LANDASAN HUKUM
DISUSUN OLEH :
Aisy Maulidah Arinda Indra Lesmana (220301216)
Rizky Putra Andhika (220301223)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022 – 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang membahas
tentang PERSEROAN TERBATAS. Tak lupa shalawat serta salam saya haturkan kepada
Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh
petunjuk ini.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada Bapak Rizki Kurniawan, S.H, M.HUM yang
pendirian perseroan terbatas yang sesuai di Indonesia. Dan saya ucapkan terimakasih
kepada rekan saya yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami yang bertanggung jawab atas makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin
untuk membuat tugas ini dengan baik dan teliti. Kami selaku penyusun sadar akan
ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam laporan ini baik dalam hal sistem penyusunan.
Oleh sebab itu kami sangat berharap atas kritik dan saran yang membangun guna
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Perseroan Terbatas
2. Ciri – Ciri Perseroan Terbatas
3. Syarat Pendirian Perseroan Terbatas
4. Jenis – Jenis Perseroan Terbatas
5. Jelaskan Apa Itu Organ – Organ Dalam PT
Pelaku usaha yang berbadan hukum ialah Perseroan Terbatas (PT), Yayasan,
Koperasi, Badan usaha Milik Negara (BUMN), Sedangkan pelaku usaha yang tidak
berbadan hukum ialah Persekutuan Komanditer (CV), Firma, Perusahaan Perorangan (UD).
Pada umumnya pelaku – pelaku usaha tadi melakukan usaha dengan menmbentuk
perseroan terbatas terutama untuk usaha yang berfokus serta lebih besar. Terbukti
banyaknya impian membangun sebuah Perseroan Terbatas (PT) yang semakin hari
semakin bertambah, sejalan dengan semakin terbukanya peluang usaha dan didorong
berbagai kemudahan lapangan usaha yang tersedia.
Berdasarkan pasal 1 butir 1 Undang – Undang nomor 40 Tahun 2007, yang dimaksud
dengan “ Perseroan Terbatas, yang selanjutnya dianggap Perseroan ialah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal didirikan sesuai perjanjian, melakukan aktivitas usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi pada saham serta memenuhi persyaratan
yang ditetapkan pada Undang – Undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.
Perseroan Terbatas ialah bentuk usaha aktivitas ekonomi yang palin disukai saat ini,
disamping sebab pertanggung jawabannya yang bersifat terbatas sebagaiman dimaksud
dalam pada pasal 3 Undang – Undang Perseroan Terbatas, Perseroan Terbatas juga
menyampaikan kemudahan bagi pemegang saham untuk mengalihkan perusahaannya
pada setiap orang dengan menggunakan cara menjual semua saham yang dimiliki kepada
perusahaan pembeli tersebut.
istilah “Perseroan” mengarah pada modalnya yang terdiri atas sero (saham).
Sedangkan istilah “Terbatas” mengarah pada tanggung jawab pemegang saham yang tidak
melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan dimilikinya. Bentuk aturan seperti
Perseroan Terbatas ini juga dikenal di negara – negara lain seperti : di Malaysia dianggap
Sendirian Berbad (SDN BHD), di Singapura dianggap Private Limited (Pte Ltd), di Jepang
dianggap Kabushiki Kaisa, di Inggris dianggap Registered Companies, di Belanda dianggap
Naamloze Vennootschap (NV), dan di perancis disebut Sociates A Responsabilitr Limite
(SARL).
Perseroan Terbatas (PT) didirikan oleh (2) orang atau lebih. Dimana pernyataan diatas
bisa dibuktikan dengan sudut pandang pada pasal 7 ayat 1 Undang-Undang nomor 40
tahun 2007 yang menyatakan bahwa “Perseroan Terbatas didirikan oleh (2) orang atau lebih
menggunakan akta notaris yang dibuat dengan bahasa Indonesia.
Maksud tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui Pengertian Perseroan
Terbatas, Ciri – Ciri Peseroan Terbatas, Syarat Pendirian Perseroan Terbatas, serta
mampu menjelaskan apa saja fungsi dan tugas Organ – Organ PT.
1.4 Manfaat
Agar mahasiswa mampu memahami pengertian Perseroan Terbatas, Ciri – Ciri
Perseroan Terbatas, Syarat Pendirian Perseroan Terbatas serta fungsi dan tugas
Organ-Organ PT.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Peseroan yang memiliki arti kapital yang terdiri dari (sero-sero) atau saham-saham.
Hal ini tercantum dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007
yang berbunyi :
“ Perseroan terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan Ialah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam undang-undang ini serta
peraturan pelaksanaannya”.
b. Terbatas yang memiliki arti tanggung jawab pemegang saham terbatas pada nilai
nominal semua saham yang dimiliki. Hal ini tercantum dalam pasal 3 angka 1 UUPT
yang berbunyi :
“ Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas
perikatan yang dibuat atas nama Perseroan melebihi saham yang dimiliki”.
