Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM SEISMIK

METODE MASW

OLEH:

ROSANI

F1CO1308

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2017
METODE HVSR

I. Tujuan

Vs,VP, ,
Manentukan nilai dan ketebalan lapisan sedimen di

lokasi yang akan di bangun Rumah Sakit Universitas Bengkulu.

II. Dasar Teori

Multichannel Analysis of Surface Wave (MASW) adalah


pemanfaatan prinsip-prinsip penjalaran gelombang permukaan
Rayleigh atau biasa disebut ground roll yang bersifat Dispersive.
Gelombang ini dihasilkan dari sumber aktif berupa pukulan palu
terhadap tatakan besi pada lokasi sumber. Prinsip survey MASW
didasarkan pada teori perambatan gelombang Rayleigh dimana
gelombang tersebut dihasilkan dari interaksi gelombang geser
dengan lapisan tanah permukaan.
Peralatan utama yang digunakan dalam survei MASW adalah
palu 3 kg dan tatakan besi, 24 buah sensor geofon dengan frekuensi
4,5Hz, kabel data dan kabel take-out, seismograf dilengkapi
software akuisisi dan analisa data, perangkat komputer keyboard,
mouse, dan flashdisk serta sumber accu 12V 24Ah.
Gelombang yang dihasilkan terdiri dari berbagai frekuensi dan
merambat dengan kecepatan dan kedalaman yang bervariasi.
Adanya perbedaan parameter tersebut menyebabkan terjadinya
variasi waktu tiba dan frekuensi gelombang yang terekam pada 24
sensor geofon. Setiap sinyal yang diterima oleh geofon selanjutnya
diakuisisi dan dikonversi dengan seismograf hingga menghasilkan
kurva jarak sumber getaran ke tiap sensor geofon dan waktu tiba
gelombang di tiap sensor geofon dengan berbagai variasi frekuensi.
Skema peralatan dan setting survey MASW dapat dilihat pada
Gambar 1. Dapat dilihat bahwa gelombang permukaan Rayleigh
dihasilkan dari pukulan palu yang menumbuk tatakan besi.
Gelombang yang dihasilkan terdiri dari beberapa frekuensi dan
merambat dengan kecapatan dan kedalaman yang
bervariasi.Adanya perbedaan parameter tersebut menyebabkan
terjadinya variasi waktu tiba dan vrekuensi gelombang yang
terekam pada 24 sensor geofon.

Gambar 1. Sekema setting peralatan survey MASW


Pengukuran MASW dapat dilakukan dalam 1D, 2D atau 3D.
Pengukuran 1D menghasilkan kecepatan rata-rata gelombang
permukaan hingga kedalaman 30 meter dalam satu dimensi.
Pengukuran ini dapat dilakukan lebih efisien dan sederhana.
Interpretasi klasifikasi tanah permukaan dilakukan
berdasarkan pada tabel klasifikasi situs SNI 1726 - 2012 mengenai
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung
dan Non Gedung sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 1.

Kelebihan survey MASW dibanding survey lainnya adalah


dapat dilaksanakan dengan lebih mudah, lebih cepat dan lebih
murah karena tidak memerlukan lubang bor. Survey ini juga tidak
terganggu oleh adanya jalur pipa maupun struktur lain di dalam
tanah. Selain itu juga Memiliki rasio sinyal-bising (signal-noise, S/N)
yang lebih baik dikarenakan gelombang permukaan memiliki
amplitudo yang lebih besar disbanding gelombang badan (reflection
test, refraction test) sehingga tidak ada masalah untuk dilakukan
pada daerah dengan tingkat bising tinggi (daerah perkotaan dan
industri), meskipun demikian, jika menghindari daerah bising maka
hasilnya akan lebih baik.
III. Metodologi

3.1 Denah Lokasi

3.2 Alat dan Bahan

a) Peralatan survey MASW (receiver, geophone, meteran,


kabel, palu, dudukan besi, dan accu)
b) Software parkSEIS 2.0 sebagai pengolah data

