Anda di halaman 1dari 15

Analisa Cuaca Ekstrem dengan Menggunakan Data

Radiosonde pada Wilayah Kalimantan Selatan

Studi Kasus Wilayah Provinsi Kalimantan


Selatan Tanggal 13 - 14 Januari 2021

Disusun Oleh
Kelompok : Kel 3
Kelas : Meteorologi 5C
Anggota : Alfi Rifqi Qulub (Boss)
Ariantika
Arif Setiawan
M. Ridwan Prasetya
Wahyu Sulistiyono
Pendahuluan
Pada tanggal 12-14 Januari 2021 telah terjadi cuaca ekstrim yakni hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang
yang berdampak banjir di sebagian besar wilayah Kota/Kabupaten Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Tanah Laut, Barito
Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong.
Curah hujan dengan intensitas tinggi tercatat pada tanggal 13 Januari 2021 sebesar 51mm dan tanggal 14 Januari
sebesar 249mm di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, serta sebesar 15,9mm dan 255,3mm di Stasiun
Klimatologi Banjarbaru. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa akumulasi jumlah curah hujan selama 2 hari di
Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor berjumlah 300mm, yang jika dibandingkan pada normal jumlah curah hujan
bulanan Januari sebesar 394mm, maka kondisi ini tergolong dalam kondisi ekstrim.

Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor (2021, Maret 2). ANALISA KEJADIAN BANJIR PADA TANGGAL 15 JANUARI 2021 DI WILAYAH
KALIMANTAN SELATAN. Buletin Khusus Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor. Retrieved Desember 13, 2021, from
https://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id/artikel-analisa-kejadian-banjir-pada-tanggal-15-januari-2021-di-wilayah-kalimantan-s
elatan-39

• Gambar 1. Informasi Jumlah nilai Curah Hujan Harian Yang tecatat di Stamet Syamsuddin Noor.
Terlihat Nilai Curah Hujan pada tanggal 14 Januari 2021 Mencapai 249.0 Mm
Lokasi Tinjauan Pengamatan
• Pengamatan dilakukan dengan Menggunakan data Radiosonde Stasiun Meteorologi Syamsuddin
Noor Banjarmasin (koordinat 114°31'40″ – 114°39'55″ Bujur Timur dan 3°16'46″ – 3°22'54″ Lintang
Selatan)
• Pada Tanggal 13 - 14 Januari 2021 Pukul 00.00 UTC (07.00 WIB) dan 12.00 UTC (19.00 WIB)

Waktu Pengamatan
13 Januari 2021

14 Januari 2021
I. Tanggal 13 Januari 2021 Jam
00.00 UTC

Pada Gambar Diatas Menunjukkan Nilai CIN (warna biru) yang lemah pada lapisan Permukaan (1000 Mb – 925 Mb),
Kemudian keberadaan CAPE mulai terlihat diatas lapisan LFC pada ketinggian 907 Mb. Nilai CAPE meningkat seiring
dengan kenaikan lapisan tekanan dari lapisan 900 Mb – 300 Mb kemudian berangsur-angsur melemah hingga lapisan
150 Mb. Susunan Lapisan awan yang tebal berada pada lapisan 800 Mb-700 Mb, dengan keberadaan kilat pada lapisan
500 Mb. Berdasarkan Nilai CAPE yang tercatat, awan yang terdeteksi pada hasil pengamatan rason merupakan awan
Cb tipe ordinary Cells yang tinggi vertikalnya mencapai lapisan 200 Mb.
Analisa Indeks Stabilitas Atmosfer
pada tanggal 13 Januari Jam 00.00
UTC Jenis Indeks Nilai Indeks Keterangan
CAPE 1190 J/Kg Konvektif
Indeks Stabilitas atmosfer merupakan indeks yang Sedang
digunakan untuk mengukur labilitas atmosfer secara
CIN -28 J/Kg Nilai Hambatan
vertikal dalam pembentukan awan konvektif (Khususnya Sedang
Cb), dan juga terjadinya cuaca ekstrem.
SWEAT 238 Indikasi
Berdasarkan data hasil Pengamatan Rason 13 Januari Konvektif Yang
00.00 UTC, nilai CAPE (Convective Available Potential Lemah
Energy Index) terukur sebesar 1190 J/Kg yang Ada
SI 0.74
menandakan konveksi parsel udara dengan kekuatan Thunderstorm
sedang. Nilai CIN yang teramati sangat kecil, hanya Potensi Terjadi
LI -2.3
sebesar -28 J/Kg, yang menandakan tidak adanya Severe
hambatan yang menghalangi pergerakan konveksi udara Thunderstorm
secara vertikal. Nilai SWEAT sebesar 238 Menandakan TT 41.6 Aktivitas
nilai konveksi yang sedang dan potensi terbentuknya Thunderstorm
Lemah
thunderstorm dalam kategori Sedang. Berdasarkan nilai
yang diproleh dari indeks SI, LI, TT, dan KI semua indeks KI 37.5 Thunderstorms
yang intensif
ini menyatakan bahwa terjadi badai petir dalam sel
awan konvektif ini, dengan setiap nilai indeks
menunjukkan intensitas yang berbeda.
Tanggal 13 Januari Jam 12.00 UTC

