PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agroklimatologi berasal dari kata agro dan klimatologi, yang mana agro
berarti pertanian dan klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim.
Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa agroklimatologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang iklim yang berhubungan langsung dengan pertanian.
B. Tujuan
Campbell Stokes adalah salah satu alat yang untuk mendapatkan data tentang
iklim dan cuaca pada stasiun-stasiun klimatologi yang berfungsi untuk mengukur
lama penyinaran matahari. Campbell Stokes merupakan alat ukur analog durasi
harian penyinaran matahari yang menggunakan satuan jam/prosentase (%) pias
harian (Kamus, 2013). Campbell Stokes terdapat komponen penyusunnya.
Campbell Stokes terdiri dari 2 komponen penyusun utama yaitu bola kaca
berfungsi sebagai lensa cembung yang mempunyai titik fokus dan kertas pias
yang mempunyai tiga macam jenis yaitu lengkung panjang (11 Oktober – 28
Februari), lurus (11 September – 10 Oktober) (1 Maret – 10 April) dan lengkung
pendek (11 April – 10 Agustus) (Romanyaga, 2016). Cara kerja Campbell Stokes
adalah sebagai berikut cahaya matahari akan dikumpulkan bola kaca pada titik
fokusnya yang terdapat lempengan baja dengan ukuran lebar kira-kira 10 cm
tempat kertas pias diletakkan, jika sinar matahari memiliki kekuatan lebih dari
120 W/m2 maka dapat membakar kertas pias sehingga meninggalkan jejak
terbakar pada kertas pias dapat berupa lubang panjang/pendek, terputus-putus atau
bintik terbakar yang menunjukkan lama waktu penyinaran matahari (Hamdi,
2014).
B. Curah Hujan
Air hujan sebagian mengalir meresap ke dalam kedalam tanah atau yang
sering disebut dengan infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh
ke bumi sebagian menguap (evaporasi dan transpirasi) dan membentuk uap air.
Sebagian lagi mengalir masuk kedalam tanah (infiltrasi, perkolasi, kapiler). Air
tanah adalah air yang bergerak didalam tanah yang terdapat didalam ruang-ruang
antara butir-butir tanah dan di dalam retak-retak dari batuan. Dahulu disebut air
lapisan dan yang terakhir disebut air celah (fissure water). Aliran air tanah dapat
dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan aliran dasar (base
flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang mengisi
system jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, ketika hujan
tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu system sungai tertentu aliran masih
tetap dan kontinyu. Sebagian air yang tersimpan sebagai air tanah (groundwater)
yang akan keluar ke permukaan tanah sebagai limpasan permukaan (surface
runoff) yang terkumpul di sungai yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali
terjadi penguapan dan begitu seterusnya mengikuti siklus hidrologi.
(Donoso,2009)
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge.
Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh
di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk
medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai
dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan peristiwa
sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke
permukaan bumi (Handoko, 2003).
C. Pembuatan Hujan Buatan
Inilah yang dihindari dalam hujan buatan, bahan penyemai hujan tidak
memberi kesempatan bagi titik-titik air pada awan untuk menguap kembali.
Ada sejenis katalis yang ditambahkan, agar awan lebih cepat mengumpul zat
ini disebut bahan semai. (lakitan , 2002)
Bahan semai terdiri atas 2 jenis, yakni bahan semai higroskopis yang dapat
menarik uap air dari sekelilingnya, dan bahan semai glasiogenik yang dapat
mengahasilkan es. Bahan semai higroskopis akan membentuk tetes-tetes air yang
berperan dalam proses pembentukan butir-butir hujan di dalam awan. Awan
semakin cepat matang, volumenya akan menjadi lebih besar, dan hujan yang
dihasilkan akan semakin banyak. Bahan semai glasiogenik ditebarkan di atmosfer
pada ketinggian di atas freezing level, dimana lapisan ini mengandung banyak uap
air lewat dingin (super cooled moisture). Uap air ini dapat membeku secara alami.
