Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI

PENGENALAN ALAT DI STASIUN KLIMATOLOGI


BALAI PENELITIAN KARET SEMBAWA

Kelompok 6

Gusniar Paulin Ariyani (05021181823016)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Klimatologi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang


hubungan  antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan
pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.
Pengamatan dan penelaan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan
dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek
pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang luas,
klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju
pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari
pengamatan jamgka panjang

Cuaca adalah keadaan atmosfer dalam waktu yang singkat serta dalam
cakupan wilayah yang relatif kecil. Dan iklim adalah bentukan dari unsur-unsur
cuaca hari demi hari dalam jangka panjang (jam demi jam, hari demi hari, bulan
demi bulan, dan tahun demi tahun) yang terjadi pada suatu daerah yang
luas.Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim adalah keadaan rata-rata
cuaca pada suatu periode yang cukup lama dan daerah yang luas. Tidak teraturnya
perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim
kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan
masa tanam dan masa panen. Maka dari itu stasiun klimatologi sangat diperlukan
untuk melayani informasi cuaca dan iklim pada suatu daerah dan juga untuk
membantu para petani dalam mengamati cuaca.

Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda
pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang
dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat
pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan
dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung
dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu.
Lokasi stasiun Klimatologi harus memenuhi standar yaitu dibangun diareal
lahan yang jauh dari bangunan fisik.  Sebab, untuk melakukan pengamatan cuaca
dan iklim tidak boleh terhalang oleh bangunan, karena akan berpengaruh dalam
pengamatan unsur-unsur iklim mulai dari temperatur, curah hujan, dan
kelembapan di daerah tersebut. Pengetahuan hubungan iklim dengan kegiatan
pertanian sangatlah baik dalam dunia pertanian.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum pengenalan alat


klimatologi untuk mengetahui pentingnya keberadaan stasiun badan meteorologi
dan klimatologi geofisika dan prinsip kerja dari masing-masing alat klimatologi.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pengenalan alat klimatologi yaitu untuk mengetahui


alat-alat klimatologi dan Praktikan tahu cara membaca alat ukur klimatologi serta
cara kerja dan penerapannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Panci Evaporator


Alat ini berupa sebuah panci bundar besar yang terbuat dari besi yang
dilapisibahan anti karat dengan garis tengah atau diameter 122 cm, dan panci ini
ditempatkan diatas tanah berumput pendek dan tanah gundul. Alat tersebut
diletakkan diatas pondasi tersebut dari kayu yang bagian atas kayu di cat
warnaputih, gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi (Asril, 2015).

2.2. Anemometer
Anemometer merupakan alat pencatat arah dan kecepatan angin.
Kecepatan angin dapat dinyatakan dalam satuan m/s dengan sebuah alat yang
disebut anemometer. Anemometer dapat mendeteksi kedatangan badai dan topan,
sehingga dapat meminimalisir dampak yang mungkin ditimbulkan. Anemometer
ditempatkan pada sebuah penyangga di atas permukaan tanah dengan tujuan agar
kerja Anemometer lebih optimal. Kecepatan angin diukur dengan anemometer
cup dengan tiga atau empat logam berlubang kecil, sehingga angin tertangkap dan
cup berputar (Zailini, 2006).

Cup pada Anemometer berperan sebagai penangkap rangsangan berupa


angin. Cup yang terkena angin akan menggerakkan alat yang berfungsi sebagai
pengukur kecepatan angin. Cup anemometer bergerak searah dan menimbulkan
sebuah arus yang disebut dengan arus analog (Muin, 2012).

2.3. Campbell Stokes

Campbell Stokes adalah salah satu alat yang untuk mendapatkan data


tentang iklim dan cuaca pada stasiun-stasiun klimatologi yang berfungsi untuk
mengukur lama penyinaran matahari. Campbell Stokes merupakan alat ukur
analog durasi harian penyinaran matahari yang menggunakan satuan jam /
prosentase (%) pias harian. Campbell Stokesterdapat komponen
penyusunnya. Campbell Stokes terdiri dari 2 komponen penyusun utama yaitu
bola kaca berfungsi sebagai lensa cembung yang mempunyai titik fokus dan
kertas pias yang mempunyai tiga macam jenis yaitu lengkung panjang (11
Oktober – 28 Februari), lurus (11 September – 10 Oktober) (1 Maret – 10 April)
dan lengkung pendek (11 April – 10 Agustus) (Romanyaga, 2016).

