Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Icing Pada

Pesawat Terbang.
Kelompok 2
Outline

1. Pengertian dan Dampak Icing.


2. Faktor penyebab terjadinya Icing.
3. Pengaruh Icing pada penerbangan.
4. Contoh Kasus terjadinya Icing.
5. Solusi mengatasi terjadinya Icing.
Pengertian Icing

Icing merupakan pembentukan formasi


Es selama penerbangan pesawat
melewati awan yang berupa tetesan air
yang sangat dingin selama kegiatan
operasional penerbangan dalam kondisi
visibility yang rendah dan suhu udara
berada dibawah 0 derajat Celcius.
Pengertian Icing

Icing merupakan fenomena dimana badan atau mesin pesawat


mengalami pembekuan. Hal ini karena pesawat melewati wilayah
yang kondisi suhunya dingin. Umumnya terjadi ketika pesawat
terbang pada ketinggian yang tinggi melewati wilayah awan
Cumulonimbus, maka sangat memungkinkan bagi pesawat tersebut
untuk terkena dampak icing.

Elfitra Desifatma. (2020). Electrical Wing Prototype Anti Icing pada Pesawat Komersil.
Jurnal Jaring SainTek, 2(2), 34–41. https://doi.org/10.31599/jaring-saintek.v2i2.331
Dampak Icing
Penambahan jumlah tutupan es akan berdampak buruk terhadap kondisi pesawat dan keselamatan
penerbangan, yaitu:
· Meningkatkan kecepatan stalling dengan cara mengubah aerodinamik dari sayap dan ekor pesawat
untuk dapat meningkatkan beban pesawat.
· Membuat pesawat hampir tidak mungkin untuk mengontrol ketika di permukaan dan gear.
· Menghancurkan aliran yang halus di sekitar pesawat.
· Mengurangi daya angkat dan menambah gaya berat.
· Membuat gagal mesin.
· Membuat baling-baling bergetar.
· Menghancurkan bilah kompres dari mesin jet pesawat. Hal ini dapat terjadi ketika suhu udara di bawah
0 ⁰C .
· Membuat kesalahan pembacaan tentang kecepatan udara , ketinggian dan kecepatan vertical.
· Mengganggu sistem komunikasi.
· Mengurangi jarak pandang.
Level Terjadinya Icing
Faktor penyebab terjadinya Icing
Secara umum, fenomena icing bergantung pada 3 faktor, yaitu:
1. Kadar air cair (Liquid Water Content, LWC),
2. Suhu lingkungan, pesawat memasuki suatu area dimana suhu udara
disekitar berada dibawah 00C atau 320F
3. Ukuran tetesan, dianggap penting untuk memprediksi icing.

Hubungan LWC, Suhu, & Ukuran Droplet


LWC mewakili jumlah air yang terkondensasi per unit volume, sedangkan
diameter volumetrik sedang (MVD) mewakili ukuran tetesan yang khas. Suhu
lingkungan mempengaruhi karakteristik es. Dengan demikian, lapisan es
terbentuk di bawah kondisi suhu lingkungan yang relatif tinggi dan rendah
(Uranai et al., 2020).

Uranai, S., Fukudome, K., Mamori, H., Fukushima,N & Yamamoto, M. (2020). Numerical Simulation of the Anti-Icing Performance of Electric
Heaters for Icing on the NACA 0012 Airfoil. Aerospace 7(9),123, doi.org/10.3390/aerospace7090123
Pengaruh Icing pada Pesawat
Terbang
A. Bagian Pesawat Terbang yang rentan terdampak peristiwa Icing.
Bagian pada pesawat yang paling rentan terjadinya icing adalah sayap
pesawat. Penumpukan es pada sayap pesawat ini dapat menyebabkan
penurunan sifat aerodinamis pada pesawat terbang.