Perseroan ini memiliki beberapa unsur yang dibagi menjadi lima, yakni.
PT merupakan badan hukum ialah suatu badan hukum yang terdapat sebab
hukum, menjadi pendukung kewajiban serta hak eksklusif. Umumnya juga dikenal
dengan kata artifical person, maksud tersebut secara hukum dapat disebut seperti insan
atau manusia yang bisa dimintai pertanggungjawabannya jika melakukan perbuatan
hukum.
Kapital dasar PT terbagi dalam saham. Sebab modalnya terdiri dari saham-
saham yang bisa diperjual belikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan
tanpa perlu membubarkan perusahaan. Setiap Perseroan wajib memiliki kapital dasar
(authorized capital) yang artinya harta kekayaan perseroan sebagai badan hukum.
Kekayaan PT ini terpisah dari kekayaan eksklusif pendiri, organ perseroan serta
pemegang saham.
Pengertian badan hukum berasal dari latin yang dianggap Corpus atau Body. Dia
tidak bisa selaras dengan manusia sebagai badan hukum, melalui proses alamiah
(natural birth process). Kebalikannya, perseroan lahir menjadi badan hukum, tercipta
melalui proses hukum. Itu sebabnya Perseroan dianggap makhluk badan hukum yang
berwujud artificial (kumstmatig artificial) yang dicipta melalui proses hukum.
Badan hukum ialah suatu badan yang ada karena hukum, menjadi pendukung
kewajiban serta hak eksklusif umumnya dikenal menggunakan kata artificial person,
maksdunya secara hukum disebut seperti manusia yang bisa dimintai
pertanggungjawabannya jika melakukan perbuatan hukum.
Berdasarkan Soebekti, badan hukum ialah suatu badan atau perkumpulan yang
bisa mempunyai hak-hak serta melakukan perbuatan seperti mendapatkan dan
mempunyai kekayaan sendiri, dapat digugat dan menggugat pada muka hakim.
Menurut Sri Soedewi Masjchoen “bahwa badan hukum ialah kumpulan orang
yangbermanfaat besama-sama bertujuan mendirikan suatu badan, yaitu berwujud
himpunan serta harta kekayaan yang disendirikan untuk tujuan eksklusif, dikenal
sebagai yayasan.
Perseroan menjadi makhluk atau subjek artifisial disahkan oleh negara sebagai
badan hukum tidak bisa dilihat serta tidak bisa diraba (invicible and intangible). Akan
tetapi, eksistensinya riil ada sebagai subjek hukum yang terpisah (separate) dan bebas
(independent) dari pemiliknya atau pemegang sahamnya juga dari pengurus dalam hal
ini Direksi Perseroan.secara terpisah dan independen Perseroan melalui pengurus bisa
melakukan perbuatan hukum (rechtshandeling legal act) seperti melakukan aktivitas
untuk serta atas nama Perseroan menghasilkan perjanjian, transaksi, menjual asset
serta menggugat atau digugat dan dapat hidup serta bernafas sebagaimana layaknya
manusia (human being) selama jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam AD
belum berakhir.
“ Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).”
“Paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 harus ditempatkan dan disetor penuh.”
Modal disetor (gestort capital/ paid up capital) adalah modal yang sudah
dimasukkan pemegang saham sebagai pelunasan pembayaran saham yang
diambilnya sebagai modal yang ditempatkan dari modal dasar Perseroan.
“Modal ditempatkan dan disetor penuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.”
“Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang
dibuat dalam bahasa Indonesia.”
1. Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pendiri dan Kartu Keluarga (KK) khusus untuk
jabatan Direktur/Direktur Utama, baik asli atau fotokopinya.
2. Keterangan Modal Dasar dan Modal Disetor
3. Keterangan nama dan susunan Direksi dan Komisaris PT, serta jumlah Dewan
Direksi dan Dewan Komisaris.
4. Jumlah saham yang akan diambil oleh masing-masing pendiri untuk PT yang akan
didirikan. Hal ini untuk mengetahui struktur permodalan PT tersebut nantinya.
Misalnya: pendiri A = 25%, pendiri B = 50% sedangkan pendiri C = 25 %.
