Anda di halaman 1dari 14

Lampiran : 1 (satu) Bundel Berkas

Perihal : Pengajuan Proposal Penulisan Skripsi

Kepada Yth.,
Bapak Ketua Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jakarta
c.q. Wakil Ketua I Bidang Akademik
Di -
Jakarta

Dengan hormat.,

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Genesia Febriani Simanungkalit


NIM : 20181060
Semester : VIII (Delapan)
Program Studi : Ilmu Hukum

Dengan ini mengajukan Proposal Penulisan Skripsi dengan judul:

“ ANALISIS YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE DITINJAU


DARI ASPEK HUKUM PERDATA”
Dengan nilai yang diperoleh: 130 KUM tanpa nilai D (transkip nilai terlampir).

Demikian permohonan ini dibuat atas perhatian dan berkenannya diucapkan terima kasih.

Jakarta, 27 Agustus 2022

Pemohon,

Genesia Febriani Simanungkalit


ISI PROPOSAL:
1. Cover
2. Lembar Persetujuan
3. Lembar Pengesahan
4. BAB I
5. Daftar Pustaka
6. Putusan PN, PA, PT, MA (bagi yg pakai Studi Kasus)
7. Daftar Riwayat Hidup

Contoh No. 1-6 dapat dilihat di Buku Pedoman Penyusunan Skripsi & Jurnal
STHI Jakarta (beli di Sekretariat STHI)
ANALISIS YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE
DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Menempuh Gelar


Sarjana Hukum

Oleh :

NAMA : GENESIA FEBRIANI SIMANUNGKALIT


NPM : 20181060
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM PROF GAYUS LUMBUUN


JAKARTA
2022
STIH PROF GAYUS LUMBUUN
JAKARTA
2022

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL


UNTUK DIAJUKAN DALAM PENELITIAN

PROPOSAL

ANALISIS YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE DITINJAU DARI


ASPEK HUKUM PERDATA

OLEH :

NAMA : GENESIA FEBRIANI SIMANUNGKALIT


NPM : 20181060
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

JAKARTA, 27 AGUSTUS 2022

PEMBIMBING PENULIS

(.……..……………..………….) (……………………..……..)

1
STIH PROF GAYUS LUMBUUN
JAKARTA
2022

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL


UNTUK DIAJUKAN DALAM PENELITIAN

PROPOSAL

ANALISIS YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE DITINJAU DARI


ASPEK HUKUM PERDATA

OLEH :

NAMA : GENESIA FEBRIANI SIMANUNGKALIT


NPM : 20181060
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

Tim Penguji

1. ….………………………………………….. 1. (….……………………………..)

2. ….………………………………………….. 2. (….……………………………..)

3. ….………………………………………….. 3. (….……………………………..)

Mensahkan :

KETUA

(MAMAN SUPARMAN, S.H., M.H.)


2
ANALISIS YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE
DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA

1. Latar Belakang Permasalahan

Aplikasi internet saat ini telah memasuki berbagai segmen aktivitas manusia,
baik dalam sektor politik, sosial, budaya, maupun ekonomi dan bisnis. Dari seluruh
aspek kehidupan manusia tersebut, sektor bisnis dan perdagangan merupakan
sektor yang paling cepat tumbuh. Penggunaan internet sebagai media
perdagangan terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena
berbagai manfaat yang didapat oleh perusahaan maupun konsumen dengan
melakukan transaksi melalui internet. Aktivitas perdagangan melalui media
internet saat ini lebih populer dengan electronic commerce (e-commerce).
Perdagangan melalui media internet (e-commerce) sejatinya merupakan dampak
dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Kenyataan saat ini
bahwa internet dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
perkembangan ekonomi, baik secara mikro maupun makro (Yahya Ahmad Zein,
2009: 3). Hal ini disebabkan karena sistem perdagangan modern ini relatif masih
baru dan pangsa pasarnya masih luas.
Di Indonesia telah mulai penggunaannya oleh beberapa perusahaan yaitu
ecommerce atau yang lebih dikenal dengan E-Commerce. E-commerce pada
dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara penjual dan
pembeli dengan menggunakan media internet. E-commerce tidak hanya
memberikan kemudahan bagi konsumen, namun perkembangan ini memudahkan
produsen dalam memasarkan produk yang berpengaruh pada penghematan biaya
dan waktu.
Pelaksanaan jual beli secara online dalam prakteknya menimbulkan beberapa
permasalahan misalnya pembeli yang seharusnya bertanggung jawab untuk
membayar sejumlah harga dari produk jasa yang dibelinya tapi tidak melakukan
pembayaran. Bagi pihak yang tidak melakukan tanggung jawab sesuai dengan
perjanjian yang disepakati dapat digugat oleh pihak yang merasa dirugikan untuk
mendapat ganti rugi. Pentingnya permasalahan hukum di bidang E-commerce
adalah terutama dalam memberikan perlindungan terhadap para pihak yang
melakukan transaksi internet.

