Anda di halaman 1dari 6

Analisis Pengaruh Lama Penyinaran Matahari dan Suhu Rata-rata Terhadap Kelembapan Rata-rata

Daerah Jakarta Pusat pada Maret 1995 sampai Maret 2000 dan Maret 2012 sampai Maret 2017

Analisis Pengaruh Lama Penyinaran Matahari dan Suhu Rata-rata Terhadap Curah Hujan Daerah
Jakarta Pusat pada Maret 1987 sampai Maret 1992 dan Maret 2012 sampai Maret 2017
(download ulang data online) (cari info banjir jakarta pada tahun 1987-1992)

Rizka Fitriana
Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram
Jalan Majapahit No. 62, Gomong, Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, 83126, Indonesia
email: fitrianaria8@gmail.com

Abstrak (hasil)

Infromasi mengenai cuaca dan iklim sangat diperlukan dalam berbagai bidang, seperti untuk mitigasi
bencana, transportasi, kesehatan, pertanian, pembangunan, dan masih banyak lagi. Pada daerah Jakarta
Pusat, informasi mengenai mitigasi bencana terutama mengenai bencana banjir sangat diperlukan. Hal ini
disebabkan karena daerah Jakarta merupakan daerah rawan banjir. Oleh karena itu, diperlukan analisis
regresi dan korelasi terhadap variabel suhu rata-rata, lama penyinaran matahari, dan curah hujan di daerah
Jakarta Pusat. Pada penelitian ini digunakan data sekunder dari data online BMKG periode 1 Maret 1987
hingga 31 Maret 1992 dan 1 Maret 2012 hingga 31 Maret 2017. Hasil analisis kemudian dibandingkan
untuk kedua rentang tahun. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh

Kata Kunci: meteorologi, lama penyinaran matahari, suhu rata-rata, curah hujan, Jakarta pusat.

Abstract (terjemahkan)

The information about weather and climate forecasts are needed in like disaster mitigation, transportation,

Keywords: meteorology, sunshine hours , average temperature, precipitation, .

merupakan salah satu daerah yang sangat rawan banjir.


PENDAHULUAN Menurut data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk
Infromasi mengenai laporan cuaca dan iklim sangat Daerah Rawan Banjir DKI Jakarta, Jakarta Pusat memiliki
diperlukan dalam berbagai bidang. Pada bidang 38 kelurahan yang rawan banjir. Ke tiga puluh delapan
transportasi terutama transportasi udara dan laut, laporan kelurahan tersebut berada pada kecamatan Johar Baru,
cuaca sangat diperlukan terkait dengan jam keberangkatan Kemayoran, dan Tanah Abang (https://data.go.id). Kedua
mapun kepulangan alat transportasi. Bahkan sebagian kecamatan, yaitu kecamatan Kemayoran dan Tanah
besar, stasiun meteorologi terdapat di bandara dan Abang merupakan pusat kegiatan dari kota Jakarta karena
pelabuhan. Begitupula dengan transportasi darat, seperti pada kecamatan Kemayoran terdapat bundaran HI dan
bus dan kereta api. Pada bidang kedokteran, laporan pasar Tanah Abang di kecamatan Tanah Abang.
cuaca dan iklim diperlukan untuk mengetahui jumlah Oleh karena itu, diperlukan analisis variabel
pasien yang mengidap penyakit flu, sesak nafas, dan meteorologi yang mempengaruhi curah hujan, seperti
penyakit yang berhubungan dengan perubahan musim. variabel suhu rata-rata dan lama penyinaran matahari.
Selain itu dalam bidang pembangunan, laporan cuaca Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
diperlukan untuk mengetahui waktu yang tepat untuk dan korelasi untuk variabel curah hujan dengan suhu rata-
melakukan pembangunan. Selanjutnya dalam bidang rata dan curah hujan dengan lama penyinaran matahari.
pertanian, para petani dapat mengetahui waktu yang tepat Dengan mengetahui korelasinya, maka pemerintah dapat
untuk mulai menanam dan waktu panen serta menghindari memberikan informasi mengenai perkiraan banjir kepada
cuaca buruk yang dapat memengaruhi ketersediaan masyarakat, sehingga korban jiwa maupun kerugian
pangan. material dapat diminimalisir.
Selain keempat bidang di atas, laporan cuaca dan iklim
sangat diperlukan untuk mitigasi bencana, seperti TEORI
peringatan banjir, tanah longsor, angin topan, tornado, dan Hujan merupakan salah satu bentuk presispitasi yang
beberapa gejala cuaca buruk lainnya. Daerah Jakarta Pusat berwujud cairan. Presipitasi adalah air yang turun dari

