Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hukum Perusahaan kelas A dengan
dosen pengampu oleh Iswi Hariyani, S.H., M.H.
Disusun oleh :
Kelompok 5
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Analisa Kasus Hukum Dalam Upaya Mendirikan Perseroan Terbatas”. Adapun
tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Hukum Perusahaan kelas A.
Tersusunnya makalah ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Ibu Iswi Hariyani, S.H., M.H.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
kami selaku tim penulis menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat
untuk kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1
Pasal 1 UU RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
2
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggungjawab Pendiri Perseroan Terbatas, Ghalia Indonesia, Jakarta,
2002.
1
1.2 Rumusan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Nicky Yitro Mario Rambing, Syarat- Syarat Sah Pendiriam Perseroan Terbatas (PT) Di Indonesia, Lex
Privatum, Vol. 1, No. 2, 2013, h 73.
3
RUPS), Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, yang antara satu dengan lainnya saling
berkaitan dalam melaksanakan berbagai kegiatan PT. Setelah PT memperoleh status
badan hukum, maka berlakulah anggaran dasar (dan peraturan perundang-undangan
lainnya) sepanjang tidak bertentangan dengan UUPT. Jika pemegang saham menjadi
kurang dari 2 (dua) orang, maka dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
terhitung sejak keadaan tersebut, pemegang saham wajib mengalihkan sebagian
sahamnya kepada orang lain atau PT mengeluarkan saham baru kepada orang lain.
Sebagaimana kita ketahui salah satu ciri dari PT sebagai badan hukum yang
diakui oleh sebab itu ada kekayaan yang terpisah antara kekayaan PT dan kekayaan
pemegang saham, demikian pula tanggung jawab pemegang saham hanya terbatas
pada jumlah saham yang disetorkan (Pasal 3 ayat (1) UUPT). Ketentuan tersebut tidak
berlaku apabila terjadi hal yang disebutkan di dalam ayat (2)nya. PT didirikan dengan
tujuan untuk terbentuknya badan hukum dengan akibat adanya kekayaan yang
terpisah dari pemegang saham serta tanggung jawab yang terbatas. Dalam mendirikan
PT yang menjadi rencana dari prajamuda, maka iktikad baik juga harus diutamakan.
Setiap kegiatan usaha yang akan didirikan harus mempunyai nama baik bagi
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, tidak jarang pelaku PT melakukan salah satu
strategi yakni meningkatkan produksi dan menjalin kerja sama dengan pelaku UMKM
tanpa mengurangi kualitas dan ketepatan waktu proses pengerjaan.
Oleh karena itu pendirian PT oleh satu orang, dua orang atau lebih tidak
menyebabkan tanggung jawabnya menjadi berbeda. Dengan demikian ketentuan
mengenai keharusan adanya sekurang-kurangnya 2 (dua) orang pemegang saham
setelah PT memperoleh status badan hukum tidak diperlukan lagi. Ancaman sanksi
bahwa pemegang harus bertanggung jawab secara pribadi dan atas permohonan pihak
yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan PT tersebut dapat
menggangu hubungan hukum antara pihak ketiga dengan PT yang bersangkutan
malahan mungkin dapat merugikan para pihak.
Ketentuan Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 11 UUPT telah dirinci tata cara
memperoleh Keputusan Menteri Hukum dan Ham mengenai pengesahan badan
hukum suatu PT. Jangka waktu pengajuan akta pendirian untuk memperoleh status
badan hukum telah ditentukan secara ketat yaitu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak
tanggal akta pendirian ditandatangani akan mengakibatkan akta pendirian menjadi
batal sejak lewatnya jangka waktu tersebut dan PT bubar karena hukum dan
4
pemberesan harus dilakukan oleh pendiri. Umumnya Menkumham akan memeriksa
antara lain:4
1. Nama dan tempat kedudukan Persero;
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
3. Jangka waktu berdirinya Persero;
4. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
5. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap
saham;
6. Nama jabatan dan jumlah anggota direksi dan dewan komisaris;
7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
8. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberitahuan anggota direksi dan dewan
komisaris;
9. Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.
