DISUSUN OLEH:
23110041
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
2024
PERTEMUAN 1
A. Pengertian Agroklimatologi
Agroklimatotogi terdiri dari dua kata, yaitu Agro = pertanian dan Klimatologi
= ilmu iklim. Jadi Agroklimatogi adalah ilmu yang membahas berbagai aspek
iklim yang berhubungan dengan permasalahan pertanian. Klimatologi sendiri
adalah ilmu yang membahas dan menerangkan tentang klim bagaimana iklim
itu bisa berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya. Hal yang sangat erat
hubungannya dengan ilmu klimatologi adalah ilmu cuaca, dimana cuaca dan
iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam sehingga kehidupan
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer
dengan segala prosesnya. Iklim adalah karater, sintesis atau nilai statistic
cuaca jangka panjang di suatu tempat atau wilayah yang luas. Sedangkan
cuaca adalah kondisi atmosfer sesaat (jangka pendek) beserta perubahan yang
terjadi.
Agroklimatologi adalah cabang ilmu yang mempelajari semua faktor iklim
yang berhubungan dengan aspek pertanian. Agroklimatologi secara umum
dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Klimatologi Fisik
Klimatologi yang membahas perilaku dan gejala gejala cuaca yang
terjadi di atmosfer dengan menggunakan dasar dasar ilmu fisika dan
matematika. Tinjauannya ditekankan pada neraca energi dan neraca air
antara bumi dan atsmosfer
2. Klimatografi
Klimatologi yang pembahasannya secara deskriptif berdasarkan data,
peta, gambar dan foto. Pembahasannya tidak disertai analisis fisika
maupun matematika yang mendalam. Biasanya dikembangkan oleh para
pakar ilmu bumi (Geografis).
3. Klimatologi Dinamik
Klimatologi yang membahas pergerakan atmosfer dalam berbagai skala,
terutama pada peredaran atmosfer umum di berbagai wilayah seluruh
dunia
4. Klimatologi Terapan
Klimatologi yang membahas penerapan ilmu iklim untuk memcahkan
berbagai masalah praktis yang dihadapi masyarakat
Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan hujan
merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi
tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan
mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman, Inu merupakan contoh global
pengaruh ikliim terhadap tanaman.
Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis2 tanaman yg hidup
di daerah2 tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah
tropis, gurun dan kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu
antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu
musim panas dan musim kemarau di daerah2 sub tropis dan kutub. Oleh
karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada
perbedaan suhu menurut ketinggian tempat.
Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada
pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan
berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian
1000 meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat kontras dan
keadaan seperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strawberry.
Pengaruh faktor iklim terhadap patogen bisa terhadap siklus hidup patogen,
virulensi (daya infeksi), penularan, dan reproduksi patogen. Pengaruh
perubahan iklim akan sangat spesifik untuk masing masing penyakit. Garret
et al. (2006) menyatakan bahwa perubahan iklim berpengaruh terhadap
penyakit melalui pengaruhnya pada tingkat genom, seluler, proses fisiologi
tanaman dan patogen. Faktor-faktor iklim juga berpengaruh terhadap
ketahanan tanaman inang. Tanaman vanili yang stres karena terlalu banyak
cahaya akan rentan terhadap penyakit busuk batang yang disebabkan oleh
Fusarium. Ekspresi gejala beberapa penyakit karena virus tergantung dari
suhu. Dinamika lingkungan biotik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim.
E. Upaya Pencegahan
Untuk menekan dampak yang negatif akibat kejadian ekstrim atau
penyimpangan iklim, maka peningkatan kemampuan antisipasi sangat
diperlukan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi
penyimpangan iklim, langkah-langkah umum yang dapat dilakukan
diantaranya: (1) melakukan pemetaan daerah-daerah yang sensitif terhadap
penyimpangan iklim, (2) meningkatkan kemampuan peramalan sehingga
langkah-langkah antisipasi dapat dilakukan lebih awal, khususnya pada
daerah-daerah yang rawan, dan (3) menerapkan teknologi budidaya (dalam
bidang pertanian) yang dapat menekan risiko terkena dampak kejadian
puso. Secara umum upaya antisipasi dikelompokkan menjadi antisipasi secara
teknis dan antisipasi sosial-kelembagaan. Antisipasi secara teknis antara lain :
a. Pembuatan waduk untuk menampung air hujan, sehingga tidak terjadi
banjir dan memanfaatkannya untuk irigasi atau lainnya pada saat
kekurangan air (kekeringan);
b. Pembuatan embung mulai dari hulu hingga hilir;
c. Mempelajari sifat-sifat iklim dan memanfaatkan hasilnya untuk
menyesuaikan pola tanam agar terhindar dari puso;
d. Meningkatkan sistem pengamatan cuaca sehingga antisipasi
penyimpangan iklim dapat diketahui lebih awal;
e. Memetakan daerah rawan bencana alam banjir dan kekeringan untuk
penyusunan pola tanam dan memilih jenis tanaman yang sesuai;
f. Memilih tanaman yang sesuai dengan pola hujan;
g. Melakukan sistem pertanian konservasi seperti terasering, menanam
tanaman penutup tanah, melakukan pergiliran tanaman dan penghijauan
DAS (Daerah Aliran Sungai);
h. Pompanisasi dengan memanfaatkan air tanah, air permukaan, air
bendungan atau checkdam, dan air daur ulang dari saluran pembuangan;
i. Efisiensi penggunaan air seperti gilir iring dan irigasi hemat air.