Cara kerja Campbell Stokes adalah sebagai berikut cahaya matahari akan


dikumpulkan bola kaca pada titik fokusnya yang terdapat lempengan baja dengan
ukuran lebar kira-kira 10 cm tempat kertas pias diletakkan, jika sinar matahari
memiliki kekuatan lebih dari 120 W/m2 maka dapat membakar kertas pias
sehingga meninggalkan jejak terbakar pada kertas pias dapat berupa lubang
panjang/pendek, terputus-putus atau bintik terbakar yang menunjukkan lama
waktu penyinaran matahari (Hamdi, 2014).

2.4. Ombrometer
Alat ini merupakan produk lokal, ketinggian alatnya 120 cm, kegunaannya
untuk mengukur curah hujan saja dalam satuan mm, sistem kerjanya sederhana,
bila terjadi hujan, maka hujan akan masuk kedalam gelas ukur yang ukuran
maksimalnya 25 mm, jadi setiap selesai hujan petugas langsung mengukur curah
hujan pada gelas ukur tersebut, 1 mm air pada gelas ukur, sama dengan 1 liter air
pada luasan 1 m2 bidang dengan catatan tanpa infiltrasi dan runoff. Jadi bila gelas
ukur penuh terisi air 25 mm maka akan dipastikan akan banjir besar dan itu
hampir tidak mungkin bila keadaan yang biasa. Pengkalibrasian alat ini dilakukan
setahun sekali yang dilakukan oleh petugas bmkg pusat. Alat yang digunakan
untuk mengukur curah hujan yang turun dalam suatu wilayah
adalah ombrometer otomatis (lengkap), dimana setiap saat jika terjadi hujan sudah
tercatat besarnya curah hujan serta intensitasnnya.  Data dapat diperoleh dengan
mengambil kertas pias yang ada pada alat.  Jika pencatat otomatis ada masalah
maka dapat dilakukan pengukuran setiap hari dengan menakar jumlah air yang
ada pada penampungan dengan menggunakan gelas ukur dengan satuan mm/hari,
kemudian di akumulasikan menjadi mm/bulan/ per tahun. (Tim sintesis kebijakan.
2008).
2.5 Sangkar Cuaca
Sangkar cuaca dibuat dari kayu yang baik (jati/ Ulin) sehingga tahan
terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap
radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada
ketinggian 120 cm diatas tanah berumput pendek, sedangkan letaknya paling
dekat dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya.
Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak
atau bergoyang jika angin kencang. selain itu agar angkar tidak mudah di makan
rayap . (Berdardinus 1999).

Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-
lubang/kisi. Lubang/kisi ini memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan
kelembaban udara didalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur
dan kelembaban udara diluar. Sangkar dipasang dengan pintu
membuka/menghadap Utara-Selatan, sehingga alat-alat yang terdapat didalamnya
tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. jika matahari berada
pada belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau
sebaliknya (Prajnanta, 2003).

2.5.1 Termometer Bola Basah (TBB)


Kelembaban udara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, tekanan
udara, pergerakan angin, kuantitas dan kualitas penyinaran, vegetasi, serta
ketersediaan air. Pada tiga tempat yang telah dilakukan percobaan, faktor-faktor
inilah yang mempengaruhi berbedanya kelembaban udara. Suhu di dalam ruangan
tinggi dan kelembaban udaranya rendah. Hal ini dapat di akibatkan karena faktor
sinar matahari yang langsung menyinari ruangan. Kurangnya ventilasi udara
sehingga angin kurang dapat keluar masuk ke dalam ruangan menjadikan ruangan
memiliki suhu tinggi sehingga kelembabannya rendah (Zafrisal 2008).

Secara proses fisika, cara kerja termometer bola basah sama dengan
termometer bola kering. Perbedaannya adalah pada termometer bola basah
terdapat kain muslin yang membungkus bola termometer dan selalu basah oleh air
yang terdapat di dalam cawan. Untuk mengetahui lembab nisbi dan absolute
humidity maka hubungan antara pembacaan termometer bola basah dan
termometer bola kering (zulkifli 2010)

2.5.2 Termometer Bola Kering (TBK)


Pada fenomena ini juga terjadi perpindahan panas sensible dan panas laten
secara bersamaan. Bila terdapat pebedaan suhu antara udara (ta) dan permukaan
basah (ti) maka panas akan dipindahkan. Bila terdapat perbedaan tekanan parsial
uap air di udara (Psa) dan tekanan di permukaan air (Psi) akan terjadi perpindahan
massa air. Perpindahan massa air ini menyebabkan perpindahan energi panas juga,
karena pada saat uap air mengembun, panas laten harus dikeluarkan dari air
tersebut, sebaliknya bila sejumlah cairan menguap dari lapissan air, harus
diberikan kalor penguapan kepada air yang menguap tersebut.

