Anda di halaman 1dari 42

STRUKTUR ATOM

Perkembangan Teori Atom

 Teori Atom John Dalton


 Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom.
 Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu:
1.Hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier)
2.Hukum susunan tetap (Hukum Prouts).
 Lavosier menyatakan bahwa”Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu
sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”.
 Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa selalu tetap”.
 Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang
atom sebagai berikut:
 Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi.
 Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
 Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana.
Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
 Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan atom unsur
berbeda,berlainan dalam massa dan sifatnya.
 Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain.
 Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga tidak ada atom
yang berubah akibat reaksi kimia.
 Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
 Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti
pada tolak peluru.
 Seperti gambar berikut ini:
Kelebihan teori atom dalton :
 Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom

Kekurangan teori atom Dalton :


 Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat
menghantarkan arus listrik.
 Atom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri dari partikel
subatom
 Atom-atom dari unsur yang sama, dapat mempunyai massa yang berbeda
(disebut Isotop )
 Atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi atom unsur lain melalui Reaksi
Nuklir
 Beberapa unsur tidak terdiri dari atom-atom melainkan molekul-molekul
 Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan
unsur yang lain
 Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan
 Berdasakan eksperimen:
 J.J Thomson (1897),
 Rutherford (1911),
 Neils Bohr (1912),
 Chadwich Mosely dan lainnya

 membuktikan atom memiliki struktur yang komplek, terdiri dari


beberapa partikel : elektron, proton dan neutron
I. SINAR KATODA atau SINAR NEGATIF  PENEMUAN ELEKTRON
 Sifat atom komplek  studi konduktifitas listrik melewati suatu gas pada
tekanan rendah oleh Julius Placker (1850).
 Tabung kaca silinder tertutup (tabung discharge) dilengkapi elektroda logam,
dihubungkan dengan pompa vacum tinggi dan pengukur tekanan rendah
 Elektroda (katoda=negatif; anoda=positif) dihubungkan voltase tinggi (10.000
volt atau lebih)
 Kelebihan gas dipompa keluar melalui pompa vacum tinggi dan tekanan dalam
tabung berkurang hingga 0,001 mmHg
 Ketika diberi voltase tinggi, dinding tabung mulai bersinar dengan warna biru
atau kehijauan tergantung komposisi gas dalam tabung
 Sinar diemisikan dari katoda dan bergerak menuju anoda dengan kecepatan
yang tinggi
 Sinar disebut sinar katoda oleh Goldstein (1876)
Gambar Tabung Discharge Penghasil sinar katoda
SIFAT SINAR KATODA
1. J.J Thomson (1807)
 Ketika sinar katoda dilewatkan medan listrik (dilewatkan pada dua plate
bermuatan listrik)  sinar dibelokkan ke plate bermuatan positif.
 Maka: sinar katoda bermuatan negatif
2. J. Perrin (1895)
 Jika medan magnet diterapkan pada sinar katoda dari atas dan bawah tabung
tegak lurus  sinar katoda dibelokkan ke atas bidang kertas.
 Membuktikan partikel sinar katoda bermuatan negatif
3. Menghasilkan flouresen hijau pada dinding tabung kaca
 Flouresen juga dihasilkan barium pentasianat, cerium, minareal alam,
sulfida dan sulfat

4. Sinar dikeluarkan dari katoda


 Arah sinar tidak dipengaruhi posisi anoda

5. Sinar bergerak pada garis tegak lurus dengan permukaan katoda


 Jika benda logam (Al) ditempatkan memotong sinar datang  bayangan
tajam dari benda akan tercetak di dinding berhadapan dengan katoda
 Membuktikan sifat partikel dari sinar katoda
6. Sinar katoda terdiri dari partikel material yang berpindah dengan masa dan
kecepatan tertentu

 Crookes (1870), menempatkan dayung mika pada sinar  terjadi gerakan


secara memutar membuktikan sinar katoda terdiri dari partikel yang
bergerak dengan masa dan kecepatan tertentu  memiliki momentum
(massa)
7. Sinar katoda menghasilkan panas jika dijatuhkan pada suatu material
 Sinar katoda dari cekungan katoda difokuskan pada kertas platinum (Pt) akan
bersinar
 Energi kinetik sinar katoda ditarsnformasi menjadi energi panas jika diberhentikan

