Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

E-COMMERCE DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun Oleh :

Kelompok 9

 Reski Auliah (90400121028)


 Resky Rahman (90400121004)
 Rezekiah Nur Mulia (90400121029)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada masa modern ini, perkembangan teknologi dan komunikasi
semakin berkembang pesat. Seperti nenek moyang kita dahulu yang ingin
berkomunikasi jarak jauh masih menggunakan surat dan dikirim ke kantor
pos atau bertemu secara langsung. Namun pada masa sekarang ini, kita
sudah dapat berkomunikasi tanpa harus mengirim surat dan kita sudah bisa
menikmati komunikasi melalui telepon, fax, atau beberapa alat komunikasi
lainnya. Dengan perkembangan teknologi, beberapa alat komunikasi
mengalami perkembangan seperti telepon rumah yang mungkin sekarang
sudah jarang digunakan dan mulai digantikan dengan smartphone. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan komunikasi berkembang dengan
pesatnya, muncul teknologi komunikasi internet.
Internet awalnya hanya berfungsi sebagai alat tukar data ilmiah dan
akademik,namun seiring berjalannya waktu telah berubah menjadi
kebutuhan hidup sehari-hari dan dapat diakses dari berbagai belahan
dunia. Keberadaannya ditandai dengan semakin maraknya kegiatan
perekonomian yang memanfaatkan internet sebagai media perdagangan
barang atau jasa antara penjual atau penyedia jasa dengan konsumen, yang
lebih dikenal dengan perdagangan elektronik atau electronic commerce (e-
commerce).
Perkembangan e-commerce tidak terlepas dari penggunaan internet,
dengan adanya internet menjadikan salah satu media yang efektif bagi
perusahaan maupun perorangan dalam mempromosikan dan menjual
produk atau jasa kepada konsumen ke seluruh dunia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan E-commerce?
2. Bagaimana pandangan E-commerce dalam perspektif islam?
3. Ada berapa jenis- jenis E-commerce?
4. Apa manfaat dari E-commerce?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk Mengetahui defenisi dari E-commerce
2. Untuk Mengetahui bagaimana pandangan E-commerce dalam
perspektif islam
3. Untuk Mengetahui jenis-jenis E-commerce
4. Untuk Mengetahui manfaat E-commerce
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian E-Commerce
E-Commerce menurut Laudon dan Traver diartikan sebagai transaksi
bisnis yang dilakukan dengan menggunakan internet dan web serta
memenuhi dua syarat yaitu seluruh transaksi dilakukan dengan teknologi
media digital terutama pada transaksi yang terjadi melalui internet dan
web, serta adanya perpindahan mata uang pada saat transaksi tersebut
terjadi.
Adapun e-commerce menurut Kozinets et al., mendefinisikan bahwa
e-commerce sebagai proses pembelian, penjualan, pentransferan atau
pertukaran produk baik barang, jasa, maupun maupun informasi melalui
jaringan computer atau sumber internet.
Senada dengan beberapa pendapat sebelumnya, Shofiyullah Mz.,
menjelaskan bahwa e-commerce merupakan sebuah transaksi (muamalah)
antara pembeli (musyitari) dengan penjual (ba-i) tanpa ada pertemuan fisik
(khiasmajlis) dengan menggunakan peralatan teknologi yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat diperoleh beberapa persamaan
karakteristik e-commerce yaitu : terjadi transaksi antara dua pihak, terjadi
pertukaran produk (barang maupun jasa), serta terdapat media atau
perantara internet pada proses transaksi tersebut. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya e-commerce merupaka suatu transaksi jual-beli
produk (barang ataupun jasa)

melalui media internet.