I. Pengaruh Tempratur
Perbeedaan tempratur merupakan cerminan energi panas matahari yang
sampai ke suatu wilayah, sehingga berfungsi sebagai pemicu:
a. Proses fisik dalam pembentukan liat dari mineral-mineral bahan induk
tanah, dengan mekanisme identik proses pelapukan bebatuan yang telah
diuraikan diatas,
b. Keanekaragaman hayati yang aktif, karena masing-masing kelompok
terutama mikrobia mempunyai tempratur optimum spesifik, sehingga
perbedaan tempratur akan menghasilkan jenis dan populasi mikrobia
yang berbeda pula. Umunya makin rendah atau tinggi tempratur dari titik
optimalnya akn diikuti oleh jenis dan populasi mikrobia yang makin
sedikit.
c. Kesempuranan proses dekomposisi biomass tanah hingga ke
mineralisasinya.
Sebagai hasil dari fungsi 2 dan 3 ini maka kadar-kadar biomass tanah akan
brvariasi. Tanah yang terbentuk pada tempratur rendah (daerah kutub) akan
cenderung berkdar biomass rendah lagi mentah(fibrik), akibat tanaman yang
tumbuhumunya berbatang kecil dan lambatnya berkembang dan sedikitnya
populasi dan jenis mikrobia heterotrof yang aktif. Tanah yang terbentuk pada
tempratur tinggi(daerah arid) juga berkadar biomass rendah tapi
matang(saprik) karena cepat proses mineralisasi kimiawi terhadap sisa-sisa
tanaman.
Tanah yang terbentuk pada daerah humid(sedang) akan mempunyai jenis dan
populasi mikrobia yang ideal, maka aktivitas biologis dalam dekomposisi
biomass juga akan ideal. Sumber biomassnya berlimpaha karena semua jenis
tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga kadar biomass
tanah dan derajat kematangannya juga akan sedang(hemik), karena laju
proses humifikasi biomass seimbang dengan laju proses mineralisasinya.
PERTEMUAN 2
A. Atmosfer
1. Pengertian Atmosfer
Atmosfer taerdiri dari kata atmos yang berarti uap dan sphaira yang berarti
bola. Atmosfer adalah bulatan udara yang membungkus bola bumi.
Atmosfer termasik bagian bumi. Karena pengaruh gaya berat, maka
atmosfer berputar atau berotasi bersama-sama bumi setiap hari, serta
beredar mengelilingi matahari setiap tahun(berevolusi). Tebal atmosfer
mancapai kurang lebih 1.000 km. Semakin tinggi lapisan udara,
tekanannya semakin rendah. Untuk mengetahui komposisi gas yang
terkandung dalam atmosfer secara terperinci dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
No. Unsur kimia Lambang Volume
(%)
1 Netrogen / zat lemas N2 78.08
2 Oksigen / zat pembakar O2 20.95
3 Argon Ar 0.93
4 Asam arang CO2 0.03
5 Neon Ne 0.0018
6 Helium He 0.00015
7 Kripton Kr 0.00011
8 Xenon Xe 0.00005
9 Nitrous oksida N2O 0.00005
10 Hidrogen H2 0.00005
dari empat unsur pokok yang saling mempengaruhi:
a. Matahari.
b. Posisi suatu daerah terhadap garis lintang bumi.
c. Atmosfer.
d. Relief muka bumi.
2. Kegunaan Atmosfer
Atmosfer mempunyai peranan dalam kehidupan di permukaan bumi antara
lain.
o Melindungi bumi dari jatuhnya benda angkasa seperti meteor, komet
dll.
o Menjaga temperatur udara di permukaan bumi agar tetap bermanfaat
untuk kehidupan
o Memantulkan gelombang radio
o Membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam
o Menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi
manusia dan makhluk bumi lainnya.
o Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim
panas dan musim dingin.
o Sarana berlangsungnya proses pembakaran, tanpa udara kita tidak
dapat menyalakan api, bernafas, dan sebagainya
Selain itu gas-gas yang ada di atmosfer mempunyai peran masing-masing
antara lain:
a. Nitrogen untuk pertumbuhan tanaman
b. Oksigen untuk pernafasan
c. Karbondioksida untuk fotosintesis
d. Neon untuk lampu listrik
e. Ozon untuk menyerap sebagian radiasi matahari
3. Lapisan-lapisan Atmosfer
Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan:
a. Troposfer
Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai, dan hujan) terjadi di lapisan
ini. Pada lapisan troposfer terdapat penurunan suhu yang terjadi
karena troposfer menyerap sangat sedikit radiasi gelombang pendek
dari matahari, sementara permukaan tanah memberikan panas pada
lapisan troposfer yang terletak di atasnya (dapat melalui konduksi,
konveksi, adveksi, dan turbulensi), serta ada proses kondensasi dan
sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.
Konduksi : proses pemanasan secara merambat atau
bersinggungan.
Konveksi : proses pemanasan secara vertikal.
Adveksi : proses pemanasan secara horizontal.
Turbulensi : proses pemanasan secara tidak beraturan.