8. Sinar katoda menghasilkan sinar-X


 Sinar katoda menabrak benda padat, pertikel dengan berat atom yang besar
akan meningkatkan daya tembus radiasi , sinar-X memilik sifat cahaya

9. Mengionkan gas jika dilewatkan

10. Menyebabkan perubahan kimia


 Memiliki pengaruh reduksi

11. Dapat melewati lembaran logam tipis


 Dibuktikan oleh Heinrich Hertz dan P. Lenard (1862-1947) melewatkan sinar
katoda melalui lembaran aluminium
II. SINAR ANODA ATAU SINAR POSITIF  PENEMUAN PROTON

 Atom secara elektrik netral, karena memiliki muatan partikel negatif


(elektron) maka atom harus memiliki muatan positif

 E. Goldstein fisikawan Jerman (1886) menggunakan tabung discharge


dengan katoda yang berlubang-lubang

 Diamati bahwa ketika perbedaan potensial yang besar diterapkan pada


elektroda, tidak hanya sinar katoda elektron yang berasal dari katoda
bergerak menuju anoda, tetapi ada tipe sinar yang berwarna secara
simultan berasal dari anoda

 Bergerak dari anoda menuju katoda dan masuk ke lubang-lubang pada


katoda dan menyebabkan glowing (bersinar) dinding yang di depan anoda

 Sinar ini disebut sinar kanal (sinar lubang) karena melewati lubang atau
kanal katoda disebut sinar anoda

 J.J Thomson menyebutkan sinar bermuatan positif dan disebut sinar positif
Gambar Produksi sinar positif (anoda)
Sifat- sifat Sinar Positif

 Sifat sinar positif menurut J.J Thomson:


1. Partikel penyusun sinar anoda bermuatan positif , dibuktikan dengan:
(a) Ketika melewati medan listrik akan dibelokkan ke plat bermuatan negatif
(b) Adanya medan magnet sinar dibelokkan ke arah berlawanan dari katoda
2. Rasio muatan terhadap masa sinar positif lebih kecil dibandingkan untuk
elektron
3. Sinar positif dihasilkan dengan cepat pada plat ZnS
4. Sinar bergerak secara garis lurus berlawanan dengan katoda
5. Partikel positif disebut proton ( diberi nama oleh Rutherford)
H – e- = H+ (proton)
6. Muatan proton sama nilainya dengan elektron tetapi berlawanan tanda
Muatan proton = + 1,602 x 10-19 coulomb sama dengan = +1
7. Massa proton
Thomson menemukan massa proton = 1,672 x 10-24 g
Defenisi Proton
 Masa dan muatan proton adalah: partikel sub atom memiliki masa 1 amu dan
muatan positif = +1
 Proton adalah: partikel sub atom yang memiliki satu satuan masa dan satu satuan
muatan positif
 1+1 P atau 1+1 H

Produksi Sinar positif


 Elektroda logam diberi voltase tinggi pada tabung yang berisi gas dengan
tekanan rendah, molekul gas diubah menjadi atom
 Elektron kecepatan tinggi (sinar katoda) yang bersal dari katoda menabrak
atom , atom diubah menjadi kation lewat menuju lubang katoda dan
merupakan sinar positif
 Elektron yang diperoleh dengan mengubah atom gas menjadi kation dan
bergerak menuju anoda disebut sinar negatif
 M + e- (berasal dari katoda)  M+ + 2e-
M+ masuk ke lubang katoda sebagai sinar positif
2e- bergerak ke anoda sebagai sinar negatif
 Proton mirip seperti elektron yang merupakan konstituen utama semua atom
Gambar ilustrasi produksi sinar positif
2. MODEL ATOM THOMSON

