Anda di halaman 1dari 7

1 Goresan Luka di Hati

Sejak aq menatapmu..
Wajahmu membuatku tergila-gila padamu…
Tatapan matamu yang tajam membuat jantungku berdetak kencang..
Disaat itu pula,ku merasa ada benih cinta yang tumbuh di hati..
Kaupun mengatakan cinta pada ku..
Tanpa pikir panjang,ku terima cintamu..
Karna aq merasa kaulah belahan jiwaku..
Kita pun berjalan menelusuri cinta itu…
Kau mencoba memberikan senyum padaku..
Namun,semua itu hanya sesaat…
Sekarang senyum yang kau beri kini tlah berubah jadi tangis..
Kau tlah menggoreskan luka di hatiku..
Tanpa ku sadari,ternyata slama ini aku hanyalah mainanmu..
Tapi,ku biarkan ini menjadi kenangan…
Kenangan terpahit dalam hidupku..
Dan kan ku jadikan ini pelajaran bagiku…

2 Sepiku

sepi menyelimuti,
dalam kebingaran ramainya kota,

dingin kian menusuk,


dalam hangat tebalnya selimut

gersang melanda,
dalam damainya semi yang berkembang indah

semuanya kurasakan
saat segalanya hilang,

semuanya kurenungkan
agar segalanya kembali
datang membawakan kebahagiaan yang abadi.
3 Melawan Rindu

Semenjak aku pergi meninggalkan kamu…


Gerimis di matamu masih terlihat di pelupuk mataku…lirih suaramu memanggil
namaku…
Masih terngiang jelas di telingaku…

Maafkan bila waktu itu aku tak mempedulikanmu


maafkan bila saat itu aku tak menolehkan wajahku…hanya langkah kaki ku tegarkan
demi untuk mengejar ketertinggalanku…

Semenjak aku pergi meninggalkan dirimu…


Rinduku kian menghujam batinku…serasa gersang semangatku yang dulu menggebu
di kikis gejolak arus gelombang kerinduan

maafkanlah sikapku yang seperti angin…


membiarkanmu duduk menunggu beritaku
maafkanlah sikapku yang seperti ombak
meremehkan ketegaran batu karang hatimu

kini aku hanya bisa melukis kerinduanku


diatas kanvas kanvas langit kamarku…
Yang mengijinkanku untuk menghias wajahmu
dan membuka lagi lipatan waktu saat denganmu

angin tolong bawakan rinduku padanya


dan kabarkan semua tentang diriku saat ini
agar ia tersenyum manis seperti yang dulu
agar ia tidak bersedih karena sikapku…

4 Duniaku

entah apakah diriku


apakah bentukku
ingin aku terbebas
dari kesendirian
menemukan dunia baru
yang mengerti diriku
ingin ku buka mata ini
dan melihat kenyataan
dan tidak terbangun
dalam mimpi tentang dunia indahku
ingin ku jadikan mimpiku
sebuah kenyataan
jadi sekali lagi aku bertanya pada diriku
siapakah aku
dan dimana duniaku
5 Penjaga Mawar dan Kehidupannya

Bulan tak juga penuhi


Malam itu sinar bulan tak menyapanya
Namun tak sesunyi malam
Gemerisik bunga mawar
Memberinya alunan nada
Menidurkannya dengan pelan
Layaknya belaian ibunda
Yang telah tiada

Tak ada lagi selain malam


Yang ia inginkan
Meski tak berbulan
Ia tetap dapat hilang
Dalam khayal menjauhi realita kehidupan

Tetap terjaga
Mawar dengan merah darah
Meski dalam mimpi terjaga
Hanya untuknya
Meski tajam duri melukai
Tetes darah hanya untuknya
Saat tersenyum mekarnya kala pagi
Takkan ada yang mengganti

Kala terbangun mawar itu pun tersenyum


Dengan merahnya yang indah
Monoton….
Inilah hidupnya….
Meski darah tetap tertetes
Saat ia di dekatnya
Hanya mawar itu…
Hanya merah itu…
Ia dapatkan indahnya hidup ini

6 hidup dari serpihan serpihan peristiwa pedih

menelisik di pinggir kubur hati


ternyata…
“dia tak mati”
menunggu saat yg ditetapkan
lampau …dimasa yg tak teringat
…”dia tak mati”
berdenyut lembut membungkam sunyi
bergumam perlahan pecahkan bisu
“dia tak mati”
hidup dari serpihan serpihan peristiwa pedih?
7 Pupus

Kemana kan kubawa suara hati ini..?


Sedu sedannya tertahan di relung jiwa
Dimana kan ku tancapkan kepala penuh dosa..?
jika bumi pun mengejek jejak jejak ku di langit coklat….

