Menurut Pierson, seorang ahli ekonomi dari Belanda, bank adalah badan
atau lembaga yang menerima kredit. Bank menerima simpanan dari masyarkat
dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan. Simpanan dari
masyarakat tersebut kemudian dikelola dengan cara menyalurkannya dalam
bentuk investasi dan kredit kepada badan usaha swata atau pemerintah. Dari
kegiatan tersebut, bank memeperoleh keuntungan berupa dividen atau
pendapatan bunga yang dapat digunakan untuk membayar biaya operasional
dan mengambangkan usaha.
Menurut J.D Parera (2004 : 137), defenisi bank adalah sebagai berikut :
Di Indonesia, sebagaimana diatur dalam undang-undang yang dimaksud
dengan bank adalah : badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Sommary, bank adalah suatu badan yang berfungsi sebagai
pengambil dan pemberi kredit, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.
Sejarah Bank
Asal mula
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada
umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan
merencanakan membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing
dengan kekuatan armada laut Prancis[7] akan tetapi pemerintahan Inggris saat
itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan
gagasan William Paterson yang kemudian oleh Charles
Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah lembaga intermediasi
keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut hanya
dalam waktu duabelas hari.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah
pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha
perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan
perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat
melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun
benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari
jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal
sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada
masa dahulu penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan
kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan
nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer). Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi
menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan
simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan
peminjaman uang.] Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan
dipinjamkan kembali kepada masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa
bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan
masyarakat yang semakin beragam.
Berbicara mengenai jenis jenis bank, maka dilihat dari fungsinya jenis jenis
bank ada 3 yaitu :
Bank Sentral, yakni jenis bank yang bertugas untuk menerbitkan uang kertas
dan juga uang logam untuk dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah
di dalam suatu negara dan juga mempertahankan konversi uang yang
dimaksud terhadap emas maupun perak maupun keduanya.
Bank Umum, yakni jenis bank yang bukan saja dapat untuk meminjamkan
ataupun menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, namun
tetapi juga dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri suatu uang
giral.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu jenis bank yang melaksanakan
kegiatan usaha dengan secara konvensional maupun yang didasarkan pada
suatu prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak dapat memberikan jasa di
dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Syariah, yakni jenis bank yang beroperasi dengan berdasarkan prinsip
bagi hasil maupun sesuai dengan kaidah ajaran islam mengenai hukum riba.
Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
Bank Sentral
Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia adalah
lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.
Bank Umum
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh
pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri.
Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah
tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank
Jateng, dan sebagainya.
Bank Milik Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh
swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk
swasta pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia,
Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain.
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar
negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.
Bank campuran, merupakan bank yang didirikan oleh satu atau lebih bank
umum berkedudukan di Indonesia dengan satu atau lebih bank berkedudukan
di luar negeri contoh Bank ANZ, Bank Commonwealth dan Bank DBS.
Jenis Bank Dari Segi Status
Bank Devisa, yaitu bank yang dapat melayani masyarakat untuk transaksi
luar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing seperti transfer ke luar
negeri, travellers cheque, transaksi luar negeri lainnya.
Bank Non Devisa, yaitu bank yang memiliki hak untuk melaksanakan
transaksi seperti bank devisa hanya saja wilayahnya terbatas untuk negara
tertentu saja
Bank Konvensional
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari
nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana
transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang
paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk
cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank
konvensional contohnya bank umum dan BPR. Kedua jenis bank tersebut
telah kalian pelajari pada subbab sebelumnya.
Bank Syariah
Bank Syariah jelas berbeda dengan Bank Konvensional. Dalam hal sistem
operasional, Bank Syariah mengikuti landasan dari prinsip-prinsip syariat Islam
dengan memberlakukan Akad yang sah sesuai prinsip tersebut. Dan semua
aktivitas yang dilakukan Bank Syariah harus sesuai dengan Fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga MUI yang berdasarkan syariah Islam. Pelaksanaan
operasional Bank Syariah diawasi juga oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berbeda dengan Bank Konvensional yang dimana sistem operasional
dijalankan atas prosedur perbankan yang diatur oleh Pemerintah melalui lembaga
keuangan dan pihak yang terkatit dengan hal tersebut, selain itu Bank harus
tunduk pada aturan Hukum yang berlaku.