1. Thomson 1893, mengusulkan: atom adalah bulatan muatan positif yang besar,
terdiri dari muatan positif yang menyebar yang terdistribusi merata pada seluruh
permukaan bola
2. Elektron menempel di dalam bola atom sehingga menjadi netral secara elektronik
3. Elektron yang menempel pada bola mirip seperti biji semangka
4. Tolakan yang muncul antara elektron membuat elektron-elektron berubah dalam
bentuk lingkaran kulit
5. Kelemahannya: tidak dapat menjelaskan besarnya tolakan yang disebabkan partikel-
 dalam eksperimen Rutherford
3. PENEMUAN NEUTRON

 Hingga 1932, atom terdiri hanya proton dan elektron, masa atom disebabkan
oleh adanya masa proton dalam inti, sehingga masa elektron ditiadakan

 Massa setiap proton sama dengan 1,00375 atomik masa unit (amu)

 Rutherford: massa atom dari atom berbeda tidak dapat dijelaskan jika hanya
didukung bahwa atom hanya terdiri dari proton dan elektron

 Singga diprediksi, 1920: partikel netral memiliki massa sama dengan proton
ada dalam atom

 Chadwick 1932, menemukan partikel netral dan mendapat Nobel bidang Fisika
1935

 Partikel netral ditembak dengan inti cahaya seperti Li dan Be dengan partikel-

 Partikel disebut neutron memiliki sifat netral
EKPERIMEN
 Chadwich, mengarahkan aliran partikel- (4 2 He) yang dihasilkan dari sumber
Polonium pada target (isotop 9 4Be ) yang telah ditempatkan detektor.
 Dihasilkan radiasi yang memiliki daya tembus
 Radiasi disebut neutron , tidak adanya muatan dibuktikkan dengan detector
muatan
 Reaksi merupakan transmutasi suatu atom berilium (isotop) 9 4 Be yang
diubah menjadi atom karbon reaksi inti
4
2 He + 4
2Be  12 6 C + 1
0 n
Massa dan muatan neutron
Massa neutron = proton
Massa proton = 1 amu, walaupun massa neutron = 1,00898 amu
Neutron tidak memiliki muatan

Defenisi Neutron
 Partikel subatom yang memiliki massa sama dengan proton (1 amu) dan tidak
memiliki muatan (1 0 n)

Sifat Neutron
 Peluruhan neutron
Neutron bebas meluruh menjadi proton (1 +1 P) dan mengemisikan elektron (0 -1 e)
dan neutrino (00 )

 Neutron memiliki daya tembus/tajam


Menembus timah dengan ketebalan 1,5 cm lebih kuat sedikit dari radiasi kosmik

 Neutron memiliki sifat mengusir proton dengan kecepatan tinggi dari bahan
hidrogen seperti parafin, air kertas, selopena dan lain-lain

 Neutron mirip sinar-X dan sinar-, tidak dihasilkan melalui ruang gelap Wilson tetapi
neutron dihasilkan bukan ionisasi
Kegunaan Neutron

 Hampir semua unsur yang dapat di mutasi dengan neutron, bisa dengan
neutron cepat atau dengan neutron lambat
Neutron cepat mengeluarkan partikel  dari inti nitrogen dan diubah
menjadi inti
boron
7N +0n 5B
14 1 11 + 4
2H

Neutron lambat mengenai suatu substansi , ditangkap dengan emisi enrgi


radiasi 
yang tinggi, di bentuk subtansi baru:
65 + n1  65
29 Cu 0 29 Cu + hv
65  66 + e0
29 Cu 30 Zn -1
3. MODEL ATOM INTI RUTHERFORD – PENEMUAN INTI