Pada termometer bola kering Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor
yang merambat dalam bola thermometer akan menyebabkan air raksa memuai.
Pemuaian air raksa akan mengakibatkan pertambahan volume air raksa yang ada.
Pemuaian air raksa tersebut menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa ke
skala yang lebih besar. Permukaan raksa akan bergeser ke skala yang lebih kecil
bila terjadi penurunan suhu (Kodoatie, R.J. dan R. Syarief. 2010).

2.5.3. Termometer Maksimum


Termometer ini juga merupakan termometer kelas air raksa biasa kecuali
pada tabung kapiler yang menbekati bola tempat air raksa atau reservoarnya
dibuat sekat menyempit atau di bagian atas cairan ada jarum penunjuk dari bahan
kaca sebagai indek pembacaan. Pada saat temperatur naik, air raksa naik
terdorong melalui penyempitan tadi atau mendorong jarum penunjuk sampai
temperatur maksimum dicapai dan bila turun kembali air raksa yang melawati
penyempitan tidak kembali lagi atau jarum penunjuk atau indek tadi tetap berada
di posisi maksimum atau tidak ikut turun, sehingga apabila akan digunakan untuk
pengukuran berikutnya alat harus diset kembali dengan cara alat atau
termometernya dikibas-kibaskan. Ujung sebelah atas termometer dipegang dan
tangan lurus setinggi bahu kemudian ayunlah ke bawah dengan cepat dan hati-
hati, maka air raksa atau indeknya akan turun karena adanya daya sentrifugal.
(Kodoatie, R.J. dan R. Syarief. 2010).

2.5.4. Termometer Minimum


Termometer minimum mencatat suhu minimum dalam sehari, jadi bila
posisi suhu terdingin tercatat pada suhu 26°C, maka thermometer akan berhenti
disitu dan setelah dicatat alat dinetralkan kembali dengan cara mengarahkan alat
secara vertikal ke atas. Temperatur minimum yaitu suhu terendah dalam suatu
periode pengukuran umumnya diukur dengan menggunakan termometer gelas
alkohol, yang mempunyai titik beku –114.9 °C. Hasil baca suhu minimum harus
lebih randah atau setinggi-tingginya sama dengan suhu udara hasil pembacaan
dari thermometer bola kering yang terendah pada hari yang bersangkutan
(Kodoatie, R.J. dan R. Syarief. 2010).

BAB 3
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan pada 20 Oktober 2018, di lapangan


stasiun cuaca Balai Penelitian Karet Sembawa pukul 14.00 sampai dengan selesai.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum adalah:

Alat : 1. Pena Bahan : Alat stasiun klimatologi Sembawa

2. Buku Tulis

3. Kamera
3.3. Cara Kerja
Berikut adalah cara kerja pada alat:
a) Panci Evaporator
Cara kerja:
Permukaan air dijaga diantara beberapa cm/inch di bawah bibir pan.
Muka airnya diukur/dibaca dengan alat pengukur muka air yang
dikaitkandengan bejana bagian dalam dan dilakukan pengukuran suhu air
padawaktu yang sama pukul 06.00 pagi dan pukul 18.00 sore. Besamya
evaporasi pan harian adalah perbedaan nilai pengamatan mukaair dalam 1
hari.

b) Anemometer
Cara kerja:
Untuk mendapatkan fungsi anemometer dengan maksimal, Anda
harusmenggunakannya anemometer dengan cara yang tepat. Pengukuran
anemometer dengan cara yang tepat dapat dilakukan dengan memegang
anemometer secara vertikal. Untuk memastikan anemometer bekerja dengan
efektif, Anda dapat meletakkannya pada penyangga sehingga anemometer
lebih stabil dalam menjalankan anemometer untuk mengukur kecepatan
angin.Biasanya kecepatan angin akan muncul secara otomatis pada
speedometer yang terdapat pada anemometer. Kecepatan angin yang tepat
hanya bisa didapatkan dengan penggunaan anemometer yang benar. Karena
itu Anda harus memastikan cara penggunaan yang benar untuk mendapatkan
fungsi anemometer secara maksimal.Alat anemometer ini mampu mengukur
kecepatan angin dengan tingkat ketelitian cukup tinggi yakni berkisar 0.5
meter setiap detiknya. Dengan tingkat ketelitian ini, anemometer dianggap
sebagai alat pengukur kecepatan angin yang sangat efektif.