Kondensasi : proses pendinginan yang mengubah wujud uap air
menjadi air.
Sublimasi : proses perubahan wujud es menjadi uap air.
Ciri-ciri lapisan troposfer:
1) Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, sehingga
suhu turun dengan bertambahnya ketinggian pada situasi
meteorologi (ilmu tentang cuaca). Nilainya berkisar antara 0,5°C
dan 1°C tiap 100 meter dengan nilai rata-rata 0,65°C tiap 100
meter. Di wilayah dataran rendah setiap kenaikan 100 meter, suhu
akan mengalami penurunan 0,5° C.
2) Udara troposfer atas sangat dingin sehingga lebih berat
dibandingkan dengan udara di atas tropopause yang menyebabkan
udara troposfer tidak dapat menembus tropopause.
3) Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah
kutub. Di ekuator, tropopause terletak pada ketinggian 18 km
dengan suhu -80°C. Sedangkan di kutub tropopause hanya
mencapai ketinggian 6 km dengan suhu -40°C. Tropopause
adsalah lapisan udara yang terdapat di antara troposfer dengan
stratosfer.
- Ketinggian troposfer: 0 - 15 km
- Suhu lapisan troposfir: 17 - 52 derajat celcius
- Kurang lebih 80% gas atmosfer berada pada bagian ini
b. Stratosfer
- Ketinggian stratosfer: 15 - 40 km
- Suhu lapisan stratosfer: -57 derajat celcius
- Lapisan ozon yang memblokir atau menahan sinar ultraviolet
berada pada lapisan ini.
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer, Stratosfer berada pada
ketinggian entara 12 km hingga 50 km. Lapisan yang membatasi
troposfer dan stratosfer disebut tropopause.
Lapisan stratosfer dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
sebagai berikut :
a) Lapisan isoterm yang memiliki temperatur -500 C dan
terletak pada ketinggian 35 km hingga 50 km.
b) Lapisan ozonosfer yang memiliki temperatur yang berubah-
ubah antara - 50· C dal1 50· C terletak pada ke¬i tinggian 35
km hingga 50 km.
Ciri-cirilain lapisan ini adalah sebagai berikut.
a) Tidak terjadi turbulensi dan sirkulasi udara pada lapisan ini.
b) Stratosfer merupakan satu-satunya lapis an yang
mengan¬dung gas ozon. Volume gas ozon relatif kecil,
namun berperan sangat besar untuk melindungi bumi dari
radiasi ulraviolet yang berlebihan. Radiasi ultraviolet (uv)
yang tinggi berbahaya bagi makhluk hidup, misalnya dapat
menyebabkan kanker kulit pada manusia.
c. Mesosfer
Lapisan ketiga dari selubung atmosfer adalah lapisan mesosfer dengan
ketinggian mulai dari 55 km-80 km dari permukaan bumi. Ciri-ciri
lapisan mesosfer adalah sebagai beikut:
- Suhu semakin berkurang pada ketinggian 55 km.
- Merupakan tempat terbakarnya meteor-meteor hingga terurai dan
jatuh ke permukaan bumi.
- Terdapat lapisan antara yang disebut mesopause, di mana pada
lapisan ini terjadi refleksi (pemantulan) gelombang radio dengan
ketinggian 50-90 km di atas permukaan bumiyang disebut dengan
lapisan D, dipancarkan dari bumi untuk kemudian diterima oleh
tempat-tempat lainnya.
- Ketebalan Mesosfer: 45 - 75 km
- Suhu lapisan stratosfer: -140 derajat celcius
- Suhu yang sangat rendah dan dingin dapat menyebabkan awan
noctilucent yang terdiri atas kristal-kristal es
d. Thermosfer (Ionosfer)
Lapisan keempat selubung atmosfer disebut lapisan thermosfer
(ionosfer) denagn ketonggian mulai dari 80 km-800 km dari
permukaan bumi. Ciri-ciri lapisan ini adalah sebagai berikut:
- Pada lapisan ini terjadi invers suhu sangat tajam akibat
penyerapan radiasi sinar X dan ultraviolet yang dipancarkan
matahari.
- Pada ketinggian 90-120 km di atas permukaan bumi, terjadi
ionisasi di lapisan E yang disebabkan oleh sinar X dari matahari,
terdiri dari nitrogen dan eksgen.
- Pada lapisan F pada ketinggian 150-300 km lebih terjadi ionisasi
karena sinar ultraviolet dari cahaya matahari banyak mengandung
ionitrigen.
- Lapisan ionosfer sangat berguna untuk telekomunikasi karena
lapisan ini dapat memantulkan gelombang-gelombang radio yang
berfrekuensi lebih tinggi, misalnya gelombang yang dipancarkan
oleh stasiun pemancar televisi ke bumi dan diterima keseluruh
dunia.
- Ketebalan themosfer: 75 - 100 km
- Suhu lapisan stratosfer: 80 derajat celcius
- Ketebalan ionosfer: 50 - 100 km
- Adalah lapisan yang bersifat memantulkan gelombang radio.
Karena ada penyerapan radiasi dan sinar ultra violet maka
menyebabkan timbul lapisan bermuatan listrik yang suhunya
menjadi tinggi
Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian
sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan
ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda
disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi
oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-
gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan
menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada
lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian.
g. Karbon di Amosfer
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas
karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian
yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar
0,04% dalam basis molar, meskipun sedang mengalami kenaikan),
namun ia memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan.
Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan
kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau
buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya
di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan
dalam pemanasan global.
1) Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:
- Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa
untuk mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan
melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih
banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang
baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami
pertumbuhan yang cepat.
- Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih
dingin dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2
yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin
yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke
kedalaman laut atau interior laut (lihat bagiansolubility
pump).
- Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan
produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan
yang mengandung karbon, beberapa organisme juga
membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh
lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran
karbon ke bawah (lihat bagian biological pump).
- Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses
sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam
reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan
batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2
atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke
laut dimana selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut
dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).
2) Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula,
yaitu:
- Melalui pernapasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang.
Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di
dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya)
menjadi karbon dioksida dan air.
- Melaluipembusukanbinatang dan tumbuhan. Fungi atau
jamur dan bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang
dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi
karbon dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi metana
jika tidak tersedia oksigen.
- Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi
karbon yang terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga
yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil
seperti batu bara, produk dari industri perminyakan,
(petroleum) dan gas alam akan melepaskan karbon yang
sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal
inilah yang merupakan penyebab utama naiknya jumlah
karbon dioksida di atmosfer.
- Produksi semen.Salahsatukomponennya, yaitu kapur atau
gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan cara
memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan
menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang
banyak.
- Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon
dioksida terlarut dilepas kembali ke atmosfer.
- Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan
gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon
dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas
ke atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon
dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat;
Kedua proses kimia ini yang saling berkebalikan ini akan
memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan
tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di
atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
B. Pemanasan Global
1. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1]
melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh
setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains
nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa
ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang
dikemukakan IPCC tersebut.
C. Modifikasi Mikroklimat
Iklim mikro adalah kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas,
komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan tanaman, hewan dan
manusia terutama dalam kaitannya dengan kegiatan pertanian yang dilakukan
di dalam lingkup ruangan bukan pada lahan luar.
Radiasi surya yang sampai di permukaan bumi terdiri dari tiga komponen,
yaitu langsung, baur dan global. Radiasi global merupakan gabungan
langsung dan baur. Radiasi langsung dapat pula dibagi dua bentuk yaitu
radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi langsung normal dan
horizontal digunakan bila memperkirakan radiasi pada permukaan datar,
miring dan tegak. Permukaan miring meliputi lereng bukit/gunung
(pertanian dan perkebunan), plat penadah miring (pengeringan, rumah
kaca, pemanas air surya, panel sel surya, atap rumah dll). Radisi pada
permukaan tegak bangunan (dinding). Radiasi pada permukaan datar di
pertanian dan perikanan (penguapan di hamparan sawah, bentangan kolam
dan bendungan dll). Untuk memperkirakan radiasi pada permukaan miring
dan tegak, sudut kemiringan dan orientasi permukaan merupakan faktor
penentu (Lizenhs, 2010).
3. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena gerak
udara tersebut setiap 1 cm2 bidang datar dari permukaan bumi hingga
atmosfer. Satuan yang digunakan adalah 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer.
Analisa tekanan udara di Indonesia dilakukan oleh Badan meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika yang digunakan untuk meramalkan cuaca di
Indonesia.
Tipe tekanan udara sangat bervariasi dalam lama dan ukurannya. Tipe
sistem tekanan udara yang pelu kita ketahui adalah tekanan rendah dan
tekanantinggi. Tekanan rendah yaitu untuk daerah-daeah yang mempunyai
tekanan udara yang lebih rendah dai tekanan udara di daerah sekelilingnya.
Ada suatu daerah yang mempunyai tekanan yang rendah dan memanjang
disebut palung. Sedangkan tekanan tinggi yaitu daerah-daerah yang
mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari daerah sekelilingnya. Bila
daerah mempunyai tekanan tinggi dan memanjang disebut ridge (Lyle
2001).
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Semakin tinggi suhu suatu benda,
maka semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam
suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan
maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-
atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga
disebut temperature (Anonim 2007).
Suhu tanah ditentukan oleh interaksi sejumlah faktor. Semua panas tanah
berasal dari dua sumber: dari radiasi matahari dan awan serta konduksi
dari dalam bumi. Kedua faktor eksternal (lingkungan) dan internal (tanah)
menyumbang perubahan-perubahan suhu tanah. Jumlah aliran panas dalam
tanah mempengaruhi suhu. Suhu tanah berhubungan dengan suhu udara
dan vise versa. Kedua suhu tanah dan udara mempengaruhi pertumbuhan
tanaman (Lubis 2007).
Untuk mengatur suhu tanah bukanlah kemampuan manusia secara pribadi,
tapi suhu tanah tersebutdapat di kontrol dengan cara yaitu dengan
menutupi mulsa organik pada tanah, dan pengaturantanaman residu yang
keduanya dapat mempengaruhi implikasi biologi, juga bisa dengan mulsa
plastikyang biasanya diberikan untuk perkebunan dan terakhir dapat
dengan cara mengatur penguapan tanah (Brady and Weil 2000)
5. Kelembaban Udara
Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air
dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Kelembaban relatifudara dapat diukur langsung dengan alat hygrometer
yang sensornya berupa higroskopis.Kelembapan mutlak adalah kandungan
uap air yang dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannyaper
satuan volume (Foth 2003).
