Narasumber
Dr. Andri Ramdhani
Pusat Meteorologi Maritim BMKG
Latar Belakang Aktivitas lalu lintas kapal
Posisi indonesia yang berada diantara 2 samudera (India & Pasifik) menjadikan
wilayah ini memiliki kondisi cuaca & iklim yang bervariasi. Selain itu, letak indonesia
ini juga menjadi lokasi yang strategis dalam aktivitas pelayaran antar negara.
Berdasarkan data Automatic Identification System (AIS), setiap harinya ada sekitar
8000-9000 vessel (kapall) yang melintas di Perairan Indonesia.
Latar Belakang
Kontribusi GDP
Sektor Maritim berperan dalam pengaruh pasar terhadap GDP Indonesia. Sektor
pelayaran maritim menjadi sumber GDP terbesar ke-3 bagi indonesia (11,4%) dibawah
sektor pemerintahan serta pertanian & peternakan. Dikarenakan aktivitas pelayaran
yang aktif, maka diperlukan informasi pelayanan prakiraan cuaca serta informasi
maritim yang akurat untuk mendukung kegiatan pada sektor maritim ini.
Proyek Penguatan Informasi meteorologi maritim
MMS-1 (Marine meteorological System)
merupakan solusi yang dapat diterapkan
dalam peningkatan informasi meteorologi
maritim dalam mendukung kegiatan pada
bidang kelautan di seluruh sektor.
kurangnya sistem
pengamatan maritim ini
berdampak pada
operasional BMKG pada
bidang informasi maritim.
Ketersediaan Drifter di perairan Indonesia
Drifter merupakan instrumen
standar dalam pengamatan
maritim berdasarkan ketentuan
program GOOS.
Selama program MMS-1 berjalan dari tahun 2022-2024 direncanakan akan dilakukan
penambahan instrumen observasi yang terdiri dari 74 Drifters (D) dan 48 Argo Floats
(Ac & Ai)
Penyebaran Pertama (Maret-May 2022)
Telah disebar total 15 Drifter dan 10 Argo Floats di Karimata, Riau, Laut Banda,
Barat Laut Banda, dan Selat Makassar.
Status Drifter dan Floats Per Oktober 2022
Marine AWS (MAWS)
Peta Lokasi MAWS di Indonesia
AWS Kapal dapat memberikan informasi kondisi cuaca maritim pada trayek
pelayaran yang dilewati kapal tersebut, sehingga dapat menghasilkan informasi
terkait kondisi cuaca dominan pada suatu trayek.
HF Radar
HF Radar yang dimiliki BMKG dipasang pada wilayah operasional selat sunda dan selat lombok.
Wilayah ini menjadi prioritas pemasangan HF Radar, dikarenakan wilayah ini merupakan
penghubung antara dua pulau dengan aktivitas transportasi yang lumayan padat
Couple Atmosphere Wave Ocean (CAWO)
Coupling digunakan dalam
prakiraan cuaca maritim
dikarenakan dalam
prakiraan harus
memperhatikan pengaruh
interaksi laut, daratan dan
atmosfer.
Spesifikasi CAWO
Hasil Awal keluaran CAWO
Hasil keluaran dari model CAWO
menjelaskan bahwa peningkatan
ocean mixing dari air-sea-wave
coupling menghasilkan penurunan
suhu muka laut pada beberapa
wilayah. Hal ini berdampak
pemanasan permukaan,
kelembaban dan momentum
fluxes.
Hasil keluaran ini dapat digunakan
dalam menggambarkan dinamika
interaksi atmosfer-laut yang
bermanfaat dalam mitigasi
perubahan cuaca ekstrim serta
perubahan iklim
Tujuan MMS-1
1. Meningkatkan akurasi informasi klimatologi dan cuaca terkhusus pada cuaca
maritim, terkhusus di cuaca maritim dan peringatan keadaan di laut.
2. Meningkatkan jaringan observasi maritim yang melingkupi seluruh perairan
indonesia yang dapat diandalkan, terintegrasi, user friendly, dan dapat diakses
publik.
3. Meningkatkan kapabilitas BMKG dalam mendukung seluruh sektor maritim dan
kebijakan pemerintah dengan terintegrasi dan diandalkan melalui marine
forecasting & analysis system.
4. Meningkatkan pemahaman hubungan fenomena interaksi atmosfer dengan laut
dan perannya dalam variabilitas cuaca dan klimatologi di BMI.
5. Meningkatkan SDM untuk dapat mengatur data Met Ocean dan
pengoperasiannya.