OLEH
RAJA MANDALA PUTRA
05021381419066
INDRALAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Radiasi surya
permukaan matahari bersuhu 6000˚k meskipun bagian dalamnya bersuhu
jutaan derajat kelvin. Dengan suhu permukaan tersebut, radiasi yang dipancarkan
berupa gelombang elektromagnetik sebesar 43,5 juta watt tiap m2 permukaan
matahari. Dengan jarak rata-rata matahari-bumi sejauh 150 juta km (triwartha dan
horn, 1980).
radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang kurang dari
0.38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat tinggi, spectra
photosynthetically active radiation (par) yang berperan membangkitan proses
fotosintesis dan spectra inframerah (lebih dari 0.74 mikron) yang merupakan
pengatur suhu udara . Spectra radiasi par dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita
spectrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spectrum
biru memberikan sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis
(koesmaryono, 1999).
2. Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya
tiap-tiap 1 cm2 bidang mendatar di permukaan bumi sampai batas atmosfer. Jika kita
naik maka tekanan makin rendah karena kerapatan udara makin kecil kolom
udaranya makin pendek (soekardi, 1986).
Berat udara di atas permukaan tanah menghasilkan daya tekan ke bumi.
Inilah yang disebut tekanan udara. Udara yang mengembang menghasilkan tekanan
udara yang lebih rendah. Sebaliknya, udara yang berat menghasilkan tekanan yang
lebih tinggi. Untuk keperluan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai meteorologi
dan geofisika diperlukan suatu alat yang dapat mengukur kecepatan angin dan
mengukur tekanan udara. Alat tersebut sudah ada. Alat untuk mengukur kecepatan
angin disebut “anemometer” dan alat untuk mengukur tekanan udara disebut
“barometer” (anonim, 2007).
5. Curah hujan
Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks dan bervariasi dari
tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke musim pada tempat yang sama
dan dari waktu hujan berbeda. Air hujan terdiri atas: ion-ion natrium, kalium,
kalsium, khlor, karbonat dan sulfat yang merupakan jumlah yang besar bersama-
sama (soekardi, 1986).
Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa,
seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang
terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi,
sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi yang dikenali
sebagai virga (anonim, 2008).
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah selama
periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal apabila
tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan.
Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh diatas permukaan tanah rata
seandaiya tidak ada infiltrasi dan evaporasi. Satuannya adalah mm. Curah hujan
1mm berarti banyaknya hujan yang jatuh diatas sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x
1m2 = 0,01dm x 100dm2 = 1dm3 = 1liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana
terkumpul curah hujan 0,5mm atau lebih (buckman, 1982).
6. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Angin
berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas
matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan tanah yang panas membuat
suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara mengembang dan menjadi lebih ringan
(anonim, 2007).
Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan kelembaban
yang cukup mungkin dapat menguntungkan. Namun di daerah-daerah kering, banyak
angin berpengaruh sangat buruk, karena mengakibatkan pengeringan yang kuat.
Angin mempunyai pengaruh mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (vink,
1984).
Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara
bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin diberi
nama sesuai dengan arah mana angin datang, misalnya angin laut adalah angin yang
bertiup dari laut ke darat (tyasyono, 2004).
7. Evapotranspirasi
Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan suatu
proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam pada siang hari
dan sering juga selama malam hari. Air akan menguap dari permukaan baik tanah
gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan juga dari pepohonan permukaan
kedap air atap dan jalan raya air, air terbuka dan sungai yang mengalir (wilson,
1993).
BAB III
METODOLOGI
1. Sangkar meteorologi
2. Tipping bucket
Tipping bucket berfungsi untuk mengukur curah hujan. Adapun cara kerjanya
yaitu : Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui corong besar dan corong
kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas (kanan). Jika air yang
tertampung cukup banyak menyebabkan ember bertambah berat, sehingga dapat
menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung dari letak ember tersebut.
Pada waktu ember terguling, penahan ember ikut bergerak turun naik. Penahan
ember mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan dengan roda bergigi.
Gerakan turun naik penahan ember menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula
dan bentuknya yang khusus dapat memutar roda bergigi berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam. Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda berbentuk jantung.
Roda yang berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang menghubungkan kedua
pengatur kedudukan pena yang letak ujungnya selalu bersinggungan dengan tepi
roda. Perputaran roda berbentuk jantung akan menyebabkan kedudukan pena
bergerak sepanjang tepi roda.
Pengukuran suhu tanah pada lapisan atas perlu dilakukan lebih intensif (lebih
sering) dari pada interval kedalaman yang lebih dalam, karena fluktuasi suhu tanah
lebih besar dan perubahan suhu yang berlangsung lebih cepat pada lapisan atas tanah
tersebut. Dengan pertimbangan ini world meteorogical organization (wmo)
merekomendasikan pengukuran tanah pada kedalaman 5, 10, 20, 50 dan 100 cm.
