
membutuhkan mu baik materi
maupun tenaga mu

Ayah..
Kau adalah sosok pemimpin
yang menjadi panutan dalam hidupku

Ayah..
Setiap hari kau peras keringat mu
hanya untuk aku dan ibu

Ayah..
Aku sebagau anak hanya bisa
berdo’a semoga allah selalu
melindungimu

Ayah..
Aku selalu berdoa agar
setiap langkahmu di mudahkan
oleh sang pencipta

Ayah..
Hanya do’a dan rasa bangga
yang bisa ku berikan padamu
lewat prestasi di sekolahku
semoga dengan itu bisa menghapus rasa lelahmu.

Ayah..
Rasa sayangku padamu tak bisa
diungkapkan dengan kata-kata

Aku sayang kamu ayah.

***

Merindumu Ayah

Puisi ayah oleh Vikry

Ayah …
Mengapa kisah kita terpenggal?
Mengapa kasihmu tak kekal?
Kumerindu senja bersama
Bertiga dengan ibunda

Ayah …
Luapan ego mengguncangmu
Uap nafsu menguras jiwamu
Lirikan rayu si gadis jalang
Buah hati pun kau buang

Ayah …
Jiwa ini jarang terjamah belaianmu
Rasa ini tak terdekap pelukanmu
Kau pergi memeluk buah nafsu
Sejenak kami dilupakanmu

Ayah …
Walau tanpamu aku hidup
Kubuang ragu tak sanggup
Berjalan meski terpincang
Tetap syukurku terbentang

Ayah …
Kini dewasa sudah ananda
Berkatmu hadirku di dunia
Dimensi telah memisahkan kita
Walau tak untuk selamanya

***

Puisi Rindu Ibu

Bunga Puti Lembayung

Puisi Rindu Ibu Oleh Iyut Fitra

Bunda, bagi anak-anak yang akan lahir dari rahim waktu


aku telah menyusun rakit, bila badai itu datang
cepat panaskan pagi hari kita, hingga kenangan bukan
sejarah kepahitan demi kepahitan

Bunda, lihatlah langit meminang matahari


saat aku menyentuh hari berkabut, hujankah yang turun
hingga aku teramat rindu pada kanak-kanak itu
dan lanjutkanlah dongeng-dongeng yang tak usai
sepanjang perjalanan.

***

Sepasang Mata Yang Berkabar

Mataku. Batu yang jatuh


ke lubuk mabuk
Dipeluk dingin
hening merayap tebing

Menadah senyap dasar


dari situ aku ingin bergemuruh
berkabar
mengaliri jejak yang tertinggal

Bu, mataku boleh tak pulang


ke liangnya
tapi airnya yang leleh
jadi penyejuk hatimu
penawar luka agar tak dalam

Mataku. Kembar sepasang


direnggut arus menderas
dimabuk peluk
memecah diam

Bu, engkau ada di mataku


walau sekadar bayang di kulit air
Puisi Rindu Ibu Oleh Raudal Tanjung Banua

***

Rindu Ibu

Di malam-malam nan gelap ada satu nama ku sebut, Ibu


Di siang-siang nan terang, hati terasa kelam kalau belum titip salam untuk Ibu
Jarak menjadi pemisah rinduku dan rindunya bertemu
Waktu yang berjalan membuat rindu ini semakin tertumpuk

  Puisi Pahlawan

Sedang apa hari ini, Ibu?


Ku harap kau akan selalu tersenyum
Ku harap goresan tanganmu hari ini
Membuat Pencipta tersanjung

Jangan tanya aku sedang apa


Sudah pasti berjuang membahagiakanmu
Meski kelam silih berganti menghasut
Ku tahu doa Ibu menerangi setiap langkahku

Ibu…
Biarlah rindu ini menjadi bara
Yang mengobarkan setiap niat dan harapan
Biarlah sujudmu terus menjadi pelita
Yang menuntunku dalam kegelapan

Ibu…
Biarlah rindu ini ku pupuk dulu
Hingga sampai waktu Sang Pencipta mengizinkan
Kita akan bertemu
Dan ku kalungkan bahagia di lehermu

Puisi Rindu Ibu Karangan Arya Sarimata


***

Membaca Wajah Ibu

Di situlah bintang itu, terselip dalam kelopak mata


tetap cerah, tetap indah
dan aku pun larut dalam sinarnya

Di situlah laut, mengalirkan hawa dingin


bagi setiap perjalanan
tetap teduh, tetap biru
membuatku selalu kangen dan terpana

Di situlah sumur,
yang tak pernah lelah memberi
aku adalah gayung,
yang masih tetap menimbanya

Puisi Rindu Ibu Karangan Mustafa Ismail

***

Bunda, Sedang Apa?