Gambar di atas merupakan output dari hasil pengamatan radiosonde pukul 12.00 UTC
pada 13 Januari. Hasilnya menunjukkan data indeks stabilitas atmosfer dimana untuk
warna biru pada diagram merupakan indeks CIN (Convective Inhibition) dan karena
nilai CAPEnya rendah, maka tidak terlalu terlihat pada diagram.
Analisis Indeks Stabilitas Atmosfer 13 Januari 2021,
12.00 UTC
Indeks Nilai Berdasarkan analisis indeks stabilitas atmosfer
Lifted Index (LI) -2,9
pada tanggal 13 Januari 2021 pukul 12.00 UTC,
untuk nilai LI adalah sebesar -2,9, hal ini
SWEAT Index 238 mengindikasikan bahwa kondisi atmosfernya
labil dan memungkinkan terjadinya severe
CAPE 1 J/Kg
Thunderstorm. Kemudian untuk nilai SWEAT
CIN -19 J/Kg indeks adalah sebesar 238, hal ini
mengindikasikan kondisi cuaca sedikit buruk dan
K Index (KI) 38,5
terdapat konveksi yang kuat. Selanjutnya untuk
Total-total Index (TT) 43,1 nilai K Indeks adalah 38,5 yang mengindikasikan
potensi konvektif yang tinggi dengan
Precipitable Water 67.0 mm
thunderstorm yang intensif. Kemudian untuk
Selanjutnya, untuk nilai CAPE sangat kecil yaitu 1 nilai Total-total indeks adalah 43,1 yang
J/Kg, jika dari nilai CAPE maka pada 12.00 UTC menunjukkan terjadinya konveksi tingkat sedang.
potensi konvektivitasnya lemah. Dan nilai CIN juga
negatif. Meskipun demikian, kandungan uap air
sangat banyak, yaitu 67.0 mm
Tanggal 14 Januari Jam 00.00 UTC

Gambar di atas merupakan output dari hasil pengamatan radiosonde pukul 00.00 UTC
pada 14 Januari. Data yang dihasilkan tidak maksimal karena pengamatan terhenti
pada ketinggian sekitar 480 mb atau sekitar 4.7 Km. Dapat dilihat pada diagram di
atas nilai CAPE (merah) cukup besar dan tidak terlihat nilai indeks CIN (biru)
Analisis Indeks Stabilitas Atmosfer 14 Januari 2021,
00.00 UTC
Indeks Nilai Karena pengamatan tidak dilakukan dengan
Lifted Index (LI) -
maksimal, dan terhenti hanya sampai ketinggian
580 mb, nilai dari Lifted Index, SWEAT Index, K
SWEAT Index - Index dan Total-total Index tidak didapatkan.
Nilai dari CAPE dan CIN juga keduanya kecil
CAPE 241
dengan masing masing bernilai 241 dan 0. Nilai
CIN 0 CAPE yang rendah mengindikasikan konveksi
yang terjadi pada parsel lemah. Analisis tidak
K Index (KI) -
dapat dilakukan dengan maksimal karena tidak
Total-total Index (TT) - terdapat nilai dari beberapa indeks.
Precipitable Water 55.8 mm
Tanggal 14 Januari Jam 12.00 UTC