Penambahan bahan glasiogenik akan mempercepat pembekuan uap air. Es yang
turun ke lapisan lebih rendah perlahan-lahan mencair dan menambah jumlah air
hujan yang turun ke permukaan bumi. Dalam membuat hujan buatan, banyak
faktor yang harus dipernuhi, seperti jumlah awan yang sudah ada, arah angin
agar jatuhnya hujan ditempat yang tepat, suhu, dll. Hujan buatan di Indonesia
pada umumnya dilakukan dengan menebar NaCl (garam dapur) atau
kombinasinya dengan senyawa organic (urea), yang kemudian akan berperan
sebagai inti kondensasi air. Awan yang dijadikan sasaran dalam kegiatan hujan
buatan adalah jenis awan Cumulus (Cu) yang aktif, dicirikan dengan bentuknya
yang seperti bunga kol. Awan Cumulus terjadi karena proses konveksi. Awan
Cumulus terbagi dalam 3 jenis, yaitu : Strato Cumulus (Sc) yaitu awan Cumulus
yang baru tumbuh, Cumulus, dan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan Cumulus yang
sangat besar dan mungkin terdiri dari beberapa awan Cumulus yang bergabung
menjadi satu. Jenis awan Cumulus (Cu) yang bentuknya seperti bunga kol,
merupakan jenis awan yang dijadikan sebagai sasaran penyemaian dalam kegiatan
hujan buatan. Ada beberapa metode untuk menyemai bahan semai kedalam awan.
Yang paling sering dan biasa dilakukan adalah menggunakan pesawat terbang.
Selain menggunakan pesawat terbang, modifikasi pesawat terbang juga dapat
dilakukan dari darat dengan menggunakan sistem statis melalui wahana Ground
Base Generator (GBG) pada daerah pegunungan untuk memodifikasi awan-awan
orografik dan juga menggunakan wahana roket yang diluncurkan ke dalam
awan ( lakitan,2002)
D. Respirasi Serangga
Bernafas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah
pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya
kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti
menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari
lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke
lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses
pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna
memperoleh energi. Pada hewan – hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses
pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang atau trakea, sementara pada hewan –
hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan
secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel – sel tubuhnya. Dari alat
pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh
sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan
untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energy (Campbell,2000).
Bahan Bakar (Pohon, rumput, dan semak dll) dapat terbakar bila tersedia
udara dan panas yang cukup. Tiga unsur tersebut biasa disebut “segitiga api”. Bila
tiga unsur segi tiga api tersebut tidak tersedia secara lengkap, api tidak dapat
membakar. Harus ada panas yang cukup untuk menyulut bahan bakar misalnya:
panas dari korek api, batubara, api bekas memasak, dari kendaraan,dari chainsaw,
dari puntung rokok dll. Dan harus ada udara (oksigen) untuk dapat terbakar, tanpa
ada udara sedikitpun api tidak akan hidup (Young and Giese, 1991 dalam Sanoesi,
2009)
Api biasanya terjadi di tempat yang beroksigen baik itu ruang terbuka
ataupun tertutup. jika titik api telah timbul maka penyebaran api keseluruh lahan
hutan dapat terjadi melalui tiga mekanisme yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Konduksi terjadi jika panas dipindahkan langsung melalui suatu bentuk struktur
dari sumber api yang terdekat, konveksi terjadi jika gas / udara panas meningkat
dihutan, dimana api dengan mudah menjalar dari tanah kelantai hutan diatasnya,
radiasi merupakan penjalaran api menurut garis lurus dari bahan yang terbakar ke
bahan terdekat yang mudah terbakar (Sumardi, 2004).
Definisi lain mengatakan bahwa pembakaran adalah suatu transisi dari
bentuk tidak reaktif ke bentuk reaktif dimana stimulieksternal menyebabkan
terjadinya suatu proses thermochemicalyang diikuti oleh transisi sangat cepat
ke pembakaran yang stabil. Stimulidari pembakaran sendiri terbagi menjadi
tiga jenis, yaitu energi termal, kimia dan mekanis. Namun demikian, semua
definisi dari pembakaran mengarah pada penekanan akan pentingnya reaksi
kimia yang terjadi, dimana pembakaran mengubah energi yang tersimpan
dalam ikatan kimia menjadi panas (heat) yang dapat digunakan dalam
berbagai macam aplikasi. Sehingga terdapat dua variabel penting dalam
proses pembakaran, yaitu reaksi kimia antara bahan bakar dan oxidizer,
serta adanya pelepasan energi panas (reaksi bersifat
eksotermis)(Muhammad Andira, 2013).
C. Tujuan
D. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah yang pertama kita harus pergi ke
tempat praktikum yaitu nya ke BMKG, setelah itu dilihat alat-alat dari BMKG
tersebut dan difoto, lalu ditanyakan apa nama alat tersebut, apa fungsi alat nya dan
bagaimana cara kerja dari alat tersbut. Dan begitu juga untuk seterusnya.
