Satuan paparan:
- SI = coulomb/kilogram (C/kg)
- Satuan lama = Rontgent (R)
1 C/kg adalah besar paparan yg dapat menyebabkan terbentuknya muatan listrik
sebesar 1 coulomb pada suatu elemen volume udara yg mempunyai massa 1 kg.
Laju paparan
Laju paparan adalah besar paparan per satuan waktu.
Keterangan :
dE = energi yg diserap
dm = massa bahan
Dosis serap berlaku untuk semua jenis radiasi dan semua jenis bahan yang dilalui.
Laju dosis serap adalah besar dosis serap per satuan waktu
Satuan laju dosis serap:
- SI = joule/kg.jam (Gy/jam)
- Satuan lama = rad/jam
Keterangan:
D = Dosis serap (rad)
X = Paparan (R)
f = Faktor konversi dari laju paparan ke laju dosis serap (rad/R)
Dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda ternyata
memberikan akibat atau efek yang berbeda pada sistem tubuh makhluk hidup.
Makin besar daya ionisasi makin tinggi tingkat kerusakan biologi yang
ditimbulkannya. Besaran yg merupakan jumlah radiasi untuk menimbulkan
kerusakan pada jaringan/organ dinamakan Faktor bobot radiasi(Wr)
Faktor bobot radiasi sebelumnya disebut dengan faktor kualitas (QF), Sedang
untuk aplikasi di bidang radiologi dinyatakan dengan relative biological
effectiveness (RBE)
keterangan :
H = dosis ekivalen
D = dosis serap
Wr = Faktor bobot radiasi
Pada penyinaran seluruh tubuh sedemikian sehingga setiap organ menerima dosis
ekivalen yg sama,ternyata efek biologi pada setiap organ tersebut. Efek radiasi yg
diperhitungkan adalah efek stokastik. Besaran dosis yg memperhitungkan
sensitivitas organ disebut dosis ekivalen efektik(E) Tingkat kepekaan organ
terhadap efek stokastik akibat radiasi disebut faktor bobot organ tubuh (Wr).
Laju dosis ekivalen efektif adalah Dosis ekivalen efektif per satuan waktu.
5) Dosis Kolektif
Dosis kolektif adalah dosis ekivalen atau dosis efektif yang digunakan apabila
terjadi penyinaran pada sejumlah besar populasi peduduk. Penyinaran ini biasanya
muncul akibat kecelakaan nuklir atau kecelakaan radiasi. Simbol besaran untuk
dosis kolektif adalah ST dengan satuan sievert-man (Sv-man).
Keterarangan :
H= Dosis ekivalen
p= jumlah populasi (penduduk)
Penelitian Berbagai jenis sumber termasuk reaktor Tangan, wajah, bagian lain
Terjadinya Transpirasi
Tumbuhan menerima radiasi matahari di siang hari dan hanya
sekitar 0,5-2,0% energi yang dimanfaatkan tumbuhan dari total
keseluruhan energi yang tersedia. Radiasi matahari akan
meningkatkan suhu daun, sehingga perlu diimbangi dengan usaha
membebaskan energi tersebut karena peningkatan suhu tumbuhan
akan mengganggu metabolismenya. Transpirasi merupakan bentuk
pengeluaran uap air melalui sel stomata daun. Proses ini terjadi di
saat stomata dibuka. Selain untuk menimbulkan laju pengangkutan
unsur hara, juga menjaga stabilitas suhu daun. Namun, pada
beberapa jenis tumbuhan seperti kaktus yang hidup di daerah
kering, transpirasi di siang hari sangat dihindari karena transpirasi
akan banyak menghilangkan kandungan air dalam jaringannya
Perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses berkembangnya biji menjadi
tumbuhan muda. Perkecambahan menjadi bagian dari
fotomorfogenesis. Fotomorfogenesis merupakan pengaruh cahaya
terhadap pertumbuhan atau perkembangan struktur. Adapun
pengaruh cahaya atau radiasi terhadap perkembangan tumbuhan
muda yaitu:
- Pemanjangan batang berlangsung cepat di daerah gelap
(etiolasi)
- Belum ada pertumbuhan daun dan klorofil di daerah gelap
- Pertumbuhan akan terbatas di daerah gelap
- Pada saat pertumbuhan kecambah dipengaruhi radiasi atau
cahaya matahari, terjadi pertumbuhan dan, perkembangan
akar, produksi klorofil, dan terjadi penghambatan
pemanjangan batang
Fotoperiodisme
Sebenarnya fotoperiodisme merupakan lanjutan perkembangan
dari fotomorfogenesis. Fotoperiodisme disini lebih ke
perkembangan tumbuhan dari fase vegetatif menjadi tahapan
pembentukan burga.Fotoperiodisme merupakan pengaruh radiasi
matahari (periode terang dan gelap) untuk merangsang
pembungaan.
