Anda di halaman 1dari 10

Analisa Perbandingan Nilai Suhu

Puncak Awan yang Diolah Melalui


Aplikasi SATAID dengan Hasil
Pengolahan dari Aplikasi ER Mapper
Studi Kasus : Kota Surakarta, 3 Februari 2021

Disusun Oleh

• Nama : Wahyu Sulistiyono

• NPT : 11.19.0079

• Kelas : Meteorologi 5C
Lokasi Pengamatan
Lokasi pengamatan suhu puncak awan berada di koordinat
7.46 LS dan 110.46 BT atau berada di Kota Surakarta pada
tanggal 3 februari 2021, tepat beberapa jam sebelum
terjadinya banjir di wilayah tersebut.
Rangkaian Waktu Pengamatan
• Jam 10.00 UTC
2
• Jam 11.00 UTC

• Jam 12.00 UTC

• Jam 13.00 UTC


A. Perbandingan Pada Jam 10.00 UTC
SATAID ER MAPPER

Pada hasil pengolahan data citra


satelit himawari – 8 kanal
Infrared dengan SATAID 3
didapatkan hasil bahwa nilai
suhu puncak awan pada
koordinat 7.46 LS dan 110.46
BT terukur sebesar 215.8 Kelvin
(-57.35 °C).

Sementara hasil pengolahan


citra satelit dengan ER Mapper
didapatkan hasil bahwa pada
koordinat yang sama suhu
Hasil pengolahan suhu puncak awan menggunakan ER Mapper dengan SATAID memiliki nilai suhu
puncak awan terukur sebesar
yang berbeda dengan selisih perbedaan nilai sebesar 1.5 °C.
217.3 K (-55.85 °C )
B. Perbandingan Pada Jam 11.00 UTC
SATAID ER MAPPER

Kemudian pada hasil pengolahan


data citra satelit kanal Infrared
dengan SATAID pada jam 11.00
UTC, didapatkan hasil nilai suhu 4
puncak awan yang terukur sebesar
223 K(-50.15 °C). Nilai suhu
mengalami kenaikan sebesar 7.2°C
dibanding jam 10.00 UTC.

Sedangkan hasil pengolahan dengan


ER Mapper didapatkan hasil suhu
puncak awan terukur sebesar 228
Hasil pengolahan suhu puncak awan menggunakan ER Mapper dengan SATAID
Piksel, apabila dikonversi dengan
memiliki nilai suhu yang berbeda dengan selisih perbedaan nilai sebesar 6.9 °C. Suhu
indeks piksel–suhu maka nilai puncak awan yang dihasilkan melalui SATAID mengalami kenaikan suhu dibanding
setelah konversi sebesar 216.1 K (- jam sebelumnya, sementara Suhu pada ER Mapper menunjukkan penurunan suhu
C. Perbandingan Pada Jam 12.00 UTC
SATAID ER MAPPER

Berikutnya pada hasil pengolahan data


citra satelit kanal Infrared dengan
SATAID pada jam 12.00 UTC, 5
didapatkan hasil nilai suhu puncak
awan yang terukur sebesar 217.1 K(-
56.05 °C). Nilai suhu mengalami
penurunan sebesar 5.9°C dibanding
jam 11.00 UTC. Sedangkan hasil
pengolahan dengan ER Mapper nilai
suhu puncak awan yang terukur
sebesar 230 Piksel, apabila dikonversi
dengan indeks piksel–suhu maka nilai Hasil pengolahan suhu puncak awan pada jam 12.00 UTC menggunakan ER Mapper
setelah konversi sebesar 213.61 K (- dan SATAID sama sama mengalami penurunan suhu dari jam 11.00 UTC hal ini
59,54 °C), suhu mengalami penurunan menandakan bahwa awan konvektif yang diamati semakin berkembang menuju fase
sebesar 2.49 °C dibanding jam puncaknya. Perbedaan nilai suhu puncak awan pada SATAID dan ER Mapper
D. Perbandingan Pada Jam 13.00 UTC
SATAID ER MAPPER

Terakhir pada hasil pengolahan data


citra satelit kanal Infrared dengan 6
SATAID pada jam 13.00 UTC, nilai
suhu puncak awan yang terukur
sebesar 209.9 K(-63.25 °C). Nilai suhu
mengalami penurunan sebesar 7.2°C
dibanding jam 12.00 UTC. Sedangkan
hasil pengolahan dengan ER Mapper
nilai suhu puncak awan yang terukur
sebesar 236 Piksel, apabila dikonversi
dengan indeks piksel–suhu maka nilai Hasil pengolahan suhu puncak awan pada jam 13.00 UTC menggunakan ER Mapper
setelah konversi sebesar 205.22 K (- dan SATAID sama sama dibawah -60 °C hal ini menandakan bahwa awan konvektif
67.93 °C), suhu mengalami penurunan yang diamati sudah berada pada fase puncaknya. Dan siap untuk meluruh menjadi
sebesar 8.39 °C dibanding jam hujan. Perbedaan nilai suhu puncak awan pada SATAID dan ER Mapper memiliki
KESIMPULAN
Terdapat selisih perbedaan dalam penentuan suhu
puncak awan melalui aplikasi ER Mapper maupun
SATAID, Perbedaan ini bisa disebabkan oleh
adanya perbedaan dalam sistem prakiraan maupun
algoritma yang digunakan pada masing masing
aplikasi. Walaupun data yang diolah merupakan
7
sama sama data dari kanal infrared namun
perbedaan ini kemungkinan murni diakibatkan
oleh perbedaan metode dan sistem prakiraan,
Algoritma maupun AI pada aplikasi ER Mapper
dan aplikasi SATAID.
Keunggulan dan Kelemahan Pengolahan Data Satelit dengan ER
Mapper

KEUNGGULAN

KEUNGGULAN VS KELEMAHAN
• Data mentahnya dapat diakses oleh
semua kalangan. Melalui
https://weather.is.kochi-u.ac.jp

• Tidak memerlukan akses maupun kata


sandi khusus dalam mengakses data
mentahnya.
8

KELEMAHAN
• Pengolahan data Lebih
Rumit dan memakan
waktu

• Aplikasi memiliki Bug


yang membuat aplikasi
sering menutup sendiri
(Force Close)
Keunggulan dan Kelemahan Pengolahan Data Satelit dengan
SATAID

KEUNGGULAN

KEUNGGULAN VS KELEMAHAN
• Pengolahan data satelit lebih mudah dan
ringkas

• Aplikasi lebih stabil dijalankan daripada


ER Mapper yang sering menutup sendiri
9
• Terdapat berbagai keterangan di dalam
aplikasi yang memudahkan dalam
pengamatan, seperti coastline dan
Gridline.
KELEMAHAN
• Data mentahnya hanya dapat
diakses oleh kalangan tertentu.
Misal dalam lingkup kampus
STMKG saja.
Mohon Maaf apabila ada kesalahan dalam analisa maupun
perbandingan hasil data dari SATAID dan ER Mapper. Kesalahan
pada penarikan kesimpulan, kesalahan dalam analisa keunggulan
dan kelemahan pada tiap tiap aplikasi.
10

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai