Dosen Pengampu:
Saijun, S.E., M.M
Kelompok 9 :
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaituNabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran. Dantidaklupa pula penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak
Saijun, S.E., M.M Selaku dosen pengajar pada mata kuliah Hukum Bisnis Isam. Dan
terimakasih juga kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan turut membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari katasempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta sarandari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahanpada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Dansemoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca danbisabermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Terima kasih
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Konsep Umum E-Commerce 3
B. E-Commerce Dalam Tinjauan Hukum Perikatan Islam 9
BAB III PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan
jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi
bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan
perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang
dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-
beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan
dalam segala aspek kehidupan kita. Internet membantu kita sehingga dapat
berinteraksi, berkomunikasi, bahkan melakukan perdagangan dengan orang
dari segala penjuru dunia dengan murah, cepat dan mudah. beberapa tahun
terakhir ini dengan begitu merebaknya media internet menyebabkan
banyaknya perusahaan yang mulai mencoba menawarkan berbagai macam
produknya dengan menggunakan media ini. Dan salah satu manfaat dari
keberadaan internet adalah sebagai media promosi suatu produk. Suatu
produk yang dionlinekan melalui internet dapat membawa keuntungan besar
bagi pengusaha karena produknya di kenal di seluruh dunia.
1
dikomunikasikan melalui internet.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep umum tentang E-Commerce?
2. Bagaimana E-Commerce dalam tinjauan hukum perikatan islam?
3. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui konsep umum tentang e-commerce
2. Dapat mengetahui dan memahami mengenai e-commerce dalam
tinjauan hukum perikatan islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian E-Commerce
Berkembang pesatnya teknologi di bidang informasi dan komunikasi di
dunia telah mempengaruhi berbagai aspek pada kehidupan manusia. Penetrasi
teknologi informasi saat ini memicu lahirnya banyak konsep terbaru pada
sebagian besar kegiatan manusia yang ada di masyarakat. Pemanfaatan
teknologi informasi kini tidak terbatas untuk kepentingan komunikasi saja,
akan tetapi dimanfaatkan juga dalam banyak hal termasuk kegiatan
perdagangan. Pemanfaatan teknologi informasi untuk perdagangan dikenal
dengan istilah electronic commerce (E-Commerce).1
1
Abdul Hakim Barkatullah, “Hukum Transaksi Elektronik di Indonesia: Sebagai
Pedoman dalam Menghadapi Era Digital Bisnis E-Commerce di Indonesia”, 11.
2
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggara Sistem dan
Transaksi Elektronik (PSTE).
3
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Bahasa Indonesia”
(Jakarta: Balai Pustaka, 2008), 794.
3
sistem elektronik dan jaringan komputer (internet).4
4
Abdul Hakim Barkatullah, “Hukum Transaksi Elektronik di Indonesia: Sebagai
Pedoman dalam Menghadapi Era Digital Bisnis E-Commerce di Indonesia”, 11.
5
Kalakota dan Whinston, “Frontiers of Electronic Commerce” (New York: Addision-
WesleyPublishing Company. Inc, 1996), 177.
4
Pada pengertian di atas, Kalakota dan Whinston mendefinisikan e-
commerce dalam arti yang sempit dan terbatas pada aspek-aspek tertentu.
Namun, jika mengacu pada kegiatan komersial secara umum, maka seharusnya
konsep e-commerce tidak terbatas pada kegiatan-kegiatan operasional
perusahaan saja.
6
Abdul Hakim Barkatullah, “Hukum Transaksi Elektronik di Indonesia: Sebagai
Pedoman dalam Menghadapi Era Digital Bisnis E-Commerce di Indonesia”, 11
5
jual beli adalah suatu perjanjian di mana satu pihak mengikatkan diri untuk
menyerahkan (leveren) suatu barang (benda) dan pihak lain mengikatkan diri
untuk membayar harga yang disetujui bersama. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa jual beli online merupakan kegiatan jual beli yang dilakukan
secara virtual dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi
seperti internet. Meskipun pada kegiatan jual beli online penggunaan istilah
perjanjian masih lebih sering digunakan ketimbang kontrak, namun nyatanya
istilah kontrak memiliki konteks yang lebih tepat dibandingkan perjanjian
yang memiliki arti yang lebih luas daripada kontrak. Secara umum, kontrak
adalah hubungan antara dua pihak atau lebih dalam bentuk kesepakatan.