6. Curah Hujan
Presipitasi adalah pembentukan hujan, salju dan hujan batu yang berasal
dari kumpulan awan. Awan–awan tersebut akan bergerak mengelilingi
dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan
tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin
dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian jatuh sebagai
hujan, salju, dan hujan batu, tergantung pada suhu di sekitarnya(Warsito
2007).
Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks dan bervariasi dari
tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke musim pada tempat
yang sama dan dari waktu hujan yang berbeda. Air hujan terdiri atas ion-
ion natrium, kalium, kalsium, khlor, bikarbonat, dan sulfat yang
merupakan jumlah yang besar bersama-sama (Anonim 2008).
Pencatat hujan atau disebut juga recording garage biasanya dibuat
sedemikian, sehingga dapat bekerja secara otomatis. Dengan alat ini
dimungkinkan pencatatan tinggi hujan setiap saat, sehingga intensitas
hujan pada saat tertentu dapat diketahui pula. Di pasaran telah terdapat
beberapa tipe yang diproduksi antara lain pencatat jungkit dan pencatat
pelampung (Soemarto 2007).
Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau
yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah
yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili
wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling
banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut
ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air
hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini
merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang
dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah. (Jumin,
2002).
7. Angin
Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu massa udara, dari
suatu tempat ke tempat yang lain secara horizontal. Gerakan angin
biasanya berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah,
selain itu angin juga mempunyai arah dan kecepatan.Udara yang bergerak
yang merupakan elemen penting bagi iklim dan cuaca, juga memilik
fungsi kendali karena perannya sebagai pengangkut panas dari satu
kawasan yang memiliki kelebihan panas ke kawasan yang kekurangan
panas (Kartasapoetra 2001).
8. Evapotranspirasi
Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah bersama-sama disebut
evapotranspirasi atau kebutuhan air. Jika air yang tersedia dalam tanah
cukup banyak maka evapotranspirasi itu disebut evapotranspirasi
potensial. Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi
itu banyak dan lebih sulit daripada faktor yang mempengaruhi evaporasi
maka banyaknya evapotranspirasi tidak dapat diperkirakan dengan teliti.
Akan tetapi evapotranspirasi adalah faktor dasar untuk menentukan
kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang penting
dalam siklus hidrologi. Oleh sebab itu maka telah banyak jenis dan cara
penentuannya yang telah diadakan.
9. Awan
Awan adalah suspensi koloida udara atau aerosol. Selama butir-butir
belum bersatu akan tetap melayang-layang di udara. Ini menyebabkan
awan itu kekal dan tidak terjadi presipitasi. Jika butir-butir cenderung
bersatu hingga lebih besar dan berat maka awan menjadi tidak kekal dan
akan terjadi presipitasi (Daljuni 2006).
Jika udara naik ke atmosfir yang lebih tinggi, udara tersebut akan
mengembang dan mendingin. Seterusnya, udara tersebut makin
mendingin dan tidak dapat lebih lama lagi menampung uap air. Beberapa
uap air berkondensasi pada partikel-partikel di atmosfir dan terbentuklah
titik air. Titik-titik ini mengambang (melayang-layang) di udara. Gerakan
udara ke atas (atau aliran udara) akan menahan turunnya titik-titik air
tersebut. Dan jutaan butir-butiran air yang melayang-layang tersebut satu
dengan lainnya akan membentuk awan (Syaiful 2008)
Udara selalu mengandung uap air. Uap air meluap menjadi titik-titik air,
maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara: 1.
Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena
air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik
tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu
akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak
terhingga banyaknya. 2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir
lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi
semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-
lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik
dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan ini
(Critchfield 2004).
PERTEMUAN 3
1. Radiasi Surya
Radiasi matahari adalah sinar yang dipancarkan dari matahari kepermukaan
bumi, yang disebabkan oleh adanya emisi bumi dan gas pijar panas matahari.
Radiasi dan sinar matahari dipengaruhi oleh berbagai hal sehingga
pancarannya yang sampai dipermukaan bumi sangat bervariasi. Penyebabnya
adalah kedudukan matahari yang berubah-ubah, revolusi bumi, dan lain
sebagainya. Walaupun cuaca cerah dan sinar matahari tersedia banyak,
besarnya radiasi supaya tiap harinya selalu berubah-uba
Radiasi surya merupakan sumber energi utama kehidupan di muka bumi ini.
Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi surya yang
dapat mengaktifkan melekul gas atmosfer sehingga terjadilah pembentukan
cuaca. Iklim adalah keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif
panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut: radiasi surya, suhu udara,
kelembaban nisbi udara, tekanan udara, angin, curah hujan, evapotranspirasi
dan keawanan.
Tanaman C3 dan C4 dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari atmosfir
dan produk awal yang dihasilkan dari proses assimilasi. Pada tanaman C3,
enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP ( RuBP merupakan substrat
untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis ) dalam proses awal
assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses
fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran karbohidrat
untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang hari ) .
Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara
CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi
terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tanaman
C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara
CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil
(sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel
epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke
sel-sel "bundle sheath" (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem)
dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya
konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat
kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil
and G sangat rendah, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2,
sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1
sangat tinggi. , laju assimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan
meningkatnya CO2 Sehingga, dengan meningkatnya CO2 di atmosfir,
tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan
CO2 yang berlebihan.
Tanaman C3
Fotosintesis ini disebut mekanisme C3, karena molekul yang pertama
kali terbentuk setelah fiksasi karbon adalah molekul berkarbon 3, 3-
fosfogliserat. Kebanyakan tumbuhan yang menggunakan fotosintesis C3
disebut tumbuhan C3. Padi, gandum, dan kedelai merupakan contoh-
contoh tumbuhan C3 yang penting dalam pertanian.
Tanaman C4
Tumbuhan C4 dinamakan demikian karena tumbuhan itu mendahului
siklus Calvin yang menghasilkan asam berkarbon -4 sebagai hasil
pertama fiksasi CO2 dan yang memfiksasi CO2 menjadi APG di sebut
spesies C3, sebagian spesies C4 adalah monokotil (tebu, jagung,
dll)Reaksi dimana CO2 dikonfersi menjadi asam malat atau asam
aspartat adalah melalui penggabugannya dengan fosfoeolpiruvat (PEP)
untuk membentuk oksaloasetat dan Pi. Enzim PEP-karboksilase
ditemukan pada setiap sel tumbuhan yang hidup dan enzim ini yang
berperan dalam memacu fiksasi CO2 pada tumbuhan C4. enzim PEP-
karboksilase terkandung dalam jumlah yang banyak pada daun tumbuhan
C4, pada daun tumbuhan C-3 dan pada akar, buah-buah dan sel – sel
tanpa klorofil lainnya ditemukan suqatu isozim dari PEP-karboksilase.
Reaksi untuk mengkonversi oksaloasetat menjadi malat dirangsang oleh
enzim malat dehidrogenase dengan kebutuhan elektronnya disediakan
oleh NHDPH. Oksaleasetat harus masuk kedalam kloroplas untuk
direduksi menjadi malat.
Sintesis C4
Pada jenis tumbuhan yang hidup di daerah panas seperti jagung, tebu,
rumput-rumputan, memiliki kebiasaan saat siang hari mereka tidak
membuka stomatanya secara penuh untuk mengurangi kehilangan air
melalui evaporasi/transpirasi. Ini berakibat terjadinya penurunan jumlah
CO2 yang masuk ke stomata. Logikanya hal ini menghambat laju
fotosintesis. Ternyata para tumbuhan ini telah mengembangkan cara yang
cerdas untuk menjaga agar laju fotosintesis tetap normal meskipun
stomata tidak membuka penuh.
Tanaman Cam
Berbeda dengan gerakan stomata yang lazim, stomata tumbuhan CAM
membuka pada malam hari, tetapi menutup pada siang hari. Pada malam
hari jika kondisi udara kurang menguntungkan untuk transpirasi, stomata
tumbuhan CAM membuka, karbon dioksida berdifusi ke dalam daun dan
diikat oleh sistem PEP karboksilase untuk membentuk OAA dan malat.
Malat lalu dipindahkan dari sitoplasma ke vakuola tengah sel-sel mesofil
dan di sana asam ini terkumpul dalam jumlah besar. Sepanjang siang hari
stomata menutup, karena itu berkuranglah kehilangan airnya, dan malat
serta asam organik lain yang terkumpul didekarboksilasi agar ada
persediaan karon dioksida yang langsung akan diikat oleh sel melalui
daur Calvin.Beberapa spesies tumbuhan mempunyai sifat yang berbeda
dengan kebanyakan tumbuhan lainnya, yakni Tumbuhan ini membuka
stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Kelompok
tumbuhan ini umumnya adalah tumbuhan jenis sukulen yang tumbuh da
daerah kering. Dengan menutup stomata pada siang hari membantu
tumbuhan ini menghemat air, dapat mengurangi laju transpirasinya,
sehingga lebih mampu beradaptasi pada daerah kering tersebut.Selama
malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ii
mengambil CO2 dan memasukkannya kedalam berbagai asam organic.
Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam krasulase,atau
crassulacean acid metabolism (CAM).
3. Kualitas
Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar,
yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Perbedaan tersebut
dapat dilihat pada table di bawah ini.
