Ayah
Engkau dan aku terpisah teramat jauh
Tiada cara untuk bertemu denganmu
Karena di kau sudah ada di sana di surga.
Ayah
Engkau terlalu jauh untukku jangkau
Lebih jauh dari ribuan bintang malam di angkasa
Teramat sangat jauh.
Ayah
Kutulis puisi ini karena daku teramat merindukanmu
Hatiku menjerit tersiksa lantaran rindu ini
Puisi ini kutulis dan kuselip sepotong rindu untukmu ayah.
Ayah
Rindukah engkau akan aku?
Inginkah kau bertemu denganku anakmu ini?
Kumohon datanglah dalam mayaku.
Ayah
Meski jarak terhalang raib
Kau tetap bisa kulihat dan kusentuh
Karena kau ada di sini
Tepat di hatiku.
TERSIMPAN DALAM JIWA
Sejujurnya ku akui
Aku masih menyimpan rasa
Meski kini kau telah berdua
Hati dan perasaan masih sama
Tak akan memudar terhapus masa
Walau kita tak lagi bersama
Senandung Rindu
Rinduku telah menusuk hati…
Hingga terus menghantui…
Dengarlah kau mentari…
Sampaikanlah senandung rinduku pada sang pujaan hati…
Rindu padamu…
pangeran cintaku…
angin hembuskan lah rasaku…
hujan teteskan lah sayangku…
mentari terangilah jalanku…
menuju bahagia…
***
Sekali lagi
Aku ingin menuliskan sebuah cerita.
Tentang rindu yang ada didalamnya.
Tentang dirimu yang selalu menghampiri lewat mimpi.
Dan tentang aku yang masih berharap,
Dirimu bidadari yang tak bersayap.
Bersama bayangmu
Dalam sepihnya waktu,tak jedah ku sulam rindu
Tiap senyum lentikmu,melekat erat di benak sunyiku
Mengantarku ketepi telaga rindu
Bersama potretmu
Yang terekam,yang mendekam dan terdiam di ujung celah hatiku
Karna aku percaya
Penantian ini akan indah pada waktunya
***
***
Tanpa jejak
Namun,
mengapa cinta ini begitu tega ?…
Mengapa jiwa begitu mudah tenggelam oleh rasa
Ingatlah aku,
Kala kau ingati cinta yang berlalu
walau tak selalu menjadi yang kau inginkan,
Aku masih mendamba
Rinduku
Terdiam
Diruang sepi tak berteman
Hanya kehampaan,kesunyian dan kesendirian
Selalu semu dalam kebisuan.
***
Senyummu
Senyummu
Mengawang dan mengambang
Pudar
Cahaya remang
Tertutup mega
Rembulan enggan menyapa
Hampa
Sepi
Sunyi
Renta
Tak berdaya
***
Menanti hadirmu
Rasa ini
Begitu aneh dan membingungkan
Saat aku masih peduli terhadapmu
Saat kau membuatku meneteskan air mata dipipiku
Entah mengapa
Masihku peduli terhadapmu
Selalu menunggu
Menanti hadirmu
Alunan hujan
Pengiring,lantunan lagu kerinduan
Dari lirik syair pilu
Dari hati♡yang layu
Aku rindu
Dari lirih ilusiku
Kutitip salam pada bayu menyapaku
Dari aku yang menyayangimu
Kepadamu,yang telah mengacuhkan ku.
***
Kasih …
Di mana kau sekarang
Aku merindukanmu
Mengapa kau tak datang
Di saat ku menginginkanmu
Tiga hari tanpa kabarmu
Bagaikan bulan tanpa cahaya
Aku tak tahu
Apa kau di sana merindukanku?
Atau Sebaliknya ,,
Kau tak merindukanku
Bahkan ingin melupakanku
Kasih …
Kau tahu aku sangat merindukanmu
Aku merasa sepi tanpamu
Datanglah kemari
Wahai Penjaga Hatiku
Banyak cerita yang ingin ku lontarkan
ku tunggu kehadiranmu
Wahai Penjaga Hatiku …
***
Puisi Senja
***
Rembulanku
***
***
Dengan senyuman
***
***
Menunggu pelangi
***
Syair Rinduku
Kasih..
Tidakkah kamu tau akan perasaan ini
Selalu resah dan gelisah hati ini
Membuat cemburuku semakin menjadi…
Rindu Ayah
Ayah..
Lirih rinduku bergejolak menepi pada malam yg sunyi..
Semilir angin membelaiku di saat tangis menerpaku…
Pedih perih rindu ini seolah tiada henti..
Bayangmu membuatku lemah untuk berdiri..
Aku tak tahan menahan pedihnya hidup..
