mengetahui potensi cuaca buruk dan dianggap representatif dalam lingkungan skala sinoptik
(Derubertis 2005). Indeks stabilitas merupakan sebuah algoritma yang dirancang untuk
mengevaluasi sifat stabilitas atmosfer dari sounding vertikal. Indeks stabilitas menggambarkan
keadaan instabilitas sesungguhnya dari nila threshold peluang terjadinya konveksi, peluang
maupun frekuensi badai guruh serta cuaca buruk di suatu wilayah (Tjasyono 2008b) sehingga
dapat membantu prakirawan untuk memprediksi beberapa fenomena cuaca (Zakir et al. 2010)
Berikut merupakan penjelasan-penjelasan indeks stabilitas hasil turunan yang dapat dihasilkan
dari pengamatan radiosonde.
Tabel 2.4 Nilai TTI dan klasifikasinya (Air Weather Service 1990)
Nilai TTI Stabilitas Atmosfer
Kurang dari 45 Kelabilan lemah
45 sampai 55 Kelabilan sedang
Lebih dari 55 Kelabilan kuat
Keterangan :
Zn = Equilibrium Level/EL (mb)
LFC = Level of Free Convection (mb)
CCL = Convective Condensation Level (mb)
G = percepatan gravitasi bumi (9.8 m/s-2)
Tparcel = suhu virtual parsel udara (oK)
Tenv = suhu virtual lingkungan (oK)
Perhitungan nilai CAPE dilakukan dengan mengintegrasi (menjumlahkan nilai
pelambungan lapis demi lapis) ke arah vertikal mulai dari lapisal LFC sampai lapisan
keseimbangan. LFC adalah lapisan dimana parsel akan mampu secara bebas untuk konveksi
tanpa ada gaya yang memaksanya. Secara manual CAPE dapat dihitung dengan cara:
𝑇𝑝𝑎𝑟𝑐𝑒𝑙 −𝑇𝑒𝑛𝑣
𝐶𝐴𝑃𝐸 = ∑𝑛1,2,3,…. 𝑔 𝑥 ( ) 𝑥 ∆𝑍𝑖 ................................. (2.8)
𝑇𝑒𝑛𝑣
Dalam rumus tersebut mengandung pengertian bahwa apabila dalam udara labil suatu
parsel udara terangkat ke atas, gerakannya dipercepat oleh perubahan beda tekanan udara parsel
dan tekanan udara luar pada setiap lapisan. Umumnya, tekanan udara luar lebih besar daripada
tekanan parsel udara. Makin besar perbedaan tekanan tersebut, makin besar gerak ke atas
sehingga potensi pertumbuhan awan konvktif makin besar. Selain itu, rumus CAPE
menyatakan bentuk labilitas lapisan atmosfer termal dengan lapisan panas di bagian bawah dan
lapisan dingin di bagian atas. Oleh karena itu, CAPE cukup efektif sebagai indikator labilitas
untuk menaksir potensi kelambungan (bouyancy) parsel udara. Peningkatam nilai CAPE
umumnya menyebabkan konveksi semakin kuat sehingga nilai ini dapat digunakan sebagai
indeks labilitas atmosfer (Ferdiansyah 2012).