Ombrometer
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kayu
dengan panjang 180 cm, gelas piala, cangkul, gelas, tali, dan buku serta pulpen.
C. Tujuan
D. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah yang pertama di cangkul tanah
sedalam 30 cm, kemudian dimasukkan kayu yang berukuran 180 cm ke dalam
tanah yang sudah di cangkul, dan di timbun atau di tutup kembali tanah yang di
cangkul, setelah itu digantung gelas di ujung kayu dengan cara mengikat nya
dengan menggunakan tali. Lalu diamati setiap hari berapa ml air yang tertampung
dalam gelas dan di ikur dengan menggunakan gelas ukur, pengamatan dilakukan
sebelum jam 07.00 WIB. Pengamatan ini dilakukan selama 5 minggu
pengamatan.
3.2 Di Laboratorium
Respirasi Serangga
C. Tujuan
D. Cara Kerja
Cara kerja untuk praktikum kali ini adalah yang pertama disiapkan alat dan
bahan. Serangga dimasukkan ke dalam tabung respirometer yang terbuat dari
kaca, kemudian ditutup, diujung slang di aksih larutan KOH yang bercampur
dengan larutan ubi kayu dan jeruk nipis, dan di tunggu selama kurang lebih 20
menit. Kemudian di amati yang didapatkan data dan di buatkan laporannya.
C. Tujuan
D. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah yang pertama disiapkan dua
tanaman yang berbatang lurus, kemudian digunting sudut dari plastik hitam
tersebut yang satu dilobangkan diujung sebelah kanan dan digunting disebelah
kiri. Selanjutnya plastik tersebut di sungkupkan ketanaman tersebut dan dilakukan
pengamatan.
C. Cara kerja
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah yang pertama memotong sama
panjang lilin yang telah disiapkan dengan ukuran 7 cm, selanjutnya lilin sama-
sama dibakar, kemudian ditutup dengan gelas dengan waktu yang bersamaan. Saat
lilin mau ditutup gelas dihidupkan timer untuk menghitung jumlah waktu yang
terpakai disaat lilin mati.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Lapangan
2 Barometer digital
3 Anemometer digital
4 Barometer digital
5 Barometer air raksa
6 Thermometer tanah
bervegetasi
7 Thermometer apung
8 Panci penguapan
11 Cup counter
12 Psycrometer standar
13
Campbell stokes
14
Auto rain water sampler
b. Curah hujan
d. Respirasi Serangga
No Sebelum Sesudah
1
f. Pengaruh O2
Ukuran gelas Lama api lilin mati
Kecil 4 detik
Sedang 8 detik
Besar 15 detik
B. Pembahasan
a. Lapangan (stasiun BMKG)
Campbell Stokes berfungsi untuk Mengukur lamanya penyinaran
matahari. Prinsip kerjanya yaitu Sinar radiasi yang datang akan ditembakkan
oleh bola Kristal ke arah pias di bawahnya dan ada bagian kertas yang terbakar.
Ombrometer berfungsi untuk mengukur curah hujan secara manual. Prinsip
kerjanya yaitu Saat terjadi hujan ,air masuk ke dalam corong penangkar,air yang
masukk kedalam penangkar dialirkan dan terkempul dalam tabung
penampung,kemudian setiap pukul 07.00 WIB dilakukan penngukuran
menggunakan gelas ukur.
Hellman berfungsi untuk Mengukur intensitas curah hujan (tingkat kelebatan
hujan). Prinsip kerjanya yaitu Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang
terkumpul dalam bntuk garis vertical yang tercatat pada kertas pias. Jika hujan
turun , air hujan masuk melalui corong , kemudian terkumpul dalam tabung
tempat pelampung.Air. Waktu pembacaan pukul 07.00 WIB.
Automatic Rain Sampler berfungsi untuk mengambil sampel air hujan
yang akan diukur konsentrasi kimia Air Hujan. Prinsip kerjanya yaitu Jika
terjadi hujan maka sensor akan memberikan kepada sistem kontrol untuk
membuka tutup tempat penampungan air yang digerakkan oleh motor listrik,
selama hujan penutup tersebut tetap terbuka kemudian setelah hujan berhenti
maka penutup akan bergerak ke posisi semula. Sehingga air hujan yang di
tempat penampungan tak terkena kotoran lain.