3
Sistem perdagangan dengan memanfaatkan sarana internet, yang
selanjutnya disebut e-commerce telah mengubah wajah bisnis di Indonesia.
Melalui internet mayarakat memiliki ruang gerak yang lebih luas dalam memilih
produk (barang dan jasa) yang akan dipergunakan tentunya dengan berbagai
kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkan (Dikdik M. Arif Mansur &
Elisatris Gultom, 2005:144). Internet telah memberikan banyak manfaat
kemudahan dalam berkomunikasi secara global tanpa batasan geografis antar
negara termasuk melakukan transaksi bisnis antar negara (fungsi efisiensi).
Oleh karena itu pada tahun 2008 Indonesia mengeluarkan peraturan khusus
yang mengatur transaksi internet yaitu Undang-Undang nomor 11 tahun 2008
tentang informasi dan transaksi elektronik atau disingkat UU ITE. Kontrak
elektronik juga harus memiliki kekuatan hukum yang sama dengan kontrak
konvensional, dimana mengikat para pihak sebagaimana pasal 18 ayat 1 UU ITE
yang menyebutkan bahwa “transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak
elektronik mengikat para pihak”. Ada juga permasalahan apabila jika dilihat dari
sistim hukum perdata, dimana sahnya jual beli melalui internet masih belum dapat
dikatakan sah dalam salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu kecakapan para
pihak dalam melakukan transaksi jual beli. Karena dalam jual beli online seseorang
tidak tahu apakah orang tersebut sudah cakap hukum seperti yang diatur dalam
pasal 1320 KUHPerdata. Peraturan hukum perjanjian yang dipakai Indonesia
merupakan ketentuan yang bersumber pada buku ketiga (KUHPerdata) mengenai
Perikatan. Berdasarkan Pasal1233 KUHPerdata dinyatakan perikatan muncul dari
perjanjian serta UU, dengan demikian perjanjian serta UU itu adalah sumber dari
perikatan.
Sedangkan Perjanjian itu ketentuannya ada di Pasal 1313 Kitab
Undang-UndangHukum Perdata, yakni :
“Perjanjian merupakan tindakan dimana satu pihak ataupun lebih
mengikatkan diri kepada satu pihak lain ataupun lebih”.Dalam pasal 1457 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata menerangkan bahwa jual beli merupakan
persetujuan dimana orang yang satu mengikatkan diri guna memberikan
kebendaan serta seseorang yang lain guna melunasi harga yang sudah dijanjikan.
Esensi dari definisi tersebut penyerahan benda dan pembayaran harga. Yahya
Harahap menjelaskan bahwa : Suatu Perjanjian memiliki definisi “Perbuatan
hukum mengenai harta kebendaan diantara dua orang ataupun lebih, yang
4
menimbulkan suatu hak terhadap salah satu orang guna mendapatkan suatu
prestasi serta memberikan kewajiban kepada pihak lain guna menunaikan
prestasi.
Asas yang menjadi landasan hukum perjanjian yaitu asas kebebasan
berkontrak. Sesuai isi pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
menjelaskan bahwa asas kebebasan berkontrak merupakan semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku terhadap setiap orang yang membuatnya serta
telah mengikat para pihak. Dengan adanya hal itu, pelaku usaha dan konsumen
yang melakukan perjanjian diperbolehkan guna membuat kesepakatan yang
dapat menciptakan kewajiban apapun, selama prestasi yang harus dilaksanakan
itu, tidak melanggar ketentuan didalam Undang-undang.
Salah satu produk inovasi tekhnologi telekomunikasi yaitu internet
merupakan sebuah koneksi antar jaringan komputer. Internet yaitu media
informasi sertakomunikasi elektronik sudah banyak dimanfaatkan guna berbagai
aktivitas, diantaranya guna menjelajah (browsing), komunikasi melalui situs
jaringan sosial, melakukan kirim pesan melalui email, mencari data maupun berita,
serta dapat juga melakukan perdagangan melalui media internet. Peristiwa
perdagangan menggunakan koneksi internet sering disebut electronic
commerce, ataupun biasa disebut online.
Tujuan utama adanya perkembangan teknologi yaitu mempermudah
aktifitas serta kegiatan manusia. Keberadaan internet merupakan salah satu
perkembangan dalam bidang teknologi yang bekembang sangat maju serta
memiliki beberapa aspek, diantaranya yaitu pemenuhan kebutuhan yang
dilaksanakan menggunakan transaksi perdagangan. Perkembangan keberadaan
internet merubah konsep perdagangan dimana proses jual beli bisa dilaksanakan
diantara penjual serta pembeli tanpa bertatap muka dengan langsung antara
kedua belah pihak.
Berdasarkan kajian tersebut yang akan diteliti adalah yang berkaitan
dengan relevansi peraturan perundang-undangan yang sudah ada dengan
kebutuhan akan peraturan dalam transaksi jual beli melalui internet. Untuk itu
diambil judul “ANALISIS YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI E-COMMERCE
DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA”.

