Dosen Pengampu :
Hud Leo Perkasa Maki, M.H.
Disusun Oleh :
FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Alhumdulillah segala puji dan syukur hanya tertuju kepada Allah SWT.
Berkat taufik dan hidayahnya makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Pembawa risalah
yang menjadi petunjuk serta rahmat bagi seluruh alam.
Semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi teman-teman
dan siapa pun yang membacanya. kami menyadari bahwa makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik, dan saran sangat kami
harapkan dari pembaca sekalian. Semoga ibadah yang kita lakukan selama ini
dan yang akan datang mengandung ridho Allah SWT. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................2
C. Tujuan ................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian E-Commerce.....................................................3
B. Jenis-jenis E-Commerce.....................................................4
C. Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce..........................5
D. Tinjauan Hukum Islam terhadap E-Commerce..................7
A. Kesimpulan.....................................................................12
B. Saran ...............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan yang dilarang oleh
Allah Swt.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan e-commerce?
2. Apa saja jenis-jenis e-commerce?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan e-commerce?
4. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap e-commerce?
C. Tujuan
1
Azhar Muttaqin, “Transaksi E-Commerce Dalam Tinjauan Hukum Jual Beli Islam”,
dalam Jurnal Ulumuddin, VOL. 6, NO 4., 2011, (459-467), h. 459-460.
2
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan e-commerce.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis e-commerce.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan e-commerce.
4. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap e-commerce.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian E-commerce
2
Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori Dan Implementasi (Yogyakarta: Ekuilibria,
2016), 5.
3
Annisa Dwi Kurniawati, “Transaksi E-Commerce Dalam Perspektif Islam,” El Barka:
Journal of Islamic Economic and Business 2, no. 1 (June 2019): 96.
4
pertukaran produk (barang maupun jasa), serta terdapat media atau perantara
internet pada proses transaksi tersebut. Beberapa karakteristik e-commerce
yang telah disebutkan dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya e-
commerce merupakan suatu transaksi jual-beli produk (barang ataupun jasa)
melalui media internet. Penggunaan media internet mengakibatkan transaksi
e-commerce dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja (selama koneksi
internet tidak terputus) tanpa mengenal batas waktu dan ruang.
B. Jenis-jenis E-commerce
1. Jenis-jenis E-Commerce
5
biasa disebut dengan e-tailing. Transaksi B2C memiliki
karakteristik antara lain:
1) Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra
umum pula dan dapat diakses secara bebas.
2) Servis yang digunakan bersifat umum, sehingga dapat
digunakan oleh orang banyak. Sebagai contoh, karena sistem
web sudah umum digunakan maka service diberikan dengan
berbasis web.
3) Servis yang digunakan berdasarkan permintaan. Produsen
harus siap memberikan respon sesuai dengan permintaan
konsumen.
4) Sering dilakukan sistem pendekatan client-server.
Pada dasarnya, bisnis online ini sama dengan bisnis offline seperti
biasanya. Hal yang membedakan keduanya hanya lokasi atau tempat bisnis
itu dijalankan. Dalam bisnis offline, terdapat toko atau tempat tetap yang
digunakan untuk menjual barang atau jasa, sedangkan bisnis online
5
Ibid., 36.
6
menggunakan media internet sebagai tempat berjualan sekaligus media
berpromosi. Antara pembeli dan penjual saling tak tatap muka dan transaksi
dilakukan atas dasar kepercayaan.
6
Tira Nur Fitria, “Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum
Negara,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 3, no. 1 (March 2017): 56.
7
1) Produk tidak dapat dicoba. Dalam jual beli via internet produk yang
ditawarkan adalah bermacam-macam dan beragam. Akan tetaoi semua
produk tersebut tidak dapat dicoba. Dalam hal jual beli pakaian,
sesungguhnya pengecer online telah menyediakan ukuran. Pembeli
harus mempertimbangkan ukuran yang tercantum di toko berbasis web
seperti ukuran, tingkat kehalusan dan sebagainya.
2) Standar dari barang tidak sesuai. Salah satu kerugian yang di dapat
pembeli dalam jual beli via internet adalah barang tidak sama dengan
aslinya. Kesamaan dari barang foto/gambar yang kita lihat di sekitar
monitor tidak bisa seratus persen persis sama. Mungkin yang mirip
dengan barang awal hanya 75 sembilan puluh persen saja. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh dari pencahayaan dan faktor lainnya.
3) Pengiriman mahal. Jual beli via internet yang terjadi melalui media
elektronik yang berjauhan tentunya produk yang dibeli tidak selalu
langsung kita dapat mengambil. Pemilik toko online masih memerlukan
jasa pengiriman, dan yang menentukan pengiriman produk yang
memiliki barang-barang tersebut pengiriman jasa JNE, TIKI, Pos
Indonesia, dan sebagainya.
4) Risiko penipuan. Dalam jual beli via intenet, toko berbasis web
memang rentanakan penipuan. Pastikan belanja di website online yang
dapat diandalkan. Bahayanya uang akan diteruskan ke penjual
meskipun produk tidak dikirim dan tidak pernah dikirimkan
selamanya.7
7
Ibid., 57.
8
pasrahkan sepenuhnya selama dalam koridor syarih kepada ummat islam
untuk menguasai dan memanfaatkannya demi kemakmuran bersama. Namun
dalam hal ini ada yang tidak boleh berubah atau bersifat konstan dan prinsipil,
yakni prinsip-prinsip syariah dalam muamalah tersebut yang tidak boleh
dilanggar dalam mengikuti perkembangan.8
9
pihak merchant (penjual) dan diisi oleh customers (pembeli) jika
pihak customers berminat terhadap salah satu produk yang
ditawarkan oleh pihak merchant, maka pihak customers
(pembeli) menyatakan kehendaknya dengan mengisis order form
yang disediakan oleh pihak merchant dengan mengklik piihan-
pilihan yang tersedian dalam order form tersebut, dan sebelum
terjadi transaksi pihak merchant memberikan kesempatan kepada
customer hak khiyar untuk melanjutkan transaksi atau tidak.
d. Rukun keempat: sigat ta'lik e-commerce. Selanjutnya mengenai
sigat ta'lik (pernyataan kerelaan) dari kedua belah pihak (penjual
dan pembeli) dalam e-commerce dapat dilihat pada saat transaksi
dilakukan.kerelaan dari semua pihak yang terkait (antaradin) yang
sesuai dengan surat an-Nisa/2: 29 dari sini kata “suka sama suka”
mengandung pengertian sukarela, tanpa adanya paksaan atau
tekanan.9
9
Fahmi Khalamillah, “Transaksi Jual Beli Online (E-Commerce) Dalam Perspektif Hukum
Islam,” Munich Personal RePEc Archive 1, no. 1 (2019): 8.
10
berhadapan langsung. Hal ini tentunya memenuhi kriteria
satu majelis dalam syarat sebuah transaksi jual beli.10
11
Rukyah (hak pembatalan adanya kekurangan setelah
dilihat) dan Khiar Fawat Alwashaf (hak pembatalan
jika tidak sesuai sifatnya).
c. Adanya kontrol, sanksi dan aturan hukum yang tegas
dan jelas dari pemerintah (lembaga yang berkompeten)
untuk menjamin bolehnya berbisnis yang dilakukan
transaksinya melalui online bagi masyarakat.
11
Tira Nur Fitria, “Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan
Hukum Negara”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam VOL. 03 NO. 01., 2017, (52-62), h 59-60.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Tira Nur. “Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan
Hukum Negara.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 3, no. 1 (March 2017).
14