Pengamatan suhu tanah pada kedalaman 5, 10 dan 20 cm dilakukan tiga kali sehari,
sedangkan yang 50 dan 100 cm dilakukan satu kali pada sore hari.
4. Anemometer
Mempunyai fungsi untuk mengukur kecepatan angin. Adapun cara kerja dari
alat ini adalah angin yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan
angin akan ditunjukkan oleh spidometer yang tertera pada alat.
Kecepatanataukecepatanangindiukurdengan anemometer cup,
instrumendengantigaatauempatlogamberlubangkecilbelahanditetapkan,
sehinggamerekamenangkapangindanberputartentangbatangvertikal. Sebuahcatatanpe
rangkatlistrikrevolusidaricangkirdanmenghitungkecepatanangin. The anemometer
kata berasaldari kata yunaniuntukangin, “anemos.”
6. Panci penguapan
Pengamatan penguapan air menggunakan alat penguapan yang terdiri dari :
a) Bejana atau panci tempat air dengan diameter 127 cm,
b) Thermometer apung untuk mengukur suhu air,
c) Hook gauge stell well untuk mengukur tinggi air dalam panci.
d) Cup counter anemometer untuk mengukur kecepatan angin rata-rata di
permukaan air.
Pengamatan dilaksanakan setiap jam 07.00 wib. Selisih tinggi air sekarang
dengan tinggi air kemarin merupakan jumlah air yang hilang karena menguap
dengan kondisi : suhu air rata-rata seperti yang ditunjukan thermometer apung,
kecepatan angin rata-rata di permukaan air seperti yang ditunjukan cup counter
anemometer.
7. Campbell stokes
Bagian-bagian alat : bola gelas, lensa cembung mengumpulkan sinar matahari
ke suatu titik api; tempat menyisipkan kertas pias; pengatur kertas pias; penunjuk
yang menyatakan lintang pada waktu alat di setel; tiga buah sekrup menyetel
kedudukan horisontal.
Cara kerja :
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan
(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari
tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan
pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat
dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa
terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang
konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika
matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak
pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka
jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-
bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.
9. Actinograph
Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari
langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk
mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang
langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer.
A. Kesimpulan
1. Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfer pada suatu waktu tertentu yang
sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu.
2. Meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang
menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interkasinya dengan permukaan
bumi di bawahnya
3. Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
4. Alat-alat meteorologi yang ada di stasiun meteorologi diantaranya adalah sangkar
meteorologi, panci evaporasi terbuka , anemometer , thermometer max-
min,termometer bola basah-bola kering,termometer bola tanah berumput dan
tanah gundul,tipping bucket,AWS,HVS,penakar curah hujan Hillman dan
Obs,achtinograph dan Campbell stokes.
5. Maksud daristasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data
meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dapat
menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman
dan hewan.
B. Saran
Dalam melakukan pembacaan alat kita harus membaca dengan teliti karena
untuk menghindari kesalahan data yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.Actinogfraph.(online).(http://elangeo08.blogspot.com/2011/02/actinog
raph.html).Diakses pada tanggal 28April 2014.
Amrulah,ahmad.2011.Cara menggunakan penakar hujan.
(Online).http://ahmadamarullah.blogspot.com/2011/12/cara-
menggunakan-penakar-curah-hujan.html). Diakses pada tanggal 28 April
2014.
Basoeki, M. 1986. Pengantar Meteorologi. Purwokerto: UMP.
Buckman, 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Ersin Seyhan, 1990. Dasar-Dasar Hidrologi,. Yogyakarta. Gadjah Mada University
Press.
Erwi tari Tonga.2012.Alat-alat di BMKG. (online).
(http://erwitaritonga.blogspot.com/2012/12/alat-alat-di-bmkg.html).
Diakses pada tanggal 28April 2014.
Foth D.H, 1994.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press.
Hasan, Urip Muhammad. 1970. Dasar-Dasar Meteorlogi Pertanian. Jakarta: PT.
Soeroengan.
Joyce Martha W dkk. 1993. Mengenal Dasar Dasar Hidrologi. Penerbit Nova.
Kartasapoetra. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara. Jakarta.
Neiburger, dkk.1982. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung: ITB.
Syafudin.2013. Tugas Laporan BMKG. (Online).
(http://geosyaefudin.blogspot.com/2013/02/tugas-laporan-bmkg.html).
Diakses pada tanggal 28 April 2014.
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi Edisi ke -2. Penerbit ITB. Bandung
Lampiran