1
Analisis Pengaruh Lama Penyinaran Matahari dan Suhu Rata-rata Terhadap Kelembapan Rata-rata
Daerah Jakarta Pusat pada Maret 1995 sampai Maret 2000 dan Maret 2012 sampai Maret 2017

langit dalam bentuk apa pun. Selain berbentuk cairan, equatorial dicirikan oleh pola hujan dengan bentuk
presipitasi juga berbentuk padat seperti salju dan hujan es bimodal, yaitu dua puncak hujan yang biasanya terjadi
batu. Sedangkan presipitasi dalam bentuk aerosol, seperti sekitar bulan Maret dan Oktober saat matahari berada
embun dan kabut (Swarinto, 2000). dekat ekuator. Ketiga, pola local yang dicirikan oleh
Presipitasi berasal dari awan, di mana jutaan butir bentuk pola hujan unimodal (satu puncak hujan) atau tipe
hujan bergabung menjadi rintik hujan dengan ukuran rata- curah hujan ini hanya terjadi satu kali maksimum curah
rata yang dapat mengimbangi tekanan udara dan dapat hujan bulanan dalam satu tahun( Tjasyono, 2007).
turun ke permukaan bumi. Pembentukan hujan dimulai Curah hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
dari terjadinya kondensasi uap air di atmosfer manjadi faktor garis lintang, jarak dari sumber air, ketinggian
butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di tempat, hubungan dengan deretan pegunungan, dan jarak
permukaan. Hujan biasanya terjadi karena pendinginan perjalanan angin di atas Medan Datar (Tjasyono, 2004).
suhu udara atau penambahan uap air ke udara. Turunnya Selain itu, curah hujan juga dipengaruhi oleh suhu di
hujan biasanya tidak lepas dari pengaruh kelembapan tempat itu dan lama penyinaran matahari.
udara yang memacu jumlah titik-titik air yang terdapat Suhu dapat didefinisikan secara mikroskopik berkaitan
pada udara (Swarinto, 2000). dengan gerakan molekul sedemikian rupa sehingga makin
Kelembapan pada udara yang naik akan mengembun besar kecepatan molekul, semakin tinggi suhu. Secara
menjadi butir hujan. Ketika sudah mencapai ukuran makroskopik, suhu suatu benda dapat didefinisikan
tertentu, butir hujan akan bergerak turun, bertambah besar sebagai tingkat atau derajat kepanasan benda tersebut
melalui penggabungan, kemudian turun sebagai hujan. (Prawirowardoyo, 1996). Suhu udara tertinggi di muka
Jika angin yang berembus ke atas kuat, rintik hujan yang bumi adalah di daerah tropis dan semakin ke kutub
terbentuk tinggal di awan lebih lama. Pada saat turun, suhunya akan semakin dingin. Setiap kenaikan 100 m,
butir hujan memiliki ukuran yang lebih besar. Ukuran suhu udara berkurang rata-rata 0,6oC. Penurunan suhu
butir hujan beragam, mulai dari diameter 0,02 mm hingga semacam ini disebut dengan gradien temperatur vertikal
6,35 mm. Butir hujan yang berdiameter 0,05 mm sampai atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah
