Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS , RANGKUMAN DAN KRITISI

Disusun oleh :

NAMA : DICKY DWI PRASTYANTO


NIM : 1121100099
KELAS : TI.S 21.1
MATKUL : ASPEK HUKUM DALAM TI

UNIVERSITAS SAINS & TEKNOLOGI KOMPUTER


JL. MAJAPAHIT 605 SEMARANG
2021
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama jurnal : Hukum & Pembangunan
2. Volume : 48
3. Nomor :3
4. Halaman : 19
5. Tahun Terbit : 3 Mei 2018
6. Judul Jurnal : Pengawasa E-Commerce dalam Undang-Undang Perdagangan
dan Perlindungan Konsumen
7. Nama Penulis : Deky Pariadi

B. ISI JURNAL
1. Masalah Penelitian :Undang-Undang yg mengatur Perdagangan dan
Perlindungan Konsumen
2. Hasil Penelitian : Diharapkan untuk tumbuhnya hubungan usaha yang sehat
antara pelaku usaha dan konsumen, yang pada gilirannya dapat menciptakan iklim
usaha yang kondusif

C. SARAN DAN KRITIK


1. Saran : Perlindungan terhadap para pihak dalam perdagangan secara elektronik
(e-commerce) di Indonesia dirasakan masih kurang karena para pihak dalam perdagangan
secara elektronik (ecommerce) di Indonesia melibatkan banyak pihak yang sangat
beragam, mulai dari penjual perorangan hingga perusahaan penyedia layanan penjualan
online yang berskala internasional.

2. Kritik : Pertanggungjawaban para pihak sebaiknya dibuat dengan suatu


perjanjian baku oleh lembaga yang memahami benar perkembangan teknologi seperti
misalnya polis-polis dalam asuransi demi melindungi para pihak yang terlibat dalam
perdagangan secara elektronik (e-commerce) di Indonesia yang memang perlu kita akui
bahwa kebanyakan tidak memahami perkembangan teknologi.
D. RANGKUMAN

Perlindungan terhadap para pihak yang terlibat dalam perdagangan secara


elektronik (e-commerce) di Indonesia dirasakan masih belum memadai untuk dapat
menanggulangi berbagai permasalahan yang terjadi dalam kegiatan perdagangan secara
elektronik (e-commerce) yang semakin kompleks, karena berbeda dengan perdagangan
secara tradisional, perdagangan secara elektronik (e-commerce) melibatkan pemanfaatan
teknologi informasi yang berkembang terus setiap harinya. Pengaturan e-commerce dalam
hukum positif di Indonesia dirasakan belum memadai karena belum mampu memberikan
perlindungan hukum secara maksimal bagi para pihak dalam perdagangan secara elektronik
(e-commerce). Pertanggungjawaban para pihak dalam perdagangan yang dilakukan secara
elektronik (e-commerce) pada hakikatnya terikat pada perjanjian yang dibuatnya
sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata serta tunduk pada asas
Hukum Perdata Internasional, karena perdagangan secara elektronik (ecommerce) bersifat
global. Para pihak yang terlibat dalam perdagangan secara elektronik (e-commerce) juga
pada pokoknya

Anda mungkin juga menyukai