c) Campbell Stokes
Cara kerja:
Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang
tepat jatuhpada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke
atas permukaan kertaspias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan
meninggalkan jejak bakar sesuaiposisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif
dari jejak titik bakar inilah yang disebutsebagai lamanya matahari bersinar
dalam satu hari (satuan jam/menit).

d) Ombrometer
Cara kerja:
Setiap terjadi hujan air akan masuk corong kemudian disalurkan
kepelampung sehingga membuat pena naik dan membuat grafik pada pias.
Ketinggian grafik menunjukkan jumlah curah hujan yang turun. Jika curah
hujan mencapai 10 mm atau lebih maka pena menunjukkan angka 10 mm
sebagai angka maksimal, kemudian air akan tumpah dari pelampung melalui
pipa hevel dan pena akan turun lagi ke angka nol. Jika masih ada hujan lagi
maka pena akan mencatat lagi, demikian seterusnya. Dari alat ini dapat
diketahui durasi hujan, intesitas hujan dalam jangka waktu tertentu dan kapan
terjadinya hujan. Kapasitas pengukurnya tidak terbatas. Pena yang digunakan
jenis pena cartridge.

e) Sangkar Cuaca
Cara kerja:
Terbuat dari kayu yang baik (jati/ulin) sehingga tahan terhadap
perubahan cuaca. Sangkar dicat putih agar tidak banyak menyerap radiasi
panas matahari.Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada ketinggian
120 cm di atas tanahberumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat
dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya.
Sangkar dipasang kuat berpondasi beton sehingga tidak dapat bergerak atau
bergoyang jika angin kencang, selain itu agar sangkar tidak mudah dimakan
rayap. Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-
lubang/kisi. Lubang/kisi itu memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur
dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati/hampir sama dengan
temperaturdan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintu
membuka/menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di
dalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. Jika
matahari berada pada belahan bumi selatan, pintu sebelah utara yang dibuka
untuk observasi atausebaliknya.

f) Termometer Bola Kering (TBK)


Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam bola
thermometer akan menyebabkan air raksa memuai. Pemuaian air raksa akan
mengakibatkan pertambahan volume air raksa yang ada. Pemuaian air raksa
tersebut menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa ke skala yang lebih
besar. Permukaan raksa akan bergeser ke skala yang lebih kecil bila terjadi
penurunan suhu.
g) Termometer Bola Basah (TBB)
Secara proses fisika, cara kerja termometer bola basah sama
dengantermometer bola kering. Perbedaannya adalah pada termometer bola
basahterdapat kain muslin yang membungkus bola termometer dan selalu
basah oleh airyang terdapat di dalam cawan. Untuk mengetahui lembab nisbi
dan absolutehumidity maka hubungan antara pembacaan termometer bola
basah dantermometer bola kering.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Adapun hasil dari praktikum ini adalah antara lain: .1  Hasil

No Nama Alat Gambar Fungsi


1 Termomerer Tanah mengukur suhu tanah.

2 Anemometer Mengukur kecepatan


dengan tinggi 10 angin pada ketinggian
meter 10 meter

3 Ombrometer Mengukur curah hujan


otomatis secara otomatis
4 Actinograph mengukur total
radiasi matahari
dengan mencatat
perbedaan
temperatur

5 Ombrommeter Mengukur curah hujan


Manual

6 Cup counter Mengukur kecepatan


anemometer angina

7 Campbel Stokes mengukur lamanya


penyinaran matahari
8 Kertas pias pencatat lamanya
waktu intesitas cahaya
matahari yag terpancar

11 Sangkar cuaca tempat alat-alat


pengukur cuaca
tertentu, agar
tehindar dari sinar
matahari langsung
dan pengaruh
lingkungan.

