Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“TRANSAKSI BISNIS ONLINE DAN DIGITAL”

DOSEN PENGAMPU:HUSNUL HIDAYATI,S.AG,M.AG

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 11:

1. OLIVIA AFIFAH (230201024)

2. DAFID SUHERMAN (230201046)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MATARAM

2024/2025
KATA PENGANTAR

puji Syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan Rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesikan tugas makalah yang

berjudul “TRANSAKSI BISNIS ONNLINE DAN DIGITAL” ini tepat

pada waktunya. tak lupa pula solawat serta salam kita curahkan

kepada nabi Muhammad saw beserta para sahabat dan keluarganya.

yang mana berkat beliau kita masihi bisa memegang teguh ajaran

islam dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang.

penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membagi Sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik. penulis berharap makalah ini dapat menambah

wawasan, baik bagi penulis maupun pembaca, sehingga kedepannya lebih

paham lagi tentang ushul fiqih ini. penulis menyadari makalah yang ditulis

ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. oleh

karena itu,kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan penulis

nantikan demi ksempurnaan makalah ini.

mataram, 8 maret 2024

kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

A. LATAR BELAKANG ..................................................................

B. RUMUSAN MASALAH .............................................................

C. TUJUAN ......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................

A. PENGERTIAN TRANSAKSI BISNIS ONLINE ......................

B. HUKUM TRANSAKSI BISNIS ONLINE ..................................

C. CONTOH TRANSAKSI BISNIS ONLINE ................................

BAB III PENUTUP ................................................................................

A. KESIMPULAN ............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bisnis online adalah bisnis dengan menggunakan media internet sebagai media

pemasaran suatu produk atau jasa.Produk yang dipasarkan berupa produk barang,

produk digital, dan jasa.Contoh produk barang adalah pakaian, makanan, elektronik,

dan lain-lain.Sedangkan untuk produk digital adalah e-book, video, audio, dan

software.Untuk jenis jasa dapat berupa desain grafis, jasa penerjemah, dan lain

sebagainya.Berbisnis dengan menawarkan jasa dan barang dagangan di e-commerce

jenis marketplace kini sedang banyak diminati oleh masyarakat.Hal ini disebabkan oleh

kemudahan akses, efesiensi waktu dan pengurangan biaya yang dapat dikontrol dengan

memanfaatkan media internet. Internet tersebut telahmenciptakan suatu ekonomi baru,

yang sudah mengubah persepsi kita tentang cara melakukan bisnis tradisional. Banyak

perusahaan kecil dan perusahaan menengah berhasil membangun bisnis online yang

terbukti sangat menguntungkan. Studi menunjukan perusahaan kecil maupun

perusahaan menengah akan menjadi suatu kekuatan pertumbuhan utama e-commerce

dalam tahun-tahun mendatang (Timothy,2010).1

B. RUMUSAN MASALAH

1. mengerti dan memahami pengertian transaksi bisnis online dan digital

2. mengetahui hukum-hukum transaksi bisnis online dan digital

1
Siti Dwi Pujiyanti and Anis Wahdi, “Transaksi Bisnis Online Dalam Perspektif Islam,” SERAMBI:
Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis Islam 2, no. 2 (2020): 91–102,
https://doi.org/10.36407/serambi.v2i2.173.
3. menyebutkan contoh-contoh dalam transaksi bisnis online

C. TUJUAN

tujuan mempelajari transaksi bisnis online dan digital adalah untuk mengembangkan

usaha online,menghemat biaya oprasional,mendapatkan pelanggan baru dengan cara

yang mudah, dan menggunakan teknologi digital untuk berinteraksi dengan pelanggan

dan menjalankan berbagai kegiatan bisnis.

makalah ini disusun bertujuan agar kita mengetahui, memahami, dan mengerti tentang

hal-hal yang berhubungan dengan transaksi bisnis online, mula dari pengertian,hukum-

hukum, dan contohnya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRANSAKSI BISNIS ONLINE

Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan,

Rasulullah sendiri telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu

berdagang. Artinya, melalui jalan perdagangan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat

dibuka. Jual beli merupakan sesuatu yang diperbolehkan, dengan catatan selama

dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.Menurut Fathoni (2013)

dalam beberapa hadits, Nabi menyebutkan ada barang-barang yang hanya boleh ditukar

(dijual belikan) atas dasar kesamaan timbangan atau takaran dan kontan, jika tidak

demikian maka praktik pertukaran tersebut adalah mengandung riba. Dengan majunya

perkembangan teknologi saat ini menurut Aisyah, L dan Achiria, S (2019) tidak

bertentangan dengan majunya perkembangan ekonomi Islam dengan skema atau

struktur pasar, Islam memandang ekonomi sebagai salah satu kesatuan dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan Masyarakat.2 transaksi bisnis online dalam bermuamalah

adalah proses penjual belian yang dilakukan melalui jaringaan komunikasi elektronik

seperti internet, yang dilakukan baik oleh Perusahaan atau individu. dalam transaksi

online, pembeli dan penjual tidak berhadapan langsung,melakukan transaksi dengan

menggunakan akad salam. transaksi online hanya menggunakan ciri-ciri objek yang

2
Desy Safira & Alif Ilham Akbar Fatriansyah, “Bisnis Jual Beli Online Dalam Perspektif Islam,” Al
Yasini 05, no. 01 (2020): 57–68.
akan dibeli,dan pembeli harus melakukan pembayaran terlebih dahulu melalui system

yang telah di tentukan.

transaksi online dalam persfektif jual fiqih muamalah (hukum jual beli islam) disebut

sebagai “jual beli online” atau “e-commerce”, yang di terangkan dalam perundang-

undangan seperti undang-undang nomer 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi

elektronik (UU ITE) dan peraturan pemerintah no.82 tahun 2012 tentang

penyelenggaraan system dan transaksi elektronik (PP PSTE).

transaksi online memiliki kelebihan seperti mudahnya mendapatkan informasi, praktis,

dan hemat waktu, biaya transportasi. namun,ada juga kekurangan seperti minimalnya

kepercayaan Masyarakat terhadap transaksi online dan pembayaran, serta masih ada

masalah pengiriman yang tidak sesuai dengan yang di pesan. 3Jual beli online saat ini

telah menjadi cara yang digemari karena di anggap lebih efisien dan mudah. Pada jual

beli online, konsumen dapat memilih dan membeli produk atau jasa dari banyak penjual

di seluruh dunia tanpa harus pergi ke tokonya, selain itu penjual juga dapat memasarkan

produk secara luas dan dapat menjangkau konsumen yang lebih banyak. Tak bisa

dipungkiri bahwa keberadaan generasi milenial saat ini kian semarak didunia

kerja.Mereka berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Mereka selalu memegang

prinsip muda, semangat, penuh gaya. Mereka juga mempunyai wawasan luas,

berpengetahuan, serta mampu berpikir cerdas.Mereka belajar dari manapun, terutama

dari sumber-sumber yang ada diinternet.Generasi milenial tidak suka melakukan hal-hal

3
Diah Wahyulina and Febry Chrisdanty, “Implementasi Perlindungan Hukum Konsumen Dalam
Bisnis Atau Transaksi Online,” Maksigama 17, no. 1 (2023): 72–86,
https://doi.org/10.37303/maksigama.v17i1.143.
yang menyulitkan dan melelahkan sebagaimana dilakukan generasi sebelumnya.Mereka

lebih suka duduk santai didepan komputer dan bekerja ringan dengan menjelajah dunia

maya (Afifi, 2019).Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata internet juga telah

melahirkan jutawan-jutawan baru.Dalam arti, mulai banyak orang yang menggunakan

media internet sebagai sarana berbisnis (bisnis Online).Dari pengalaman sebagian besar

orang, ternyata banyak sekali peluang bisnis yang dapat dilakukan menggunakan

internet.Pada dasarnya bisnis dunia maya tidak berbeda dengan bisnis didunia

nyata.Bisnis dunia maya juga memerlukan ketekunan dan keseriusan (Purkon, 2014).4