0,1 mm turun dengan lambat di sepanjang awan. Ketika 1oC (Tjasyono, 2004).
bergerak, butir hujan akan bertambah besar dengan Selanjutnya, lama penyinaran matahari adalah
mengumpulkan butir hujan yang bertumbukan dengannya. lamanya matahari bersinar sampai permukaan bumi dalam
Pada saat mencapai diameter 6,35 mm, tekanan udara periode satu hari. Lama penyinaran matahari diukur dalam
memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil lagi jam. Periode satu hari lebih tepat disebut panjang hari,
(Nugroho, 2006). yakni jangka waktu matahari berada di atas horizon. Lama
Jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai
selama periode tertentu diukur dalam satuan tinggi di atas persepuluhan, atau sering juga ditulis dalam persen
permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilangan terhadap panjang hari. Semakin lama waktu penyinaran
oleh proses penguapan, pengaliran, dan peresapan disebut matahari, maka suhu permukaan akan meningkat.
dengan curah hujan. Satuan yang digunakan adalah Begitupula sebaliknya. Jadi, kejadian hujan dapat dilihat
millimeter (mm). Bagi bidang meteorology pertanian dari adanya kenaikan maupun penurunan suhu. Jika suhu
dikumpulkan curah hujan harian atau setiap periode 24 udara di suatu tempat tinggi, maka bisa dipastikan curah
jam yang diukur setiap pagi hari. Dari data harian dapat hujannya tinggi. Begitupula dengan lama penyinaran
dihimpun data curah hujan mingguan, sepuluh harian, matahari yang sebanding dengan suhu, semakin lama
bulanan, tahunan, dan sebagainya. Selanjutnya juga dapat penyinaran matahari, maka suhu akan bertambah.
diperhitungkan hari hujannya. Menurut pengertian Menurut Soleh (2005), untuk mengetahui regresi dan
klimatologi, satu hari hujan adalah periode 24 jam dimana korelasi ketiga variabel di atas, maka diperlukan
terkumpul curah hujan setinggi 0,5 mm atau lebih. Kurang perhitungan terhadap koefisien regresi dan
dari ketentuan ini, hujan dinyatakan nol, meskipun tinggi determinasinya. Adapun persamaan koefisien regresi (b1
curah hujan tetap diperhitungkan (Tjasyono, 2007). dan b0) adalah.
Berdasarkan pola hujan, wilayah Indonesia dibagi 𝐽𝐾𝑋𝑌
𝑏1 = (1)
𝐽𝐾𝑋𝑋
menjadi 3. Pertama, pola monsun dicirikan oleh bentuk
𝑏0 = 𝑦̅ − 𝑏1 𝑥̅ (2)
pola hujan yang bersifat unimodal (satu puncak musim
dimana:
hujan, yaitu sekitar bulan Desember). Selama 6 bulan ∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑦𝑖
curah hujan relative tinggi (musim hujan) dan 6 bulan 𝐽𝐾𝑋𝑌 = ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − (3)
𝑛
2
berikutnya rendah (musim kemarau). Secara umum, (∑ 𝑥𝑖 )
𝐽𝐾𝑋𝑋 = ∑ 𝑥𝑖 2 − (4)
musim kemarau berlangsung dari April sampai September 𝑛