3. Kerontokan Bulu
Bulu adalah pertumbuhan rambut tebal yang menutupi kulit berbagai
hewan, terutama mamalia . Hewan memiliki perlindungan alami, seperti
bulu, rambut, atau sisik yang menutupi sebagian besar atau seluruh bagian
tubuh mereka.Berbagai perlindungan alami tersebut akan membantu
hewan melindungi tubuhnya dari paparan radiasi sengatan matahari.
4. Kematian
Radiasi ion dapat menyebabkan Kematian. Paparan radiasi dalam jumlah
besar dapat menyebabkan penyakit bahkan kematian dalam hitungan jam
atau hari. Kematian hewan akibat radiasi dapat terjadi apabila efek radiasi
pada hewan sudah relatif tinggi sehingga tubuh hewan tidak dapat
menanggulangi kerusakan Akut yang mengakibatkan kematian pada
hewan
Safety sign adalah sebuah media komunikasi visual berupa piktogram/simbol dan
teks yang berguna untuk menyampaikan informasi bahaya atau pesan-pesan K3
kepada pekerja, kontraktor, dan tamu yang berada di area perusahaan.
Simbol/piktogram juga harus sesuai standar agar mudah dikenali dan dipahami pekerja
dan orang lain yang berada di lingkungan. Umumnya, Simbol/piktogram pada safety sign
harus berhubungan langsung dengan bahaya, APD, atau informasi tertentu.
Menurut rekomendasi ICRP, pekerja radiasi yang di tempat kerjanya terkena radiasi tidak
boleh menerima dosis radiasi lebih dari 50 mSv per tahun dan rata-rata pertahun selama 5
tahun tidak boleh lebih dari 20 mSv. Nilai maksimum ini disebut Nilai Batas Dosis
(NBD). Jika wanita hamil yang di tempat kerjanya terkena radiasi, diterapkan batas
radiasi yang lebih ketat. Dosis radiasi paling tinggi yang diizinkan selama kehamilan
adalah 2 mSv.
Proteksi Radiasi
Sumber
o Jarak
Intensitas radiasi dipengaruhi oleh hukum kuadrat terbalik
o Waktu
Pemaparan dapat diatur dengan
- Pembatasan waktu generator dihidupkan
- Pembatasan waktu berkas diarahkan ke ruang tertentu
- Pembatasan ruang yang dipakai
o Perisai
Digunakan bila ternyata jarak dan waktu tidak mencukupi, maka dibuat
dari timbal atau beton. Jenis perisai:
1. Perisai primer : memberi proteksi terhadap radiasi primer
(berkas sinar gamma)
2. Perisai sekunder : memberi proteksi terhadap radiasi
sekunder (sinar bocor dan hambur)
Petugas
Memakai APD berupa sarung tangan, apron berlapis Pb 0,5 mm, sepatu, tutup
kepala dan sebagainya. Memiliki alat untuk mencatat Dosis Personil seperti Film
Badge (mencatat do radiasi yang diterima), Dosimeter Saku (memantau dosis
yang diterima individu), Geiger-Muler Surveymeter (mengukur laju pemaparan di
lingkungan).
Pasien
Pemeriksaan hanya atas permintaan dokter, dosis radiasi sekecil mungkin, waktu
penyinaran sesingkat mungkin, jarak fokus pasien jangan terlalu pendek, Organ
reproduksi dilindungi.
Lingkungan
Proteksi terhadap linkungan terhadap radiasi dapat dilakukan dengan melapisi
ruang radiografi menggunakan Pb untuk menyerap radiais yang terjadi saat proses
radiografi.
HASIL DISKUSI
1. Penanya : Rifdah
Penjawab : Amanda Widyastuti (200802004)
Pertanyaan : Apakah dosis serap yang sama tapi dari jenis radiasi yang berbeda
apakah dapat memberikan efek yang sama?
Jawaban :
Dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda ternyata memberikan
akibat atau efek yang berbeda pada sistem tubuh makhluk hidup. Makin besar daya ionisasi
makin tinggi tingkat kerusakan biologi yang ditimbulkannya. Besaran yg merupakan jumlah
radiasi untuk menimbulkan kerusakan pada jaringan/organ dinamakan Faktor bobot
radiasi(Wr).
2. Penanya :
Penjawab : Safira Azkia (200802043)
Pertanyaan : Apa yang terjadi apabila DNA mengalami kerusakan?