Dalam transaksi bisnis online setelah menemukan toko online yang sesuai,

selanjutnya adalah melakukan pemesanan dan pembayaran. Biasanya pembayaran

dilakukan setelah pihak marchant memberikan konfirmasi, konfirmasi tersebut bisa

berupa e-mail, fax, atau sms, isi dari konfirmasi tersebut berupa keterangan bahwa

waktu untuk pengiriman biaya dapat dilakukan maksimal 2 x 24 jam. Pembayaran yang

telat dari waktu yang ditentukan dianggap batal oleh pihak marchant. Seandainya

konsumen ingin membelinya lagi maka ia harus memilih kembali dari awal, proses

pembelian kembali diulangi seperti proses awal pemesanan. Sampai tahapan proses ini,

konsumen masih bisa membatalkan pembeliannya karena biasanya barang tidak akan

dikirim oleh penjual sampai ada bukti transfer dari konsumen. Akan tetapi masalah bisa

muncul pada saat konsumen sudah melakukan pembayaran, tetapi barang yang dipesan

4
Pujiyanti and Wahdi, “Transaksi Bisnis Online Dalam Perspektif Islam.”
tidak sampai. Biasanya kesalahan ini terjadi karena kesalahan penjual atau ekspedisi

yang dipakai.5

B. HUKUM TRANSAKSI BISNIS ONLINE

dalam peraturan perniagaan online, dapat diterapkan KUH perdata. secara analogis,

dalam pasal 1313 KUH perdata dijelaskan bahwa suatu persetujuan adalah suatu

perbuatan Dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain atau

lebih. Untuk sahnya suatu kontrak, kita harus melihat syarat-syarat yang diatur di dalam

pasal 1320 KUH perdata yang menentukan bahwa syarat sah suatu perjanjian sebagai

berikut;

1. Kesepakatan para pihak

2. Kecakapan untuk membuat perjanjian

3. Suatu hal tertentu; dan

4. Sesuatu sebab yang halal.6

Indonesia sebagai Negara hukum terhadap suatu perkara langsung berlandaskan dengan

undang-undang. Semua itu dengan tujuan untuk kepentingan masyarakat Indonesia.

maka jual beli online dapat dikaitkan dengan UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi

Teknologi Elektronik (ITE). Pembahasan tentang ITE juga pernah terjadi pada Kasus

5
Sri Anafarhanah, “Peran Pengawasan Konsumen Dalam Transaksi Bisnis Online,” Alhadharah:
Jurnal Ilmu Dakwah 16, no. 32 (2017): 89–107,
https://doi.org/10.18592/alhadharah.v16i32.2043.
6
Tira Nur Fitria, “Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara,”
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 3, no. 01 (2017): 52, https://doi.org/10.29040/jiei.v3i01.99.
Nyonya Prita tentang pencemaran nama baik sebuah Rumah sakit swasta di Jakarta

melalui media elektronik berupa email yang terjerat dalam pasal 27 ayat 3.

Adapun pidana bagi seseorang yang melakukan penipuan dalam media elektronik

seperti dalam jual beli online dijelaskan dalam pasal 45 ayat 2 yang menyatakan: Setiap

orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat

(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Rasulullah mengisyaratkan bahwa jual

beli itu halal selagi suka sama suka (Antaradhin). Karena jual beli atau berbisnis seperti

melalui online memiliki dampak positif karena dianggap praktis, cepat, dan mudah.

Allah Swt berfirman dalam Alquran Surah Al Baqarah [2] : 275: “….Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”. Al Bai’ (Jual beli) dalam ayat

termasuk didalamnya bisnis yang dilakukan lewat online. Namun jual beli lewat online

harus memiliki syarat-syarat tertentu boleh atau tidaknya dilakukan.