Aku tak mampu bangkit jiwaku selalu terpuruk..
Ayah..
Melodi ku mesra tangis menggema ketika penaku menulis namamu..
Tangis menjadi bumbu dalam syairku..
Aku tak kuasa saat ku catat majas tentang kerinduanku..
Rasanya sakit perih karna tangisku tak pernah ada jawabnya..
Luka memang kurasakan..
Namun penaku tak pernah berhenti mencatat syair tentangmu..
Aku hanya mampu mengungkap rindu melalui batang puisiku..
Diamku adalah tangisku..
Senyumku adalah sedihku..
Puisiku adalah rinduku..
I miss you father
***
Nisan Ayah
Ayah..
Semerbak harum indah ku bawa serangkai bunga…..
Aku bertamu mengunjungi nisanmu..
Lukisan nisan ini tertulis namamu..
Tanda bahwa satu jiwa pernah hidup di dunia…
Ayah..
Aku datang seorang diri..
Ingin berkeluh kesah tentang jiwa yg lara ini..
Biarlah aku bercerita di depan nisanmu…
Aku ingin bercerita semua tentang hidupku…
Ayah..
Jika kau mendengarku..
Lihatlah anakmu yg dulu mungil dan kecil..
Kini telah menjadi remaja yg rupawan….
Lihatlah aku ayah…
Lihatlah aku..
Aku tumbuh dengan wajah seperti engkau….
Darahmu mengalir dalam jiwaku..
ayah..
Senjamu tak akan pernah redup..
Sebab kasihmu akan terkenang hingga akhir hayat.
Ayah..
Tenanglah engkau disana…
Aku berjanji akan menjadi remaja seperti yg kau pinta
***
Ayah..
Beribu kata telah kau ucapkan..
Beribu cinta tlah kau berikan ..
Beribu kasih telah kau curahkan..
Hanya untuk anak mu..
Ayah..
Kau ajarkan ku tentang kebaikan..
Kau tunjukan ku tentang arti cinta..
Kau jelaskan ku tentang makna kehidupan..
Dan kau mendidik ku dengan sungguh kasih sayang..
Ayah..
Betapa mulianya hati mu..
Kau korbankan segalanya demi anak mu..
Kau banting tulang hanya untuk anak mu..
Sayang Ayah
Ayah..
Kau adalah orang yang selalu
Berkorban untuk anak-anak
dan istri tercintamu
Ayah..
Kau selalu ada ketika kami
membutuhkan mu baik materi
maupun tenaga mu
Ayah..
Kau adalah sosok pemimpin
yang menjadi panutan dalam hidupku
Ayah..
Setiap hari kau peras keringat mu
hanya untuk aku dan ibu
Ayah..
Aku sebagau anak hanya bisa
berdo’a semoga allah selalu
melindungimu
Ayah..
Aku selalu berdoa agar
setiap langkahmu di mudahkan
oleh sang pencipta
Ayah..
Hanya do’a dan rasa bangga
yang bisa ku berikan padamu
lewat prestasi di sekolahku
semoga dengan itu bisa menghapus rasa lelahmu.
Ayah..
Rasa sayangku padamu tak bisa
diungkapkan dengan kata-kata
***
Merindumu Ayah
Ayah …
Mengapa kisah kita terpenggal?
Mengapa kasihmu tak kekal?
Kumerindu senja bersama
Bertiga dengan ibunda
Ayah …
Luapan ego mengguncangmu
Uap nafsu menguras jiwamu
Lirikan rayu si gadis jalang
Buah hati pun kau buang
Ayah …
Jiwa ini jarang terjamah belaianmu
Rasa ini tak terdekap pelukanmu
Kau pergi memeluk buah nafsu
Sejenak kami dilupakanmu
Ayah …
Walau tanpamu aku hidup
Kubuang ragu tak sanggup
Berjalan meski terpincang
Tetap syukurku terbentang
Ayah …
Kini dewasa sudah ananda
Berkatmu hadirku di dunia
Dimensi telah memisahkan kita
Walau tak untuk selamanya
***
***
***
Rindu Ibu
Puisi Pahlawan
Ibu…
Biarlah rindu ini menjadi bara
Yang mengobarkan setiap niat dan harapan
Biarlah sujudmu terus menjadi pelita
Yang menuntunku dalam kegelapan
Ibu…
Biarlah rindu ini ku pupuk dulu
Hingga sampai waktu Sang Pencipta mengizinkan
Kita akan bertemu
Dan ku kalungkan bahagia di lehermu
Di situlah sumur,
yang tak pernah lelah memberi
aku adalah gayung,
yang masih tetap menimbanya
***
Nda…
Pagi ini apakah bunda sudah sarapan?