Jawaban :
Kerusakan DNA adalah salah satu penyebab yang dapat mebuat sel normal bertumbuh
menjadi sel kanker. Hal ini dikarenakan DNA yang rusak dapat menyebabkan mutasi di gen
vital yang mengontrol pembelahan sel sampai terjadi pembelahan sel yang tidak terkendali
dan memicu pertumbuhan sel kanker, Selain itu kerusakan DNA mengakibatkan terjadinya
perubahan struktur molekul gula atau basa, pembentukan dimer, putusnya ikatan hidrogen
antar basa, hilangnya gula atau basa dan lain sebagainya. Kerusakan yang lebih parah adalah
putusnya salah satu atau kedua untai DNA.
3. Pertanyaan Kelompok
Bagaimana regulasi keamanan dan kesehatan yang spesifik bagi laboratorium berbasis kimia
inti dan radiasi?
Jawaban :
Di seluruh area kerja, dimana operasi bahan kimia dilakukan atau dimana lingkungan
kemudian akan terkontaminasi oleh bahan kimia yang berbahaya, maka standar K3LH yang
tinggi harus diberlakukan. Satu yang terpenting, yakni kewajiban menggunakan APD.
Berikut panduan pemilihan APD berdasarkan jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh :
Setelah menentukan kategori APD yang diperlukan, berikut panduan memilih APD yang
tepat sesuai dengan potensi bahaya dan tingkat perlindungan yang diperlukan :
a. Pakaian Pelindungan
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi tubuh atau pakaian pekerja saat terjadi
kontak dengan bahan kimia berbahaya dan mencegah penyebaran kontaminasi. Pemilihan
pakaian pelindung saat menangani bahan kimia tergantung pada risiko dan tingkat
perlindungan yang diperlukan.
Berikut beberapa pakaian pelindung yang dapat
digunakan saat menangani bahan kimia, antara
lain :
Jas Laboratorium
Jas laboratorium dapat
digunakan untuk penggunaan skala kecil dan
penanganan bahan kimia dengan resiko
rendah. Pakaian pelingdung ini berfungsi
untuk mencegah kontaminasi bahan ke
dalam tubuh, melindungi tubuh dan pakaian
pekerja dari percikan, cipratan, atau
tumpahan bahan kimia.
Jas Laboratorium dapat diaplikasikan untuk
pemakaian umum, perlindungan dari bahan kimia, biologi, radiasi, dan bahaya fisik.
Jas laboratorium harus terbyat dari bahan katun dan sintetik seperti nilon atau
terylene dengan water repellent (pori-pori kain tidak dapat ditembus oleh air). Jas
laboratorium tidak boleh dipakai di luar daerah laboratorium.
Apron
Apron biasanya diaplikasikan untuk penggunaan bahan kimia dalam
jumlah besar dan beresiko tinggi. Apron digunakan untuk melindungi pekerja dari
bahan yang bersifat korosif dan mengiritasi, cairan berbahaya, zat pelarut yang kuat,
minyak dan pelumas padat/gemuk (grease).
Pakaian pelindung berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari
bahan neoprene atau polyurethane dilapisi bahan nilon, terylene, atau karet alami.
Ada juga yang terbuat dari bahan plastik, dengan rekomendasi tidak boleh dikenakan
di area yang mengandung bahan kimia mudah terbakar karena bisa dapat
menimbulkan kebakaran yang dipicu listrik statis.
Jumpsuits atau coverall
Pakaian pelindung ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi
berisiko tinggi seperti menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam
jumlah banyak. Jumpsuit atau coverall bersfungsi untuk melindungi pekerja dari
percikan, cipratan, atau tumpahan zat berbahaya berisiko tinggi.
b. Pelindung Tangan
Fungsi utama pelindung tangan adalah melindungi tangan dari cedera akibat
terkena bahan kimia atau terkena peralatan laboratorium yang pecah atau rusak serta
melindungi tangan dari permukaan benda yang kasar atau tajam dan material panas atau
dingin.
Bahan kimia biasanya dapat dengan cepat merusak material sarung tangan jika
material yang dipilih tidak sesuai dengan sifat bahan kimia yang ditangani. Maka,
material dan ketebalan menjadi pertimangan utama saat memilih sarung tangan. Bahan
sarung tangan yang dipilih harus sesuai dengan sifat bahan kimia yang ditangani.
Sarung tangan yang digunakan saat menangani bahan kimia biasanya terbuat dari
neoprene, polyvinyl chloride (PVC), polyvinyl alcohol (PVA), karet butil atau alaam,
karet sintesis, dan nitril.
c. Pelindung Kaki
Pelindung kaki (sepatu safety) digunakan
untuk melindungi kaku dari kemungkinan
tumpahan bahan kimia beracun dan
berbahaya serta mencegah penyebaran
kontaminasi. Pemilihan sepatu safety yang
aman untuk penanganan bahan kimia
didasarkan pada bahaya dan kondisi
lingkungan kerja.