Adapun syarat-syarat mendasar diperbolehkannya jual beli lewat online diantaranya:

1. Tidak melanggar ketentuan syari’at agama, seperti transaksi bisnis yang diharamkan,

terjadinya kecurangan, penipuan dan menopoli.

2. Adanya kesepakatan perjanjian diantara dua belah pihak (penjual dan pembeli) jika

terjadi sesuatu yang tidak diinginkan antara sepakat (Alimdha’) atau pembatalan

(Fasakh).7

7
Tira Nur Firtia, bisnis jual beli online (online shop) dalam hukum islam dan hukum negara, jurnal
ilmiah ekonomi islam 3,no 1 (2017): 53
C. CONTOH TRANSAKSI BISNIS ONLINE

Adapun contoh transaksi online :

1. FINTECH PAYMENT

Fintech Payment adalah salah satu sistem pembayaran memakai teknologi. Menurut

(David lee, dan Dinda Low, 2018:1) Inovasi terkini dalam layanan finansial yang

membiasakan dengan kemajuan teknologi. Ini pula ialah inovasi yang bisa

memperkenalkan kenyamanan serta keringanan untuk warga di industri finansial.

Sehingga kehadiran fintech sanggup menyediakan bisnis finansial yang pengaruhi sikap

ekonomi. Metode Pembayaran Fintech Payment memudahkan seseorang dalam

transaksi pembayaran.

Dimudahkannya transaksi pembayaran dari metode tradisional dapat mempengaruhi

perilaku keuangan dalam pengelolaan keuangannya dan pengelolaan pengeluaran

seseorang. Salah satu pengguna Fintech Payment yang dimudahkan dalam melakukan

pembayaran transaksi adalah mahasiswa. Mahasiswa dimudahkan dalam melakukan

pembayaran sehari-hari, yang dimana berbagai transaksi pembayaran dapat dilakukan

melalui smartphone. Transaksi bernilai kecil hingga besar dapat dilakukan berkat sistem

Fintech Payment Namun dengan adanya Fintech Payment yang memberikan

kemudahan dalam transaksi memberikan dampak negatif yaitu dapat mengubah

mahasiswa menjadi pribadi yang lebih konsumtif.8

8
Vionita Winda Mukti, Risal Rinofah, and Ratih Kusumawardhani, “Pengaruh Fintech Payment
Dan Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Mahasiswa,” Akuntabel 19, no. 1
(2022): 52–58, https://doi.org/10.30872/jakt.v19i1.10389.
contoh Perusahaan fintech payment popular di Indonesia

a. MODALKU: Platform ini berjenis peer to peer lending yang memungkinkan

pemilik UMKM mampu mengajukan pinjaman sebanyak 50 juta hingga 500 juta

rupiah dalam kurun waktu tiga sampai dua belas bulan. Modalku akan menerima

komisi sebesar 3 persen dari peminjaman dan 3 hingga 4 persen dari pihak

investor.

b. FINANSIALKU: Finansialku (PT Solusi Finansialku Indonesia) merupakan

perusahaan perencana keuangan yang memiliki kanal edukasi, aplikasi

keuangan, hingga konsultasi keuangan. Hingga Agustus 2020, perusahaan

fintech Indonesia ini telah mengumpulkan seed funding dengan total 3,3 juta

Dolar AS.

c. KREDIVO: Kredivo adalah contoh fintech di Indonesia dengan konsep pinjaman

tanpa kartu kredit dengan proses pendaftaran serta pencairan dana yang

cepat. Kredivo juga menawarkan kemudahan dalam pinjaman tunai dengan

bunga terendah dibandingkan perusahaan sejenis.