C3 C4 CAM (crassulacean
acid metabolism)
lebih adaptif pada adaptif di daerah panas adaptif di daerah panas
kondisi kandungan dan kering dan kering
CO2 atmosfer tinggi
enzim yang CO2 diikat oleh PEP Pada malam hari asam
menyatukan CO2 yang malat tinggi, pada siang
dengan RuBP, juga tidak dapat mengikat hari malat
dapat mengikat O2 O2 sehingga tidak rendahLintasan
pada saat yang terjadi kompetisi
bersamaan untuk proses antara CO2 dan O2
fotorespirasi
karbon dioxida masuk tidak mengikat karbon tidak mengikat karbon
ke siklus calvin secara dioksida secara dioksida secara
langsung. langsung langsung
Disebut tumbuhan C3 Sel seludang Umumnya tumbuhan
karena senyawa awal pembuluh berkembang yang beradaptasi pada
yang terbentuk dengan baik dan keadaan kering seperti
berkarbon 3 banyak mengandung kaktus, anggrek dan
(fosfogliserat) kloroplas nenas
Sebagian besar Fotosintesis terjadi di Reduksi karbon melalui
tumbuhan tinggi masuk dalam sel mesofil dan lintasan C4 dan C3
ke dalam kelompok sel seludang pembuluh dalam sel mesofil tetapi
tumbuhan C3 waktunya berbeda
Apabila stomata Pengikatan CO2di Pada malam hari terjadi
menutup akibat stress udara melalui lintasan lintasan C4 pada siang
terjadi peningkatan C4 di sel mesofil dan hari terjadi suklus C3
fotorespirasi pengikata reduksi karbon melalui
n O2 oleh enzim siklus Calvin (siklus
Rubisco C3) di dalam sel
seludang pembuluh
Produk awal reduksi Produk awal reduksi Memiliki daun yang
CO2 (fiksasi CO2) CO2 (fiksasi CO2) cukup tebal sehingga
adalah asam 3- adalah asam laju transpirasinya
fosfogliserat atau PGA oksaloasetat, malat, rendah
dan aspartat ( hasilnya
berupa asam-asam
yang berkarbon C4)
Terdiri atas Reaksinya Stomatanya membuka
sekumpulan reaksi berlangsung di mesofil pada malam hari
kimia yang berlangsung daun, yang terlebih
di dalam stroma dahulu bereaksi
kloroplas yang tidak dengan H2O
membutuhkan eergi membentuk HCO3
dari cahaya mataharai dengan bantuan enzim
secara langsung. karbonik anhidrase
Sumber energi yang Memiliki sel seludang Pati diuraikan melalui
diperlukan berasal dari di samping mesofil proses glikolisis dan
fase terang fotosintesis membentuk PEP
Memerlukan energi Tiap molekul CO2 CO2 yang masuk
sebanyak 3 ATP yang difiksasi setelah bereaksi dengan
memerlukan 2 ATP air seperti pada
tanaman C4 difiksasi
oleh PEP dan diubah
menjadi malat
PGAL yang dihasilkan Tanaman c4 juga Pada siang hari malat
dapat digunakan dalam mengalami siklus berdifusi secara pasif
peristiwa yaitu sebagai calvin seperti peda keluar dari vakuola dan
bahan membangun tanaman C3 dengan mengalami
komponen struktural bantuan enzim dekarboksilasi
sel, untuk pemeliharaan Rubisko
sel dan disimpan dalam
bentuk pati
Melakukan proses yang
sama dengan tanaman
C3 pada siang hari
yaitu daur Calvin
Melakukan proses yang
sama dengan tanaman
C4 pada malam hari
yaitu daur Hatch –
Slack.
Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4 dan CAM adalah pada
reaksi yang terjadi di dalamnya. Yang dimana pada tanaman yang bertipe C3
produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam 3-fosfogliserat atau
PGA. Terdiri atas sekumpulan reaksi kimia yang berlangsung di dalam
stroma kloroplas yang tidak membutuhkan energi dari cahaya mataharai
secara langsung. Sumber energi yang diperlukan berasal dari fase terang
fotosintesis. Sekumpulan reaksi tersebut terjadi secara simultan dan
berkelanjutan. Memerlukan energi sebanyak 3 ATP. PGAL yang dihasilkan
dapat digunakan dalam peristiwa yaitu sebagai bahan membangun komponen
struktural sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk pati.
4. Foto Periodisitas=Lama Penyinaran
Tentu saja cahaya matahari berperan sangat penting bagi keberlangsungan
hidup seluruh makhluk hidup salah satunya adalah tumbuhan. Cahaya
Matahari memiliki peran sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan karena terdapat di dalamnya proses fotosintesis dan
fotomorfogenesis. Berikut manfaat cahaya bagi tumbuhan:
a. Fotosintesif
Tumbuhan membuat sendiri makannya dari zat-zat anorganik dan
merubahnya menjadi zat organik serta energi. Proses pembuatan
makanan ini disebut dengan fotosintesis. Sinar Matahari yang mengenai
daun tumbuhan akan diserap oleh klorofil atau pigmen hijau daun dan
rubah menjadi glukosa dan oksigen. Glukosa dan mineral dibutuhkan
tanaman untuk membentuk organ daun, batang, dan juga akar dalam
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuhan dapat dibedakan
berdasarkan lamanya tumbuhan tersebut mendapatkan sinar matahari
atau fotoperiodisme.
Hal ini dikarenakan daerah di permukaan Bumi memiliki lama
penyinaran Matahri yang berbeda-beda lamanya. Menurut
fotoperiodisme, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan hari pendek,
hari panjang, dan hari netral.
Tumbuhan Hari Pendek
Tumbuhan hari pendek adalah tumbuhan yang mendapatkan
penyinaran Matahari kurang dari periode gelapnya. Tumbuhan ini
dapat berbunga jika disinari cahaya Matahari kurang dari 11 jam.
Contoh tumbuhan berhari pendek adalah strawberi, ubi jalar, dan
bunga krisan.
b. Fotomorgenensis
Melansir Sciencing, fotomorgenesis adalah fase gelap pada pertumbuhan
tanaman, dimana tanaman tidak memerlukan sinar Matahari untuk
tumbuh. Dilansir Encyclopedia Britannica (1999), pada fotomorgenesis
tanaman akan tumbuh sangat cepat karena adanya fitohormon auksin.
