Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENGANTAR CORPORATE GOVERNANCE

“HUKUM PERSEROAN DI INDONESIA”

Dosen Pengampu :

Eny Widayawati,s.AB., M.AB

Disusun Oleh :

1. Utin Aila Fhariha (22101092053)


2. Itsni Aisyatul Hasanah (22101092056)
3. Yudha Pratama Apriansyah (22101092057)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PRODI ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah- Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hukum Perseroan di
Indonesia” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Kelompok 6 Mata Kuliah Pengantar Corporate Governance.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang penciptaan
situasi kondusif untuk melaksanakan GCG bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eny Widayawati, S.AB., M.AB selaku
dosen Mata Kuliah Pengantar Corporate Governance yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagaimana penerapan hokum
perseroan yang di Indonesia.

Malang, 02 November 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan hukum dalam masyarakat kini bukanlah hal yang asing lagi. Ada yang
mengenal badan hukum perseorangan atau pribadi, dan juga badan hukum yang
merupakan organisasi. Badan hukum tersebut merupakan segala sesuatu yang
mempunyai hak dan kewajiban, dapat melakukan perbuatan hukum, dapat menjadi
subjek hukum, dan dipertanggungjawabkan seperti halnya manusia. Jika dikaitkan
dengan perbuatan hukum, itu berarti badan hukum juga mempunyai hak dan
kewajiban, harta kekayaan, dan tanggung jawab yang terpisah dari orang
perseorangan.
Dari berbagai sumber ditemukan beberapa pengertian Badan Hukum antara lain
menurut Maijers Badan Hukum adalah meliputi segala sesuatu yang menjadi
pendukung hak dan kewajiban. Sedangkan menurut Logemann, badan hukum adalah
suatu personifikasi yaitu suatu bestendigheid (perwujudan, penjelmaan) hak dan
kewajiban. Dalam hal badan hukum melaksanakan hak dan kewajiban tersebut
diwakili oleh para pengurusnya yang ditunjuk sesuai dengan anggaran dasarnya.
Badan hukum perseroan di Indonesia adalah badan hukum yang memiliki
kemampuan untuk melakukan tindakan hukun sebagaimana subjek hukum yang lain.
Perbuatan hukum itu, antara lain melakukan penandatanganan suatu kontrak
perjanjian dengan pihak ketiga dimana perseroan diwakili oleh direksi. Direksi
merupakan organ dari perseroan yang ditunjuk berdasarkan anggaran dasar perseroan,
untuk dan atas nama perseroan. Direksi tidak memiliki wewenang selain menjalankan
apa yang telah dirumuskan, baik dalam anggaran dasar perseroan maupun apa yang
telah ditentukan oleh Undang-Undang.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Apa definisi hukum perseroan?
1.2.2 Apa saja organ yang terdapat dalam badan hukum perseroan?
1.2.3 Bagaimana penerapan hukum perseroan di Indonesia
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi hukum perseroan
1.3.2 Untuk mengetahui organ yang terdapat dalam badan hukum perseroan
1.3.3 Untuk mengetahui penerapan hukum perseroan di Indonesia
BAB 2

PEMBAHASAN

1.1 Definisi hukum perseroan

Definisi PT dalam Pasal 1 angka 1 UU No.40 PT menyebutkan bahwa: “Perseroan


Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”Perseroan Terbatas adalah badan hukum.Sebagai
badan hukum,perseroan terbatas merupakan subjek hukum dan sebagai subjek hukum perseroan
terbatas merupakan pendukung hak dan kewajiban. Dalam penjelasan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 40 Tahun 2007, dikatakan alasan pencabutan Undang-Undang Nomor 1 tahun
1995 untuk diganti dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007. pertimbangan tersebut antara
lain karena adanya perubahan dan perkembangan yang cepat berkaitan dengan teknologi,
ekonomi, harapan masyarakat tentang perlunya peningkatan pelayanan dan kepastian hukum,
kesadaran social dan lingkungan, serta tuntutan pengelolaan usaha yang sesuai dengan prinsip-
prinsip pengelolaan perusahaan yang baik.

Ketentuan yang disempurnakan ini, antara lain:

1. Dimungkinkan mengadakan RUPS dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada,


seperti: telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya (Pasal 77).

2. Kejelasan mengenai tata cara pengajuan dan pemberian pengesahan status badan hukum dan
pengesahan Anggran dasar Perseroan.

3. Memperjelas dan mempertegas tugas dan tanggung jawab direksi dan dewan komisaris,
termasuk mengatur mengenai komisaris independent dan komisaris utusan

4. Kewajiban perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab social dan lingkungan.

Badan Hukum perseroan di Indonesia adalah badan hukum yang memiliki kemampuan untuk
melakukan tindakan hukum sebagaimana subjek hukum yang lain. Perbuatan hukum itu,antara
lain melakukan penandatanganan suatu kontrak perjanjian dengan pihak ketiga dimana perseroan
diwakili oleh direksi.

Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ Perseroan yang
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau Dewan Komisaris dalam batas
yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.Dengan demikian, RUPS
merupakan organ tertinggi dan memegang wewenang tertinggi dalam perseroan yang berbadan
hukum PT. Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh
RUPS. Dewan komisaris bertugas untuk mengawasi tindakan Dewan Direksi serta memberikan
nasehat dan arahan kepada Dewan Direksi dan menjalankan operasi perusahaan.dewan Direksi
bertugas untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan berdasarkan arahan dan garis besar
kebijakan yang telah ditetapkan oleh RUPS, Dewan Komisaris, serta Anggaran Dasar Perseroan
yang berlaku dalam koridor hokum.

Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan. Setiap anggota Direksi bertanggung
jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroanapabila bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan.1Direksi mewakili Perseroan di dalam maupun
di luar pengadilan  dan tunduk pada semua peraturan yang berlaku pada PT. dewan Direksi bertugas untuk
menjalankan kegiatan operasi perusahaan berdasarkan arahan dan garis besar kebijakan yang telah ditetapkan oleh
RUPS, Dewan Komisaris, serta Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku dalam koridor hukum.

Ketiga, Komisaris. Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham, kecuali dalam hal untuk pertamakalinya. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan
oleh pendiri dalam akta pendirian.Pasal 8 ayat 2 huruf b.2

Tugas pokok komisaris adalah melakukan pengawasan atas kebijakanpengurusan, jalannya


pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroanmaupun usaha Perseroan dan member
nasihat kepada Direksi.3

Dewan Komisaris merupakan organ yang mewakili para pemegang saham untuk mengawasi atas
pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan yang dilakukan oleh Direksi. Bertugas pula
memberikan nasihat kepada Direksi dalam pengelolaan perusahaan agar terciptanya citra yang
baik di mata para pemegang saham dan masyarakat.

Ketentuan Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun 2007

Pendirian Perseroan Terbatas terdapat beberapa ketentuan yang mengikat dalam setiap tahap
atau prosedur yang harus dilakukan oleh para pemilik modalterhadap proses berdirinya PT
sebelum perusahaan berjalan secara operasional dilingkungan publik.

Ketentuan-ketentuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Subyek pendiri terdiri dari dua orang atau lebih . Ketentuan minimal dua orang menegaskan
prinsip yang dianut olehundang-undang, Perseroan Terbatas sebagai badan hukum harus
dibentukberdasarkan perjanjian, sehingga harus mempunyai lebih dari satu orangpemegang

1
Binoto Nadapdap, ed.,Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Jala Permata Aksara,2009, hlm. 76

2
Binoto Nadapdap, ed.,Hukum Perseroan Terbatas , Jakarta: Jala Permata Aksara,2009, hlm.78

3
Adib Bahari, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas , Yogyakarta: PustakaYustisia, 2010, hlm. 12
saham. Sesuai dengan ketentuan Pasal 27 angka 1 UUPT 2007,supaya perjanjian untuk
mendirikan Perseroan sah menurut undang-undang Pasal 1 angka 1 UUPT berbunyi: “
Perseroan Terbatas,yang selanjutnya disebut Perseroan,adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalamUndang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”Secara
sederhana, orang yang bermaksud mendirikan PT disebut sebagai calon pendiri, kemudian
mulai disebut sebagai pendiri apabila hadirpada saat akta pendirian PT ditandatangani di
hadapan notaries. Jadi, pendiri adalah pihak yang menandatangani akta pendirian. Kemudian
status pendiriberubah menjadi pemegang saham pada saat PT telah berbadan hukum, yaknisetelah akta
pendirian PT mendapatkan pengesahan oleh Menteri Hukum danHAM. Menurut Pasal 7
angka 1 UU No. 40 Tahun 2007 , pendiri inidipersyaratkan adalah orang yang berkewarganegaraan
Indonesia (WNI) yangberjumlah minimal dua orang (WNI) atau badan hukum yang
didirikanmenurut hukum Indonesia.
b. Permodalan dalam Perseroan Terbatas
Perseroan sebagai badan hukum memiliki “modal dasar” yang disebut authorized capital
yakni jumlah modal yang disebutkan atau dinyatakan dalam Akta Pendirian atau AD
Perseroan. Modal dasar tersebut terdiri dan terbagi dalam saham atau sero ( aandelen, share,
stock ). Modal yang terdiri dan dibagi atas saham itu dimasukkan para pemegang saham
dalam status mereka sebagai anggota perseroan dengan jalan membayar saham
tersebutkepada perseroan. Modal perseroan dibagi tiga bagian yakni modal dasar, modal
ditempatkan dan modal disetor. Modal dasar ( authorized capital/nominal capital )
merupakan keseluruhan nilai nominal saham yang ada dalam perseroan.
Modal ditempatkan merupakan modal yang disanggupi oleh para pendiri untuk disetor ke
dalam kas perseroan pada saat perseroan didirikan.
Selanjutnya,modal disetor adalah modal yang sudah dimasukkan pemegang saham sebagai
pelunasan pembayaran saham yang diambilnya.

Anda mungkin juga menyukai