Apabila permohonan dikabulkan, Menteri Hukum dan HAM memberikan
pengesahan berdirinya PT, maka PT sudah memiliki status sebagai badan hukum.
Langkah selanjutnya adalah pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM dalam jangka waktu paling
lambat 14 hari sejak tanggal diterbitkannya keputusan Menteri Hukum dan HAM
tentang pengesahan PT. 5Setelah pengumuman ini, maka legalitas institusional PT
telah terpenuhi dan PT resmi berdiri sebagai badan hukum.
Setiap pendiri PT wajib mengambil bagian saham pada saat PT didirikan.
Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam
bentuk lainnya. Modal atau saham adalah suatu kategori kebendaan yang juga sebagai
bagian penting dalam suatu pendirian PT.6 Mengenai modal dasar pada PT, Pasal 32
UUPT menyebutkan bahwa: 7
4
Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
5
M. Teguh Pangestu, Nurul Aulia, Hukum Perseroan Terbatas Dan Perkembangannya Di Indonesia, Bussnies
Law Review, Vol. 1, No. 3, 2017., h. 29.
6
Cuk Prayitno, Tinjauan Yuridis Kepemilikan Kekayaan Negara Yang Dipisahkan Dan Pertanggungjawaban
Pengurus Badan Usaha Milik Negara Yang Berbentuk Persero (Jakarta: Program Studi Magister Ilmu Hukum
Universitas Indonesia, 2010), h. 111
5
1. Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
2. Undang-Undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan
jumlah minimum modal Perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal
dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3. Perubahan besarnya modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
8
Sinaga, Niru Anita, “Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroan Terbatas Di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Hukum
Dirgantara, Vol. 8, No. 2, Maret 2018, hal. 36. Diakses dari
https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jihd/article/download/253/680 pada tanggal 22 Oktober
2022. Pada pukul 19.35 WIB.
6
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas menyebutkan : “Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan,
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini
serta peraturan pelaksanaannya”.9
a. Persyaratan Perseroan Terbatas didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan
akta notaris. Ketentuan ini menegaskan prinsip yang berlaku berdasarkan
undang-undang tersebut yaitu "prinsip perjanjian".
b. Pengesahan dan Persetujuan Untuk memperoleh pengesahan para pendiri
bersama-sama atau kuasanya mengajukan permohonan tertulis dengan
melampirkan Akta Pendirian Perseroan.
c. Perseroan Memperoleh Status Badan Hukum Perseroan memperoleh status
badan hukum, setelah Akta Pendirian yang dibuat dengan akta notaris
sebagaimana disebut di atas memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman.
9
Ibid, hal. 33.
7
d. Akta Pendirian Akta Pendirian memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain,
sekurangkurangnya: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,
tempat tinggal, dan kewarganegaraan pendiri.
10
Rambing, Nicky Yitro Mario, “Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan Terbatas (PT) Di Indonesia”, Lex
Privatum, Vol. 1, No. 2, April-Juni 2013, hal. 74. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/156072-ID-syarat-syarat-sahnya-pendirian-perseroan.pdf pada
tanggal 22 Oktober 2022, pada pukul 19.43 WIB.
8
a. Pembuatan akta pendirian di muka notaris
Perjanjian pendirian Perseroan Terbatas yang dilakukan oleh para
pendiri tersebut dituangkan dalam suatu akta notaris yang disebut dengan Akta
Pendirian. Akta Pendirian pada dasarnya mengatur berbagai macam hak-hak
dan kewajiban para pendiri perseroan dalam mengelola dan menjalankan
Perseroan Terbatas tersebut, hak-hak dan kewajiban tersebut yang merupakan
isi perjanjian yang disebut Anggaran Dasar perseroan, sebagaimana
ditegaskan kembali dalam Pasal 8 ayat (1) UUPT.