E-Commerce secara umum dapat diartikan sebagai transaksi jual beli
secara elektronik melalui media internet. Selain itu, e-commerce juga
dapat diartikan sebagai suatu proses berbisnis dengan memakai teknologi
elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan
masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran atau
penjualan barang, servis, dan informasi secara elektronik.
Berdasarkan ketentuan pasal 1 nomor 10 Undang-undang tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), disebutkan bahwa transaksi
elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
komputer, jaringan komputer atau media elektronik lainnya. Transaksi jual
beli secara elektronik, sama halnya dengan transaksi jual beli biasa yang
dilakukan didunia nyata, dilakukan oleh para pihak yang terkait, walaupun
dalam jual beli secara elektronik ini pihak-pihaknya tidak bertemu secara
langsung satu sama lain, tetapi berhubungan melalui interne. Dalam
transaksi jual beli secara elektronik, pihak-pihak yang terkait antara lain :
a) Penjual atau merchant atau pengusaha yang menawarkan sebuah
produk melalui internet sebagai pelaku usaha
b) Pembeli atau konsumen yaitu setiap orang yang tidak dilarang oleh
undang-undang, melakukan transaksi jual beli produk yang
ditawarkan oleh penjual/pelaku usaha/merchant.
c) Bank sebagai pihak penyalur dana dari pembeli atau konsumen
kepada penjual atau pelaku usaha/merchant.
d) Provider sebagai penyedia layanan akses internet.
B. E-Commerce dalam Perspektif Islam
Islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan,
termasuk juga mengenai transaksi jual beli (muamalah). E-Commerce
jelas merupakan suatu bentuk kontemporer yang belum pernah ada
dilaksanakan pada masa-masa awal Islam, sehingga tidak ada tertuang
aturannya secara konkrit dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW. Apalagi saat ini e-commerce telah menjadi kebiasaan salah satu
bentuk keperluan kemanusiaan yang sulit dihindari, sehingga amat
membutuhkan perhatian Islam dalam menjawabnya secara persfektif
hukum. Sehingga ada jaminan keamanan syariat bagi pelaku muslim
dalam bertransaksi melalui e-commerce ini.
Pada prinsipnya, Islam tidak melarang kegiatan apapun yang
dilakukan dalam kegiatan ekonomi asal berpedoman dan tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan. Prinsip hukum
Islam yang mengacu pada Al-Qur’an dan Hadist, implementasinya
membolehkan dilaksanakan sesuai dengan cara penafsiran, ijtihad baik
yang tekstual maupun kontekstual. Nalar yang jernih dan nurani yang
cerdas sangat diperlukan dalam rangka memahami kebenaran ayat-ayat
Al-Qur’an dan Hadist demi kemaslahatan umat manusia. E-Commerce
sebagai tren bisnis baru di era ekonomi modern ini, bukan merupakan
aktivitas ekonomi yang dilarang oleh hukum Islam, walaupun transaksi
model ini merupakan produk pemikiran Barat.
Dalam pandangan Islam e-commerce memiliki definisi yang mirip
dengan perdagangan konvensional, tetapi ada beberapa aturan dan hukum
yang mengatur transaksi ini agar sesuai dengan ketentuan syariat Islam,
seperti tercantum dalam Al-Qur’an :
“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu dibumi;
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung.”(Q.S. Al-Jumuah:10). Ayat ini secara eksplisit menyatakan
bahwa Allah memberi kemudahan bagi hamba-nya untuk melakukan
berbagai aktifitas di muka bumi selama tidak bertentangan dengan syariat
Islam.
Terdapat beberapa prinsip-prinsip dagang dalam Islam dan memahami
jenis serta bentuk perdagangan yang dilarang dalam islam
a. Multiype Ownership (kepemilikan multijenis)
Prinsip kepemilikan multijenis, yakni mengakui bermacam-
macam bentuk kepemilikan, baik oleh swasta, Negara ataupun
campuran. Prinsip ini adalah terjemahan dalam nilai tauhid, bahwa
pemilik primer terhadap langit, bumi dan seisinya adalah Allah
SWT, sedangkan manusia diberi amanah untuk mengelolanya. Jadi
manusia dianggap sebagai milik sekunder. Dengan demikian,
kepemilikan swasta diakui. Namun untuk menjamin keadilan,
yakni supaya tidak ada proses penzhaliman, maka cabang-cabang
produksi yang penting dan berkaitan dengan hajat orang banyak
dikuasai oleh Negara. System kepemilikan campuran juga
mendapat tempat dalam Islam, baik campuran swasta Negara,
swasta domestic-asing, atau Negara-asing.
b. Freedom to Act (kebebasan untuk bergerak/usaha)
Freedom to act bagi setiap individu akan menciptakan
mekanisme pasar dalam perekonomian. Mekanisme pasar dalam
Islam dapat berjalan dengan syarat tidak ada proses pendzaliman.
Potensi pendzaliman dapat dikurangi dengan menghayati nilai
keadilan. Dalam menegakkan nilai keadilan dalam ekonomi dapat
dilakukan dengan melarang semua nafsadah (segala yang
merusak), seperti riba, gharar, dan maisir, supaya tidak ada pihak-
pihak yang dzalim maupun didzalimin, sehingga dapat tercipta
iklim ekonomi bisnis yang sehat.
c. Sosial Justice (keadilan sosial)
Allah SWT telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap
perilaku manusia. Perilaku manusia ditetapkan dalam hukum Allah
SWT (Syariah) yang akan mengarahkan individu-individu,
sehingga mereka dapat melaksanakan aturan-aturan ini dengan
baik, dan mengontrol serta mengawasinya. Allah SWT dan Rasul-
Nya telah menetapkan transaksi perdagangan dengan persetujuan
antara kedua belah pihak dalam suatu transaksi sebagai sesuatu
yang halal atau diperbolehkan, dan melarang mengambil benda