Thermometer tanah berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalam
berbeda ( 0 cm,2cm,10 cm,50 cm,100 cm). Prinsip kerjnnya yaitu thermometer
tanah berumput pada siang hari biasanya suhu di rerumputan lebih dingin
dibandingkan yang gundul. Thermometer tanah gundul pada malam hari
biasanya suhu ditanah gundul lebih rendah dari rerumputan.
Sangkar Meterologi berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca
tertentu,agar terhindar dari sinar matahari langsung. Prinsip kerjanya yaitu
menyimpan alat agar tidak terkena sinar matahari langsung.
Gun Bellani Integrator berfungsi untuk mengukur total radiasi matahari
selama satu hari. Prinsip kerjanya yaitu alat ini mengukur radiasi matahari
dengan memanfaatkan penguapan yang terjadi dengan sebuah buret yang
tertanam dalam tanah , hasil uap air yang terbentuk akan terbaca pada skala
buret dalam satuan millimeter dengan rumus pembacaan : Jumlah pembacaan
hari ini – skala awal hari sebelumnya dengan waktu pengamatan pukul 07.00
WIB.
Wind Vane Anometer berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan
angin. Prinsip kerjanya yaitu menentukan arah angin yaitu menekan tombol yang
ada pada alat penujuk dan kemudian membaca jarum penunjuk yang
menunjukan arah beberapa derajat.
Cup Counter Anemometer 2 meter berfungsi untuk mengukur kecepatan
angin rata-rata selama periode tertentu. Prinsip kerjanya yaitu alat ini terdiri dari
3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, pada bawah mangkok
terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangok tersebut , waktu
pembacaan yaitu pagi,siang dan sore.
Panci penguapan berfungsi untuk mengetahui besarnya penguapan radiasi
langsung dari matahari. Prinsip kerjanya yaitu termometer minimum yang kecil
setelah di tengah dan bergunasebagai alat pengukur suhu atau temmperatur
minimum air panci.Sedangkan termometer maksimum besar berguna untuk
mengukur suhumax air dalam panci.
Alat Pengukur Temperatur Maximum dan Minimum berfungsi sebagai alatukur
suhu udara
Maksimum dan termometer minimum; sebagai alat ukursuhu udara
minimum pengukur penguapan. Prinsip kerjanya yaitu Thermometer bola basah
dan bola kering
Bola basah yaitu thermometer dibungkus dengan kain kasa yang
tergantung pada bejana kecil berisi air murni sehingga penguapan air dari kain
kasa menyebabkan suhu bola basah lebih rendah,sedangkan unt bola kering tidak
dibungkus.Kedua alat ini akan diketahui kelembapan udara dan titik embun.
Thermometer maksimum berfungsi untuk mengukur suhu maksimum , cairan
yang digunakan adalah air raksadengan prinsip kerja dipasang secara horizontal
jika suhu udara naik,maka air raksa dalam bola akan memuai mendorong cairan
raksa keluar melalui pipa yang menyempit ,suhu udara akan terus naik sampai
mencapai nilai maksimum.Pengamatan diakukan pada pukul 18.00 WIB,setelah
melakukan pembacaan ,posisi air raksa harus dikembalikan pada posisi suhu
waktu itu dengan cara diayunkan sedikit. Thermometer minimum berfungsi
mengukur suhu terendah pada suatu periode.Cairan yang digunakan adalah
alcohol,jika suhu turun ,alcohol akan menyusut dan permukaan alcohol akan
menarik indeks kea rah skala lebih kecil , sebaliknya jika suhu naik ,permukaan
alcohol akan naik namun indeks akan tetap tertinggal menunjukan skala yang
terendah yng dicapai suhu udara.Waktu pembacaan pada pukul 14.00
WIB.Setelah dilakukan pembacaan skala ,posisi indeks harus dikembalikan ke
posisi suhu pada waktu itu.
b. Curah Hujan
Dari hasil pengamatan curah hujan harian selama 4 minggu didapatkan
hasil bahwa ada beberapa hari hujan dengan intensitas tinggi, sedang dan rendah.
Ini menunjukan bahwa ada faktor yang menyebabkan hal itu bisa terjadi, jika
melihat dari teori yang ada menurut ( handoko,2003) bahwa Faktor yang
menyebabkan terjadinya hujan adalah Letak geografi, ketinggian tempat dan arah
angin. .