Gambar di atas merupakan output dari hasil pengamatan radiosonde pada tanggal 14
Januari 2021 pukul 12.00 UTC. Dimana hasilnya untuk warna merah merupakan nilai
indeks CAPE yang nilainya cukup kecil dan hanya mencapai lapisan sekitar 800 mb.
Analisis Indeks Stabilitas
Atmosfer 14 Januari 2021,
Jenis Indeks Nilai Indeks Keterangan
12.00 UTC
CAPE 64 J/Kg Konvektif
Lemah
Berdasarkan nilai indeks di samping, dapat Indikasi
SWEAT 241.0
dianalisis kondisi atmosfer pada tanggal 14 Konvektif
Januari jam 12.00 UTC cukup labil dengan uap air Lemah

yang cukup besar, namun memiliki potensi Showalter Index 1.7 Potensi Stabil
konvektif yang lemah hingga sedang. Hal ini Lifted Index -1.4 Potensi lemah
dapat dilihat dari nilai CAPE nya yang rendah
Total total Indes 39.6 Potensi
yaitu 64 J/Kg yang menandakan potensi konveksi konveksi
parsel udara yang lemah. Selain itu, SWEAT Index lemah
pada pukul 12 UTC mengindikasikan kondisi cuaca K Index 32.0 Potensi
sedikit buruk, serta nilai index yang lainnya juga Konveksi
sedang
memiliki nilai dengan potensi konvektif dan
thunderstorm yang lemah. sehingga dapat Precipitable water 62.9 mm tinggi
disimpulkan untuk tanggal 14 Januari 2021
kondisi konvektif dan thunderstorm sudah mulai
sedikit melemah di malam harinya.
Analisis Awan Konvektif Menggunakan Citra Satelit

a Jika di lihat dari citra satelit kanal


Infrared (a) dan Watervapor (b), maka
terlihat perkembangan awan konvektif
penyebab banjir di Banjarmasin pada 15
Januari 2021. Dimana pada 13 Januari 2021
jam 00.00 UTC suhu puncak awan adalah
b sebesar -62.0°C (Syarat awan CB = >-40°C),
kemudian pada pukul 07.00 UTC, suhu
puncak awannya meningkat -69,1°C.
Hingga pada pukul 12.00 UTC, awan CB
meluruh dengan suhu puncak awan yang
tercatat adalah sebesar -51,8°C. Awan CB
c inilah yang menyebabkan terjadinya
Thunderstorm pada wilayah Banjarmasin
pada 13 Januari 2021.
Analisis Awan Konvektif Menggunakan Citra Satelit

Analisis Awan Konvektif Menggunakan Citra Satelit dengan Menggunakan Metode Split Window Algorithm

Pada Tanggal 13 Januari pukul 00.00 UTC


terlihat keberadaan Gugusan Awan
Cumulonimbus disertai awan Cirrus di
sekelilingnya, dengan inti pada awan Cb
memiliki suhu sebesar (216 K) -57.15 °C.
Keberadaan Awan Cb ini terlihat melalui
Peta Kontur awan pada Kanal Infrared
dengan treshold yaitu, high: 248 K, Low:
0 K, dan interval kontur sebesar 5 K.
Analisis Awan Konvektif Menggunakan Citra Satelit

Analisis Awan Konvektif Menggunakan Citra Satelit dengan Menggunakan Metode Split Window Algorithm

Pada Tanggal 13 Januari pukul 12.00 UTC


terlihat adanya Gugusan Awan tinggi
jenis cirrus dan ditemukan pula sel awan
Cumulonimbus disekitar banjarbaru,
banjarmasin dan dipelaihari, dengan inti
pada awan Cb memiliki suhu sebesar (228
K - 236 K) -45.15°C sampai -37.15 °C.
Keberadaan Awan Cb ini terlihat melalui
Peta Kontur awan pada Kanal Infrared
dengan treshold yaitu, high: 248 K, Low:
0 K, dan interval kontur sebesar 5 K.
Referensi
Fibriantika, E., & Dian Mayangwulan. (2020). Analisis Spasial Indeks Stabilitas Udara di Indonesia. Jurnal Sains &
Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol.12, 1-12.

Nurrohman, F., & Bayong Tjasyono. (2016). Kajian Indeks Stabilitas Atmosfer Terhadap Kejadian Hujan Lebat di
Wilayah Makassar (Studi Kasus Bulan Desember 2013-2014). Jurnal Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika, Vol. 3 No.2.

Terima kasih
Stay Safe :D

Anda mungkin juga menyukai