dan musim hujan dari Oktober sampai Maret. Kedua, pola

2
Analisis Pengaruh Lama Penyinaran Matahari dan Suhu Rata-rata Terhadap Kelembapan Rata-rata
Daerah Jakarta Pusat pada Maret 1995 sampai Maret 2000 dan Maret 2012 sampai Maret 2017

Adapun persamaan untuk koefisien determinasinya mengolah data adalah Microsoft Office Excel 2007 dan
adalah. Origin Pro 2016.
2 Selain grafik hubungan antar variabel, grafik timeline
𝐽𝐾𝑋𝑌
𝑅2 = { } (5)
√𝐽𝐾𝑋𝑋 𝑥𝐽𝐾𝑌𝑌 untuk ketiga variabel juga dibuat. Hal ini bertujuan untuk
dengan: melihat fluktuasi nilai ketiga variabel meteorologi yang
2
(∑ 𝑦𝑖 ) digunakan. Berikut adalah diagram alir penelitian. (buat
𝐽𝐾𝑌𝑌 = ∑ 𝑦𝑖 2 − (6)
𝑛
diagram alirnya)
Nilai korelasi memiliki kententuan nilai, yaitu dari −1 ≤
𝑅 ≤ 1. Apabila nilai R = -1, maka koelasi negatif HASIL DAN PEMBAHASAN
sempurna, R = 0 artinya tidak ada korelasi, dan R = 1 Bagian ini merupakan bagian utama artikel hasil
artinya korelasinya sangat kuat. Adapun persamaan penelitian dan biasanya merupakan bagian terpanjang dari
korelasinya adalah (Sujianto, 2007). suatu artikel. Hasil penelitian yang disajikan dalam bagian
√𝑏1 ∑ 𝑥1 𝑦+𝑏2 ∑ 𝑥2 𝑦+⋯+𝑏𝑛 ∑ 𝑥𝑛 𝑦
𝑅= (7) ini adalah hasil “bersih”. Proses analisis data seperti
√∑ 𝑦 2
perhitungan statistik dan proses pengujian hipotesis tidak
Berikut adalah tabel interpretasi koefisien korelasi nilai R.
perlu disajikan. Hanya hasil analisis dan hasil pengujian
Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R
hipotesis saja yang perlu dilaporkan. Tabel dan grafik
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
dapat digunakan untuk memperjelas penyajian hasil
0,800 – 1,000 Sangat kuat
penelitian secara verbal. Tabel dan grafik harus diberi
0,600 – 0,799 Kuat
komentar atau dibahas.
0,400 – 0,599 Cukup kuat
Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat
0,200 – 0,399 Lemah bagian-bagian rinci dalam bentuk sub topik-sub topik
0,000 – 0,199 Sangat lemah yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian dan
kategori-kategori.
METODE Pembahasan dalam artikel bertujuan untuk: (1)
Pada penelitian ini, digunakan data sekunder yang menjawab rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan
merupkan data iklim selama 2 selang waktu masing- penelitian; (2) menunjukkan bagaimana temuan-temuan
masing 5 tahun yang diperoleh dari data online BMKG itu diperoleh; (3) menginterpretasi/menafsirkan temuan-
pada stasiun BMKG Kemayoran, DKI Jakarta. Adapun temuan; (4) mengaitkan hasil temuan penelitian dengan
data yang digunakan adalah data harian yang berupa data struktur pengetahuan yang telah mapan; dan (5)
suhu rata-rata, lama penyinaran matahari, dan curah hujan memunculkan teori-teori baru atau modifikasi teori yang
di daerah Jakarta Pusat pada periode 1 Maret 1995 hingga telah ada.
31 Maret 2000 dan 1 Maret 2012 hingga 31 Maret 2017. Dalam menjawab rumusan masalah dan pertanyaan-
Prosedur penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu pertanyaan penelitian, hasil penelitian harus disimpulkan
akuisisi data, pengolahan data, dan interpretasi data. secara eksplisit. Penafsiran terhadap temuan dilakukan
Prosedur akuisisi data adalah merupakan prosedur dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berupa data Temuan berupa kenyataan di lapangan diintegrasikan/
harian variabel-variabel cuaca dari Stasiun Meteorologi dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya atau
Kemayoran, Jakarta Pusat selama 5 tahun dalam 2 dengan teori yang sudah ada. Untuk keperluan ini harus
periode, yaitu Maret 1987 – Maret 1992 dan Maret Maret ada rujukan. Dalam memunculkan teori-teori baru, teori-
2012 – Maret 2017. Kemudian variabel cuaca dipilih teori lama bisa dikonfirmasi atau ditolak, sebagian
sesuai kebutuhan dan dipindahkan ke lembar kerja. mungkin perlu memodifikasi teori dari teori lama.
Variabel meteorologi yang digunakan adalah suhu rata- Dalam suatu artikel, kadang-kadang tidak bisa
rata, lama penyinaran matahari, dan curah hujan. dihindari pengorganisasian penulisan hasil penelitian ke
Tahap selanjutnya, adalah pengolahan data. Data dalam “anak subjudul”. Berikut ini adalah cara
harian yang sudah dipilih dan dipindahkan ke lembar menuliskan format pengorganisasian tersebut, yang di
kerja, kemudian dirata-ratakan menjadi bulanan setiap dalamnya menunjukkan cara penulisan hal-hal khusus
tahun. Metode yang digunakan untuk pengolahan data yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah artikel.
adalah metode regresi dan korelasi. Penggunaan metode
ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antar variabel, Singkatan dan Akronim
yaitu variabel suhu rata-rata dengan curah hujan dan Singkatan yang sudah umum seperti seperti IEEE, SI,
hubungan variabel lama penyinaran matahari dengan MKS, CGS, sc, dc, and rms tidak perlu diberi keterangan
curah hujan. Adapun alat yang digunakan adalah 1 set kepanjangannya. Akan tetapi, akronim yang tidak terlalu
komputer dengan software yang digunakan untuk dikenal atau akronim bikinan penulis perlu diberi