Dalam suatu Akta Pendirian memuat Anggaran Dasar dan keterangan
lain, sekurang-kurangnya :
1) Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan
kewarganegaraan pendiri. Dalam mendirikan perseroan diperlukan
kejelasan mengenai kewarganegaraan pendiri, pada dasarnya badan
hukum Indonesia yang berbentuk perseroan didirikan oleh warga
negara Indonesia, namun demikian kepada warga negara asing diberi
kesempatan untuk mendirikan badan hukum Indonesia yang berbentuk
perseroan sepanjang undang-undang yang mengatur bidang usaha
perseroan tersebut memungkinkan atau pendirian perseroan tersebut
diatur dengan undang-undang tersendiri.
2) Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat
tinggal dan kewarganegaraan anggota direksi dan komisaris yang
pertama kali di angkat.
3) Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian
jumlah saham dan nilai nominal atau nilai yang diperjanjikan dari
saham yang telah ditempatkan dan disetor pada saat pendirian. Yang
dimaksud dengan mengambil saham adalah jumlah saham yang
diambil oleh pemegang saham pada saat pendirian perseroan.11
11
Ibid.
9
1) Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan
hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4),
pendiri bersamasama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi
informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada
Menteri dengan mengisi format isian yang memuat sekurang-
kurangnya:
a) Nama dan Tempat Kedudukan Perseroan
b) Jangka Waktu Berdirinya Perseroan
c) Maksud dan Tujuan serta Kegiatan usaha Perseroan
d) Jumlah Modal Dasar, Modal ditempatkan, dan Modal Disetor
e) Alamat Lengkap Perseroan.
2) Pengisian format isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
didahului dengan pengajuan nama Perseroan.
3) Dalam hal pendiri tidak mengajukan sendiri permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pendiri hanya dapat memberi
kuasa kepada notaris
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan dan pemakaian
nama Perseroan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
c. Pendaftaran Perseroan
Suatu Perseroan Terbatas untuk dapat diakui sebagai badan hukum
dengan segala konsekuensi hukumnya maka, akta pendirian suatu Perseroan
Terbatas harus disetujui oleh Menteri Kehakiman terlebih dahulu, selanjutnya
untuk melindungi kepentingan Direksi perseroan, maka perseroan tersebut
harus didaftarkan dalam daftar perusahaan dan diumumkan dalam Berita
Negara. Kewajiban untuk melakukan pendaftaran perusahaan tersebut
dibebankan oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan.
12
Dr. AL. Sentot Sudarwanto,. S.H, M.Hum., Hukum Perindustrian Indonesia, Yogyakarta;2018, hal.30
13
Anas M.F, Ainy.R, dan Yaoi Hidetoshi, Kajian Strategi Produksi Bersih di Industri kecil: Tapioka Kasus
Keluarahan CIluar, Kecamatan Bogor Utara, Jurnal Teknik Industri Pertanian, Volume 18, Nomor 2, hal. 61
11
Industri Tapiokanya, Adapun kekurangan maupun kelebihan badan hukum tersebut
antara lain:
• Kelebihan CV adalah : Dalam proses pendiriannya, tergolong mudah, Bentuk
usaha CV atau persekutuan komanditer umumnya lebih mudah dalam
mendapatkan modal perbankan karena lebih dipercaya, Modal yang terkumpul
nilainya lebih besar.
• Kekurangan CV adalah: Mudah terjadi konflik antara para sekutu yang
terdapat di dalam CV, Sebagian sekutu yaitu sekutu aktif (sekutu
komplementer) memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibanding sekutu
lainnya yaitu sekutu pasif atau sekutu komanditer, Kekuasaan dan
pengawasannya bersifat kompleks14.
• Kelebihan Firma adalah: Kepemimpinan firma didasarkan pada keahlian.
Modal yang terkumpul cukup besar karena bersumber lebih dari 1 orang.
Kepercayan dan pihak perbankan (pemberi pinjaman) lebih mudah diperoleh
karena risiko ditanggung bersama.
