Tiada mutiara sebening cinta.. Tiada sutra sehalus kasih sayang.. Tiada embun sesuci ketulusan hati.. Dan tiada hubungan seindah persahabatan.. Sahabat bukan MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya.. EKONOMI yang mengharapkan materi.. PPKN yang dituntut oleh undang-undang.. Tetapi Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa..
PERSAHABATAN
Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?.. Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi. Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih. Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian. Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata tidak di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata ya. Dan bilamana ia diam, hatimu tiada kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan. Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran. Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan. Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu. Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu. Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu? Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu! Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu. Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan. Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.
Arthesis Hari
ada tujuh lubang yang dalam tiap lubang menanamkan ranjau merah menumbuhkan sejuta jarum neraka lubang yang mengingatkan kita agar berhati hati dalam melangkah selain itu tiap lubang juga mengalirkan tirta surga setetes tirta mamapu mengkecambahkan biji dalam sehari setetes tirta mampu menopangkan tujuh dahan kenikmatan sedahan mencarang sepuluh ranting keberkahan seranting menghiaskan sepuluh macam buah kemukjizatan lalu kutadah tanya lirih di mana daun yang biasa merimbun ranting-ranting gugurkah? belum tumbuhkah? atau sengaja pergi meninggalkan POHON PAHALA KENCANA meranggas mencari daun kering saudara tertuanya kabar angin itu menarikku- menjatuhkanku dari gelantungan musimmusim kepompongku menderahku- melatihku agar aku kuat agar aku terbiasa jika harus jatuh aku harus mampu membuat tersenyum seribu malaikat ketika nanti aku mampu mengepakkan sayap pertamaku aku tidak ingin terjatuh lagi hanya merangkak di punggung bumi ditertawakan jejak-jejak sinis matahari mengepakkan sayap hingga pada waktunya sekarang aku masih setia menyendiri diam dalam serat sutra yang memopong melindungiku dari matahari yang tiba-tiba bisa datang tanpa perhitungan bintang bukan diam dengan menyembunyikan perhitungan IMAJINER karena perhitungan yang benar masih terbatas asumsi kekalnya angka istimewa di depan angka genap di dalam GUA ASSIYAM tempatku berdiam diri tak lama lagi malam akan penuh cahaya seribu bulan purnama akan singgah melafalkal muartal Al.Qadar yang hanya mengusik dan didengar kepompong yang sadar.
Hanya Malam
Hanya malam kudengar engkau panggil suara Meniupkan sepoi angin membelai lara Hembusan nyatanya tiada tara Walau kelak kurasakan hampa Hanya malam yang merasa Kehadiran dinda adalah anugrah Bersama cinta yang dulu indah Kini hanya rindu belaka Siapa aku tanpa dinda? Hanya sesosok musafir di sahara Mencari-cari oase cinta Dituntun bintang angkasa Jauh dinda disana Kuharap tidak gundah Menanti datangnya sang rasa Karena kemanapun aku berkelana Disisimulah aku bermuara
Kesendirian malam
Disini aku sendiri Tiada lagi hati yang dapat menemani Hiburan diri hanyalah sepi Malam kian sunyi Dengan berhiaskan pijar gemintang Senandung rindu, Ku terbangkan bersamaan dengan sang bayu Yang tak sengaja melintas menerobos ragaku Aku kian tersakiti Dengan perasaan ini Gundah semakin menjadi Galau kian merasuki Dan air mata seakan menghantui Bintang Kuharapkan engkau selalu ada untuk ku Karena hanya dirimu lah pelita jiwaku..
MENANGISLAH
saat aku tak lagi di sini jangan anggap cintaku tlah pergi menangislah air mata adalah puisi pertamamu hidupku slalu sepi meski cinta tlah ku biarkan melayang di sisimu menangislah. air mata adlah puisi kejujuranmu pintaku. meski air mata adalah puisi pertamaku meski air mata adlah puisi kejujuranku aku harap. senyummu adalah puisi terakhirku