Salam rindu dari tanah perantauan
Aku ingin bertemu dan ingin sekali rasa rindu ini ku lawan
Ku ingin sekali dengan harum masakan rumahan
Aku bosan nda, dengan mie instan
Nda…
Bunda sedang apa, sudahkah tidur malam ini?
Aku kesepian, tiada yang menemani
Di malam kota dingin ini, aku sedang minum secangkir kopi
Jadi teringat, dulu bunda yang selalu meracik kopi ku
Dan aku ingat pula, terkadang kopi itu tak ku habiskan
Namun bunda selalu tidak bosan untuk membuatkan
Moga bunda baik-baik di sana ya
***
Seiring lagu rindu kuketuk pintu hatimu, ibu telah lama aku berjalan menembus
kabut di matamu mengurai mbako susur yang melingkar di bibir waktu terasa
pahit di lidah, tapi tak juga kaumuntahkan lewat angin semilir kukirim lagu rindu
menembus langit biru.
Kini aku melangkah menujumu, ibu aku mengarah hanya pada puting susumu
masih kuingat betapa jari jemarimu tak letih menyulam perih luka batinku.
Meski tertatih, kini jemari tanganku tak letih meniti tasbih menguntai jiwa putih
mendekap jiwa perih. Ibu, sendirian aku berjalan memasuki gerbang istana-Nya,
mengetuk pintu rindu ibu, senjakala berwarna jingga mengurai senyummu.
Rinduku…
Menggebu ketika kuingat namamu
Memuncak saat aku melihat wajahmu
Membakar jiwaku ketika mendengar semua nasihatmu
Entah…
Kemana lagi aku melangkah
Kearah mana aku mencarimu
Tanpamu, aku sendiri
Sejujurnya…
Aku tak mampu berjalan sendiri
Aku tak sanggup menahan kesepian ini
Aku merindukanmu sahabat sejatiku
***
Teruntuk Sahabat
Layaknya lilin di tengah gulita
menyiramkan cahaya dalam kegelapan
Seperti mentari di pagi buta
menghantarkan sinar kehangatan, mengusir kebekuan
Bagaikan bintang yang mewarnai malam
yang tak membiarkan rembulan mengangkasa tanpa teman
membawa keceriaan dan kesetiaan
Bersamamu…
Melalui hari-hari yang penuh liku
Bergenggaman erat menepis gundah dan nestapa
Berbagi kisah…
Tentang cita-cita namun bukanlah angan belaka
Tentang cinta yang membuncah namun tertahan di dalam jiwa
Tentang harapan yang hendak digapai di masa datang
Tentang kegagalan yang hampir meremukkan keyakinan
Sahabat…
Kita bersama dalam suka maupun duka
Saling mengingatkan di tengah canda
Aku berharap dan berdoa…
Kita kan terus melangkah bersama
Menggapai ridho dan cinta-Nya
Meski jarak membentang di antara kita
Tak kubiarkan meluluhkan benang kasih yang telah tercipta
Sahabat…
Terima kasih untuk segalanya
Dan biarkanlah kisah kita terus terangkai
Kini, esok, hingga masa depan
Aku bangga dapati Dirimu seadanya
Kupikir, pantaslah dirimu kutemani
Aku bahagia, Sungguh ingin terurai Kata
Kaulah sahabatku…
Bila hari-harimu tertimpa Bahaya,
Kudoakan Kasih Bagimu
Bila hari-harimu dilanda duka,
Kudoakan Harapan Bagimu
Bila HAri-harimu Barlarut ceria,
Kudoakan Damai bagimu
Selama matahari masih terbit dan terbenam,
Selama panas dan hujan masih silih Berganti,
Selama bulan dan bintang dilangit masih bercahaya,
Akulah sahabatmu…
Biarpun kita tak mungkin bersama
Sendiri kan kurangkai karsa
Sendiri kan kususun cerita
Berjalan terus menggapai cita
Dalam satu asa dan doa
Bahagia menyertaimu selamanya.
***
Rindu Sahabat
Puisi Ayah
Hanya potret gambarmu yang bisa menepis rindu ini
Kau adalah sahabat terbaikku
Jangan lupakan aku
Walau raga kita jauh, tetapi kita tetap satu tujuan.
***
***
Namun nyatanya,
Kamu tak ingat, kamu lupa, kamu tidak mengenangnya,
Setega itukah kamu menghapus semuanya ?
Sekeras itukah hatimu menerimanya ?
Seego itulah perasaanmu mencampakkannya ?
Ya. Memang benar adanya.
***
***
Aku Membutuhkanmu
***