• Kekurangan Firma adalah: Jika salah satu anggota melakukan kesalahan, baik
secara ekonomi maupun hukum, semua anggota terkena akibatnya.Sulit
memutuskan keputusan yang penting dan mendadak karena, segala keputusan
harus dimusyawarahkan Bersama, Tanggung jawab masing-masing sekutu
tidak terbatas, kekayaan perusahaan tidak terpisah dengan hak milik anggota,
sehingga jika terjadi pailit atau bangkrut maka harta milik pribadi ikut
tersita.15
• Kelebihan PT adalah : Dilindungi oleh Undang-undang, Pemisahan Harta
Pribadi dengan Harta Perusahaan, Bebas Dalam Melakukan Aktivitas Bisnis,
Dapat Bersekutu dengan Pihak Asing, Proses Pendirian Lebih Mudah.
• Kekurangan PT adalah : Pajak yang Besar karena PT merupakan Subjek Pajak
Tersendiri, Penanganan Aspek Hukum yang Rumit, Biaya Pembentukan yang
Relatif Tinggi, Kerahasiaan Perusahaan Kurang Terjamin.16
14
https://greenpermit.id/2021/08/20/ketahui-kelebihan-dan-kekurangan-pt/amp/
15
https://greenpermit.id/2022/01/21/kelebihan-dan-kekurangan-firma/amp/
16
https://greenpermit.id/2021/08/20/ketahui-kelebihan-dan-kekurangan-pt/amp/
12
Alasan yang paling utama dalam pemilihan perseroan terbatas sebagai
bentuk usahanya adalah sudah terdapat undang-undang yang mengatur mengenai
perseoan terbatas yaitu UU nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan
selama memenuhi kriteria sesuai dengan Pasal 87 angka 1 UU Cipta Kerja antara
lain yaitu modal usaha, omzet, indikator kekayaan bersih, hasil penjualan tahunan,
atau nilai investasi, insentif dan disinsentif, penerapan teknologi ramah lingkungan,
kandungan lokal, atau jumlah tenaga kerja sesuai dengan kriteria setiap sektor
usaha.17 Berdasarkan kelebihan dan kekurangan diatas maka dapat disimpulkan,
meskipun PT memiliki pajak dan memiliki birokrasi yang rumit dalam
pembentukannya namun, PT memiliki kepastian hukum dalam setiap proses
produksinya, pada CV terdapat istilah sekutu pasif dan sekutu komenditer yang
mana membuat kekuasaannya menjadi kompleks, dan tidak cocok dengan jenis
idustri tapioka, begitu pula dengan firma.
17
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja , pasal 87
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka penulis menyimpulkan beberapa poin kesimpulan sebagai
berikut :
1. Perseroan Terbatas merupakan bentuk dari Perjanjian dua orang atau lebih untuk
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham,
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang. Dengan adanya
kesadaran masyarakat di era media sosial dan ICT menimbulkan banyak grup ayau
kelompok masyarakat yang berkeingan untuk membangun organisasi formal layaknya
Perseroan Terbatas. Syarat syarat sahnya pendirian suatu perseroan terbatas di Indonesia
yang diatur dalam Undang undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas,
yaitu adanya akta pendirian perusahaan. Pengesahan oleh Menteri agar Perseroan diakui
secara resmi sebagai badan hukum, akta pendirian dalam bentuk akta notaris tersebut
harus diajukan oleh para pendiri secara bersama sama melalui sebuah permohonan untuk
memperoleh Keputusan Menteri ( Menteri Hukum dan HAM ) mengenai pengesahan
badan hukum Perseroan.
2. Setiap organ dalam Perseroan Terbatas pasti diberi kebebabasan dalam mengatur tugas
ataupun wewenangnya, asal semuanya dilakukan demi tujuan dan kepentingan
perseroan. Proses pendirian berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yang pertama didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta
notaris. Kemudian melakukan pengesahan dan Persetujuan. Selanjutnya, setiap Perseroan
akan Memperoleh Status Badan Hukum Perseroan dari Menteri Kehakiman. Kemudian
lahir Akta Pendirian Akta Pendirian yang memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain,
sekurangkurangnya: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,
dan kewarganegaraan pendiri. Setelah persyaratan terpenuhi, maka pendirian Perseroan
Terbatas harus mengikuti langkah-langkah yang ditentukan oleh UUPT.