Nda…
Pagi ini apakah bunda sudah sarapan?
Salam rindu dari tanah perantauan
Aku ingin bertemu dan ingin sekali rasa rindu ini ku lawan
Ku ingin sekali dengan harum masakan rumahan
Aku bosan nda, dengan mie instan

Nda…
Bunda sedang apa, sudahkah tidur malam ini?
Aku kesepian, tiada yang menemani
Di malam kota dingin ini, aku sedang minum secangkir kopi
Jadi teringat, dulu bunda yang selalu meracik kopi ku
Dan aku ingat pula, terkadang kopi itu tak ku habiskan
Namun bunda selalu tidak bosan untuk membuatkan
Moga bunda baik-baik di sana ya

Do’a kan aku betah bekerja


Untuk apa? Untuk membahagiakan bunda

Aku rindu nda… semoga cepat kita berjumpa

***

Kidung Rembang Petang

Puisi Ibu Oleh Dimas Arika Mihardja

Seiring lagu rindu kuketuk pintu hatimu, ibu telah lama aku berjalan menembus
kabut di matamu mengurai mbako susur yang melingkar di bibir waktu terasa
pahit di lidah, tapi tak juga kaumuntahkan lewat angin semilir kukirim lagu rindu
menembus langit biru.

Kini aku melangkah menujumu, ibu aku mengarah hanya pada puting susumu
masih kuingat betapa jari jemarimu tak letih menyulam perih luka batinku.

Meski tertatih, kini jemari tanganku tak letih meniti tasbih menguntai jiwa putih
mendekap jiwa perih. Ibu, sendirian aku berjalan memasuki gerbang istana-Nya,
mengetuk pintu rindu ibu, senjakala berwarna jingga mengurai senyummu.

Puisi Rindu Sahabat


Rinduku Padamu Sahabatku

Rinduku…
Menggebu ketika kuingat namamu
Memuncak saat aku melihat wajahmu
Membakar jiwaku ketika mendengar semua nasihatmu

Entah…
Kemana lagi aku melangkah
Kearah mana aku mencarimu
Tanpamu, aku sendiri

Sejujurnya…
Aku tak mampu berjalan sendiri
Aku tak sanggup menahan kesepian ini
Aku merindukanmu sahabat sejatiku

Puisi Rindu Karya Arif

***

Teruntuk Sahabat
Layaknya lilin di tengah gulita
menyiramkan cahaya dalam kegelapan
Seperti mentari di pagi buta
menghantarkan sinar kehangatan, mengusir kebekuan
Bagaikan bintang yang mewarnai malam
yang tak membiarkan rembulan mengangkasa tanpa teman
membawa keceriaan dan kesetiaan

Bersamamu…
Melalui hari-hari yang penuh liku
Bergenggaman erat menepis gundah dan nestapa
Berbagi kisah…
Tentang cita-cita namun bukanlah angan belaka
Tentang cinta yang membuncah namun tertahan di dalam jiwa
Tentang harapan yang hendak digapai di masa datang
Tentang kegagalan yang hampir meremukkan keyakinan

Sahabat…
Kita bersama dalam suka maupun duka
Saling mengingatkan di tengah canda
Aku berharap dan berdoa…
Kita kan terus melangkah bersama
Menggapai ridho dan cinta-Nya
Meski jarak membentang di antara kita
Tak kubiarkan meluluhkan benang kasih yang telah tercipta

Sahabat…
Terima kasih untuk segalanya
Dan biarkanlah kisah kita terus terangkai
Kini, esok, hingga masa depan
Aku bangga dapati Dirimu seadanya
Kupikir, pantaslah dirimu kutemani
Aku bahagia, Sungguh ingin terurai Kata

Kaulah sahabatku…
Bila hari-harimu tertimpa Bahaya,
Kudoakan Kasih Bagimu
Bila hari-harimu dilanda duka,
Kudoakan Harapan Bagimu
Bila HAri-harimu Barlarut ceria,
Kudoakan Damai bagimu
Selama matahari masih terbit dan terbenam,
Selama panas dan hujan masih silih Berganti,
Selama bulan dan bintang dilangit masih bercahaya,

Akulah sahabatmu…
Biarpun kita tak mungkin bersama
Sendiri kan kurangkai karsa
Sendiri kan kususun cerita
Berjalan terus menggapai cita
Dalam satu asa dan doa
Bahagia menyertaimu selamanya.

Puisi Rindu Sahabat Oleh Distryadeanis

***

Rindu Sahabat

Di kala malam datang


Di saat itulah aku selalu merindukanmu
Kamu yang dulu selalu bersamaku
Kini kau telah jauh di negeri orang
Kita terpisahkan oleh jarak yang begitu jauh.

Andai kau tau


Aku di sini selalu merindumu
Aku rindu pada sosok dirimu yang begitu ceria
Entah gimana keadaanmu sekarang.

  Puisi Ayah
Hanya potret gambarmu yang bisa menepis rindu ini
Kau adalah sahabat terbaikku
Jangan lupakan aku
Walau raga kita jauh, tetapi kita tetap satu tujuan.

