Kelompok 6
Cuaca adalah keadaan atmosfer dalam waktu yang singkat serta dalam
cakupan wilayah yang relatif kecil. Dan iklim adalah bentukan dari unsur-unsur
cuaca hari demi hari dalam jangka panjang (jam demi jam, hari demi hari, bulan
demi bulan, dan tahun demi tahun) yang terjadi pada suatu daerah yang
luas.Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim adalah keadaan rata-rata
cuaca pada suatu periode yang cukup lama dan daerah yang luas. Tidak teraturnya
perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim
kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan
masa tanam dan masa panen. Maka dari itu stasiun klimatologi sangat diperlukan
untuk melayani informasi cuaca dan iklim pada suatu daerah dan juga untuk
membantu para petani dalam mengamati cuaca.
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda
pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang
dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat
pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan
dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung
dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu.
Lokasi stasiun Klimatologi harus memenuhi standar yaitu dibangun diareal
lahan yang jauh dari bangunan fisik. Sebab, untuk melakukan pengamatan cuaca
dan iklim tidak boleh terhalang oleh bangunan, karena akan berpengaruh dalam
pengamatan unsur-unsur iklim mulai dari temperatur, curah hujan, dan
kelembapan di daerah tersebut. Pengetahuan hubungan iklim dengan kegiatan
pertanian sangatlah baik dalam dunia pertanian.
1.2. Tujuan
2.2. Anemometer
Anemometer merupakan alat pencatat arah dan kecepatan angin.
Kecepatan angin dapat dinyatakan dalam satuan m/s dengan sebuah alat yang
disebut anemometer. Anemometer dapat mendeteksi kedatangan badai dan topan,
sehingga dapat meminimalisir dampak yang mungkin ditimbulkan. Anemometer
ditempatkan pada sebuah penyangga di atas permukaan tanah dengan tujuan agar
kerja Anemometer lebih optimal. Kecepatan angin diukur dengan anemometer
cup dengan tiga atau empat logam berlubang kecil, sehingga angin tertangkap dan
cup berputar (Zailini, 2006).
2.4. Ombrometer
Alat ini merupakan produk lokal, ketinggian alatnya 120 cm, kegunaannya
untuk mengukur curah hujan saja dalam satuan mm, sistem kerjanya sederhana,
bila terjadi hujan, maka hujan akan masuk kedalam gelas ukur yang ukuran
maksimalnya 25 mm, jadi setiap selesai hujan petugas langsung mengukur curah
hujan pada gelas ukur tersebut, 1 mm air pada gelas ukur, sama dengan 1 liter air
pada luasan 1 m2 bidang dengan catatan tanpa infiltrasi dan runoff. Jadi bila gelas
ukur penuh terisi air 25 mm maka akan dipastikan akan banjir besar dan itu
hampir tidak mungkin bila keadaan yang biasa. Pengkalibrasian alat ini dilakukan
setahun sekali yang dilakukan oleh petugas bmkg pusat. Alat yang digunakan
untuk mengukur curah hujan yang turun dalam suatu wilayah
adalah ombrometer otomatis (lengkap), dimana setiap saat jika terjadi hujan sudah
tercatat besarnya curah hujan serta intensitasnnya. Data dapat diperoleh dengan
mengambil kertas pias yang ada pada alat. Jika pencatat otomatis ada masalah
maka dapat dilakukan pengukuran setiap hari dengan menakar jumlah air yang
ada pada penampungan dengan menggunakan gelas ukur dengan satuan mm/hari,
kemudian di akumulasikan menjadi mm/bulan/ per tahun. (Tim sintesis kebijakan.
2008).
2.5 Sangkar Cuaca
Sangkar cuaca dibuat dari kayu yang baik (jati/ Ulin) sehingga tahan
terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap
radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada
ketinggian 120 cm diatas tanah berumput pendek, sedangkan letaknya paling
dekat dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya.
Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak
atau bergoyang jika angin kencang. selain itu agar angkar tidak mudah di makan
rayap . (Berdardinus 1999).
Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-
lubang/kisi. Lubang/kisi ini memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan
kelembaban udara didalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur
dan kelembaban udara diluar. Sangkar dipasang dengan pintu
membuka/menghadap Utara-Selatan, sehingga alat-alat yang terdapat didalamnya
tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. jika matahari berada
pada belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau
sebaliknya (Prajnanta, 2003).
Secara proses fisika, cara kerja termometer bola basah sama dengan
termometer bola kering. Perbedaannya adalah pada termometer bola basah
terdapat kain muslin yang membungkus bola termometer dan selalu basah oleh air
yang terdapat di dalam cawan. Untuk mengetahui lembab nisbi dan absolute
humidity maka hubungan antara pembacaan termometer bola basah dan
termometer bola kering (zulkifli 2010)
Pada termometer bola kering Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor
yang merambat dalam bola thermometer akan menyebabkan air raksa memuai.