d. GO-PAY : Untuk mendukung berbagai layanan yang dimiliki oleh aplikasi on

demand GO-JEK, pihak GO-JEK akhirnya membuat sebuah layanan bernama

GO-PAY untuk mendukung layanan pembayaran nontunai. Saat ini, mayoritas

pengguna GO-JEK sudah memanfaatkan layanan ini dikarenakan pelanggan

banyak dimanjakan dengan berbagai diskon dan hadiah yang cukup

menggiurkan dan dapat ditukar dengan poin yang diperoleh.

e. TANY FUND: TaniFund merupakan layanan pinjaman dana yang berbeda

dengan pinjaman untuk usaha atau bisnis saja. Namun, platform ini memberikan
solusi bagi para petani, peternak dan nelayan di Indonesia untuk bisa mendapat

akses keuangan dalam usaha mengembangkan sektornya masing-masing.

2. BELANJA PAKAI UANG DIGITAL

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sangat berdampak pada

metode pembayaran, yang awalnya seseorang membayar dengan uang tunai kini mereka

beralih ke metode pembayaran non-tunai yang lebih efektif dan efisien melalui aplikasi

smartphone tanpa uang tunai dan dompet karena pengguna dapat melakukannya dengan

smartphone mereka saja untuk pembayaran digital dengan waktu yang lebih singkat,

mudah dan aman. Ada beberapa jenis uang digital yang tersedia di indonesia dan itu

dibedakan sesuai jenisnya. Ada uang digital berbentuk kartu contohnya yaitu Flazz, E-

Money, Brizzi, TapCash, dll. Ada juga uang digital berbentuk server atau aplikasi

contohnya Gopay, Link Aja, Doku, Dana, OVO Cash, ShopeePay, dll. Dari sini kita bisa

melihat bahwa begitu banyak metode pembayaran non tunai di indoneia. Metode

pembayaran non tunai saat ini sangat digemari baik dari kalangan muda maupun

kalangan tua yang juga mempengaruhi gaya pola hidup masyarakat sekarang. Saat ini,

perkembangan dengan pembayaran digital mengalami kemajuan yang sangat pesat

seiring dengan perkembangan sistem teknologi. (Aryani Tribudhi, 2019)9

9
Sekar Widyamada Pitaloka and Muhammad Irwan Padli Nasution, “Analisis Penggunaan Uang
Digital Sebagai Pengganti Uang Tunai Di Indonesia,” Journal of Sharia Economic Scholar 1, no. 3
(2023): 5–9.
3. PAYLATER

PayLater adalah fasilitas keuangan yang memungkinkan metode pembayaran dengan

cicilan tanpa kartu kredit. Beberapa platform fintech saat sedang seru membahas

mengenai cara kredit kekinian ini. Bahkan fitur ini juga banyak dimiliki mulai dari e-

commerce ticketing liburan hingga marketplace- marketplace demi memfasilitasi siapa

saja yang hendak liburan ataupun berbelanja. PayLater yang biasanya ada di situs-situs

e-commerce, tidak perlu menggunakan kartu dalam bentuk fisik (Aristanti, 2020).

Ditambah lagi, proses pendaftarannya yang sangat singkat dan kilat. Selain itu,

penggunaannya juga sangat mudah dan praktis, kamu bisa memanfaatkannya kapan pun

dan di mana pun.PayLater adalah metode pembayaran seperti kartu kredit di mana

perusahaan aplikasi menalangi dulu pembayaran tagihan pengguna di merchant

setelahnya pengguna membayar tagihan tersebut kepada perusahaan aplikasi. Untuk

bisa menggunakan layanan ini pengguna akan diminta memberikan data pribadi, foto

diri dan foto KTP (Farras, 2019). Selain itu, kamu juga harus mengisi informasi data

pribadi kamu pada formulir yang disediakan secara online (Aristanti, 2020).10

10
Iin Emy Prastiwi and Tira Nur Fitria, “Konsep Paylater Online Shopping Dalam Pandangan
Ekonomi Islam,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 7, no. 1 (2021): 425,
https://doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1458.
KESIMPULAN