A. Dampak Icing terhadap kondisi pesawat saat beroperasi.


Penumpukan es pada sayap pesawat menyebabkan pertambahan massa
pada sayap pesawat tersebut, sehingga menyebabkan pesawat tidak dapat
bermanuver secara maksimal dan pesawat menjadi sulit dikendalikan.
Resiko tersebut berpengaruh terhadap keselamatan pesawat ketika
terbang.
Contoh Kasus Icing
KASUS KECELAKAAN PESAWAT AIR ASIA QZ 8501
Pesawat Air Asia QZ 8501 dengan rute Bandara Internasional Juanda, Surabaya,
Jawa Timur menuju ke Bandara Internasional Changi di Singapura diduga terjatuh
setelah menabrak awan Cumulonimbus pada ketinggian 32.000 kaki. Pesawat dengan
type Airbus A320-200 yang membawa 161 penumpang tersebut kehilangan kontak di
sekitar wilayah selat karimata pada pagi hari tanggal 28 Desember 2014. Berdasarkan
hasil analisis meteorologis Prof. Edvin Aldrian dkk, dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menarik kesimpulan bahwa
faktor pemicu kecelakaan pesawat Air Asia adalah fenomena cuaca yang
memungkinkan terjadinya icing yang dapat menyebabkan mesin pesawat mengalami
kerusakan karena pendinginan. Saat kejadian citra satelit IR mengungkapkan bahwa
suhu puncak awan mencapai -80º s/d -85ºC (warna violet), yang berarti terdapat
butiran-butiran es didalam awan tersebut (icing).
Kencana, N. Fenomena Globalisasi Dunia Penerbangan Indonesia: Bercermin Pada Insiden Air Asia QZ
8501.
Analisa Kasus Icing pada kecelakaan pesawat Air Asia QZ8510
Berdasarkan citra satelit MTSAT-2 kanal
Inframerah pada jam 23.00 UTC, citra
satelit menunjukkan bahwa ada
kelompok awan-awan konvektif pada
jalur penerbangan yang dilewati.
Saat kejadian citra satelit IR
mengungkapkan bahwa suhu puncak
awan mencapai -80º s/d-85ºC (warna
violet), yang berarti terdapat butiran-
butiran es di dalam awan tersebut
(icing).

Gambar Citra satelit infra red saat kejadian.

Analisis Meteorologis Pusat Penelitian dan Pengembangan Kecelakaan Air Asia oleg Prof. Edvin
Aldrian, Ferdika Amsal, Jose Rizal dan Kadarsah Pada tanggal 29 Desember 2014.
Analisa Kasus Icing pada kecelakaan pesawat Air Asia QZ8510
Data udara atas pada saat kejadian yang
diperoleh dari stasiun meteorologi
Pangkal Pinang menunjukkan bahwa
pesawat terbang dengan ketinggian
jelajah 32.000 kaki atau dapat dikonversi
sekitar 300 hPa (9750 Meter di atas
permukaan tanah), suhu udara sekitar
yang teramati pada ketinggian tersebut
adalah -29.3ºC dan angin bertiup dari
barat-daya dengan kecepatan 16 knot.
Ketinggian lapisan tropopause yang
diamati sekitar 100 hPa (pada ketinggian
54.265 feet atau 1.654 km), dengan suhu
udara -86.5ºC mendekati suhu puncak
awan yang didapat dari citra satelit IR.

Gambar Data Profil Udara Atas.

Analisis Meteorologis Pusat Penelitian dan Pengembangan Kecelakaan Air Asia oleg Prof. Edvin
Aldrian, Ferdika Amsal, Jose Rizal dan Kadarsah Pada tanggal 29 Desember 2014.
Solusi Mengatasi Icing

Ada tiga strategi untuk mengatasi icing pesawat:


1. Pesawat harus disertifikasi icing.
2. Pesawat harus dibersihkan dari es sebelum take-off (clean wing princip).
3. Pesawat dilengkapi dengan peralatan de-icing.

Villeneuve, E., Brassard, J. D., & Volat, C. (2019). Effect of Various Surface Coatings on De-Icing/Anti-Icing Fluids Aerodynamic and
Endurance Time Perfomances. Aerospace, 6(10), 114; doi.org/10.3390/aerospace6100114, (9 October 2019)
Solusi Mengatasi Icing
Secara teknis, beberapa cara untuk mengatasi icing adalah sebagai berikut:
1. Memasang elemen pemanas pada sayap pesawat (Morita et al., 2020)
Sistem pemanas tersebut dapat tersusun melalui;
A . Pemanasan permukaan dengan udara panas.
B. Pemanasan dengan elemen listrik.
C. Mencegah gumpalan es yang terbentuk, dengan menggunakan coil sebagai bahan
pemanas di tepi sayap
D. Aplikasi Mikrokontroller.
1. Penggunaan Cairan Anti-Icing sebelum pesawat melakukan kegiatan penerbangan (Villeneuvu et al.,
2019). Cairan anti-icing yang dapat digunakan berupa Propilen Glikol dan Kitosan.

Villeneuve, E., Brassard, J. D., & Volat, C. (2019). Effect of Various Surface Coatings on De-Icing/Anti-Icing Fluids Aerodynamic and
Endurance Time Perfomances. Aerospace, 6(10), 114; doi.org/10.3390/aerospace6100114, (9 October 2019)
Daftar Pustaka

Elfitra Desifatma. (2020). Electrical Wing Prototype Anti Icing pada


Pesawat Komersil. Jurnal Jaring SainTek, 2(2), 34–41.
https://doi.org/10.31599/jaring-saintek.v2i2.331
adios
Kencana, N. Fenomena Globalisasi Dunia Penerbangan Indonesia:
Bercermin Pada Insiden Air Asia QZ 8501.

Morita, K., Kimura, S., & Sakaue, H. (2020). Hybrid System Combining
Ice-Phobic Coating and Electrothermal Heating for
Wing Ice Protection. Aerospace, 7(8), 102,
Doi.org/10.3390/aerospace7080102

Anda mungkin juga menyukai