Pemuaian air raksa akan mengakibatkan pertambahan volume air raksa yang ada.
Pemuaian air raksa tersebut menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa ke
skala yang lebih besar. Permukaan raksa akan bergeser ke skala yang lebih kecil
bila terjadi penurunan suhu (Kodoatie, R.J. dan R. Syarief. 2010).
BAB 3
METODOLOGI PELAKSANAAN
2. Buku Tulis
3. Kamera
3.3. Cara Kerja
Berikut adalah cara kerja pada alat:
a) Panci Evaporator
Cara kerja:
Permukaan air dijaga diantara beberapa cm/inch di bawah bibir pan.
Muka airnya diukur/dibaca dengan alat pengukur muka air yang
dikaitkandengan bejana bagian dalam dan dilakukan pengukuran suhu air
padawaktu yang sama pukul 06.00 pagi dan pukul 18.00 sore. Besamya
evaporasi pan harian adalah perbedaan nilai pengamatan mukaair dalam 1
hari.
b) Anemometer
Cara kerja:
Untuk mendapatkan fungsi anemometer dengan maksimal, Anda
harusmenggunakannya anemometer dengan cara yang tepat. Pengukuran
anemometer dengan cara yang tepat dapat dilakukan dengan memegang
anemometer secara vertikal. Untuk memastikan anemometer bekerja dengan
efektif, Anda dapat meletakkannya pada penyangga sehingga anemometer
lebih stabil dalam menjalankan anemometer untuk mengukur kecepatan
angin.Biasanya kecepatan angin akan muncul secara otomatis pada
speedometer yang terdapat pada anemometer. Kecepatan angin yang tepat
hanya bisa didapatkan dengan penggunaan anemometer yang benar. Karena
itu Anda harus memastikan cara penggunaan yang benar untuk mendapatkan
fungsi anemometer secara maksimal.Alat anemometer ini mampu mengukur
kecepatan angin dengan tingkat ketelitian cukup tinggi yakni berkisar 0.5
meter setiap detiknya. Dengan tingkat ketelitian ini, anemometer dianggap
sebagai alat pengukur kecepatan angin yang sangat efektif.
c) Campbell Stokes
Cara kerja:
Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang
tepat jatuhpada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke
atas permukaan kertaspias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan
meninggalkan jejak bakar sesuaiposisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif
dari jejak titik bakar inilah yang disebutsebagai lamanya matahari bersinar
dalam satu hari (satuan jam/menit).
d) Ombrometer
Cara kerja:
Setiap terjadi hujan air akan masuk corong kemudian disalurkan
kepelampung sehingga membuat pena naik dan membuat grafik pada pias.
Ketinggian grafik menunjukkan jumlah curah hujan yang turun. Jika curah
hujan mencapai 10 mm atau lebih maka pena menunjukkan angka 10 mm
sebagai angka maksimal, kemudian air akan tumpah dari pelampung melalui
pipa hevel dan pena akan turun lagi ke angka nol. Jika masih ada hujan lagi
maka pena akan mencatat lagi, demikian seterusnya. Dari alat ini dapat
diketahui durasi hujan, intesitas hujan dalam jangka waktu tertentu dan kapan
terjadinya hujan. Kapasitas pengukurnya tidak terbatas. Pena yang digunakan
jenis pena cartridge.
e) Sangkar Cuaca
Cara kerja:
Terbuat dari kayu yang baik (jati/ulin) sehingga tahan terhadap
perubahan cuaca. Sangkar dicat putih agar tidak banyak menyerap radiasi
panas matahari.Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada ketinggian
120 cm di atas tanahberumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat
dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya.
Sangkar dipasang kuat berpondasi beton sehingga tidak dapat bergerak atau
bergoyang jika angin kencang, selain itu agar sangkar tidak mudah dimakan
rayap. Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-
lubang/kisi. Lubang/kisi itu memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur
dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati/hampir sama dengan
temperaturdan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintu
membuka/menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di
dalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. Jika
matahari berada pada belahan bumi selatan, pintu sebelah utara yang dibuka
untuk observasi atausebaliknya.
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
5.1. Kesimpulan
Kodoatie, R.J. dan R. Syarief. 2010. Pengaruh curah hujan pada system pengairan
buatan dengan melihat kelembaban dan temperatur lingkungan. Jurnal Tata
Ruang Iklim dan Cuaca, 1(3): 35-57.
Tim sintesis kebijakan. 2008. Dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian,
serta strategi antisipasi dan teknologi adaptasi. Jurnal Pengembangan
Inovasi Pertanian, 1(9): 256-260.
LAMPIRAN