 Model atom Thomson atom: elektron dan proton, diketahuinya dimana


letak elektron pada atom
 Rutherford (1911), Saintis Inggris: eksperimen penembakan sinar alfa
() pada lembaran logam tipis
 Sinar alfa: inti helium : 2 muatan positif dan bilangan massa 4  (+2 4)
atau (+2 He4)
 Berkas sinar alfa dari substansi radioaktif radium yang diletakkan pada
balok logam dan diarahkan pada lembaran tipis emas (0,00004 cm).
 Layar yang bergerak secara berputar yang dikoting ZnS ditempatkan
pada sisi foil.
 Layar membantu mendeteksi arah perpindahan sinar alfa
 Ketika partikel mengenai layar, akan diamati nyala sinar
 Kebanyakan partikel alfa melewati foil tanpa dibelokkan
 Beberapa dibelokkan kira-kira 90 setelah mengenai foil
 Sangat sedikit (tidak lebih dari satu dalam 10.000) di kembalikan ke arah
asalnya
Gambaran Eksperimen Rutherford
Tiga jenis defleksi partikel  pada foil emas 021.. 1/2…057 +
Kombinasi eksperimen Rutherford dan penemuan Chadwich (1932) diusulkan
model atom secara lengkap  Model Atom Rutherford disebut atom inti:

1. Atom adalah massive (padat) dan muatan inti ada pada pusatnya

 Pusat atom disebut inti


 Adanya inti karena beberapa partikel dibelokkan kembali maka muatan inti
positif
 Proton dan neutron ada pada inti atom
 Inti atom sangat kecil
 Jumlah massa proton dan neutron adalah inti, dan ditiadakan oleh elektron
 Bagian disekitar inti merupakan ruang kosong, maka ataom terdiri dari
ruang kosong di sekitar inti
 Inti atom yang bermuatan positif berbeda untuk setiap unsur
2. Volume yang ditempati inti hanya fraksi kecil dari total volume atom
 Ukuran inti sangat kecil dibandingkan keseluruhan atom
 Dibuktikan hanya sebagian kecil partikel alfa dibelokkan

3. Atom tidak padat


 Kebanyakan ruang disekutar inti kosong kecuali yang ditempati elektron
 Dibuktikan banyaknya sinar alfa yang diterusakan dibandingkan dibelokkan

4. Elektron bergerak disekitar inti pada suatu orbit dengan kecepatan tertentu
dan hampir semua ruang disekitar inti ditempati elektron yang bergerak
 Model atom Rutherford mendekati sistem tatasurya dimana matahari yang
ukurannya besar berperan sebagai inti yang massive dan planet yang
bergerak pada orbitnya berperan sebagai elektron yang selalu bergerak
 Model atom Rutherford elektron yang bergerak memngelilingi inti disebut:
planetori elektron
Perbandingan model atom Rutherford dengan sistem
Tata surya
Kekurangan Model Inti Rutherford
 Rutherford: elektron bergerak mengelilingi inti pada orbitnya dengan
kecepatan yang cepat
 Kecepatan orbit setiap elektron sangat tinggi  teori eletromagnetik
(dinamika elektro) partikel bermuatan (misalnya elektron) dipercepat di
sekitar partikel yang berlawanan muatannya ( misalnya inti) secara kontinyu
akan kehilangan atau meradiasi energi dan kecepatannya akan menurun dan
secara berangsur-angsur mendekat ke inti dan jatuh ke inti
 Membuat atom tidak stabil, Rutherford tidak dapat menjelaskan stabilitas
atom
 Hingga tahun 1913 Neil Bohr yang membuktikan model atom Rutherford
4. MODEL ATOM BOHR’S

Model atom Bohr mempertahankan dua ciri-ciri mendasar model atom


Rutherfords:
(i) Atom memiliki inti bermuatan positif yang sangat kecil dan neutron yang
dikandung inti . Kebanyakan massa atom berpusat ke inti
(ii) Elektron bermuatan negatif berputar mengelilingi inti sama seperti planet
berputar mengelilingi matahari

 Bohr menerapkan teori kuantum Planck pada perputaran elektron dan


menjelaskan mengapa elektron sementara berputar mengelilingi inti tidak
energi dan akibatnya tidak jatuh ke inti
 Bohr membuat postulat :
1. Orbit perputaran/lingkaran tetap
Bohr mengasumsikan bahwa suatu elektron yang merupakan partikel
material akan berputar mengelilingi inti dalam lingkaran orbit yang
kedudukannya/terletak pada jarak tertentu dari inti dan dengan kecepatan
tertentu