Puisi Rindu Pada Sahabat Karangan Verrenika Asmarantaka

***

Untuk Sabahat Sejatiku

Zaman-berzaman telah berlalu…


Kisah sahabat ada selalu
Setia bersama kini dan deulu
Tetap seiring bila perlu

Sejati berkongsi suka dan duka


Tawa setia tangis diseka
Sakit dirasa bila terluka
Ria dirai tanda sama suka

Biarpun jauh hidup berpisah


Rindu ketemu seresah gelisah
Hanya doa terus dicurah
Tanda ikatan jujur dan pasrah

Duhai sahabat, teman sejati


Saya disini terus mengingati
Hajat berjumpa simpan di hati
Moga tiba jua saat dinanti.

Puisi Rindu Sahabat Oleh Gabriella Larasati

***

Puisi Rindu Kepada Mantan Pacar


Aku Ingat

Apakah kamu masih ingat ?


Kala itu,
Angin senja mengelus rambut indahmu,
Percikan cahaya jingga menabrak wajahmu,
Aku ingat.

Apakah kamu lupa ?


Percakapan terakhir kita di atas bukit itu,
Ketika aku mencurahkan seluruh harapanku,
Kamu membalasnya dengan berkacanya matamu,
Aku tidak lupa.

Apa kamu terkenang,


Gitar ini memainkan lagu kesukaanmu,
Kamu bersandar ke bahuku,
Syair-syair indah kututurkan kepadamu,
Aku terkenang.

Namun nyatanya,
Kamu tak ingat, kamu lupa, kamu tidak mengenangnya,
Setega itukah kamu menghapus semuanya ?
Sekeras itukah hatimu menerimanya ?
Seego itulah perasaanmu mencampakkannya ?
Ya. Memang benar adanya.

***

Melupakan Mantan Kekasih

Hanya ada sosokmu yang bersandar di tiang hati


Yang menguasai seluruh semesta pikirku
Selalu setia nyanyikan syair pilu.

Hingga detik ini,


Sosokmu belum terganti dalam jiwaku
Selalu namamu yang ku sebut dalam doaku
Berharap kau kan mendengarkan suara hati ini
Dalam pesan yang ku sampaikan lewat sebuah mimpi

Yah, hingga detik ini


Aku tak mampu melupakanmu
Saat bayang-bayang senyummu terus menghantui
Hingga membuatku tak sanggup berpaling ke lain hati

***

Aku Membutuhkanmu

Dulu, semua begitu indah,


Kita selalu berbagi masalah,
Menghadapi segala yang tidak mudah,
Tanpa ada kata menyerah.

Dulu, cinta bersemi diantara kita,


Saling bertitip harapan dan asa,
Hari-hari yang penuh pesona,
Hingga tak satupun yang terlupa.
Dulu, aku bukan siapa-siapa,
Hingga kau temukan aku di ruang hampa,
Kekosongan hati ini kau taburi bunga,
Aku bagimu adalah dunia.

Namun itu dulu,


Sebelum takdir berseru pilu,
Memisahkan dua hati yang lama bersatu,
Tak ada yang tersisa selain rasa pilu.

Senja di ufuk barat kian berpamitan,


Burung pulang ke sarang sembari berkicauan,
Aku duduk disini, mengemaskan semua kenangan,
Masih sama dan masih berharap kau datang,
Hingga malam tiba, semua hanya khayalan.

Nyatanya, Aku membutuhkanmu,


Aku mengharapkanmu,
Aku selalu menunggu kedatanganmu,
Hingga pagi tiba, tetaplah kebodohan yang ada disampingku.

Sekali lagi, aku membutuhkanmu,


Menemaniku melewati kerasnya hidup seperti dulu,
Sekarang semuanya menjadi sembilu,
Kucoba memulai hidup yang baru.

Selamat tinggal, kasih,


Aku akan selalu mencintaimu.

***

Jangan Lupakan Aku

Semua berawal dari ketidaksengajaan,


Kau dan aku saking bertatapan,
Pertigaan jalan itu menjadi saksi bisu,
Pertemuan dua insan yang menimbulkan rindu.
Rasa cinta dan butuh perlahan tumbuh,
Hati menuntun menuju ke arah dirimu,
Disini kutemukan apa yang kutunggu,
Bahwa memang kaulah pujaan hatiku.

Tapi, Benar kata pujangga,


Tanpa ada angin dan hujan,
Bisa karam jua di lautan tenang,
Takdir antara kau dan aku tidaklah kesampaian.

Meskipun saat ini kau tak lagi bersamaku,


Akupun telah bersama yang baru,
Jangan pernah lupakan aku,
Kita akan bertemu di lain waktu,

Dengan status baru, perkenalan baru,


Anggap semuanya telah berlalu,
Jaga dirimu baik-baik, aku menyayangimu,
Meski sebagai sahabat baikku.

Anda mungkin juga menyukai