orang lain tanpa persetujuan dari mereka.
Berkaitan dengan perdagangan, Allah SWT telah menegaskan dalam
firman-Nya Surah An-Nisa ayat 29 dan pada Surah Al-Baqarah ayat 275.
Pada kedua ayat ini, telah memberikan penjelasan tentang jual beli adalah
suatu proses tukar-menukar dengan orang lain yang memakai alat tukar
(uang) secara langsung maupun tidak langsung atas dasar suka sama suka.
Sebagai alat pertukaran, jual beli mempunyai, rukun-rukun dan syarat
yang harus dipenuhi sehingga jual beli dapat dikatakan sah oleh syara’.
Menurut pendapat jumhur ulama, rukun jual beli ada tiga, yaitu :
a) Orang yang bertransaksi (penjual dan pembeli)
b) Sighat (lafal ijab dan qabul)
c) Obyek transaksi (barang yang diperjual belikan dan nilai
tukar/harga pengganti barang).
Adapun syarat jual beli dalam persfektif islam, yaitu :
a) Berakal
b) Kehendak sendiri
c) Keadaan tidak mubazir
d) Baligh
Unsur utama dalam kegiatan jualbeli adalah kerelaan kedua belah
pihak. Kerelaan tersebut dapat dilihat dari ijab dan qabul yang
dilangsungkan. Ijab adalah pernyataan yang keluar lebih dahulu dari salah
seorang yang melakukan transaksi yang menunjukkan keinginan dalam
melakukan transaksi. Sedangkan qabul adalah pernyataan dari pihak kedua
yang menunjukkan atas kerelaannya dalam menerima pernyataan pertama.
Diisyaratkan dalam ijab dan qabul sebagaimana berikut ini :
a) Tujuan yang terkandung dalam pernyataan itu jelas, sehingga dapat
dipahami oleh masing-masing pihak;
b) Terdapat kesesuaian antara ijab dan qabul;
c) Pernyataan ijab dan qabul ini mengacu kepada suatu kehendak
masing-masing pihak secara pasti dan tidak ragu-ragu;
d) Ijab dan qabul harus berhubungan langsung dalam suatu majelis.
Jika kefua belah pihakhadir dan saling bertemu dalam satu tempat
tersebut adalah majelis akad. Sedangkan jika masing-masing pihak
saling berjauhan atau tidak saling bertemu, maka majelis akad
adalah tempat terjadinya qabul.
Persoalan yang perlu juga dipandang dalam perspektif Islam adalah
tentang perlu adanya keepakatan memberikan hak memilih bagi si
pembeli, yakni akan menerima barang tersebut atau membatalkannya.
Seandainya barang yang dipesan tersebut tidak sesuai dengan informasi
yang ditampilkan dalam website si produsen atau penjual tersebut.
Dalam Islam transaksi apapun dan bagaimanapun kreasinya, selama
tidak mengandung hal-hal yang menyebabkan terjadinya kerugian pada
salah satu pihak yang bertransaksi dan barang yang diperjualbelikan
bukanlah barang yang terlarang dan dilarang baik oleh hukum agama
(syariat Islam) seperti halnya barang atau benda yang najis dan haram
semisal narkoba dan sejenisnya.
C. Jenis-jenis E-Commerce
Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan transaksi e-commerce, salah
satunya dengan melihat sifat peserta yang terlibat dalam transaksi e-
commerce. Tiga kategori utama dari e-commerce adalah bisnis ke konsumen
(B2C), bisnis ke bisnis (B2B), dan konsumen ke konsumen (C2C) sebagai
berikut :
1. Business to Consumer (B2C)
Bisnis ke konsumen dalam e-commerce merupakan suatu transaksi
bisnis secara elektronik yang dilakukan pelaku usaha dan pihak
konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dan pada saat
tertentu. Dalam transaksi bisnis ini produk yang diperjualbelikan mulai
dari produk barang dan jasa baik dalam bentuk berwujud maupun
dalam bentuk elektronik atau digital yang telah siap untuk dikonsumsi.
Ada beberapa yang termasuk B2C diantaranya adalah portal, retail
online, content providers, transaksi pialang, jasa provider, dan
komunitas provider.
2. Business to Business (B2B)
Bisnis ke bisnis adalah transaksi secara elektronik antara entitas
atau obyek bisnis yang satu ke obyek bisnis lainnya, disebut juga
transaksi antar perusahaan. Aktivitas e-commerce dalam ruang lingkup
ini ditujukan untuk menunjang kegiatan para pelaku bisnis itu sendiri.
Pebisnis yang mengadakan perjanjian tentu saja adalah para pihak
yang bergerak dalam bisnis yang dalam hal ini mengikatkan dirinya
dalam suatu perjanjian untuk melakukan usaha dengn pihak pebisnis
lainnya. Pihak-pihak yang mengadakan perjanjian dalam hal ini adalah
Internet Servis Provider (ISP) dengan website atau keybase (ruang
elektronik), ISP itu sendiri adalah pengusaha yang menawarkan akses
kepada internet.
3. Consumer to Consumer (C2C)
Konsumen ke konsumen merupakan transaksi bisnis elektronik
yang dilakukan antarkonsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan
tertentu dan pada saat tertentu pula, segmentasi konsumen ke
konsumen ini sifatnya lebih khusus karena transakssi dilakukan oleh
konsumen ke konsumen yang memerlukan transaksi. Dalam C2C e-
commerce, konsumen menyediakan produk untuk masuk ke pasar,
menempatkan produk untuk dijual, dan mengandalkan pengelola pasar
untuk membuatkan katalog, mesin pencari, dan kejelasan transaksi
sehingga produk bisa dipamerkan dan ditemukan dengan mudah,
kemudian dibayarkan.
D. Manfaat E-Commerce Bagi Perkembangan Usaha
Ada beberapa manfaat e-commerce bagi perkembangan usaha, yaitu :
a) Mempermudah komunikasi antara produsen dan konsumen
b) Mempermudah pemasaran dan promosi barang atau jasa
c) Memperluas jangkauan calon konsumen dengan pasar yang luas
d) Mempermudah proses penjualan dan pembelian
e) Mempermudah pembayaran karena dapat dilakukan secara online
f) Mempermudah penyebaran informasi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