3
Analisis Pengaruh Lama Penyinaran Matahari dan Suhu Rata-rata Terhadap Kelembapan Rata-rata
Daerah Jakarta Pusat pada Maret 1995 sampai Maret 2000 dan Maret 2012 sampai Maret 2017

keterangan kepanjangannya. Sebagai contoh: Model Salah satu ciri artikel ilmiah adalah menyajikan gagasan
pembelajaran MiKiR (Multimedia interaktif, Kolaboratif, orang lain untuk memperkuat dan memperkaya gagasan
dan Reflektif) dapat digunakan untuk melatihkan penulisnya. Gagasan yang telah lebih dulu diungkapkan
penguasaan keterampilan pemecahan masalah. Jangan orang lain ini diacu (dirujuk), dan sumber acuannya
gunakan singkatan atau akronim pada judul artikel, dimasukkan dalam Daftar Pustaka.
kecuali tidak bisa dihindari. Daftar Pustaka harus lengkap dan sesuai dengan
acuan yang disajikan dalam batang tubuh artikel. Artinya,
Satuan sumber yang ditulis dalam Daftar Pustaka benar-benar
Penulisan satuan di dalam artikel memperhatikan aturan dirujuk dalam tubuh artikel. Sebaliknya, semua acuan
sebagai-berikut: yang telah disebutkan dalam artikel harus dicantumkan
 Gunakan SI (MKS) atau CGS sebagai satuan utama, dalam Daftar Pustaka. Untuk menunjukkan kaulitas artikel
dengan satuan sistem SI lebih diharapkan. ilmiah, daftar yang dimasukkan dalam Daftar Pustaka
 Hindari penggabungan satuan SI dan CGS, karena harus cukup banyak. Daftar Pustaka disusun secara
dapat menimbulkan kerancuan, karena dimensi alfabetis dan cara penulisannya disesuaikan dengan aturan
persamaan bisa menjadi tidak setara. yang ditentukan dalam jurnal. Kaidah penulisan kutipan,
 Jangan mencampur singkatan satuan dengan satuan acuan, dan Daftar Pustaka mengikuti buku pedoman ini.
lengkap. Misalnya, gunakan satuan “Wb/m2” or Penyajian gagasan orang lain di dalam artikel
“webers per meter persegi”, jangan “webers/m2”. dilakukan secara tidak langsung. Gagasan yang dikutip
tidak dituliskan seperti teks asli, tetapi dibuatkan
Persamaan ringkasan atau simpulannya. Sebagai contoh, Suharno
Anda seharusnya menuliskan persamaan dalam font (1973:6) menyatakan bahwa kecepatan terdiri dari
Times New Roman atau font Symbol. Jika terdapat gerakan ke depan sekuat tenaga dan semaksimal mungkin,
beberapa persamaan, beri nomor persamaan. Nomor kemampuan gerakan kontraksi putus-putus otot atau
persamaan seharusnya berurutan, letakkan pada bagian segerombolan otot, kemampuan reaksi otot atau
paling kanan, yakni (1), (2), dan seterusnya. Gunakan segerombolan otot dalam tempo cepat karena rangsangan.
tanda agar penulisan persamaan lebih ringkas. Gunakan Acuan adalah penyebutan sumber gagasan yang
font italic untuk variabel, huruf tebal untuk vektor. dituliskan di dalam teks sebagai (1) pengakuan kepada
pemilik gagasan bahwa penulis telah melakukan
    
“peminjaman” 
bukan penjiplakan, (2) pemberitahuan
dan
kepada pembacanya siapa dan darimana gagasan tersebut
Gambar dan Tabel diambil. Acuan memuat nama pengarang yang
Tempatkan label tabel di atas tabel, sedangkan label pendapatnya dikutip, tahun sumber informasi ditulis,
gambar di bagian bawah tabel. Tuliskan tabel tertentu dan/tanpa nomor halaman tempat informasi yang dirujuk
secara spesifik, misalnya Tabel 1, saat merujuk suatu diambil. Nama pengarang yang digunakan dalam acuan
tabel. Contoh penulisan tabel dan keterangan gambar hanya nama akhir. Acuan dapat dituliskan di tengah
adalah sebagai berikut: kalimat atau di akhir kalimat kutipan.
Tabel 1. Format Tabel Acuan ditulis dan dipisahkan dari kalimat kutipan
Kepala Kepala Kolom Tabel dengan kurung buka dan kurung tutup (periksa contoh-
Tabel Sub-kepala Kolom Sub-kepala Kolom contoh di bawah). Acuan yang dituliskan di tengah
Isi Isi tabel Isi tabel kalimat dipisahkan dengan kata yang mendahului dan kata
yang mengikutinya dengan jarak. Acuan yang dituliskan
Disarankan untuk menggunakan fitur text box pada MS diakhir kalimat dipisahkan dari kata terakhir kalimat
kutipan dengan diberi jarak, namun tidak dipisahkan
Word untuk menampung gambar atau grafik, karena
dengan titik. Nama pengarang ditulis tanpa jarak setelah
hasilnya cenderung stabil terhadap perubahan format dan tanda kurung pembuka dan diikuti koma. Tahun
pergeseran halaman dibanding insert gambar secara penerbitan dituliskan setelah koma dan diberi jarak.
langsung. Halaman buku atau artikel setelah tahun penerbitan,
dipisahkan dengan tanda titik dua tanpa jarak, dan ditutup
a
dengan kurung tanpa jarak. Sebagai contoh: karya tulis
Gambar 1. Contoh keterangan gambar
ilmiah adalah tulisan faktual yang digunakan penulisnya
untuk memberikan suatu pengetahuan/informasi kepada
Kutipan dan Acuan
orang lain (Riebel, 1978:1).

4
Analisis Pengaruh Lama Penyinaran Matahari dan Suhu Rata-rata Terhadap Kelembapan Rata-rata
Daerah Jakarta Pusat pada Maret 1995 sampai Maret 2000 dan Maret 2012 sampai Maret 2017

Apabila nama pengarang telah disebutkan di dalam https://data.go.id/dataset/daerah-rawan-banjir-dki-