5
2. Pokok Permasalahan

Dibalik segala kelebihan yang ditawarkan dalam konsep perdagangan secara


elektronik, terdapat juga kelemahan yang sering dijumpai yang juga menjadi pokok
permasalahan. Dalam pergaulan di masyarakat apalagi menyangkut transaksi
bisnis yang menggunakan e-commerce, pasti tidak akan bisa sama sekali untuk
tidak berhadapan dengan persoalan. Di dalam suatu perjanjian, tidak terkecuali
perjanjian jual beli ada kemungkinan salah satu pihak tidak melaksanakan
perjanjian yang mereka perbuat, maka dikatakan bahwa pihak tersebut
wanprestasi karena debitur. Artinya debitur tidak memenuhi prestasi yang
diperjanjikan dalam perjanjian karena kesengajaan atau kelalaian, baik berkaitan
dengan tidak memenuhi prestasi, memenuhi prestasi tapi tidak sesuai dengan
yang diharapkan atau salah memenuhi prestasi, dan terlambat dalam memenuhi
prestasi.
Prestasi yang tidak terlaksana bukan karena debitur dapat disebabkan
keadaan memaksa atau overmacht. Menurut Wirjono Prodjodikoro keadaan
memaksa dalam hukum adalah keadaan yang menyebabkan bahwa suatu hak
atau suatu kewajiban dalam suatu perhubungan hukum tidak dapat dilaksanakan,
contohnya bencana alam seperti banjir, badai, gunung meletus, tanah longsor, lalu
terjadinya peperangan, dan lain-lain yang menyebabkan salah satu pihak tidak
dapat melaksanakan prestasi (Wirjono Prodjodikoro,1999:8). Menurut Setiawan
Overmacht adalah suatu keadaan yang terjadi setelah dibuatnya persetujuan yang
menghalangi debitur untuk memenuhi prestasinya, dimana debitur tidak dapat
dipersalahkan dan tidak harus menanggung risiko serta tidak dapat menduga pada
waktu persetujuan dibuat (Setiawan, 1977:27).
Transaksi jual beli dengan internet, sering timbul adanya kecuragan.
Kecuranganitu menyangkut keberadaan objek yang dipesan, harga barang, pelaku
usaha serta pembayaran yang dilakukan oleh pihak pembeli. Salah satu
kecurangan yang menyangkut pihak penjual, meliputi pihak penjual yang
bersangkutan adalah toko yang fiktif.
Persoalan-persoalan tersebut dapat pula berkisar dari praktek pelaksanaan
kontrak (termasuk pengesahan oleh hukum) sampai perlindungan terhadap
konsumen dan proteksi data base dan content atau situs web. Ada pula
6
pembebanan risiko yang tidak berimbang karena pada umumnya terhadap jual
beli di internet, pembayaran telah lunas dilakukan di muka oleh konsumen
sedangkan barang belum tentu diterima atau akan menyusul kemudian karena
jaminan yang ada adalah jaminan pengiriman barang bukan penerimaan barang,
sebagaimana kasus tersebut sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini menarik mengingat saat ini kegiatan transaksi bisnis perdagangan
melalui e-commerce pada dasarnya belum diatur secara tegas dan rinci dalam
suatu Undang-undang khusus, adapun sekumpulan peraturan nasional masih
bersifat umum sehingga dalam rangka pengaturan wanprestasi dan perlindungan
hukum terhadap para pihak khususnya penjual dan pembeli dalam transaksi bisnis
yang menggunakan e-commerce ini masih kabur. Keadaan terjadinya kekaburan
hukum dalam pengaturan wanprestasi dalam e-commerce, dapat dilihat dari
ketiadaan aturan hukum yang jelas dan rinci, sehingga hal ini akan menghasilkan
ketidakmampuan beberapa aspek dalam menjalankan fungsi penegakan hukum
ini (Yahya Ahmad Zein,2009:11).