Kontrak memiliki karakteristik lebih khusus karena adanya aspek keuntungan
komersial yang akan diperoleh kedua belah pihak.7 Adapun istilah perjanjian
mencakup berbagai macam bentuk kesepakatan lainnya termasuk yang bersifat
social agreement yang belum tentu menguntungkan kedua belah pihak secara
komersial. Dengan demikian, kontrak pada transaksi elektronik adalah
kesepakatan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih untuk melakukan transaksi
atau kegiatan lain yang memiliki nilai komersial dan dilakukan secara virtual
melalui media internet.8
Perbedaan yang mendasar antara kontrak jual beli biasa dengan jual
beli online adalah adanya penggunaan media teknologi komunikasi seperti
internet. Transaksi yang dilakukan melalui jaringan komputer dan internet
dikenal dengan kontrak elektronik. Kontrak elektronik sendiri sebenarnya
tidak memiliki banyak perbedaan khusus dengan kontrak pada umumnya,
hanya saja dikarenakan penggunaan medium perdagangan yang tidak terbatas
7
Zulham, “Hukum Perlindungan Konsumen Edisi Revisi” (Jakarta:
Kencana, 2013), 69.
8
Zulham, “Hukum Perlindungan Konsumen Edisi Revisi”, 69-70.
6
pada geografis (internet) menyebabkan adanya perbedaan dalam
9
pengaplikasiannya.
9
Munir Fuady, “Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Modern di Era Global”
(Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2005), 20
10
H. Salim, “Perkembangan dalam Ilmu Hukum” (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2010), 164.
11
Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE)
7
jaringan internet dan bank sebagai sarana pembayaran.
8
B. E-Commerce Dalam Tinjauan Hukum Perikatan Islam
Transaksi jual beli secara elektronik, sama halnya dengan transaksi
jual beli biasa yang dilakukan di dunia nyata, dilakukan oleh para pihak yang
terkait, walaupun dalam jual beli secara elektronik ini pihak-pihaknya tidak
bertemu secara langsung satu sama lain, tetapi berhubungan melalui internet.
Pada dasarnya pihak-pihak dalam jual beli secara elektronik tersebut diatas,
masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Penjual/pelaku usaha/merchant
merupakan pihak yang menawarkan produk melalui internet, oleh karena itu,
seorang penjual wajib memberikan informasi secara benar dan jujur atas
produk yang ditawarkannya kepada pembeli atau konsumen. Disamping itu,
penjual juga harus menawarkan produk yang diperkenankan oleh undang-
undang, maksudnya barang yang ditawarkan tersebut bukan barang yang
bertentangan dengan peraturan perundang- undangan, tidak rusak ataupun
mengandung cacat tersembunyi, sehingga barang yang ditawarkan adalah
barang yang layak untuk diperjualbelikan. Dengan demikian transaksi jual
beli termaksud tidak menimbulkan kerugian bagisiapapun yang menjadi
pembelinya.
9
atau pelaku usaha melalui website pada internet. Penjual atau pelaku usaha
menyediakan storefront yang berisi katalog produk dan pelayanan yang akan
diberikan. Masyarakat yang memasuki website pelaku usaha tersebut dapat
melihat-lihat barang yang ditawarkan oleh penjual. Penawaran dalam sebuah
website biasanya menampilkan barangbarang yang ditawarkan, harga, nilai
rating atau poll otomatis tentang barang yang diisi oleh pembeli sebelumnya,
spesifikasi barang termaksud dan menu produk lain yang berhubungan. e-
commerce terjadinya penawaran apabila seseorang menggunakan media
internet untuk berkomunikasi baik via email atau chating untuk memesan
barang yang diinginkan
10
syarat dan rukun syari‟ah Islam, jika tidak maka jual beli yang rusak atau
batal akan menghalangi kepemilikan, sebab larangan tersebut berarti tidak
boleh menurut syara‟ maka sesuatu yang illegal (ghairu al-masyru‟) tidak
dapat dimiliki oleh pembeli Berdasarkan tuntunan ajaran Islam, setiap usaha
harus dilakukan menurut ketentuan hukum yang berlaku agar tidak ada
kelompok atau pihak yang dirugikan. Untuk itulah, usaha atau kegiatan
bisnis tidak boleh menyimpang dari syariat Islam maupun ketentuan umum
yang berlaku dalam suatu negara. Setiap usaha yang merugikan seseorang
atau melanggar undang-undang akan dikenakan sanksi, sedangkan dalam
Islam transaksi dianggap batal (tidak sah).
11
carilah rezeki Allah dengan usaha dan amal, dan ingatlah Allah dengan
banyak berdzikir pada segala kondisi kalian dan janganlah perdaganganmu
melalikan dari dzikir kepada Allah, dan barangsiapa yang banyak mengingat
Allah maka dia adalah orang-orang yang beruntung, menang dengan
kemenangan yang besar.
12
BAB III
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
14