Anda di halaman 1dari 10

Dampak Perubahan

Iklim Terhadap Angin


Lokal
Kelompok 1
Kelas : Meteorologi 5C
Arif Setiawan
Wahyu Sulistiyono
Reza Cahyo Prabandaru
Jeffry Maurits W.
Pengaruh Pemanasan Global Terhadap
Kecepatan Angin
Peningkatan suhu Di permukaan Bumi dapat memberikan efek terhadap kecepatan angin
dan pola angin global dan pola angin regional juga pola angin local. Menurut penelitian
Kalkurni (2013) kondisi angin yang berubah dapat menyebabkan perubahan yang
spesifik terhadap kecepatan angin laut terutama di pantai barat india terutama pada
pengaruh perubahan kecepatan angin tahunan dan kecepatan angin maksimum di sekitar
pantai barat india.

Dari data IPCC 2007 menyatakan bahwa perubahan iklim mempengaruhi perubahan
angin pada skala global dan regional akibat adanya pemanasan global. Gradien suhu
pada kutub dan ekuator berpengaruh dalam pergerakan angin dalam skala global.
Perubahan gerak angin secara global secara tidak langsung juga mempengaruhi kondisi
angin lokal.
Faktor yang mempengaruhi Pergerakan angin lokal selain
pemanasan global

• Topografi : Kenampakan alam yang berbeda mempengaruhi kondisi iklim


local
• Kelembaban : Perbedaan kondisi wilayah menyebabkan perbedaan pula dalam
nilai kelembaban udaranya

• Penggunaan lahan : Alih fungsi lahan hijau menjadi pemukiman


menyebabkan peningkatan Co2 akibat berkurangnya vegetasi tanaman,
sehingga meningkatkan niali suhu lingkungan.
• Efek La nina dan El nino : yang secara tidak langsung mempengaruhi suhu
dan angin lokal
Pengaruh Global-warming terhadap fenomena
angin darat-laut
Studi kasus : Shanghai, China

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lixing Shen, dkk tahun 2019, menggunakan data
observasi 21 tahun di Shanghai cina, didapatkan hasil bahwa telah terjadi penurunan intensitas
kejadian angin darat-laut selama peiode tersebut.
Faktor utamanya dapat disebabkan karena pemuatan aerosol antropogenik, peningkatan suhu
dengan urbanisasi, perubahan gaya radiasi atmosfer , dan variasi permukaan di bawahnya.
Pada malam hari, efek urbanisasi dan efek pemanasan global memainkan peran yang sama
dengan mengurangi kesenjangan suhu antara laut dan darat, yang akan menyebabkan
penurunan angin darat.
Sedangkan pada siang hari, Berbeda dengan perkiraan tren peningkatan angin laut berdasarkan
peningkatan suhu di Shanghai, angin laut menunjukkan tren penurunan, yang mana dapat
disebabkan oleh efek dinamis dari peningkatan kekasaran permukaan di Shanghai serta
kontribusi pendinginan dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap radiasi seperti aerosol
antropogenik.
Perbedaan intensitas kecepatan Angin darat & laut pada
masa lalu dan masa yang akan datang
Studi kasus : Sepanjang Garis pantai India, Laut Arab, dan Teluk Bengal

a. Mean Annual wind speed past 30 b. Mean Annual wind speed Future 30 c. % perubahan Mean Annual wind speed
Years Years due to climate change impact.

Berdasarkan hasil plotting data Kecepatan rata-rata angin darat dan laut diproleh hasil bahwa terjadi
Peningkatan kecepatan angin laut dalam 30 tahun mendatang, Kecepatan angin laut lebih tinggi daripada
angin darat dapat disebabkan karena friksi (gaya gesek) yang kecil di permukaan laut, sementara di darat
peningkatan kecepatannya lebih sedikit atau bahkan berkurang akibat penggunaan lahan untuk pemukiman
sehingga meningkatkan friksi pada angin darat.
Model Perubahan kecepatan angin laut
Studi kasus : Sepanjang Garis pantai India, Laut Arab, dan Teluk Bengal

Berdasarkan Model perubahan kecepatan angin dengan data angin NCEP data (DS1) dan Buoy
data (DS2) Dihasilkan presentase kenaikan sebesar 14 % pada data NCEP sementara pada Data
Buoy mengalami kenaikan 11.2 % pada 10 tahun mendatang.
Angin Gunung-Lembah
Berdasarkan penelitian oleh Yan Yang, dkk pada tahun 2016 di Gunung Hua, Central China.
Didapatkan hasil bahwa angin lembah dilemahkan oleh aerosol sebagai akibat dari penyerapan
pemanasan yang diinduksi aerosol di ketinggian dan pendinginan di dekat permukaan sebagai
akibat dari aerosol–radiation interaction (ARI).
Di bawah kondisi langit cerah, aerosol menghasilkan lapisan pemanas di atas (pada ketinggian 1,3–
3,0 km di dataran). Pemanasan terbesar terjadi pada ketinggian 1,6–2,2 km (yaitu, pada ketinggian
yang sama di area puncak gunung), yang menyebabkan perbedaan suhu yang berkurang secara
signifikan antara gunung dan dataran pada ketinggian ini di kasus udara tercemar (berpolusi)
dibandingkan dengan kasus bersih atau kasus tercemar tanpa ARI, dengan penurunan terbesar rata-
rata ~0,6°C . Selanjutnya, aerosol juga menyebabkan pendinginan permukaan yang kuat di lembah,
yang menekan gerakan naik di lembah. Oleh karena itu, penurunan perbedaan suhu antara dataran
dan gunung di ketinggian yang lebih tinggi dan pendinginan permukaan di lembah berkontribusi
pada melemahnya angin lembah dalam kondisi tercemar melalui ARI.
Kesimpulan
Berdasarkan beberapa Penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa :

Angin darat-laut: Umumnya di Sanghai China intensitas angin darat dan laut
mengalami penurunan karena adanya global warming yang merupakan salah satu
pemicu terjadinya climate change. Sedangkan di sepanjang garis pantai India, angin
laut mengalami peningkatan karena efek pemanasan akibat global warming, dan
angin darat mengalami penurunan dikarenakan tingkat kekasaran permukaan.
Angin Gunung-lembah: Umumnya kejadian angin lembah menjadi melemah atau
berkurang dikarenakan kadar aerosol di udara yang tinggi akibat polusi yang
menyebabkan penyerapan pemanasan yang diinduksi aerosol di ketinggian (puncak)
dan pendinginan di dekat permukaan (lembah).
Pustaka
Shen, Lixing. et al. (2019). Observed decrease of summer sea-land breeze in Shanghai from 1994 to 2014
and its association with urbanization. Journal Atmospheric Science. Vol 227: 198-209.
https://doi.org/10.1016/j.atmosres.2019.05.007

Deepthi R and M C Deo. (2010). “Effect of climate change on deisgn winds at the Indian
offshore locations”. Ocean Engineering, 37(2010). 1061-1069.

Kalkurni, S. (2013). Impact Of Climate Change On Local Wind Conditions. Proceedings of HYDRO 2013
INTERNATIONAL,IIT Madras, INDIA. doi:DOI: 10.13140/RG.2.1.1882.2240\

Yang, yan. Et al. (2016). Mechanisms Contributing to Suppressed Precipitation in Mt. Hua of Central China.
Part I: Mountain Valley Circulation. Journal of the atmospheric science. Vol 73, Issue 3: 1351-1356.
https://doi.org/10.1175/JAS-D-15-0233.1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai