1. Pola Kontur
Pada 1 titik data pengamatan menunjukkan kondisi cuaca di 1 lokasi saja, dan untuk melihat kondisi
cuaca di wilayah lain, sangatlah penting dibuat pola kontur data pengamatan secara simultan. Garis
kontur di buat dengan menyambungkan titik – titik data pengamatan yang mempunyai nilai yang
sama. Peta kontur mempermudah dalam membaca dan menganalisis cuaca.
Terdapat beberapa parameter cuaca yang di analisis dengan menggunakan pola kontur.
Dimana garis angin menunjukkan dari mana arah angin berasal dan bendera menunjukkan berapa
kecepatan angin. Penempatan arah bendera kecepatan angin pun menunjukkan lokasi data
pengamatan di lakukan. Arah bendera yang searah dengan jarum jam menunjukkan bahwa data
pengamatan di lakukan di Northern Hemisphere dan jika sebaliknya, berlawanan arah jarum jam
menunjukkan bahwa data pengamatan di lakukan di Southern Hemisphere.
2. Streamline
Untuk daerah tropis, pada lintang 23.5 LU – 23.5 S, kelembaban udara dan tekanan udara
cenderung tidak mengalami/sedikit mengalami perubahan. Maka itu, arus/kontur yang di gunakan
untuk menggambarkan kondisi pola udara yang bergerak secara horizontal di gunakan kontur arah
gerak angin.
Streamline adalah garis kontur yang ditarik sejajar dengan arah angin yang di amati yang mewakili
arah dari mana angin bertiup. Streamline dapat digunakan untuk angin permukaan hingga angin
lapisan atas.
Streamlines dan isotachs memberikan rincian lebih lanjut tentang aliran horizontal pada tingkat
tertentu daripada isobars. Streamlines adalah garis yang mewakili arus tangensial terhadap arah
angin sesaat. Prakirawan menggunakan analisis kontur untuk mengidentifikasi banyak gejala cuaca,
antara lain :
- Vortisitas - pusat sirkulasi siklon atau antisiklonik dan arus masuk atau arus keluar.
Streamlines membentuk kurva tertutup di sekitar atau menjauh dari titik tunggal itu.
Streamline juga membentuk cyclonic outflows bertepatan dengan aliran tekanan rendah dan
anticyclonic outflows bertepatan dengan tekanan tinggi. Pada lapisan atas, anticyclonic
outflow terjadi di atas sistem konvektif intens seperti siklon tropis.
- Waves (trough/ridge) - gangguan pada arus yang mirip dengan palung dan cekung pada
analisis tekanan atau geopotensial.
- Asimtot - arus pertemuan, menuju arus terdekat (konvergensi) ; atau asimtot yang berbeda,
arus menyimpang (divergensi). Confluence (diffluence) dapat dikaitkan dengan konvergensi
massa horizontal (divergensi) namun korelasi tersebut bergantung pada distribusi kecepatan
angin.
- Titik netral - titik di mana dua asimtot tampak berpotongan dan angin terasa tenang. Titik-
titik ini juga disebut sebagai "cols", atau "sadel" antara dua area aliran antisiklonik atau dua
area aliran siklonik.
- Cusps - pola antara antara gelombang dan pusaran.
Ini adalah ketinggian dimana 500 mb setara dengan ketinggian 5650 m / 18700 kaki di atas
permukaan laut. Udara yang lebih hangat memiliki volume yang lebih besar, sehingga area yang
memiliki tekanan 500mb menjadi meningkat di atas 5650 m membentuk palung tekanan tinggi
(ridge). Sedangkan udara yang dingin, memiliki volume yang lebih kecil, sehingga area yang
memiliki tekanan 500mb menurun di bawah 5650 m, membentuk palung tekanan rendah (trough).
Langkah 2
a. Mulai menggambar streamline pada daerah dengan pola – pola dominan seperti di Belahan
Bumi Selatan (BBS), atau pada ridge di wilayah sub tropis di Belahan Bumi Selatan (BBS) dan
berasosiasi dengan antisiklon dan netral. Kemudian ikuti dengan streamline pada aliran yang
tidak bergangguan seperti tradewind/angin pasat atau monsun Barat Daya. Lanjutkan dengan
menggambar siklon tropis jika ada. Untuk wilayah samudera dengan data pengamatan yang
sangat sedikit, perlu digunakan foto citra satelit untuk mengisi kekosongan data di wilayah ini.
b. Menggambar dari daerah pola antisiklonik menuju ke dalam daerah pusat siklonik. - Pastikan
terdapat aliran divergen pada daerah sekitar antisiklon dan konvergen pada daerah di sekitar
siklon.
c. Jangan menggambar streamline pada seluruh titik data, menggambar pada wilayah yang
terdapat tiap gugus titik data akan menghasilkan analisa yang berantakan dan susah dimengerti.
Langkah 3
Lakukan pengsketsaan streamline dan lakukan cek apabila terdapat kesalahan. Selanjutnya sketsa
streamline dipertegas dengan pena yang lebih tebal
Catatan :
Wilayah Samudera atau daerah yang tidak terdapat stasiun pengamatan/stasiun pengamatan sedikit,
dapat di bantu dengan model arah dan kecepatan angin dari NWP atau dengan membandingkan
analisa data angin permukaan dan citra satelit
DAFTAR PUSTAKA