Seperti yang kita ketahui, fitohormon auksin akan memperlambat
pertumbuhan jika terkena sinar Matahari dan akan mempercepat
pertumbuhan jika tidak terkena Matahari. Pada fotomorgenesis tumbuhan
akan tumbuh dengan sangat cepat dan tinggi, namun batangnya akan tipis
dan rapuh juga daunnya akan berwarna pucat. Hal tersebut disebabkan
oleh kekurangan sinar Matahari atau yang disebut dengan etiolasi.
PERTEMUAN 4
1. Faktor Iklim
Pertumbuhan tanaman mencakup macam-macam variasi dan kejadian
kompleks, umumnya termasuk sedikit atau seluruh bagian kehidupan
tanaman. Kenaikan linear, pertambahan berat, kenaikan ukuran, pembelahan
sel dan pembesaran sel, penambahan biomassa dan lain-lain. Pertumbuhan
dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam dan luar dan adalah penyesuaian diri
antara genetik dan lingkungan (Mukherji and Ghosh, 2002).
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh
kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang
baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajat
selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Suhu optimum
untuk aktivitas metabolisme maksimum berbeda untuk setiap jenis tanaman,
populasi dan individu dari setiap jenis. Bagian tanaman dan juga tingkat
perkembangannya membutuhkan suhu optimum yang berbeda (Manan,
1979). Suhu dan hujan rata-rata bulanan maupun tahunan yang dihubungkan
dengan keadaan vegetasi alami berdasarkan peta vegetasi De-Canddle.
Vegetasi yang hidup secara alami menggambarkan iklim tempat tumbuhnya.
Vegetasi tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan hujan efektif
(Soejani. 2007).
Tiap jenis tanaman maupun populasi harus menyesuaikan diri dengan suhu di
lingkungannya. Dalam suatu luasan geografis akan terdapat bertahun-tahun
yang mempunyai kenaikkan atau penurunan suhu diluar batas normal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan mempengaruhi fungsi-fungsi tanaman yang
jelek (Soejani. 2007).
1. Klasifikasi Iklim
a. Iklim Matahari
Dasar perhitungan untuk mengadakan pembagian daerah iklim matahari
ialah banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Menurut teori, makin jauh dari khatulistiwa, makin besar sudut datang
sinar matahari, sehingga makin sedikit jumlah sinar matahariyang
diterima oleh permukaan bumi. Pembagian daerah iklim matahari
didasarkan pada letak lintang adalah sebagai berikut :
Daerah Iklim Tropis : 0 derajat LU-23,5 derajat LU dan 0 derajat
LS-23,5 derajat LS
Daerah Iklim Sedang : 23,5 derajat LU-66,5 derajat Lu dan 23,5
derajat LS-90 derajat LS
Daerah Iklim Dingin : 66,5 derajat LU-90 derajat LU dan 66,5
derajat LS-90 derajat LS
Pembagian daerah iklim menurut iklim matahari didasarkan 1 teori,
bahwa temperatir udara makin rendah jika letaknya makin jauh dari
khatulistiwa. Maka dari itu, ada ahli yang menyebut iklim matahari
sebagai iklim teoritis. Menurut kenyataanya, temperatur beberapa tempat
menyimpang dari teori tersebut.
b. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya,
daratan, lautan, pegunungan , dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut,
maupun letak geografis. Berikut adalah pembagian Iklim fisis :
o Iklim Kontinental atau Iklim Darat, iklim ini terjadi di daerah yang
sangat luas, sehingga angin yang terpengaruh terhadap daerah
tersebut adalah angin darat yang kering. Di daerah ini, pada siang
hari terasa panas sekali dan pada malam hari terasa sangat dingin.
Curah hujannya sangat rendah, sehingga kadang-kadang terbentuk
gurun pasir. Misalnya Gobi, Tibet, Arab, Sahara, Kalahari, Australia
Tengah, dan Nevada.
o Iklim Laut, iklim ini terdapat di daerah eropa tropis dan subtropis.
Angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin laut
yang lembab. Ciri-ciri iklim laut adalah curah hujan yang rata-rata
tinggi. Suhu tahunan dan harian yang hampir sama, sifatnya banyak
hujan.
o Iklim Dataran Tinggi, iklim ini mengalami perubahan suhu harian
dan tahunan, takanan rendah, sinar matahari terik dan hanya
mengandung sedikit uap air.
o Iklim Pegunungan, iklim initerdapat di daerah pegunungan. Di
daerah pegunungan udaranya sejuk dan hujan sering turun. Hujan
terjadi karena awan yang naik ke lereng pegunungan mengalami
kondensasi sehingga turun hujan. Hujan seperti ini disebut hujan
orografis.
c. Iklim Musim
Letak geografis indonesia yang diapit oleh Benua Asia di sebelah utara
dan Benua Australia di sebelah selatan, menyebabkan di indonesia
terdapat Iklim musim. Iklim musim ini erat kaitannya dengan pola angin
musim di Indonesia. Pada bulan April-Oktober, ketika bertiup angin
musim timur, terjadi musim kemarau. Sebaliknya ketika bertiup angin
musim barat, terjadi musim penghujan.