E-Commerce jelas merupakan suatu bentuk kontemporer yang belum


pernah ada dilaksanakan pada masa-masa awal Islam, sehingga tidak ada
tertuang aturannya secara konkrit dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW.
Dari beberapa pendapat para ahli seperti Laudon, Traver dan Kozinets
, dapat diperoleh beberapa persamaan karakteristik e-commerce yaitu :
terjadi transaksi antara dua pihak, terjadi pertukaran produk (barang
maupun jasa), serta terdapat media atau perantara internet pada proses
transaksi tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya e-
commerce merupaka suatu transaksi jual-beli produk (barang ataupun jasa)
melalui media internet.
Islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan, termasuk
juga mengenai transaksi jual beli (muamalah). Apalagi saat ini e-
commerce telah menjadi kebiasaan salah satu bentuk keperluan
kemanusiaan yang sulit dihindari, sehingga amat membutuhkan perhatian
Islam dalam menjawabnya secara persfektif hukum. Sehingga ada jaminan
keamanan syariat bagi pelaku muslim dalam bertransaksi melalui e-
commerce ini.
Sedangkan pada prinsipnya, Islam tidak melarang kegiatan apapun
yang dilakukan dalam kegiatan ekonomi asal berpedoman dan tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan. Prinsip hukum
Islam yang mengacu pada Al-Qur’an dan Hadist, implementasinya
membolehkan dilaksanakan sesuai dengan cara penafsiran, ijtihad baik
yang tekstual maupun kontekstual.