12 Termometer tanah Pengukur Suhu Udara


kedalaman 100 cm dan Kelembaban
Udara

13 Panci Evaporasi untuk mengukur


evaporasi
15 Automatic Weather untuk pengumpulan
Station data cuaca secara
 ( AWS ) otomatis

4.2. Pembahasan

Pada praktikum pengenalan alat di Stasiun Cuaca Balai Penelitian Karet


Sembawa yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Oktober 2018 ini didapatkan
hasil bahwa alat-alat yang terdapat di Stasiun Klimatologi yaitu Ombrometer,
Panci Evaporator, Campbell Stokes, Anemometer, Sangkar Cuaca, Termometer
tanah, alat penakar hujan otomatis, cup counter anemometer dengan tinggi 0,5 cm,
Anemometer dengan tinggi 10 meter, actinograph, kertas pias. Stasiun klimatologi
pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara terus–
menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan
tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya. Ada beberapa
syarat yang harus ada untuk membuat Stasiun Klimatologi yang baik yaitu, harus
rata, berada di tempat yang tak terbuka dan tanpa penghalang, berada di tempat
yang vegetasinya harus tak lebih dari 1 cm, jauh dari keramaian dan kebisingan
serta jauh dari pemukiman dan tempat industri. Stasiun klimatologi yang
melakukan pencatatan data setiap jam atau melakukan pengamatan sekurang-
kurangnya tiga kali dalam sehari sebagai tambahan data yang diperoleh alat-alat
perekam
Campbell Stokes Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran
matahari. Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10-15 cm,
berfungsi sebagai lensa cembung yang dapat mengumpulkan sinar matahari kesatu
titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton
dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Kemiringan sumbu bola lensa
disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tidak berubah sepanjang
waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari.
Sangkar cuaca merupakan bangunan berbentuk rumah yang terbuat dari
kayu yang berfungsi untuk menyimpan alat termohigrograf, termometer
maksimum, termometer minimum, termometer bola kering dan termometer bola
basah. Sangkar meteo berventilasi dobel jalusi, yang gunanya mengalirkan udara
masuk dan keluar, Sangkar cuaca juga dicat putih agar memantulkan cahaya yang
merupakan konvensi dari WMO (World Meteorological Organisation). Pintu pada
sangkar meteo posisinya harus dipasang utara - selatan. Dibawah sangkar meteo
tidak boleh di cor karena dapat mengganggu hasil pengamatan.
Aktinograf Bimetal berfungsi mengukur total radiasi matahari dengan
mencatat perbedaan temperatur antara keping bimetal hitam yang terbuka
langsung kena sinar matahari dan 2 keping bimetal yang sama bercat putih atau
tertutup sinar matahari. Perbedaan temperatur ini merupakan fungsi dari total
radiasi matahari yang diterima. Oleh karena itu alat ini hanya cocok untuk
memperoleh intensitas radiasi matahari total harian.
Evaporimeter panci terbuka ini berfungsi sebagai pengukur penguapan
[evaporasi] pada udara terbuka. Makin luas permukaan panci, makin representatif
atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau,
waduk, sungai dan lain-lainnya. Besar atau kecilnya penguapan yang terjadi
tergantung dari penyinaran matahari, angin, hujan, suhu, kelembaban udara dan
awan.
Penakar hujan Otamatis Type Hellman yang berfungsi untuk
mengukur curah hujan yang jatuh pada permukaan dalam periode waktu dalam 24
jam yang di lakukan secara otomatis. Penakar hujan obeservation berfungsi untuk
mengukur jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah dalam periode
waktu 24 jam. Bagian-bagian dari alat penakar hujan Obeservation (OBS) adalah
corong penakar berbentuk lingkaran, tabung penampang air hujan, kran untuk
mengeluarkan air, penyangga, dan gelaas ukur dengan skala 0-25 mm
Thermometer bola kering berfungsi menunjukkan suhu udara pada
waktu pengamatan termometer bola kering terpasang di dalam sangkar
meteorology, sedangkan termometer bola basah berfungsi mencari kelembaban
udara dengan bantuan Table dan waktu pengamatan thermometer bola basah
sama dengan waktu pengamatan thermometer bola kering. Termometer bola basah
terpasang dalam sangkar meteorology.
Termometer maksimum berfungsi untuk mengukur suhu tertinggi dan
Spesifikasi dari thermometer maksimum adalah terdapatnya celah sempit bagian
antara bola thermometer dan kolom air raksa pada skala, untuk menghambat
kembalinya air raksa yang telah masuk ke kolom raksa dapat kembali ke bola
teermometer saat terjadinya penyusutan oleh penurunan suhu, sedangkan
termometer minimum berfungsi untuk mengukurn suhu rendah dan spesifikasi
dari alat ini adalah termometer minimum tidak menggunakan air raksa, akan tetapi
menggunakan alkohol. Alasan penggunaan alkohol adalah alkohol mempunyai
titik beku yang rendah dan merupakan penghantar yang baik.
Termometer tanah berfungsi untuk mengukur suhu tanah dimana
Kedalamantanah yang diukur meliputi kedalam tanah 0 cm, 2 cm, 10 cm, 20 cm,
50 cm, dan 100 cm. Automatic Weather station (AWS) terdiri dari data logger,
baterai isi ulang, telemetri (opsional) dan sensor meteorologi (sensor angin dan
cahaya) dan ada juga yang terdapat panel surya untuk kemudahan dalam mengisi
daya. Setiap alat tersebut yang ada pada Automatic Weather Station ini memiliki
ketahanan untuk kondisi cuaca ekstrim seperti badai dan kemarau. Automatic
Weather Station memiliki fungsi untuk merekam dan memantau perubahan cuaca
secara real-time dan otomatis. Hasil dari pemantauan AWS dapat dilihat dalam
bentuk grafik. Berikut beberapa komponen yang ada pada automatic weather
station dan fungsinya.
Anemometer ini terdiri atas tiga cup setengah lingkaran dan terpasang pada
tiap ujung gagang horizontal. Aliran udara melewati masing-masing cup dan
memutar masing-masing tiap gagang horizontal berdasarkan angin yang datang.
Oleh karena itu, menghitung putaran poros selama periode waktu yang ditetapkan
akan menghasilkan kecepatan angin rata-rata.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1) Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki cara kerja yang berbeda-beda