2. Tingkat energi stasioner


Sepanjang elektron berada disepanjang orbit tertentu, tidak ada emisi
(misalnya radiasi atau kehilangan) ataupun energi yang diserap.
Pada orbit tertentu energi elektron yang berputar masih konstan atau
stasionar/tidak berubah/tetap
Sehingga setiap orbit yang tetap merupakan jumlah energi tertentu yaitu
sejumlah tertentu kuanta energi.
Orbit adalah tingkat energi stasionar atau tingkat energi sederhana atau
energi kulit
Konsep tinkat energi stasioner menjelaskan stabilitas suatu atom , karena
suatu elektron tidak kehilangan energi secara berangsur-angsur dan jatuh ke
inti
 Perbedaan tingkat energi dinyatakan dengan n yang merupakan bilangan
bulat : 1, 2, 3, …, , dimulai dari inti, Bohr: n disebut bilangan kuantum
utama
Perbedaan harga n dinyatakan dengan huruf besar: K, L, M, N, …
 Bilangan Kuantum Utama (n)  1 2 3…..
 Huruf tingkat energi  K (kulit pertama) L (kulit kedua) M(kulit ketiga)….
 Kulit K (kulit pertama) n = 1, kulit L (kulit kedua) n = 2, kulit M (kulit ketiga) n
=3…

 Energi semakin meningkat dengan bertambahnya jarak dari inti, E1 < E2 < E3
,….
Berbagai orbit (tingkat energi) disekitar inti, E1 , E2 , E3 , …: n = 1 (kulit K), n = 2 (kulit
L), n = 3 (kulit M),… E1 < E2 < E3 ,….
3. Lompatan elektron dari satu tingkat energi ke tingkat energi lain – Keadaan
dasar dan keadaan eksitasi elektron

Sepanjang elektron masih berada pada orbit tertentu tidak mengemisikan


(meradiasi atau kehilangan) atau menyerap (menambah energi)
Ketika elektron tereksitasi dari tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi akan
diserap energi
Ketika kembali dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi rendah akan diemisikan
energi.
Teori Planck tentang radiasi , energi yang diserap atau diemisikan berlangsung
tidak kontinyu tetapi diskontinyu (diskrit) yakni: absorpsi atau emisi energi
berlangsung tidak sebagai gelombang kontinyu melainkan sebagai satuan paket
kecil atau bundel atau diskrit (terpisah) yang disebut kuantum (jamak: kuanta)
atau poton
Energi yang diabsorpsi atau diemisi berlangsung dalam bentuk kuanta atau
poton
Ketika elektron berada pada tingkat energi 1 disebut: ground state (keadaan
dasar).
Tingkat energi 1 disebut groud state elektron atau atom.
Tingkat energi 1 (ground state) memiliki energi minimum  keadaan yang
paling stabil dari atom
Jika energi disuplai )ditambah) pada pada tingkat energi 1, akan menyerap
enrgi suplai dalam bentuk kuata atau poton (teori Kuantum Planck) dan akan
pimdah ke tingkat energi yang lebih tinggi (level 2), 3 dan seterusnya,
tergantung jumlah energi yang di serap elektron
Elektron dalam keadaan tingkat enrgi yang ting disebut keadaan tereksitas
Suatu elektron pindah dari tingkat energi 1 ke tingkat energi 2 disebut elektron
berada di tingkat energi E1 dan E2.
Jumlah energi yang diserap elektron = E2 –E1
Jika frekuensi () radiasi yang diserap elektron, menurut teori kuantum Planck
tentang radiasi, energi yang diserap elektron sama dengan = h (h = tetapan
Planck)
Maka:
Energi yang diserap elektron = E2 –E1 = h