Berikut beberapa poin yang harus
diperharikan dalam memilih sepatu safety untuk area dengan potensi bahaya baham kimia
:
Jenis sepatu safety harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya yang dapat
mengakibatkan cedera. Jenis sepatu safety juga perlu dipertimbangkan, apakah
sepatu perlu menutupi pergelangan kaki, lutut atau paha, tergantung bagian-bagian
tubuh yang berisiko mengalami cedera saat menangani bahan kimia.
Material sepatu safety harus memiliki fitur ketahanan terhadap air dan bahan kimia.
Karet sintesis, karet butil atau alam, vinyl dan nitril merupakan material sepatu yang
cocok digunakan saat operasi bahan kimia.
Konstruksi sepatu safety juga harus memperhitungkan bahaya yang ada di
lingkungan kerja seperti lantai basah, lantai licin, dan jatuhan benda berat atau berat.
Pilih sepatu dengan fitur sol luar anti slip untuk menghindari risiko tergelincir dan
fitur pelindung jari kaki berbahan baja untuk melindungi kaki dari resiko jatuhan
benda berat atau tajam.
Bila seseorang bekerja di area operasi bahan kimia mudah terbakar, maka sepatu
dengan fitur anti statis perlu digunakan
Untuk melindungi sepatu dari kontaminasi bahan kimia berbahaya berbentuk debu,
serat, atau partikel di udara, sepatu safety sekali pakai atau penutup sepatu (shoe
cover) sekali pakai dapat digunakan.
Face Shields (tameng muka) : pelindung sekunder yang berguna untuk melindungi
seluruh wajah dari paparan sumber bahaya. Face shields yang dirancang menyatu
dengan headgear dapat melindungi wajah, namun tidak sepenuhnya melindungi
mata. Agar perlindungan dari berbagai sumber bahaya seperti partikel berterbangan,
percikan atau cipratan bahan kimia lebih maksimal, pekerja direkomendasikan
menggunakan face shields bersamaan dengan safety goggles. Face shields tidak
cocok untuk melindungi pekerja dari debu, asam, atau gas.
Tidak hanya jenisnya, tipe lensa
yang digunakan pada pelindung
mata dan wajah juga perlu
diperhatikan. Lensa harus
transparan dan tidak mengganggu
penglihatan. Berikut jenis lensa
yang direkomendasikan untuk
pelindung mata dan wajah :
Polycarbonates – efektif untuk
memberikan perlindungan
terhadap partikel, berterbangan,
namun tidak cocok memberikan
perlindungan terhadap bahan kimia yang bersifat korosif.
Arcylic resins
– cocok untuk memberikan
perlindungan terhadap berbahai
jenis bahan kimia, namun memiliki
kemampuan yang lemah dalam
menahan dampak bahaya.
Plastik –
perlindungan akan lebih maksimal
jika diberi lapisan anti kabut.
CATATAN : untuk memberikan perlindungan maksimal, pastikan APD
terpasang erat pada mata dan wajah. Keadaan atmosfer ruangan dan ventilasi
terbatas biasanya menyebabkan lensa menjadi
berkabut. Lakukan pembersihan sesering
mungkin.
e. Pelindung Pernapasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke
dalam tubuh manusia adalah melalui pernapasan. Banyak
partikel di udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan sistem pernapsan. Pelindung pernapsan
yang tepat harus digunakan untuk meminimalkan
sumber-sumber bahaya tadi. Berikut jenis pelindung pernapsan yang dapat digunakan
saat menangani bahan kimia :
Air-Purifying Respirator (Respirator Pemurni Udara)
a. Particulate Respirator
Respirator ini hanya digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya paparan tingkat
rendah (seperta debu, kabut, dan asap). Tidak cocok digunakan untuk melindungi
pekerja dari paparan gas dan uap. Pada respirator jenis ini, filter menangkap partikel
dari udara dengan metode penyaringan, sehingga udara yang melewati respirator
menjadi bersih. Contoh dari particulate respirator adalah disposable dust masks
dan respirator dengan disposable filter.
APD merupakan upaya terakhir untuk meminimalkan risiko yang dapat terjadi akibat
kecelakaan atau bahaya di lingkungan kerja maupun saat operasi bahan kimia. Tidak
hanya pemilihan APD yang harus dilakukan secara tepat, pemeriksaan dan perawatan
APD secara rutin pun perlu dilakukan untuk memastikan APD yang digunakan dapat
memberikan perlindungan dalam menahan dampak bahaya bahan kimia.