3. Modal yang terkumpul cukup besar karena bersumber lebih dari 1 orang. pihak
perbankan (pemberi pinjaman) lebih mudah diperoleh karena risiko ditanggung bersama.
Karena alasan yang paling utama dalam pemilihan perseroan terbatas sebagai bentuk
usahanya sudah di atur undang-undang mengenai perseroan terbatas yaitu UU nomor 40
14
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan selama memenuhi kriteria sesuai dengan
Pasal 87 angka 1 UU Cipta Kerja antara lain yaitu modal usaha, omzet, indikator
kekayaan bersih, hasil penjualan tahunan, atau nilai investasi, insentif dan disinsentif,
penerapan teknologi ramah lingkungan, kandungan lokal, atau jumlah tenaga kerja sesuai
dengan kriteria setiap sektor usaha, meskipun PT memiliki pajak dan memiliki birokrasi
yang rumit dalam pembentukannya namun, PT memiliki kepastian hukum dalam setiap
proses produksinya, pada CV terdapat istilah sekutu pasif dan sekutu komenditer yang
mana membuat kekuasaannya menjadi kompleks, dan tidak cocok dengan jenis idustri ,
begitu pula dengan firma.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap semoga pembaca mampu mengetahui lebih
dalam tentang bagaimana program pemberdayaan penganggur dan trasnmigrasi Kabupaten
Bantul. Makalah ini dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran pada pembaca atas kekurangan makalah ini.
Penulis juga memberikan saran kepada beberapa pihak yang dianalisa melalui makalah ini,
sebagai berikut :
15
DAFTAR PUSTAKA
Anas M.F, Ainy.R, dan Yaoi Hidetoshi, Kajian Strategi Produksi Bersih di Industri kecil:
Tapioka Kasus Keluarahan CIluar, Kecamatan Bogor Utara, Jurnal Teknik Industri
Pertanian, Volume 18, Nomor 2
Cuk Prayitno. 2010. Tinjauan Yuridis Kepemilikan Kekayaan Negara Yang Dipisahkan Dan
Pertanggungjawaban Pengurus Badan Usaha Milik Negara Yang Berbentuk Persero
Jakarta : Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Indonesia.
Harahap, Y. (2021). Hukum perseroan terbatas. Sinar Grafika (Bumi Aksara).
Isnaeni, D. 2021. Peran Notaris Dalam Pendirian Pt Usaha Mikro Dan Kecil. Jurnal Hukum
Dan Kenotariatan
Prasetya, R. (2022). Perseroan Terbatas: Teori dan Praktik. sinar grafika.
Prasetyo, K. 2018. Aspek Hukum Pendirian Perseroan Terbatas Menurut UU No. 40 Tahun
2007.
Rambing, Nicky Yitro Mario. 2013. Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan Terbatas (PT)
Di Indonesia. Lex Privatum. 1(2): 72-78.
Sari, S. F. D. N. (2018). Peran Notaris Dalam Proses Pembuatan Akta Pendirian Perseroan
Terbatas. Lex Renaissance, 3(2), 407-422.
Sentot, AL Sudarwanto. Hukum Perindustrian Indonesia. Yogyakarta : 2018
Sinaga, Niru Anita. 2018. Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroan Terbatas Di Indonesia. Jurnal
Ilmiah Hukum Dirgantara. 8(2): 17-58.
Sudarso, A., Purba, B., Ardiana, D. P. Y., Manullang, S. O., Karim, A., Purba, P. B., &
Septarini, R. S. 2020. Konsep E-Bisnis. Yayasan Kita Menulis.
Teguh, M Pangestu, Nurul Aulia, Hukum Perseroan Terbatas Dan Perkembangannya Di
Indonesia. 2017. Bussnies Law Review, Vol. 1, No. 3
Yitro, Nicky Mario Rambing. 2013. Syarat- Syarat Sah Pendiriam Perseroan Terbatas (PT)
Di Indonesia, Lex Privatum, Vol. 1, No. 2
Perundang-Undangan :
Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
Undang -Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
16