Elektron yang telah mencapai tingkat enrgi 2 merupakan keadaan eksitasi


elektron
Elektron tidak stabil dan cendrung kembali ke keadaan dasar/ground state
(tingkat energi level 1)
Keadaan ini elektron akan mengemisikan sejumlah energi seperti yang diserap
pada saat pindah dari tingkat energi 1 ke tingkat energi 2
Besarnya energi yang diemisikan elektron dari keadaan eksitasi = E2-E1 = h
Maka:
Energi yang diemisikan elektron dari eksitasi = E2-E1 = h
(a) Elektron pada tingklat energi 1 (groud state) pindah ke energi 2 (keadaan
eksitasi), menyerap energi = E2-E1 = h.
(b) Elektron pada tingkat energi 2 kembali ke tingkat energi 1, mengemisikan
energi sebesar energi yang diserap dari tingkat energi 1 ke tingkat energi
2, energi emisi = E2-E1 = h
4. Prinsip kuantisasi momentum sudut (angular) perpindahan elektron
 Bohr mempostulatkan bahwa elektron tidak dapat berpindah pada semua orbit.
 Hanya dapat berpindah yang orbitnya memiliki momentum sudut (angular)
perpindahan elektron (= mvr) disekitar inti adalah bilangan multipel , h/2 misalnya :
1h/2, 2h/2, 3h/2….
 Momen sudut (angular) perpindahan elektron: mvr = n (h/2)
 Maka momen sudut pergerakan elektron dapat dihitung
 M = massa elektron; v = kecepatan elektron; h = tetapam Panck (6, 624 x 10-27 erg; r =
jari-jari orbit tempat elektron bergerak; dan n = bilangan bualat (bilangan kuantum
Utama Bohr)
 n = 1, 2, 3, ….(bilangan orbit) dari inti
 Orbit K, L, M, …masing-masing n = 1, 2, 3, …
 Orbit  K L M N
 Bilangan kuantum utama (n)  1 2 3 4

Aplikasi Teori Bohr pada atom Hidrogen


 Menggunakan teori Bohr dan beberapa hukum klasik Fisika, Bohr dapat menghitung
jari-jari setiap orbit atom H, kecepatan elektron pada setiap orbit atom H dan
frekuensi dan panjang gelombang garis spektra yang diamati paada spektrum
hidrogen
Jari-jari orbit atom Hidrogen

(a) Satuan C.G.S

 Atom hidrogen memiliki hanya satu elektron menglilingi inti dan hanya satu proton ada
pada inti
 Elektron memiliki muatan = -e
 Muatan proton = 1 x (+e) = +1e
 Jadi 1 bilangan proton atau bilangan atom hidrogen
 Jadi muatan inti atom H = +1e
 Jari-jari lingkaran orbit tempat bergeraknya elektron memngelilingi inti adalah r
 V kecepatan menurut garis singgung dan m massa elektron yang bergarak

 Pergerakan elektron terjadi karena ada dua jenis kekuatan yang berkerja secara
simultan
Perbedaan jenis kekuatan yang berkerja pada elektron yang bergerak mengelilingi inti
pada atom Hidrogen
 e2/r m = n2 h2 / 42 m2 r2
 r = n2 h2 / 42 m e2

 Jika rn = jari-jari ke orbit n atom hidrogen maka rn adalah:


 rn = n2 h2 / 42 m e2
 h = tetapan Planck = 6,624 x 10-27 erg.s;
  = 3,14;
 m = massa elektron yang bergerak (9,108 x 10-23 g);
 e = muatan elektron = 4,8 x 10-10 e.s.u

 rn = n2 x (6,624 x 10-27 erg.s)2 /4 x (3,14)2 x (9,108 x 10-23 g) x (4,8 x 10-10 e.s.u)2

 erg = g.cm2 .s-2


 esu = g1/2 . cm3/2 . s-1

 rn = n2 x (6,624 x 10-27 g.cm2 .s-2.s)2 /4 x (3,14)2 x (9,108 x 10-23 g) x (4,8 x 10-10 g1/2 .
cm3/2 . s-1)2

 rn = n2 x 0,529 x 10-8 cm

 rn = n2 x 0,529 Å  10-8 cm = 1Å

Anda mungkin juga menyukai