Alat untuk mengkur curah hujan dalam praktikum ini adalah menggunakan
Ombrometer tipe standar ( Manual ). Pengamatan dilakukan secara manual pada
pukul 07.00 pagi setiap harinya. Di dapatkan hasil rata-rata pengukuran yang
berarti curah hujan termasuk hujan normal, kondisi ini terjadi dipengaruhi oleh
suhu,temperatur udara,kelembaban,arah angin sehingga curah hujan dapat
berubah volumenya. Namun data ini tidak dapat menjadi suatu acuan untuk
menyatakan bahwa didaerah tempat praktikum Agroklimatologi pengamatan
Curah Hujan tinggkat dari curah hujan adalah normal. Tetapi data ini dapat
dijadikan sebagai bukti bahwa ada keterkaitan antara Curah Hujan dan faktor
iklim lainnya dan sebagai dasar perkiraan untuk menentukan apakah curah hujan
selanjutnya akan lebih banyak atau sebaliknya.
Maka dari itu diharapkan faktor iklim ini dapat dimanfaatkan untuk
membuat suatu analisa baik itu kapan datangnya musim hujan dan musim
kemarau. Sehingga para petani tidak kebingungan dan khawatir jika ingin
bercocok tanaman.
c. Terbentuknya hujan
d. Respirasi Serangga
Pada praktikum respirasi digunakan alat respirator dengan objek serangga
kumbang tanduk.Pada percobaan kali ini yang diamati adalah kecepatan respirasi
dari serangga tersebut. Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang
menghasilkan energi. Respirasi adalah proses oksidasi bahan makanan atau bahan
organik yang terjadi di dalam sel yang dapat dilakukan secara aerob maupun
anaerob. Dalam kondisi aerib, respirasi ini memerlukan oksigen bebas dan
melepaskan karbondioksida serta energy. Apabila yang dioksidasi adalah gula,
maka reaksi yang terjadi adalah :
C6H12O6 + 6H2O 6CO2 + 6H2O + energi ,dimana jumlah CO2 yang
dihasilkan dan jumlah O2 yang digunakan dalam respirasi aerob tidak selalu sama.
hal ini bergantung pada jenis serangga yang digunakan.Respirasi dalam biologi
adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan
senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi
hidup.
f. Pengaruh Ketersediaan O2
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fadholi, A., F. Puspita, P. Aji, dan R. Dewi. 2011 Pemanfaatan model weather
reasarch and forecasting (WRF). Jurnal Fiska dan Aplikasinya. 10(1) :
24-30.
Pradipta, N. S., P. Sembiring dan P. Bangun. 2013. Analisis pengaruh curah hujan
di Kota Medan. Jurnal Sains Matematika. 1(5) : 459-468.
Simarangkir BDAS. 2000. Analisis riap Dryobalanops lanceolata Burk pada lebar
jalur yang berbeda di hutan koleksi Uniersitas Mulawarman Lempake. Frontir No.
32. Kalimantan Timur.
A. Dokumentasi
AGROKLIMATOLOGI
OLEH :
NAMA : ARIEF RIZKIANA
NO BP : 1710253001
KELAS : Prot B
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ANGGOTA KELOMPOK : 1. SUCI RAMADANA PUTRI (1610251012)
2. EFRADA (1610251013)
3. SANDRA DESISKA (1610252007)
4. BENY RAMADHAN (1610252017)
5. SUCI RENO MERIQORINA (1610252021)
6. NURUL FITRI (1610252022)
7. AINUL MARDHIAH (1610252039)
8. SANIYAH NABILLA (1610252040)
9. DELLA MONICA (1610253008)
10. DWI MONICA WIDYA SARI (1610253014)
11. PUTRI WULANDARI (1710251014)
12. TUTY HARDIANTI (1710252013)
13. DENADA ISGARNELA (1710252025)
14. ARIEF RIZKIANA (1710253001)
15. SILVA DIKA RAHAYU (1710253020)
DOSEN PENJAB : Ir.LUSI MAIRA,MAgrSC.
ASISTEN : 1. ENDAH TRI WAHYUNI (1510231012)
2. DIANA ANGGRAINI (1710232018)
Segala puji kamiucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya tercurahkan kepada kami yang tak terhingga ini, sholawat serta salam
penyusun sampaikan kepada junjungan Nabi besar kami Muhammad SAW dan
keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….
B. Tujuan ……………………………………………………………………..
A. Kesimpulan.........................................................................………………...
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
LAMPIRAN………………………………………………………………………..