Roda matahari bergemuruh menandai pergulatan jiwa


teriknya membabat habis semua harapan.. .
..”nak….hidup ini tak ramah”…
…”Biar kutanamkan bibit pokok rindangan ini untukmu”
…”agar jadi teduhan siapa yg jera terkena terpaan nista.”

8 Seindah senyum simpulnya

kini semilir angin


menyembul-nyembul dari balik hijau daun
sibak-menyibak kain-kain jemur
menyingkap-nyingkap nyiur-nyiur, melambai
kini terik mentari
disenda gurau semilir angin
digoda kapas-kapas yang tak putih
cerah sinarnya
dilimbung-limbung kesana kemari
ditiup-tiup, hingga terseret-seret
kadang benderang, dan redup
hingga menarik simpul,
dan mengembanglah senyumnya

9 ” Ilahi Anta Maqsudi Waridhoka Matslubi”

Diantara bait bait do’a harianku


Tergenang airmata airmata rindu
Terselip sesal dan ragu…
Duhai Rabbi yg mutlak kuasai gurat nasibku..
Izinkan hamba jadi apapun yg KAU mau…
……..Asal ENGKAU ridha…
” Ilahi anta maqsudi waridhoka matslubi”
yaa Allah… hanya kepada-MU-lah tujuan akhir hidup kami,
dan hanya ridho-MU yang menjadi dambaan kami…
10 Sepenggal fragmen

Saat tak tahu apa yg harus ditulis…


ternyata disitulah ego ku sedang memuncak
tak perduli akan sekeliling…
saat diri ini merasa sendiri…
ternyata saat itulah ku pergi tinggalkan semuanya
saat aku merasa sedih…
ternyata aku yg lupa bagaimana rasanya bahagia..
hidup….adalah pendewasaan diri
saat dihujani bahagia..
saat didera sengsara
saat bermandikan cahaya
saat diselimuti kegelapan

11 Dalam Sakit

dalam sakit, terbaring sunyi


tak ada sajakmu menghampiri
hati ini semakin perih
sendiri di sini
dalam genangan sepi

12 Pesta Galau

Mencoba sekuat hati


Menanggung galau bukan sendiri
Melepas mimpi bidadari
Merenung bersama sahabat sejati
Membahas hati nurani
Membentuk kuat jati diri

Mencoba membalas kejam mulut palsu


Namun pasrah mengindar biar waktu
Biar waktu yang beri lalu
Biar lalu hingga terlupa aku
Terlupa aku akan bidadari bisu
Bisu terpasung cabik pilu

Lalu aku tertawa nyaring bersama kawanku


Karena sempat bersama bidadari meski bisu
Berteriak girang tiada lagi pilu
Meski teringat nanti meski nanti galau
Biar nanti dendang lagu
Teringat pilu berganti senandung merdu
13 Pohon pohon membisu

Pohon pohon membisu


Pena kertas pun membisu
Kasih, ku selalu merindumu
rasa kesepian samar membayang seribu

Deru angin semakin


Laraku bak gerimis itu
membasahi memenuhi tiap dahan dan daun daun

14 Rindumu Sesaat

Kebisuan ini menjadi naif seraya pasrah seperti alang..


kurasakan bidadari hati yang kelabu, menahan lirih seribu rindu..
jantung memang berdebar cepat, membuatku tak terkendali.. suara itu menusuk tepat di
sanubari, terus berirama tiada henti..
ah, tapi aku tersadar ini hanya seperti bunga, bunga yang terlupa..
siapa yang tau? ini hanya dusta belaka, hanya aku terlalu meminta,.
so, bidadari hatiku yang kelabu terbanglah dengan sayapmu yang terbakar, kulepas
harapku, kubuang jauh untuk melupakanmu..
aku tau, rindumu untukku hanya sesaat..

15 “RINDU”

Rindu ini datang dengan perlahan


Dia bertandang disaat malam yg beku
Dia menjelma pada mimpi mimpi yg menyakitkan
Dia berbisik, berkata, lalu berteriak tentang kenyataan
Dia hantui tiap kesendirian

Rindu ini datang semakin nyata


Dia membawa seribu khayalan kosong
Lantas dia ejekkan apa yang ada
…..MENYAKITKAN…!!!
16 Dunia Akar Minus

Di dunia akar minus


Tuhan tak lagi duduk diatas singgasananya
sebagai pencipta
Dengan kehendak yang hadir tanpa permisi
Orang-orang menciptakan sendiri alam semestanya
Mereka mencipta manusia-manusia, binatang-binatang,
atau pepohonan
Bahakan benda mati mereka sendiri
Serta menentukan takdir
Juga hidup dan matinya suka-suka
Alam mereka di gerakkan digerakkan dengan kekuasaan mereka
Seperti sebandrol boneka kayu
Diikat leher waktu persis seekor anjing yang takluk pada tuannya
Semua berjalan terserah tangan mereka
Karena merekalah yang kuasa
di dunia akar minus itu

Anda mungkin juga menyukai