teks, tahun penerbitan sumber informasi dituliskan segera jakarta/resource/f741d348-29d6-456f-bcf4-
setelah nama penulisnya. Atau, apabila nama pengarang 542b0b8871aa.
tetap ingin disebutkan, acuan ini dituliskan di akhir teks. Nugroho, Dading H. 2006. Visual Ilmu dan Pengetahuan
Contohnya: menurut Riebel (1978:1), karya tulis ilmiah Populer untuk Pelajar dan Umum: Memahami Iklim
adalah tulisan faktual yang digunakan penulisnya untuk dan Lingkungan. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
memberikan suatu pengetahuan/informasi kepada orang Prawirowardoyo, Susilo. 1996. Meteorologi. Bandung:
lain. ITB.
Nama dua pengarang dalam karya yang sama Soleh, Achmad Zanbar. 2005. Ilmu Statistika. Bandung:
disambung dengan kata ‘dan’. Titik koma (;) digunakan Rekayasa Sains Bandung.
untuk dua pengarang atau lebih dari dua pengarang
Sujianto, Agus Eko. 2007. Aplikasi Statistik untuk
dengan karya yang berbeda. Contohnya: karya tulis ilmiah Pemula. Jakarta: Pustakaraya.
adalah tulisan faktual yang digunakan penulisnya untuk
memberikan suatu pengetahuan/informasi kepada orang Swarinto, Yunus. 2000. Pemanfaatan Suhu Udara dan
Kelembaban Udara dalam Persamaan Regresi untuk
lain (Riebel dan Roger, 1980:5). Jika melibatkan dua
Simulasi Prediksi Total Hujan Bulanan di Bandar
pengarang dalam dua karya yang berbeda, contoh Lampung. Journal Meteorologi Volume 12 Nomor 3.
penulisannya: karya tulis ilmiah adalah tulisan faktual
yang digunakan penulisnya untuk memberikan suatu Tjasyono HK, Bayong. 2004. Klimatologi Umum.
Bandung: ITB.
pengetahuan/informasu kepada orang lain (Riebel,
1978:4; Roger, 1981:5). Tjasyono HK, Bayong. 2007. Sistem Angin. Bandung:
Apabila pengarang lebih dari dua orang, hanya nama ITB.
pengarang pertama yang dituliskan. Nama pengarang
selebihnya digantikan dengan ‘dkk’ (dan kawan-kawan). Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Suhu Rata-rata
Tulisan ‘dkk’ dipisahkan dari nama pengarang, yang 40

disebutkan dengan jarak, diikuti titik, dan diakhiri dengan 35 y = 1.1225x - 24.612
R² = 0.015
koma. Contohnya: membaca adalah kegiatan interakasi 30
Curah Hujan (mm)

antara pembaca dan penulis yang kehadirannya diwakili 25


oleh teks (Susanto dkk., 1994: 8). 20

15
Ucapan Terima Kasih 10
Terima kasih untuk pihak BMKG karena telah 5
memberikan data sekunder meteorologi berupa data 0
online di situs resmi BMKG. Selain itu, terima kasih 26 26.5 27 27.5 28 28.5 29 29.5 30
untuk dosen pembimbing dan teman-teman sekalian. Suhu Rata-rata (Celcius)

PENUTUP
Simpulan Grafik Hubungan Curah Hujan dengan Lama
Penyinaran
Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian mengenai
hasil dan pembahasan, mengacu pada tujuan penelitian. 40
Berdasarkan kedua hal tersebut dikembangkan pokok- 35

pokok pikiran baru yang merupakan esensi dari temuan 30


Curah Hujan (mm)

penelitian. 25
y = -3.1326x + 20.273
20 R² = 0.3759

Saran 15

Saran disusun berdasarkan temuan penelitian yang telah 10


5
dibahas. Saran dapat mengacu pada tindakan praktis,
0
pengembangan teori baru, dan/atau penelitian lanjutan. 0 2 4 6 8
-5
Lama Penyinaran (jam)

DAFTAR PUSTAKA
http://dataonline.bmkg.go.id/data_iklim.

5
Analisis Pengaruh Lama Penyinaran Matahari dan Suhu Rata-rata Terhadap Kelembapan Rata-rata
Daerah Jakarta Pusat pada Maret 1995 sampai Maret 2000 dan Maret 2012 sampai Maret 2017

Grafik Timeline Suhu Rata-rata

30.5

30

29.5
Suhu Rata-rata (Celcius)

29

28.5

28

27.5

27

26.5

26
Nov-10 Apr-12 Aug-13 Dec-14 May-16 Sep-17
Bulan-Tahun

Grafik Timeline Curah Hujan

40

35

30

25
Curah Hujan (mm)

20

15

10

0
Nov-10 Apr-12 Aug-13 Dec-14 May-16 Sep-17
-5
Bulan-Tahun

Grafik Timeline Lama Penyinaran

6
Lama Penyinaran (jam)

0
Nov-10 Apr-12 Aug-13 Dec-14 May-16 Sep-17
Bulan-Tahun

Anda mungkin juga menyukai