sesuai dengan fungsi masing-masing alat ukur dengan tata letaknya.
Pemasangan alat ukur umumnya dilakukan/dipasang di tempat terbuka.
2) Alat-alat klimatologi sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian, terutama untuk
meningkatkan hasil panen dan untuk mencegah terjadinya gagal panen
3) Alat - Alat Klimatologi yang biasa digunakan untuk melakukan penelitian
keadaan cuaca di permukaan bumi terdiri dari, anemometer, Campbell stoke
manual, Campbell stoke otomatis/digital, ombrometer, panci evaporasi,
sangkar cuaca, Termometer Bola Basah, Termometer Bola Kering, Termometer
Maksimum, Termometer Minimum. dan lain sebagainya.
4) Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki cara kerja yang berbeda-beda
sesuai dengan fungsi masing-masing alat ukur dengan tata letaknya.
Pemasangan alat ukur umumnya dilakukan/dipasang di tempat terbuka. Cara
kerja tiap alat ukur akan menghasilkan data pencatatan yang akurat, bila
penggunaannya dilakukan dengan baik dan benar tanpa kesalahan.
5) Cara pengamatan peralatan ukur unsur iklim/cuaca disesuaikan dengan kerja
masing-masing alat ukut tersebut. Pengamatan umumnya dilakukan pada pagi
hari dan berlangsungnya bisa dalam harian, mingguan, bulanan, ataupun
tahunan.
5.2. Saran
Saran untuk para praktikan agar saar berlangsungnya pengamatan atau
pengenalan alat di stasiun klimatologi agar kondusif dan memperhatikan. Saran
untuk stasiun klimatologi Sembawa supaya memperbarui alat-alat yang sudah
rusak ataupun alat yang sudah berusia lanjut supaya pengamatan dapat
menghasilkan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Hamdi, Saipul. 2014. Mengenal Lama Penyinaran Matahari Sebagai Salah Satu


Parameter Klimatologi. Bandung: Lapan.

Hamdi, Saipul. 2014. Distribusi Lama Penyinaran Matahari di LPD Sumedang


(6,91° LSdan 107, 84° BT) LAPAN.Bandung: Lapan.

Kodoatie, R.J. dan R. Syarief. 2010. Pengaruh curah hujan pada system pengairan
buatan dengan melihat kelembaban dan temperatur lingkungan. Jurnal Tata
Ruang Iklim dan Cuaca, 1(3): 35-57.

Lakitan. 2002. Stasiun Klimatologi. Online. http://Id. Wikipedia.org/wiki/.


(Diakses pada tanggal 3 November 2018).

Lakitan. 2002. Metereologi. PT, Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.

Tim sintesis kebijakan. 2008. Dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian,
serta strategi antisipasi dan teknologi adaptasi. Jurnal Pengembangan
Inovasi Pertanian, 1(9): 256-260.
LAMPIRAN

Anemometer 10 meter Alat penakar hujan otomatis

AWS (Automatic Weather Station) Panci evaporasi

Sangkar cuaca Cup counter anemometer


Campbell stokes Termometer tanah

Alat penakar hujan manual Actinograph

Keadaan umum stasiun cuaca Kertas pias


Sembawa

Termometer tanah 100cm Contoh hasil pengukuran alat


penakar hujan otomatis

Anda mungkin juga menyukai