3.3 Langkah Percobaan


a) Peralatan survey disusun dengan aturan :
Jarak sumber ke geophone pertama 2 meter
Jarak antar geophone 1 meter
Lintasannya lurus
b) Pengambilan data dilakukan dengan perekaman pada
seismograf setelah pemukulan palu.
c) Pengolahan data dilakukan pada parkSEIS 2.0

Skema pemasangan peralatan survey dapat dilihat pada


gambar dibawah ini
Gambar 2. Sekema pengukuran dan instrumen perekam data.(Park et all, 1999)
IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Analisis

Gambar 4.1.1. Grafik hasil inversi 1D


Gambar 4.1.2. Gelombang permukaan Reyligh pada titik t15
lintasan 5

Gambar 4.1.3. Kurva hasil inversi 2D

4.3 Pembahasan

Pada pengambilan data dengan menggunakan metode MASW, jarak


receiver ke geophone pertama 2 m, jarak antara geophone 1 m, dan 24 geophone
dipasang dengan mengikuti garis lurus. Kemudian dilakukan pemberian gelombang
dari sumber buatan (palu) untuk melihat penjalaran gelombang. Kemudian gelombang
tersebut akan direkam pada receiver. Data yang di dapat kemudian diolah untuk
mengetahui kecepatan gelombang primer dan kecepatan gelombang sekunder.
Setelah nilai dari lapangan diperolah kemudian diproses untuk menghasilkan
kecepatan. Data pada laporan ini merupakan data hasil praktikum pada lintasan ke 5.
Kecepatan yang didapat yaitu berupa kecepatan gelombang primer dan kecepatan
gelombang sekunder. Kecepatan gelombang primer untuk satu dimensi untuk nilai
terendah berkisar 590 m/s dan tertinggi mencapai 930 m/s. Sedangkan untuk
kecepatan gelombang sekunder nilai teredahnya 150 m/s. Dan untuk nilai tertingginya
yaitu mencapai 360 m/s. kecepatan rata rata untuk gelombang sekunder yaitu 250
m/s. berdasarkan table 1, dengan kecepatan sekunder yang didapat menunjukan
sturktur lapisan tanahnya secara keseluruhan termasuk dalam katagori tanah sedang.
Kecepatan baik untuk primer maupusn sekunder ini tertinggi terletak pada
kedalaman 6 sampai 8 meter dibawah permukaan. Kecepatan ini menunjukan bahwa
pada kedalaman 6 8 m memiliki struktur yang keras. Sedangkan untuk kecepatan
terendah yaitu terletak di kedalaman 0 1 m, hal ini menunjukan bahwa pada lapisan
ini struktur yang lunak / sedimen.
VI. Penutup

6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran dan pengolahan data, didapatkan kecepatan
gelombang primer untuk satu dimensi untuk nilai terendah berkisar 590 m/s
dan tertinggi mencapai 930 m/s. Sedangkan untuk kecepatan gelombang
sekunder nilai teredahnya 150 m/s. Dan untuk nilai tertingginya yaitu
mencapai 360 m/s. kecepatan rata rata untuk gelombang sekunder yaitu 250
m/s. berdasarkan table 1, dengan kecepatan sekunder yang didapat
menunjukan sturktur lapisan tanahnya secara keseluruhan termasuk dalam
katagori tanah sedang. Kecepatan baik untuk primer maupusn sekunder ini
tertinggi terletak pada kedalaman 6 sampai 8 meter dibawah permukaan.
Kecepatan ini menunjukan bahwa pada kedalaman 6 8 m memiliki struktur
yang keras. Sedangkan untuk kecepatan terendah yaitu terletak di kedalaman 0
1 m, hal ini menunjukan bahwa pada lapisan ini struktur yang lunak /
sedimen.

6.2 Saran
Pada saat pengambilan data jangan terlalu bnyak
pergerakan agar tidak bnyaknya sinyal noise.
Daftar Pustaka

Muzli,M dkk. 2016. Pengukuran Vs30 Menggunakan Metode MASW


untuk Wilayah Yogyakarta. 17(1),25 32.

Park, C.B., Miller, R.D., and Xia, J., 1999, Multichannel analysis of
surface waves, Geophysics, Vol. 64, No. 3 (May-June 1999); P.
800-808, 7 Figs.

Anda mungkin juga menyukai