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Di dalam setiap kegiatan penelitian, tentunya harus memiliki tujuan yang jelas
dan ringkas untuk mencapai suatu target dalam penelitian sebagai solusi atas
permasalahan yang dihadapi. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui sahnya perjanjian jual-beli dalam transaksi e-commerce
perspektif hukum perdata para pihak dalam bertransaksi melalui e-commerce.
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah memberikan dan menambah wawasan
serta pengetahuan dalam bidang hukum perdata terkait sahnya perjanjian jual-beli
dalam transaksi e-commerce perspektif hukum perdata.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengkategorikan tujuan penelitian ke
dalam kelompok tujuan objektif dan tujuan subjektif sebagai berikut :

1. Tujuan Objektif

a. Mengetahui secara jelas mengenai pengaturan dalam jual beli


secara elektronik (e-commerce) ditinjau dari Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
dan KUH Perdata.

b. ]Mengetahui perlindungan hukum terhadap para pihak dalam jual


7
beli secara elektronik (e-commerce) yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik dan KUH Perdata.
2. Tujuan Subjektif
a. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman aspek
hukum dalam bidang hukum perdata khususnya mengenai
wanprestasi dalam jual beli secara elektronik atau sering dikenal
dengan e-commerce, apa pengaturan dalam undang-undang dan
perlindungan hukum bagi para pihak yang diatur dalam
undang-undang.
b. Melatih penulis dalam menerapkan ilmu-ilmu dan teori-teori hukum
yang telah penulis ketahui dan agar dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri khususnya dan masyarakat pada umumnya.
c. Memperoleh data-data sebagai bahan utama dalam penyusunan
penulisan hukum (skripsi) agar dapat memenuhi persyaratan
akademis guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Sekolah
Tinggi Hukum Indonesia Jakarta.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian dapat memberikan manfaat dan sumbangan
pemikiran serta memperkaya khasanah penulisan hukum dan
pengembangan hukum pada umumnya,dan hukum perdata pada
khususnya.
b. Sebagai bahan masukan dan pengajaran untuk pemahaman,
pengkajian dan penulisan karya ilmiah di bidang hukum khususnya
hukum perdata.
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran,
membentuk pola pikir yang dinamis, sekaligus untuk mengetaui
kemampuan penulis dalam mengimplementasikan dan
menerapkan ilmu yang diperoleh.
b. Memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti oleh penulis.
c. Sebagai bahan masukan bagi para pihak yang terkait langsung
dengan penelitian ini.
8
4. Metode Penelitian

Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang


diperoleh terutama bagi bidang ilmu yang diteliti, penulis sendiri, dan pembaca.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat normatif, yaitu
penelitian hukum yang dilaksanakan dengan cara meneliti suatu bahan pustaka
ataupun data sekunder belaka. Penelitian ini berdasarkan penelitian hukum yang
dilaksanakan menggunakan pendekatan doktrinal, sebab berdasarkan penelitian
ini hukum dikonsepkan sebagai aturan tertulis yang dibentuk serta diundangkan
oleh lembaga ataupun pejabat negara yang memiliki hak, maka dari itu pengkajian
yang dilaksanakan terbatas oleh perundang-undangan yang berhubungan
terhadap objek yang diteliti.

5. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan hukum merupakan suatu uraian mengenai


susunan dari penulisan itu yang secara teratur dan terperinci agar memudahkan
dalam mempelajari isinya yang disusun dengan kaidah baku penulisan suatu
karya ilmiah.
Pada bab ini, penulis memaparkan latar belakang masalah, pokok
permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika
penulisan hukum, yang sesuai kaidah penulisan Proposal Penelitian dalam buku
panduan di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim Barkatullah, 2009, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam


Transaksi E-Commerce Lintas Negara di Indonesia, Yogyakarta:
Pascasarjana FH UII.

Harahap, M.Yahya, 1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni.

Miru, Ahmadi, 2010, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Salim H.S, 2009, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta:
SinarGrafika.

Satrio,J, 1992, Hukum Perjanjian: Perjanjian Pada Umumnya, Bandung: PT Citra


Aditya Bakti.

Subekti, 1992, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, Bandung: PT. Citra


AdityaBakti.

Subekti, 2001, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT. Intermasa.

Subekti, 1996, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa.

Suhariyanto, Budi, 2013, Tindak Pidana Teknologi Informasi Cybercrime, Jakarta:


RajaGrafindo Persada.
Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus, Jakarta: Kencana.
Ramli, Ahmad M, 2010, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia,
Jakarta:
Refika Aditama.

10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Genesia Febriani SImanungkalit


Tempat,Tanggal lahir : Duri, 11 Februari 1997
Alamat Rumah : Jalan alternatif cibubur, Kota Bekasi, Jati
Sampurna, Jawa Barat, Id, 17435

Riwayat Pendidikan :
1. SDN : SDN 173298 Siborongborong
2. SMPN : SMP Negeri 4 Balige
3. SMAN : SMAN 1 Balige

Pengalaman Kerja :
1. Pengendali data dan aktivitas kinerja Karyawan dan murid di Prosus
Inten

Demikian Daftar Riwayat HIdup ini saya buat dengan sebenarnya, dan
untuk dipergunakan semestinya.

Jakarta. 27 Agustus 2022

Genesia Febriani Simanungkalit

Anda mungkin juga menyukai