Setiap pendiri perseroan terbatas wajib mengambil bagian saham pada saat
perseroan didirikan (pasal 7 ayat 2). Ketentuan pasal ini merupakan wujud
pernyataan kehendak pendiri ketika membuat perjanjian pendirian perseroan
terbatas. Sementara jumlah dan struktur saham PT ini dituangkan dalam Akta
Pendirian PT.
f. Laba Perseroan
Hak suara dalam RUPS mempunyai prinsip satu saham satu suara sesuai
Pasal 84 angka 1 yang berbunyi:
Direksi sebagai sebuah jabatan yang tidak bersifat permanen. Ada masa
mulai menjabat dan ada pula masa untuk berakhir. Dengan demikian, karena yang
berhak untuk mengangkat Direksi adalah RUPS, maka yang berhak untuk
memberhentikan Direksi adalah juga RUPS. Anggota direksi dapat diberhentikan
sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya.
Pasal 92 ayat (1).
a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah
rapat Direksi (pasal 100 ayat 1 huruf a).
b. Membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dan dokumen
keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undangundang tentang
Dokumen Perusahaan. Pasal 100 ayat 1 huruf b.
c. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan Perseroan
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dan dokumen Perseroan
lainnya. Seluruh daftar , risalah, dokumen keuangan Perseroan dan dokumen
Perseroan lainnya disimpan di tempat kedudukan Perseroan. Pasal 100 ayat 1
huruf c
d. Atas permohonan tertulis dari pemegang saham, Direksi member izin kepada
pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar khusus,
risalah RUPS dan laporan tahunan, serta mendapatkan salinan risalah RUPS
dan salinan laporan tahunan. Pasal 100 ayat 3.
e. Anggota Direksi wajib melaporkan kepada Perseroan mengenai saham yang
dimiliki anggota Diresksi yang bersangkutan dan/atau keluarganya dalam
Perseroan dan Perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus.
Pasal 101 ayat 1.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham
yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan,
perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Untuk mendirikan PT, harus memenuhi syarat dan ketentuan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
DAFTAR PUSTAKA
Binoto Nadapdap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Jala Permata Aksara, 2009, hlm.4
Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, hlm.70 Ibid, hlm.
70Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas, Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, 2010, hlm. 7 ibid, hlm. 7 7 M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas,
Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 35 88 Adib Bahari, op. cit., hlm.8, Ibid. hlm. 8 10 Adib
Bahari, op.cit., hlm 8 11 Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Yustisia, 2009, hlm. 18 12 M. Yahya Harahap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta:
Sinar Grafika, Cet. ke-3, 2011, hlm. 36. Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan
Terbatas, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010, hlm. 7 14 Handri Raharjo, Hukum
Perusahaan, Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia, 2009, hlm. 18-19 15 Salim HS, Hukum
Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hlm. 65
Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia, 2009, hlm. 22
17 M. Yahya Harahap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. ke-3,
2011, hlm. 37-38 Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009,
hlm. 91 19 M. Yahya Harahap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, Cet.
ke-3, 2011, hlm. 306-307 Binoto Nadapdap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Jala
Permata Aksara, 2009, hlm. 106-107 21 Ibid, hlm. 101 22 M. Yahya Harahap (ed), Hukum
Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. ke-3, 2011, hlm. 328. Binoto Nadapdap,
ed., Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Jala Permata Aksara, 2009, hlm. 67 24Ibid , hlm.
72-73. 25 Binoto Nadapdap, op. cit, hlm.74. Binoto Nadapdap, ed., Hukum Perseroan
Terbatas, Jakarta: Jala Permata Aksara, 2009, hlm. 76 27 Ibid, hlm. 76
Binoto Nadapdap, ed., Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Jala Permata Aksara, 2009,
hlm.78
Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas, Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2010, hlm. 12 30 Binoto Nadapdap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Jala Permata
Aksara, 2009, hlm. 87.
Binoto Nadapdap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Jala Permata Aksara, 2009,
hlm. 92 32 Ibid, hlm. 89 33 Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas,
Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010, hlm. 13. M. Yahya Harahap (ed), Hukum Perseroan
Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. ke-3, 2011, hlm. 35.
Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas, Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2010, hlm. 25-26 36 M. Yahya Harahap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar
Grafika, Cet. ke-3, 2011, hlm. 34 37 Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, Yogyakarta:
Pustaka Yustisia, 2009, hlm. 83 https://mastahbisnis.com/perseroan-terbatas-pt/
Ibid, hlm. 83 39 M. Yahya Harahap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika,
Cet. ke-3, 2011, hlm. 236 https://mastahbisnis.com/perseroan-terbatas-pt/
Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas, Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2010, hlm. 27 41 Ibid, hlm. 28 https://mastahbisnis.com/perseroan-terbatas-pt/
Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas, Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2010, hlm. 28-29 https://mastahbisnis.com/perseroan-terbatas-pt/
Ibid, hlm. 26
Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas, Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2010, hlm. 8 45 M. Yahya Harahap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika,
Cet. ke-3, 2011, hlm. 59 46 Adib Bahari, op. cit., hlm.8
M. Yahya Harahap (ed), Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. ke-3,
2011, hlm. 291
Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas, Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2010, hlm. 29