B. SARAN
Menurut saya, pada era modern ini kita harus pandai-pandai dalam
menjalankan bisnis, apalagi dalam jaringan e-commerce kita harus
menegakkan nilai keadilan dengan melarang segala sesuatu yang dapat
merusak seperti riba, gharar,maisir untuk menghindari adanya
pendzaliman. Sekiranya dengan adanya makalah ini dapa menjadikan
pembelajaran untuk kita semua khusunya bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawati Dwi Annisa. Transaksi e-commerce dalam perspektif Islam,


volume.2, no.01, januari-juni 2019, p24.
https://www.researchgate.net/publication/335424797_Transaksi_E-
Commerce_dalam_Perspektif_Islam (diakses pada selasa, 14 september
2021)

Iska Syukri. E-Commerce dalam Perspektif Islam,vol.9,no.2, desember


2010,p12. Https://media.neliti.com/media/publications/270171-e-
commerce-dalam-perspektif-fikih-ekonomi-15c9d922.pdf (diakses pada
selasa,14 september 2021)

Fahmi, Khalamillah. “Munich personal RePEc Archive”. Online and


Purchase Transactions (E-Commerce) in the Islamic Law Perspective,
MPRA Paper No.95341, posted 03 aug 2019 10:36 UTC.
https://mpra.ub.uni-muenchen.de./95341/ (diakses pada selasa, 14
september 2021)

Dkk, Mz Shiyullah. “E-COMMERCE DALAM HUKUM ISLAM”. “Studi


atas pandangan Muhammadiyah dan NU”,VOL.XVII, NO.3 september-
desember 2008. http:/digilib.uin-suka.ac.id/8791/1/SHOFIYAMULLAH
%20M.%20%2CDKK.%20E-COMMERCE%20DALAM%20HUKUM
%20ISLAM%20%28STUDI%20ATAS%20PANDANGAN
%20MUHAMMADIYAH%20DAN%20NU%29.pdf (diakses pada selasa,
14 september 2021)

Fadhillah Nur. “TRANSAKSI BISNIS E-COMMERCE DALAM


PERSPEKTIF ISLAM”. Jurnal QIEMA (Qomaruddin IslamicnEconomy
Magazine), Vol.6 no.2 Agustus tahun 2020.
http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/qiema/article/view/3522/
2515 (diakses pada selasa, 14 september 2021)
Mutaqqin Azhar. “TRANSAKSI E-COMMERCE DALAM TINJAUAN
HUKUM JUAL BELI ISLAM”. ULUMUDDIN, Vol VI, Tahun IV, januari-
juni 2010.
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/ulum/article/download/1304/1397
(diakses pada rabu, 15 september 2021)

Sofiani Triana, SH,MH. “TRANSAKSI E-COMMERCE: PERSPEKTIF


HUKUM ISLAM”. https://www.neliti.com/id/publication/37014/transaksi-
e-commerce-perspektif-hukum-islam (diakses pada rabu, 15 september
2021)

Samad Fratama Telsy. “Konsep E-Commerce Perspektif Ekonomi Islam”.


Tasharruf:Journal Economic and Business Of Islam, Vol.4 no.1 juni 2019
https://www.researchgate.net/publication/336366387_Konsep_E-
Commerce_Pespektif_Ekonomi_islam (diakses pada rabu, 15 september
2021)

Amalia Firda, Dhinarti Larasati. “E-Commerce dalam Perspektif fiqih


muamalat”. Conference on Islamic management accounting and
economics, Vol.2, 2019
https://journal.uii.ac.id/CIMAE/article/download/12859/9454 (diakss
selasa, 14 september 2021)

Alwendi. “Penerapan E-Commerce dalam Meningkatkan Daya Saing


Usaha”. Jurnal Mnajemen Bisnis, volume 17, no.3, juli 2020
https://journal.udiknas.ac.id/index.php/magister-
manajemen/article/view/2486/732 (diakses pada kamis, 16 september
2021)

https://www.unpas.ac.id/apa-itu-e-commerce/#:~:text=E%2DCommerce
%20secara%20umum%20dapat,dalam%20bentuk%20transaksi
%20elektronik%20dan (diakses pada sabtu, 18 september 2021)

Anda mungkin juga menyukai