Di era digital ini semua dapat diakses dengan mudah secara online. Transaksi online

dalam menggunakan nya harus memperhatikan kenyaman dan keselamatan dari

konsumen dari resiko kerugian. Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan perlindungan konsumen dalam tran saksi jual beli online di era digital

yaitu diantaranya adalah adanya pera turan yang jelas dan memiliki sanksi yang pasti

jika ada hak konsumen yang dilanggar; dilakukannya sosiali sai yang massif ke

masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas, kewaspadaan dan konsumen atas data

pribadinya, serta adanya pengawasan dari semua pihak termasuk masyarakat atas tran

saksi jual beli online. Guna meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap transaski

jual beli online dan membantu terciptanya dunia usaha yang lebih sehat maka

penegakan hukum perlindungan konsumen dalam hukum pidana harus ditegakkan

dengan memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku tindak pidana dalam transaksi

online sehing ga menimbulkan efek jera bagi pelaku dan rasa aman0bagi0konsumen

dalam melakukan transaksi jual beli online.

Berbisnis melalui online satu sisi dapat memberi kemudahan dan menguntungkan bagi

masyarakat. Namun kemudahan dan keuntungan itu jika tidak diiringi dengan etika

budaya dan hukum yang tegas akan mudah terjebak dalam tipu muslihat, saling

mencurangi dan saling menzalimi. Disinilah Islam bertujuan untuk melindungi umat

manusia sampai kapanpun agar adanya aturan-aturan hukum jual beli dalam Islam yang

sesuai dengan ketentuan syari’at agar tidak terjebak dengan keserakahan dan kezaliman

yang meraja lela.


DAFTAR PUSTAKA

Anafarhanah, Sri. “Peran Pengawasan Konsumen Dalam Transaksi Bisnis


Online.” Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 16, no. 32 (2017): 89–107.
https://doi.org/10.18592/alhadharah.v16i32.2043.
Desy Safira & Alif Ilham Akbar Fatriansyah. “Bisnis Jual Beli Online Dalam

Perspektif Islam.” Al Yasini 05, no. 01 (2020): 57–68.

Fitria, Tira Nur. “Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan

Hukum Negara.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 3, no. 01 (2017): 52.

https://doi.org/10.29040/jiei.v3i01.99.

Mukti, Vionita Winda, Risal Rinofah, and Ratih Kusumawardhani. “Pengaruh

Fintech Payment Dan Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Manajemen

Keuangan Mahasiswa.” Akuntabel 19, no. 1 (2022): 52–58.

https://doi.org/10.30872/jakt.v19i1.10389.

Pitaloka, Sekar Widyamada, and Muhammad Irwan Padli Nasution. “Analisis

Penggunaan Uang Digital Sebagai Pengganti Uang Tunai Di Indonesia.”

Journal of Sharia Economic Scholar 1, no. 3 (2023): 5–9.

Prastiwi, Iin Emy, and Tira Nur Fitria. “Konsep Paylater Online Shopping Dalam

Pandangan Ekonomi Islam.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 7, no. 1 (2021):

425. https://doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1458.

Tira Nur Firtia, bisnis jual beli online (online shop) dalam hukum islam dan
hukum negara, jurnal ilmiah ekonomi islam 3,no 1 (2017): 53

Pujiyanti, Siti Dwi, and Anis Wahdi. “Transaksi Bisnis Online Dalam Perspektif
Islam.” SERAMBI: Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis Islam 2, no. 2

(2020): 91–102. https://doi.org/10.36407/serambi.v2i2.173.

Wahyulina, Diah, and Febry Chrisdanty. “Implementasi Perlindungan Hukum

Konsumen Dalam Bisnis Atau Transaksi Online.” Maksigama 17, no. 1

(2023): 72–86. https://doi.org/10.37303/maksigama.v17i1.143.

Anda mungkin juga menyukai